Anda di halaman 1dari 5

1

Kontroversi Mobil Murah


Latarbelakang Masalah
Isu terbaru dan cukup hangat adalah masalah mobil murah dan ramah
lingkungan (low cost green car) produksi Kementerian Perindustrian yang
direncanakan akan dijual kepada masyarakat disamping ekspor.
Reaksi keras menentang rencana produksi dan memasarkan produk tersebut
ke dalam masyarakat datang dari Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta, dan Gubernur
Jawa tengah Ganjar Pranowo, yang kebetulan kedua-duanya dari PDI-P dengan
alasan kemacetan kota Jakarta dan kota-kota di Jawa Tengah akan bertambah parah.
Sementara itu, media massa sedemikian jauh belum menyuarakan sikapnya,
meskipun berkat media massa isu tersebut praktis telah menjadi berita yang cukup
luas di tangkap masyarakat dan menjadi materi perdebatan secara terbuka oleh
berbagai tokoh masyarakat, antara mereka yang pro pemerintah dan mereka yang
pro Joko Widodo. Media massa menyajikan banyak membuat berita mengenai mobil
murah, menandai bahwa isu mobil murah adalah isu yang sensitif.
Dengan disertai penghargaan kepada media massa yang telah secara tidak
sadar menyajikan isu tersebut sebagai informasi yang luas kepada masyarakat,
diantaranya kepada lembaga intelijen sekalipun seperti BIN tentunya juga
merupakan informasi berharga untuk digunakan sebagai bahan mengantisipasi
saran dan tindakan yang mungkin diajukan kepada Pemerintah apabila diperlukan.
Kontra
Dari berbagai berita yang beredar terkait low cost green car, ternyata masih
menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat. Menurut anggota Komisi V DPR dari
Fraksi PDIP Nusyirwan Soejono, cara penjualan mobil murah ke seluruh wilayah
Indonesia tidak ada gunanya, karena kehadiran mobil murah atau mobil LCGC akan
menambah kemacetan setiap hari. Nusyirwan memberi contoh, pemasaran mobil
murah dilakukan di Pacitan, Jawa Timur. Namun kendaraan yang dibeli di kota kecil
sudah bisa masuk ke kota besar seperti Surabaya. "Apa kendaraan tidak boleh ke
Surabaya? Tidak ada ketentuan klausul membatasi pengemudi antar pulau antar
daerah," ungkap Nusyirwan. Nusyirwan menambahkan penjatahan, penjualan itu
tidak sama dengan membatasi penggunaannya melakukan perjalanan. Karena hal
tersebut, kota-kota besar juga akan merasakan kemacetan yang lebih parah akibat
mobil murah tersebut
Pro
Pendapat berbeda disampaikan Ketua DPR-RI, Marzuki Alie. Menurut politikus
Partai Demokrat ini, dirinya setuju dengan wacana mobil murah yang digulirkan
pemerintah melalui Low Cost Green Car (LCGC) dengan kisaran harga di bawah
Rp100 juta untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (subsidi) dan
memperkuat industri otomotif Indonesia. Marzuki menilai mobil murah tersebut
dapat memperkuat industri di Indonesia khususnya dalam menghadapi persaingan
perdagangan bebas ASEAN 2015 mendatang. "Persoalan kemacetan jangan
dikaitkan dengan industrialisasi. Bangun industri penting loh, ada lokomotif yang
harus kita kedepankan. Kita unggulnya dalam bidang apa di kawasan ASEAN, kalau
kita unggulnya dalam otomotif, kita kembangkan bidang otomotif," beber Marzuki di
Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (21/9/2013). Sangat berbahaya bagi Indonesia
tidak memiliki unggulan dalam pasar bebas ASEAN. Jika tidak siap, mau atau tidak
mau, kata dia, Indonesia tetap akan dibanjiri mobil murah dari negara lain. Terkait

2
dengan adanya keberatan soal pengadaan mobil murah yang bisa menyebabkan
kemacetan, seperti dikatakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, menurut Marzuki
itu persoalan lain.
Pendapat Masyarakat
Sementara itu, berbagai kalangan di masyarakat yang pro atau setuju
dengan program pemerintah terkait mobil murah tersebut pada intinya
menyatakan, program mobil murah dan berteknologi ramah lingkungan. Hal ini
merupakan kebutuhan di Indonesia, sebab saat ini mobil ramah lingkungan sangat
minim. Namun, karena infrastruktur jalan dan transportasi umum masih dalam
pembenahan, hendaknya produksi mobil murah dilakukan dalam jumlah yang tidak
banyak. Sebab, jika produksi tinggi, sementara angkutan umum dan jalan masih
tebatas, maka kemacetan lalu lintas yang saat ini sudah padat akan semakin parah,
seperti kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang setiap hari
disesaki jutaan kendaraan pribadi, baik mobil maupun motor. Nah, jika LCGC dijual
secara besar-besaran di kawasan ini, maka upaya pemerintah untuk mengurai
kepadatan jalan semakin sulit. Apalagi program pembangunan MRT dan Monorail di
Jakarta masih belum terealisasi.
Kesimpulan
Menurut saya, hal terpenting yang harus kita perhatikan Menjelang
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, peluang untuk pasar otomotif terlebih
produk mobil murah sangat terbuka jadi kita berharap Indonesia jadi salah satu
produsen produk otomotif.

CHEAP CAR CONTROVERSY

Background Issues
Latest issues and problems the car is warm enough cheap and environmentally friendly
(low cost green car) Ministry of Industry production is planned to be sold to the public in
addition to exports.
Strong reaction against the production plan and market the product comes into the society
of Joko Widodo, Jakarta Governor, and the Governor of Central Java Ganjar Pranowo, who
happened to both of the PDI-P with congestion reasons Jakarta and cities in Central Java will
worse.
Meanwhile, the mass media so far has not voiced his attitude, though thanks to the
practical issues of mass media has become fairly widespread news in the community and be
arrested openly debate material by various public figures, among them were pro-government and
pro Joko Widodo. The media presents many make news about cheap car, cheap car indicating
that the issue is a sensitive issue.
With respect to the media along with who had unconsciously presenting the issue as
extensive information to the public, including the intelligence agencies even as BIN must also
valuable information to be used as materials in anticipation of advice and actions that may be
submitted to the Government if necessary.

Cons
From various news related outstanding low cost green car, it still raises the pros and cons
in the community. According to members of the House of Representatives Commission V PDIP
Nusyirwan Soejono, how cheap car sales to all parts of Indonesia is of no use, because the
presence of cheap cars or cars LCGC will add to congestion every day. Nusyirwan give an
example, a marketing cheap car made in Pacitan, East Java. However, the vehicles purchased in
the small town has been able to get into the big cities such as Surabaya. "What vehicle should not
be to Surabaya? There is no provision limiting clause driver inter-regional inter-island," said

Nusyirwan. Nusyirwan added allotment, the sale was not the same as restricting its use to travel.
Because of this, large cities will also feel more severe congestion due to the cheap car

Pro
Opinions differ by the Chairman of the House of Representatives, Marzuki Alie.
According to Democratic Party politician, he agrees with cheap car discourse initiated by the
government through the Low Cost Green Car (LCGC) with a price range of under 100 million to
reduce fuel consumption (subsidies) and strengthen Indonesia's automotive industry. Marzuki
assessing the cheap car can strengthen the industry in Indonesia, particularly in the face of an
ASEAN Free Trade 2015. "The issue of congestion not associated with industrialization. Waking
important industrial tablets, there is a locomotive that we have put forward. Primacy in the field
of what we in the ASEAN region, if we are pre-eminent in the automotive, we develop the
automotive field," say at Warung Daun Cikini Marzuki, Jakarta, Saturday (09/21/2013). Very
dangerous for Indonesia does not have a seed in the ASEAN free market. If not ready, willing or
unwilling, he said, Indonesia would be flooded with cars still cheap from other countries.
Associated with the presence of mind regarding the procurement of cheap cars that could cause
congestion, as said Jakarta Governor Joko Widodo, according to Marzuki is another matter. \

Public Opinion
Meanwhile, various groups in society are pro or disagree with government programs
related to the cheap car basically stated, program cheap cars and environmentally friendly
technology. This is a necessity in Indonesia, because the current was minimal environmentally
friendly cars. However, because the road infrastructure and public transport is still in
improvement, cheap car production should be done in a number that is not much. Therefore, if
high production, while public transport and roads still enjoy unlimited, then the traffic jams that
are now densely going to get worse, as the area of Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi
every day crowded with millions of private vehicles, both cars and motors. Well, if LCGC sold
on a large scale in this region, then the government's efforts to break down the harder road
density. Moreover, development programs and the MRT in Jakarta Monorail still not been
realized.

Conclusion
In my opinion, the most important thing we have to consider Ahead of the Asean
Economic Community (AEC) by 2015, opportunities for the automotive market's first product
was an open car so we expect Indonesia to be one of the producers of automotive products.

Anda mungkin juga menyukai