Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

SEORANG ANAK 8,5 TAHUN DENGAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Disusun Oleh :
Shintya Fella Adlina
01.210.6278

Pembimbing :
dr. Abdul Hakam, Msi. Med., Sp. A

BAGIAN KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS
PERIODE 8 JUNI 2015 2 AGUSTUS 2015

LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama
2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Alamat
5. Suku
6. Agama
7. Pekerjaan
8. Masuk RS
9. Dirawat ruang
10. Keluar tanggal
11. No. Rekam medis
II.

: An. M H

: 8,5 Tahun
: laki laki
: Jekulo, 02/06 Kudus
: Jawa
: Islam
: Siswa SD
: 23 Juni 2015
: Bougenvile 2; Kelas 3
: 25 Juni 2015
: 652 052

ANAMNESIS ( 24 Juni 2015 )


Anamnesis dilakukakan secara autoanamnesa dengan penderita dan alloanamnesa dengan
keluarga.

KELUHAN UTAMA
Demam

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi dengan keluhan demam 5 hari
sebelum masuk rumah sakit, demam dirasakan terus menerus, turun sebentar jika diberi
obat penurun panas, tapi kemudian naik lagi.
Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati, sakit kepala dan badan pegal pegal sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh mual dan muntah setiap kali makan berisi
makanan dan ada bercak kehitaman, mimisan disangkal, gusi berdarah disangkal. Nafsu
makan pasien berkurang, tetapi minum masih baik. Pasien sudah periksa di puskesmas

pada hari ke 2 demam, kemudian cek darah di puskesmas pada hari ke 5 demam.

Pasien disarankan untuk mondok di RSU Kudus namun pasien menolak, pasien baru
datang ke RSU Kudus pada malam harinya, hasil lab dari puskesmas terlampir.

Riwayat BAB pasien belum BAB sejak sakit 5 hari. Riwayat BAK lancar, warna
kurning jernih, nyeri (-), darah (-).
Saat ini demam sudah turun, nyeri ulu hati dan sakit kepala sudah berkurang.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Sakit seperti ini sebelumnya disangkal. Pasien mengaku 2 kali ini dirawat di rumah

sakit. Sebelumnya waktu pasien berusia 8,5 bulan dirawat di rumah sakit karena
diare.
o
o

Kejang (-)
Alergi obat (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


o
o

Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal.


Riwayat Alergi (-)

RIWAYAT KELAHIRAN
o Hamil aterm lahir secara spontan pervaginam ditolong oleh bidan
o Langsung menangis
o Berat badan lahir 2700 gram
o Panjang badan saat lahir 47 cm
o Lingkar kepala saat lahir ibu tidak ingat
o Lingkar dada saat lahir ibu tidak ingat
o Tidak ada kelainan bawaan

RIWAYAT PEMELIHARAAN PRENATAL


o Ibu pasien memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke bidan
o Tidak pernah menderita penyakit selama kehamilan

RIWAYAT PEMERIKSAAN POSTNATAL


o Pemeriksaan postnatal dilakukan di bidan dan tidak ditemukan kelainan pada anak

RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN ANAK


o Pertumbuhan
Berat badan lahir 2700 gram, panjang badan lahir 47 cm
Berat badan sekarang 22 kg, tinggi badan sekarang 130 cm
Usia saat ini 8,5 tahun.
o Perkembangan
Tidak ada gangguan perkembangan mental dan emosi
RIWAYAT MAKAN DAN MINUM
o ASI hingga usia 2 tahun 2 bulan pertama dengan susu formula, mulai diberi bubur

tepung pada usia 6 bulan, kemudian mulai makan nasi, sayur, daging pada usia 1
tahun.

RIWAYAT IMUNISASI
o Imunisasi diberikan lengkap dan sesuai dengan jadwal imunisasi di posyandu

Usia
(bulan
)

Vaksin yang didapatkan

Hepatitis B dan polio

Hepatitis B , BCG

Polio dan DPT

Polio dan DPT

Hepatitis B, polio, dan DPT

Campak

RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan adik pasien. Pasien adalah anak pertama dari 2
bersaudara. Biaya RS ditanggung BPJS kelas 3.

RIWAYAT LINGKUNGAN
Di daerah tempat tinggal pasien, keluarga mengaku bahwa dalam 1 RT terdapat 1
kasus DD/DBD dan di rawat inap di RSUD dr.Loekmonohadi Kudus.

III.

PEMERIKSAAN FISIK (24 Juni 2015)

Keadaan umum
:
Kesadaran
:
Tanda vital
o Denyut nadi
o Laju pernafasan
o SpO2
o Suhu
Antropometri

Tampak sakit sedang


Compos mentis, GCS 15
:
:
:
:

123 x/menit, regular, isi cukup


20 x/menit
99%
37,1o C (aksila)

o Berat Badan
: 22 kg
o Tinggi Badan
: 130 cm
o BMI = 13,017 kg/m2

BB/U = 22 / 27 x 100% = 81,4 % (normal / normoweight)


TB/U = 130 / 130 x 100% = 100 % (perawakan normal / normal height)
BB/TB = 22 / 27 x 100% = 81,4 % (gizi cukup, MEP ringan)

BMI : 13,017 kg/m2 (Underweight)

Kepala

: normocephali, hematoma -

Mata

: edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,

Telinga

mata cekung -/pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, refleks cahaya +/+
: bentuk normal, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tarik aurikula -/-,
pembesaran KGB retroaurikula -/-, liang telinga lapang dextra

Hidung
Mulut

Leher
Cor
Inspeksi
Palpasi

et sinistra, serumen -/-, sekret -/: bentuk normal, septum deviasi -, sekret -/: bibir normal, gigi berlobang (-), caries (-).
tonsil T1-T1, hiperemis -/-, detritus -/-, mukosa faring tidak
hiperemis , lidah bersih. Bibir kering.
: deviasi -, trakea letak di tengah, nyeri tekan -, krepitasi
: pulsasi ictus cordis tak tampak
: pulsasi ictus cordis teraba di ICS V, di midclavicula line

sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur -, gallop -

Pulmo
Inspeksi

: bentuk dada normal, saat inspirasi dan ekspirasi tidak ada sisi

yang tertinggal, retraksi otot pernafasan Palpasi


: pengembangan dada sama kuat kanan dan kiri, krepitasi -,

nyeri tekan
Perkusi : sonor +/+
Auskultasi : Vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen
Inspeksi : Perut datar
Palpasi
: hepatomegaly (-), spleen tidak teraba, NT (+) epigastrium dan

hypocondriaca dextra.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) N

Ekstremitas

A. FOLLOW UP

: akral hangat, sianosis -/-, capillary refill time < 2 detik

Tanggal
S:

O:

KU
Kesadaran
Nadi
Suhu
RR
Mata
Cor

Pulmonal

Abdomen

Kulit

Ekstremitas
DBD
A:

24/06/2015
(HR 1, HS 6)
Demam naik turun
sejak 5 hari yang
lalu. Batuk pilek (-),
mimisan (-), muntah
(-), Nyeri ulu hati
(+) Belum BAB 6
hari
Baik
Compos mentis
100
37.5
20
CA -/SI -/Bunyi jantung S1S2 reguler, murmur
(-), gallop (-)
Suara vesikuler di
seluruh lapang paru,
ronkhi -/-, wheezing
-/Flat, soepel, BU
(+).
NT
(+)
epigastrium
dan
hypocondriaca
dextra
Turgor
baik.
Petechiae
(-).
Mukosa
mulut
kering
Akral
hangat,
Oedema -/DBD
Ranitidin 3 x amp
Dexa 3 x amp
Antasid 3 x 2 cth
Infus RL 20 tpm

B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

25/06/2015
(HR 2, HS 7)
Demam sudah turun
Batuk
pilek
(-),
mimisan (-), muntah
(-), mencret (-), Nyeri
ulu hati berkurang
belum BAB 7 hari.

26/06/2015
(HR 3, HS 7)
Sudah tidak demam,
sudah mau makan
sedikit-sedikit, belum
BAB 8 hari.

Baik
Compos mentis
94
36.5
20
CA -/SI -/Bunyi jantung S1-S2
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Suara vesikuler di
seluruh lapang paru,
ronkhi -/-, wheezing
-/Flat, soepel, BU (+).
NT (+) epigastrium
dan Hypocondriaca
Dextra minimal

Baik
Compos mentis
96
37.1
21
CA -/SI -/Bunyi jantung S1-S2
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Suara vesikuler di
seluruh lapang paru,
ronkhi -/-, wheezing
-/Flat, soepel, BU (+).
NT (-).

Turgor
Petechiae (-)

baik. Turgor
Petechiae (-)

Akral
hangat,
Oedema-/DBD
Ranitidin 3 x amp
Dexa 3 x amp
Antasid 3 x 2 cth
Infus RL 20 tpm

baik.

Akral
hangat,
Oedema-/DBD
BLPL
Cefadroxyl 2 x 1 cth

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH


Pemeriksaan darah tanggal 23/06/2015 (lampiran puskesmas)
PEMERIKSAAN
Hematologi

HASIL

SATUAN

RUJUKAN

Leukosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Eritrosit

5,3
17,0
48,6
76
6,30

10^3/ul
g/dl
%
10^3/ul
Jt/ul

4.5-14.5
11.5-15.5
35-45
150-400
4.0-5.2

Pemeriksaan Darah tanggal 24/06/2015


PEMERIKSAAN
Hematologi

HASIL

SATUAN

RUJUKAN

Hema rutin 5 diff


Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Netrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil

2,7
4,67
13,6
38,8
64
18,7
63,2
14,0
0.0
0.3

10^3/ul
Jt/ul
g/dl
%
10^3/ul
%
%
%
%
%

4.5-14.5
4.0-5.2
11.5-15.5
35-45
150-400
50-70
25-40
2-8
2-4
0-1

SGOT
SGPT

113
37

U/L
U/L

0-50
0-50

Pemeriksaan tanggal 25/06/2015


PEMERIKSAAN
Hematologi
Hema rutin 3 diff
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Granula
Limfosit
Monosit

HASIL

SATUAN

RUJUKAN

3,4
4,06
12.0
34,0
65
30,0
59,9
10,1

10^3/ul
Jt/ul
g/dl
%
10^3/ul
%
%
%

4.5-14.5
4.0-5.2
11.5-15.5
35-45
150-400
43-16
25-40
2-8

C. DIAGNOSIS
Diagnosa kerja
- Demam Berdarah Dengue

Diagnosis Banding :
- Demam Berdarah Dengue
- Demam Dengue
- Demam Chikungunya

D. ANJURAN PEMERIKSAAN
Darah rutin
E. PENATALAKSANAAN
Farmakologi
Infus RL 20 tpm
Inj. Ranitidin 3 x amp
Inj. Dexamethason 3 x amp
Antasida sirup 3 x C I

Non farmakologi
Bed Rest
Asupan cairan dan nutrisi.
Mengedukasi pasien mengenai gejala-gejala dan penatalaksanaan awal
DD/DB :
~ Kenali gejala DD/DBD : demam mendadak tanpa sebab yang jelas,
terus menerus, badan lemas, dan anak tampak lesu.
~ Penatalaksanaan awal : berikan banyak Air dan berikan paracetamol,
serta kompres pasien. Bila tidak ada perbaikan dan disertai tanda-tanda
kedaruratan seperti syok (gelisah, nafas cepat, bibir biru, tangan dan
kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus, kejang, kesadaran
menurun, muntah darah, berak hitam maka segera bawa pasien untuk

dibawa ke tenaga kesehatan terdekat.


Mengedukasi pasien untuk melakukan tindakan pencegahan DD/DBD.
Pencegahan berfokus pada pemberatasan jentik-jentik nyamuk Aedes-aegypti,
dengan cara:
~ Membersihkan tempat-tempat penampungan air yang ada di rumah
seminggu sekali dan menutup tempat-tempat penampungan air.
~ mengubur atau membuang sampah pada tempatnya.
~ Pada tempat atau bak air yang sulit dibersihkan, gunakan bubuk abate.
~ Pada saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk dapat menggunakan
kelambu.

F. PROGNOSIS
1. ad Vitam
2. ad Fungtionam
3. ad Sanationam

: dubia ad bonam
:dubia ad bonam
: dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA

A. Epidemiologi

Infeksi virus dengue merupakan masalah kesehatan global. Dalam tiga dekade
terakhir terjadi peningkatan angka kejadian penyakit tersebut di berbagai negara yang dapat
menimbulkan kematian sekitar kurang dari 1%. Penyakit dengue terutama ditemukan di
daerah tropis dan subtropis dengan sekitar 2,5 milyar penduduk yang memiliki resiko untuk
terjangkit penyakit ini.

Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 1,3 milyar

merupakan daerah endemis termasuk Indonesia yang termasuk kategori endemik A (Endemik
tinggi). Infeksi virus dengue termasuk alasan utama rawat inap dan salah satu penyebab
utama kematian pada anak.
Tabel 1 : Jumlah Kasus dan Angka Kematian DBD di Indonesia tahun 2008 2012
Tahun
2008

Jumlah Kasus
137.469

Angka Kematian (%)


0,86

2009

154.855

0,89

2010

156.086

0,87

2011

65.725

0,80

2012

90.245

0,88

Tahun 2008 dilaporkan jumlah kasus DBD 137.469 orang, kemudian meningkat pada
tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2011 terjadi penurunan jumlah kasus lebih dari
setengahnya, namun meningkat kembali pada tahun 2012.

B. Etiologi
Penyebab penyakit Dengue adalah Arthrophod borne virus, family Flaviviridae, genus
flavivirus. Virus berukuran kecil (50 nm) ini memiliki single standard RNA. Virion-nya
terdiri dari nucleocapsid dengan bentuk kubus simetris dan terbungkus dalam amplop
lipoprotein.Genome (rangkaian kromosom) virus Dengue berukuran panjang sekitar 11.000
dan terbentuk dari tiga gen protein struktural yaitu Capsid (C), pre-membrane (preM) dan
suatu protein envelope (E) serta tujuh protein non struktural (NS).
Terdapat empat serotipe virus yang disebut DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV4. Ke empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai wilayah Indonesia. Hasil penelitian
di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan

merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan
Dengue -4.
Terinfeksinya seseorang dengan salah satu serotipe tersebut diatas, akan menyebabkan
kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang bersangkutan. Meskipun keempat
serotipe virus tersebut mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka berbeda dalam
menimbulkan proteksi silang meski baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah satu dari
mereka.

a.Vektor DBD
Virus Dengue ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). Ae
aegypti merupakan vektor epidemi yang paling utama, namun spesies lain seperti
Ae.albopictus, Ae.polynesiensis dan Ae. niveus juga dianggap sebagai vektor sekunder.
Kecuali Ae.aegypti semuanya mempunyai daerah distribusi geografis sendiri-sendiri yang
terbatas. Meskipun mereka merupakan host yang sangat baik untuk virus dengue, biasanya
mereka merupakan vektor epidemi yang kurang efisien dibanding Ae.aegypti.

Ae.aegypti
b. Siklus penularan
Nyamuk Aedes betina biasanya terinfeksi virus dengue pada saat dia menghisap darah
dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia) yaitu 2 hari sebelum panas
sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari sesudah mengisap
darah penderita yang sedang viremia (periode inkubasi ekstrinsik) dan tetap infektif selama
hidupnya Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk
bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit
dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa
inkubasi di tubuh manusia selama 3 - 4 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal
penyakit secara mendadak, yang ditandai demam, pusing, myalgia (nyeri otot), hilangnya
nafsu makan dan berbagai tanda atau gejala lainnya.
Viremia biasanya muncul pada saat atau sebelum gejala awal penyakit tampak dan
berlangsung selama kurang lebih lima hari. Saat-saat tersebut penderita dalam masa sangat
infektif untuk vektor nyamuk yang berperan dalam siklus penularan, jika penderita tidak
terlindung terhadap kemungkinan digigit nyamuk. Hal tersebut merupakan bukti pola
penularan virus secara vertikal dari nyamuk-nyamuk betina yang terinfeksi ke generasi
berikutnya.

C. Patofisiologi

D. Manifestasi klinis
Definisi Operasional DD dan DBD
1. Demam Dengue ialah penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas
berlangsung selama 2-7 hari terus menerus, bifasik dan disertai dengan 2 atau lebih tandatanda : Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena maupun berupa uji torniquet positif. Nyeri
kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital. Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah,
rumah atau disekitar rumah. Leukopenia < 4.000/mm3, Trombositopenia < 100.000/mm3.
2. Demam Berdarah Dengue ialah penderita demam tinggi mendadak tanpa sebab yang
jelas berlangsung selama 2-7 hari terus menerus (kontinua) dan disertai dengan 2 atau lebih
manifestasi klinis : Manifestasi perdarahan baik spontan seperti petekie, purpura, ekimosis,
epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena maupun berupa uji torniquet
positif. Nyeri kepala, mialgia, atralgia, nyeri retroorbital. Dijumpai kasus DBD baik di
lingkungan sekolah, rumah atau disekitar rumah. Hepatomegali, terdapat kebocoran plasma
yang ditandai dengan salah satu tanda/gejala : Peningkatan hematokrit > 20% dari
pemeriksaan awal atau dari data populasi menurut umur, ditemukan adanya efusi pleura,
asites, hipoalbuminemia, hipoproteinemia, Trombositopenia < 100.000/mm3.

Kriteria Memulangkan Pasien


Pasien dapat dipulangkan, apabila memenuhi semua keadaan dibawah ini:
(1) Tampak perbaikan secara klinis
(2) Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
(3) Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
(4) Hematokrit stabil
(5) Jumlah trombosit >50.000/l
(6) Tiga hari setelah syok teratasi.
(7) Nafsu makan membaik
Upaya pencegahan
Pengendalian Vektor DBD yang paling efisien dan efektif adalah dengan memutus
rantai penularan melalui pemberantasan jentik. Pelaksanaannya di masyarakat dilakukan
melalui upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dalam
bentuk kegiatan 3 M plus. Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, kegiatan 3 M Plus ini
harus dilakukan secara luas/serempak dan terus menerus/berkesinambungan.
PSN DBD dilakukan dengan cara 3M-Plus, 3M yang dimaksud yaitu:
Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan
lain-lain seminggu sekali (M1)
Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain
(M2)
Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan
(M3).

Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti:


Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat-tempat lainnya yang sejenis
seminggu sekali.
Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lainlain)
Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah
yang sulit air
Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air
Memasang kawat kasa
Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar
Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai
Menggunakan kelambu
Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk
Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah.

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan, 2006, Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia
2. Departemen Kesehatan, 2005, Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Indonesia
3. Departemen Kesehatan, 2003, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam
Dengue dan Demam Berdarah Dengue
4. IDAI, 2014, Pedoman Diagnosis dan Infeksi Virus Dengue Pada Anak.
5. WHO, 1997, Dengue Haemorrhagic Fever, Diagnosis treatment, prevention and
control, second edition, World Health Organization,Geneva 1997.
6. Buku Ajar Infeksi Tropik, 2009

Anda mungkin juga menyukai