Disusun Oleh :
Shintya Fella Adlina
01.210.6278
Pembimbing :
dr. Abdul Hakam, Msi. Med., Sp. A
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Alamat
5. Suku
6. Agama
7. Pekerjaan
8. Masuk RS
9. Dirawat ruang
10. Keluar tanggal
11. No. Rekam medis
II.
: An. M H
: 8,5 Tahun
: laki laki
: Jekulo, 02/06 Kudus
: Jawa
: Islam
: Siswa SD
: 23 Juni 2015
: Bougenvile 2; Kelas 3
: 25 Juni 2015
: 652 052
KELUHAN UTAMA
Demam
pada hari ke 2 demam, kemudian cek darah di puskesmas pada hari ke 5 demam.
Pasien disarankan untuk mondok di RSU Kudus namun pasien menolak, pasien baru
datang ke RSU Kudus pada malam harinya, hasil lab dari puskesmas terlampir.
Riwayat BAB pasien belum BAB sejak sakit 5 hari. Riwayat BAK lancar, warna
kurning jernih, nyeri (-), darah (-).
Saat ini demam sudah turun, nyeri ulu hati dan sakit kepala sudah berkurang.
sakit. Sebelumnya waktu pasien berusia 8,5 bulan dirawat di rumah sakit karena
diare.
o
o
Kejang (-)
Alergi obat (-)
RIWAYAT KELAHIRAN
o Hamil aterm lahir secara spontan pervaginam ditolong oleh bidan
o Langsung menangis
o Berat badan lahir 2700 gram
o Panjang badan saat lahir 47 cm
o Lingkar kepala saat lahir ibu tidak ingat
o Lingkar dada saat lahir ibu tidak ingat
o Tidak ada kelainan bawaan
tepung pada usia 6 bulan, kemudian mulai makan nasi, sayur, daging pada usia 1
tahun.
RIWAYAT IMUNISASI
o Imunisasi diberikan lengkap dan sesuai dengan jadwal imunisasi di posyandu
Usia
(bulan
)
Hepatitis B , BCG
Campak
RIWAYAT LINGKUNGAN
Di daerah tempat tinggal pasien, keluarga mengaku bahwa dalam 1 RT terdapat 1
kasus DD/DBD dan di rawat inap di RSUD dr.Loekmonohadi Kudus.
III.
Keadaan umum
:
Kesadaran
:
Tanda vital
o Denyut nadi
o Laju pernafasan
o SpO2
o Suhu
Antropometri
o Berat Badan
: 22 kg
o Tinggi Badan
: 130 cm
o BMI = 13,017 kg/m2
Kepala
: normocephali, hematoma -
Mata
Telinga
mata cekung -/pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya +/+
: bentuk normal, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tarik aurikula -/-,
pembesaran KGB retroaurikula -/-, liang telinga lapang dextra
Hidung
Mulut
Leher
Cor
Inspeksi
Palpasi
et sinistra, serumen -/-, sekret -/: bentuk normal, septum deviasi -, sekret -/: bibir normal, gigi berlobang (-), caries (-).
tonsil T1-T1, hiperemis -/-, detritus -/-, mukosa faring tidak
hiperemis , lidah bersih. Bibir kering.
: deviasi -, trakea letak di tengah, nyeri tekan -, krepitasi
: pulsasi ictus cordis tak tampak
: pulsasi ictus cordis teraba di ICS V, di midclavicula line
sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur -, gallop -
Pulmo
Inspeksi
: bentuk dada normal, saat inspirasi dan ekspirasi tidak ada sisi
nyeri tekan
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen
Inspeksi : Perut datar
Palpasi
: hepatomegaly (-), spleen tidak teraba, NT (+) epigastrium dan
hypocondriaca dextra.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) N
Ekstremitas
A. FOLLOW UP
Tanggal
S:
O:
KU
Kesadaran
Nadi
Suhu
RR
Mata
Cor
Pulmonal
Abdomen
Kulit
Ekstremitas
DBD
A:
24/06/2015
(HR 1, HS 6)
Demam naik turun
sejak 5 hari yang
lalu. Batuk pilek (-),
mimisan (-), muntah
(-), Nyeri ulu hati
(+) Belum BAB 6
hari
Baik
Compos mentis
100
37.5
20
CA -/SI -/Bunyi jantung S1S2 reguler, murmur
(-), gallop (-)
Suara vesikuler di
seluruh lapang paru,
ronkhi -/-, wheezing
-/Flat, soepel, BU
(+).
NT
(+)
epigastrium
dan
hypocondriaca
dextra
Turgor
baik.
Petechiae
(-).
Mukosa
mulut
kering
Akral
hangat,
Oedema -/DBD
Ranitidin 3 x amp
Dexa 3 x amp
Antasid 3 x 2 cth
Infus RL 20 tpm
B. PEMERIKSAAN PENUNJANG
25/06/2015
(HR 2, HS 7)
Demam sudah turun
Batuk
pilek
(-),
mimisan (-), muntah
(-), mencret (-), Nyeri
ulu hati berkurang
belum BAB 7 hari.
26/06/2015
(HR 3, HS 7)
Sudah tidak demam,
sudah mau makan
sedikit-sedikit, belum
BAB 8 hari.
Baik
Compos mentis
94
36.5
20
CA -/SI -/Bunyi jantung S1-S2
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Suara vesikuler di
seluruh lapang paru,
ronkhi -/-, wheezing
-/Flat, soepel, BU (+).
NT (+) epigastrium
dan Hypocondriaca
Dextra minimal
Baik
Compos mentis
96
37.1
21
CA -/SI -/Bunyi jantung S1-S2
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Suara vesikuler di
seluruh lapang paru,
ronkhi -/-, wheezing
-/Flat, soepel, BU (+).
NT (-).
Turgor
Petechiae (-)
baik. Turgor
Petechiae (-)
Akral
hangat,
Oedema-/DBD
Ranitidin 3 x amp
Dexa 3 x amp
Antasid 3 x 2 cth
Infus RL 20 tpm
baik.
Akral
hangat,
Oedema-/DBD
BLPL
Cefadroxyl 2 x 1 cth
HASIL
SATUAN
RUJUKAN
Leukosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Eritrosit
5,3
17,0
48,6
76
6,30
10^3/ul
g/dl
%
10^3/ul
Jt/ul
4.5-14.5
11.5-15.5
35-45
150-400
4.0-5.2
HASIL
SATUAN
RUJUKAN
2,7
4,67
13,6
38,8
64
18,7
63,2
14,0
0.0
0.3
10^3/ul
Jt/ul
g/dl
%
10^3/ul
%
%
%
%
%
4.5-14.5
4.0-5.2
11.5-15.5
35-45
150-400
50-70
25-40
2-8
2-4
0-1
SGOT
SGPT
113
37
U/L
U/L
0-50
0-50
HASIL
SATUAN
RUJUKAN
3,4
4,06
12.0
34,0
65
30,0
59,9
10,1
10^3/ul
Jt/ul
g/dl
%
10^3/ul
%
%
%
4.5-14.5
4.0-5.2
11.5-15.5
35-45
150-400
43-16
25-40
2-8
C. DIAGNOSIS
Diagnosa kerja
- Demam Berdarah Dengue
Diagnosis Banding :
- Demam Berdarah Dengue
- Demam Dengue
- Demam Chikungunya
D. ANJURAN PEMERIKSAAN
Darah rutin
E. PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Infus RL 20 tpm
Inj. Ranitidin 3 x amp
Inj. Dexamethason 3 x amp
Antasida sirup 3 x C I
Non farmakologi
Bed Rest
Asupan cairan dan nutrisi.
Mengedukasi pasien mengenai gejala-gejala dan penatalaksanaan awal
DD/DB :
~ Kenali gejala DD/DBD : demam mendadak tanpa sebab yang jelas,
terus menerus, badan lemas, dan anak tampak lesu.
~ Penatalaksanaan awal : berikan banyak Air dan berikan paracetamol,
serta kompres pasien. Bila tidak ada perbaikan dan disertai tanda-tanda
kedaruratan seperti syok (gelisah, nafas cepat, bibir biru, tangan dan
kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus, kejang, kesadaran
menurun, muntah darah, berak hitam maka segera bawa pasien untuk
F. PROGNOSIS
1. ad Vitam
2. ad Fungtionam
3. ad Sanationam
: dubia ad bonam
:dubia ad bonam
: dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
A. Epidemiologi
Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan global. Dalam tiga dekade
terakhir terjadi peningkatan angka kejadian penyakit tersebut di berbagai negara yang dapat
menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1%. Penyakit dengue terutama ditemukan di
daerah tropis dan subtropis dengan sekitar 2,5 milyar penduduk yang memiliki resiko untuk
terjangkit penyakit ini.
merupakan daerah endemis termasuk Indonesia yang termasuk kategori endemik A (Endemik
tinggi). Infeksi virus dengue termasuk alasan utama rawat inap dan salah satu penyebab
utama kematian pada anak.
Tabel 1 : Jumlah Kasus dan Angka Kematian DBD di Indonesia tahun 2008 2012
Tahun
2008
Jumlah Kasus
137.469
2009
154.855
0,89
2010
156.086
0,87
2011
65.725
0,80
2012
90.245
0,88
Tahun 2008 dilaporkan jumlah kasus DBD 137.469 orang, kemudian meningkat pada
tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah kasus lebih dari
setengahnya, namun meningkat kembali pada tahun 2012.
B. Etiologi
Penyebab penyakit Dengue adalah Arthrophod borne virus, family Flaviviridae, genus
flavivirus. Virus berukuran kecil (50 nm) ini memiliki single standard RNA. Virion-nya
terdiri dari nucleocapsid dengan bentuk kubus simetris dan terbungkus dalam amplop
lipoprotein.Genome (rangkaian kromosom) virus Dengue berukuran panjang sekitar 11.000
dan terbentuk dari tiga gen protein struktural yaitu Capsid (C), pre-membrane (preM) dan
suatu protein envelope (E) serta tujuh protein non struktural (NS).
Terdapat empat serotipe virus yang disebut DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV4. Ke empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hasil penelitian
di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan
merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan
Dengue -4.
Terinfeksinya seseorang dengan salah satu serotipe tersebut diatas, akan menyebabkan
kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang bersangkutan. Meskipun keempat
serotipe virus tersebut mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka berbeda dalam
menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah satu dari
mereka.
a.Vektor DBD
Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). Ae
aegypti merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain seperti
Ae.albopictus, Ae.polynesiensis dan Ae. niveus juga dianggap sebagai vektor sekunder.
Kecuali Ae.aegypti semuanya mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang
terbatas. Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya
mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding Ae.aegypti.
Ae.aegypti
b. Siklus penularan
Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia menghisap darah
dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia) yaitu 2 hari sebelum panas
sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap
darah penderita yang sedang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan tetap infektif selama
hidupnya Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk
bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit
dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa
inkubasi di tubuh manusia selama 3 - 4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal
penyakit secara mendadak, yang ditandai demam, pusing, myalgia (nyeri otot), hilangnya
nafsu makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya.
Viremia biasanya muncul pada saat atau sebelum gejala awal penyakit tampak dan
berlangsung selama kurang lebih lima hari. Saat-saat tersebut penderita dalam masa sangat
infektif untuk vektor nyamuk yang berperan dalam siklus penularan, jika penderita tidak
terlindung terhadap kemungkinan digigit nyamuk. Hal tersebut merupakan bukti pola
penularan virus secara vertikal dari nyamuk-nyamuk betina yang terinfeksi ke generasi
berikutnya.
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klinis
Definisi Operasional DD dan DBD
1. Demam Dengue ialah penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas
berlangsung selama 2-7 hari terus menerus, bifasik dan disertai dengan 2 atau lebih tandatanda : Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena maupun berupa uji torniquet positif. Nyeri
kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital. Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah,
rumah atau disekitar rumah. Leukopenia < 4.000/mm3, Trombositopenia < 100.000/mm3.
2. Demam Berdarah Dengue ialah penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab yang
jelas berlangsung selama 2-7 hari terus menerus (kontinua) dan disertai dengan 2 atau lebih
manifestasi klinis : Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena maupun berupa uji torniquet
positif. Nyeri kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital. Dijumpai kasus DBD baik di
lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah. Hepatomegali, terdapat kebocoran plasma
yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala : Peningkatan hematokrit > 20% dari
pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut umur, ditemukan adanya efusi pleura,
asites, hipoalbuminemia, hipoproteinemia, Trombositopenia < 100.000/mm3.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan, 2006, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia
2. Departemen Kesehatan, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Indonesia
3. Departemen Kesehatan, 2003, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam
Dengue dan Demam Berdarah Dengue
4. IDAI, 2014, Pedoman Diagnosis dan Infeksi Virus Dengue Pada Anak.
5. WHO, 1997, Dengue Haemorrhagic Fever, Diagnosis treatment, prevention and
control, second edition, World Health Organization,Geneva 1997.
6. Buku Ajar Infeksi Tropik, 2009