Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP UJI MATERIAL

AKRONABRASION TESTER

Disusun oleh,
1. Anggy Permata Sari

061540411907

2. Dina Eka Pranata

061540411909

3. Idham Satriawan

061540411913

4. M Hidayat Reftalani

061540411917

5. R.A Septya Wulan Sari

061540411920

6. Widya Dwi Julianti

061540411927

Dosen pembimbing:
Agus Manggala,S.T.,M.T.

LABORATORIUM KIMIA POLIMER


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
ARKONABRASION TESTER
PENGIJIAN KETAHANAN KIKIS ARKON
Tujuan
Mengetahui ketahanan kikis suatu sample yang ingin kita uji
Alat dan bahan
- Abration Tester
- Karet yang sudah divulkanisasi
- Stopwatch

Dasar Teori
Karet merupakan polimer yang bersifat elastis, sehingga dinamakan pula
sebagai elastomer.Saat ini karet tergolong atas karet sintetik dan karet alam.Karet
sintetik dibuat secara polimerisasi fraksi-fraksi minyak bumi.Contoh karet sintetik yang
kini banyak beredar adalah SBR (Strirene Butadiene Rubber), NBR (Nitrile Butadiene
Rubber), karet silikon, Urethane, dan karet EPDM.
Karet alam adalah suatu komoditi homogen yang cukup baik, kualitas dan hasil
produksi karet alam sangat terkenal.Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi,
kekuatan tensil dan dapat dibentuk dengan panas yang rendah.Daya tahan karet terhadap
benturan, goresan, dan koyakan sangat baik.Namun karet alam tidak begitu tahan
terhadap faktor faktor lingkungan, seperti oksidasi dan ozon.Karet alam juga
mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan bahan kimia seperti bensin,
minyak tanah, bensol, pelarut lemak (degreaser), pelarut, pelumas sintetis dan cairan
hidrolik. Karena sifat fisik dan daya tahannya, karet alam dipakai untuk produksi
produksi pabrik yang membutuhkan kekuatan yang tinggi dan panas yang rendah

(misalnya ban pesawat terbang, ban truk raksasa, dan ban ban kendaraan) dan
produksi - produksi teknik lain yang memerlukan daya tahan sangat tinggi

Kompon Karet.
Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain
sehingga sangat disukai. Kompon karet dapat dibuat sesuai dengan formulasi yang
dibutuhkan ,sepertikompon untuk karet vulkanisir ,kompon karet silikon dengan
berbagai pilihan warna,ataupunkompon yang dikerjakan sesuai dengan kriteria akhir
yang dibutuhkan. Sifat mekanik suatu bahan kompon adalah khas dengan kelakuan
viskoelastiknya yang dominan, sebagai contoh, pemelaran (creep) dan relaksasi mudah
terjadi, dan pada pengujian tarik sifat-sifatnya sangat dipengaruhi oleh laju tarikan.Sifatsifatnya juga berubah karena temperatur, oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal
sebelum bahan kompon digunakan .Pengujian sampel bertujuan untuk mengetahui sifatsifat kompon yang dibuat, baik sifat fisis, sifat mekanik maupun sifat termal. Sampel
yang diuji akan diketahui kelebihan dan kekurangannya, dan untuk mengetahui kadar
kelayakan pemakaian serta kualitasnya. Adapun pengujian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pengujian kepegasan pantul dengan standar CNS 3560, kepegasan
pantul/LUPKE (rebound resilience ) ISO 4662 : 1983; ASTM D 1054 1991Syarat
utama yang harus dimiliki oleh kompon adalah ketahanan, kelenturan, kekerasan, daya
tarik, kondisi penyimpanan
Vulkanisasi Karet
Vulkanisasi merupakan proses kimiawi yang bersifat tidak dapat balik dengan
menggunakan bahan pemvulkanisasi seperti sulfur, bahan yang mengandung sulfur dan
peroksida organik. Tujuan vulkanisasi adalah membentuk ikatan silang pada molekul
karet yang fleksibel sehingga menghasilkan jaringan tiga dimensi dan mengubah sifat
karet mentah yang rapuh dan plastis menjadi produk yang lebih kuat.Vulkanisasi karet
biasanya melibatkan pemanasan karet pada suhu 100 180o Morton (1959),
menyatakan bahwa vulkanisasi karet alam dilakukan untuk mengurangi sifat karet alam
yang rapuh pada suhu dingin dan lunak pada suhu panas.Dengan vulkanisasi, produk
karet menjadi lebih fleksibel, stabil terhadap perubahan suhu, daya tahan meningkat dan

penggunaan karet alam semakin luas.Pada dasarnya sistem vulkanisasi digolongkan


menjadi dua macam, yaitu vulkanisasi dengan sulfur dan bukan sulfur.C dengan bahan
pemvulkanisasi serta bahan pencepat dan bahan penggiat (Craig, 1969). Coran (1978)
mendefinisikan vulkanisasi sebagai proses yang melibatkan pembentukan jaringan
molekuler melalui ikatan kimia dari rantai-rantai molekul bebas. Proses ini
meningkatkan kemampuan karet untuk kembali ke bentuk semula setelah dikenai gaya
mekanik. Vulkanisasi, dengan demikian, merupakan reaksi intermolekuler yang
meningkatkan elastisitas karet serta mengurangi sifat plastisitasnya. Sulfur merupakan
bahan pemvulkanisasi yang umum digunakan. Atom sulfur terikat dengan atom karbon
yang memiliki ikatan rangkap membentuk ikatan silang da lam struktur karet.Ikatan
silang inilah yang memberikan sifat elastis pada karakteristik karetviskositas dan
elastisitas yang bekerja secara serentak.Viskositas diperlukan untuk mengukur
ketahanan terhadap aliran (deformasi).
Terjadinya aliran pada karet yang disebabkan oleh adanya tekanan/ gaya
disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1.

Terlepasnya ikatan di dalam atau antara rantai poliisoprena seperti terlepasnya


benang-benang yang telah dirajut. Hal ini terjadi pada tekanan yang rendah

2. Terlepasnya seluruh ikatan rantai poliisoprena dan satu monomer dengan


monomer yang lain saling tindih akan membentuk kristal.
Pengujian ini menurut CNS-743-K047 dan cocok untuk pengujian sample karet
dan pembalut tangki sol sepatu, dan lain-lain.peralatan ini digunakan untuk pengujian
ketahanan kikis sample tersebut.
Jika sample dapat dibuat dari berbagai bentuk, buat sampel dengan bentuk cakram
berukuran 63(OD)X12(ID)X13(t) mm, jika sampel tidak dapat dibuat menjadi bentuk
tersebut maka dibuat sampel strip ukuran 220 panjang, 12,7 lebar, dan 1,5 tebalyang
dapat dilipatkan pada rubber whell. Ratakan ujung-ujung sambungan dengan
gerindauntuk menjaga ketebalan sampel.
setelah membubuhkan lem selama 1 jam tunggu lem sampel sampai kering.
Setelah 30 menit, ukurlah sekali lagi untuk mendapatkan berat yang paling akurat.

Langkah Kerja
1.
2.
3.
4.

Menyiapkan Sample dan men empatkannya pada alat


Meletakkan rubber wheel pada roda dan atud pada sudut 0, 15, dan 20 derajad.
Memberikan Beban yang sesuai, beban yang dipakai 0 lb, 2 lb, dan 6 lb.
Menempatkkan siklus siklus pengujian pada perhitungan (volunter) (ditetapkan pada

400 putaran jika kecepatannya 250 rpm)


5. Setelah pengujian kikis, Spesimen dilepas, dibersikan dari debu kikisan lalu menimbang
beratnya
6. Menghitung nilai kikis untuk masing masing specimen dan bersihkan

Data Pengamatan

Putaran

Sudut

0
400
400
400
400
400

0
15
20
0
15
20

Analisa Percobaan

Berat (gr)
Sebelum
Sesudah
40,28
40,25
40,25
40,20
40,40
40,05
40,05
40,03
40,03
39,94
39,94
39,90

Diameter (gr)
Sebelum
Sesudah
5,9
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8
5,8

Pada percobaan kali ini yaitu adalah arkon abrasion tester atau pengujian ketahanan
kikis arkon, pengujian ini dibuat menurut alat CNS-734-K6047 dan cocok untuk sample
karet dan pembalut tangki sol sepatu, dan lain-lain.
Alat yang digunakan pada percobaan ini namanya adalah Abrasion tester, prinsip kerja
alat ini adalah mengikis suatu karet uji untuk melihat seberapa kuat karet uji dapat
bertahan lama saat menghadapi gesekan, digunakan sebanyak 400 putaran dalan 250
rpm.
Setelah melakukan percobaan dapat kami analisa bahwa, sudut yang dipakai dalam
percobaan ada 3 yaitu 0, 15, dan 20. Setelah melalui tahap percobaan dapat diketahui
bahwa semakin kecil sudut pada alat Abrasion tester maka akan semakin banyak pula
kadar yang terkikis pada karet uji karena pada saat sudut 0 posisi karet uji itu terlalu
dekat dengan batu gerinda sehingga adanya tekanan membuat karet uji semakin cepat
mengalami kikisan. Dan juga sebaliknya semakin besar sudut yang diberikan maka akan
semakin sedikit pula kadar karet uji yang terkikis.
Selain sudut, pada percoaan ini juga digunakan bebas, beban yang dipakai antara
lain O lb, 2 lb, dan 6lb. Disini juda setalah melakukan analisa dapat kami ketahui baha
semakin besar beban yang diberikan maka akan semakin banyak kadar karet uji yang
terkikis dan mengurangi beratnya, dan juga sebaliknya semakin kecil beban yang
digunakan maka akan semakin sedikit pula kadar karet uji yang terkikis.
Pada percobaan ini dapat kita aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari yaitu,
ketika kita memakai sepatu karet, bagaimana posisi kita saat berdiri, bagaimana posisi
kita saat berjalan,berlari,dll itu dapat kita samakan dengan sudut, sedangkan seberapa
besar berat badan kita itu dapat kita samakan dengan beban yang diberikan.

Kesimpulan

1. Semakin kecil sudut yang diberikan maka akan semakin besar pula kadar karet uji
yang terkikis, tapi apabila semaki besar sudut yang diberikan maka akan semakin
sedikit pula kadar karet uji yang terkikis.
2. Semakin besar beban yang diberikan maka akan semakin banyak kadar karet uji
yang terkikis berlaku sebaliknya semakin kecil beban yang doberikan maka akan
semakin sedikt pula karet uji yang terkikis.
3. Pada percobaan ini dapat kita aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari yaitu,
ketika kita memakai sepatu karet, bagaimana posisi kita saat berdiri, bagaimana
posisi kita saat berjalan,berlari,dll itu dapat kita samakan dengan sudut, sedangkan
seberapa besar berat badan kita itu dapat kita samakan dengan beban yang
diberikan.

Daftar Pustaka

1.Job sheet Uji material POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2016, ARKON


ABRASION TESTER (PENGUJI KETAHAN KIKIS ARKON)

Gambar Alat

Akron Abrassion Terster

Karet uji

Anda mungkin juga menyukai