Anda di halaman 1dari 23

FLAIL CHEST

Definisi

Flail chest adalah area thorax yang melayang karena


adanya fraktur iga multiple berurutan >3 dan memiliki
garis fraktur >2 (segmented) pada setiap iganya.

Flail Chest terjadi ketika segmen dinding dada tidak


lagi mempunyai kontinuitas dengan keseluruhan
dinding
dada.
Ketidak-stabilan
dinding
dada
menimbulkan gerakan paradoksal dari dinding dada
pada inspirasi dan ekspirasi. Pada ekspirasi segmen
akan menonjol keluar, pada inspirasi justru masuk
kedalam.

Etiologi

Flail chest terjadi karena trauma tumpul yang kuat ke arah dada
sehingga menyebabkan fraktur costa di beberapa tempat.
Misalnya karena kecelakaan lalu lintas maupun jatuh. Meskipun
flail chest menunjukkan adanya daya kinetic sangat kuat yang
mengenai dada, namun hal ini dapat terjadi akibat trauma yang
lebih ringan pada pasien dengan kelainan patologis, seperti
osteoporosis, total sternectomy, dan multiple myeloma.

Flail chest juga dapat terjadi karena trauma tembus, misalnya


akibat luka tusuk, luka tikam, maupun luka tembak.

Fraktur costa dapat terjadi di mana saja di sepanjang costa


tersebut. Dari 12 costa yang ada, tiga costa pertama paling
jarang mengalami fraktur, hal ini disebabkan karena costa
tersebut sangat terlindungi. Costa 4-9 paling banyak mengalami
fraktur, karena posisinya sangat terbuka dan memiliki pelindung
yang sangat sedikit, sedangkan tiga costa terbawah yakni costa
10-12 juga jarang mengalami fraktur oleh karena mobile.

Patofisiologi

Fraktur costa dapat terjadi akibat trauma yang datangnya


dari arah depan, samping ataupun dari arah belakang.
Trauma yang mengenai dada biasanya akan menimbulkan
trauma costa,tetapi dengan adanya otot yang melindungi
costa pada dinding dada, maka tidak semua trauma dada
akan terjadi fraktur costa.

Fraktur costa yang displace akan dapat mencederai


jaringan sekitarnya atau bahkan organ dibawahnya. Fraktur
pada costa ke 4-9 dapat mencederai a.intercostalis, pleura
visceralis, paru maupun jantung, sehingga dapat
mengakibatkan timbulnya hematotoraks, pneumotoraks
ataupun laserasi jantung.

Patofisiologi (2)

Adanya segmen flail chest (segmen mengambang)


menyebabkan gangguan pada pergerakan dinding
dada. Jika kerusakan parenkim paru di bawahnya
terjadi sesuai dengan kerusakan pada tulang maka
akan menyebabkan hipoksia yang serius. Kesulitan
utama pada kelainan Flail Chest yaitu trauma pada
parenkim paru yang mungkin terjadi (kontusio paru).
Ketidak-stabilan dinding dada menimbulkan gerakan
paradoksal dari dinding dada pada inspirasi dan
ekspirasi.1

Patofisiologi (3)

Gerakan paradoksal akan menyebabkan fungsi ventilasi


paru menurun sebagai akibat dari aliran udara yang
kekurangan O2 dan kelebihan CO2 masuk ke sisi paru
yang lain (rebreathing). Pergerakan fraktur pada costa
akan menyebabkan nyeri yang sangat hebat dan akan
membuat pasien takut bernafas. Hal ini akan
menyebabkan hipoksia yang serius. Hipoksia terjadi lebih
karena faktor nyeri sehingga membatasi gerakan dinding
dada. Disamping itu, hal ini juga akan menimbulkan
mediastinum akan selalu bergerak mengikuti gerak nafas
ke kiri dan ke kanan. Keadaan ini akan menyebabkan
gangguan pada venous return dari system vena cava,
pengurangan cardia output, dan penderita jatuh pada
kegagalan hemodinamik.

Flail Chest
Tanda dan gejala

Sesak napas

Pembengkakan di area cedera

Syok

Muscle splinting di situs cedera

Nyeri berat saat inhalasi / ekshalasi

Muncul gerakan paradoks

Manifestasi Klinis

Gerakan paradoksal segmen yang mengambang


saat inspirasi ke dalam, ekspirasi ke luar. Gerakan ini
tidak terlihat pada pasien dengan ventilator.

Sesak nafas

Krepitasi iga, fraktur tulang rawan

Takikardi

Sianosis

Pasien menunjukkan trauma hebat

Biasanya selalu disertai trauma pada organ lain


(kepala, abdomen, ekstremitas).

Diagnosis

Anamnesis
Anamnesis yang lengkap dan cepat, yang perlu ditanyakan
adalah waktu kejadian, tempat kejadian, mekanisme
trauma, bagaimana keadaan penderita selama dalam
perjalanan. Pada anamnesis didapatkan riwayat trauma
yang mengenai dinding dada. Gejala: nyeri dada, sesak
nafas. Riwayat benturan yang keras yang mengenai dinding
dada.

Diagnosis (2)

Pemeriksaan fisik

Airway

Look benda2 asing di jalan nafas, fraktur tulang


wajah, fraktur laring, fraktur trakea

Listen Dapat bicara, ngorok, berkumur-kumur,


stridor

Feel

Diagnosis (3)
Breathing

Look pergerakan dinding dada asimetris, warna


kulit, memar, deformitas, gerakan paradoksal, pasien
terlihat nyeri saat bernafas, pasien menahan dadanya
dan bernafas pendek, adanya tanda-tanda insufisiensi
pernafasan berupa nafas cepat

Listen
tambahan

Feel krepitasi, nyeri tekan, jika terjadi komplikasi


berupa pneumotoraks didapatkan perkusi hipersonor,
jika
terjadi
komplikasi
berupa
hematothoraks
didapatkan perkusi redup

vesikular

paru,

suara

jantung,

suara

Diagnosis (4)
Circulation

Tingkat kesadaran

Warna kulit

Tanda-tanda laserasi

Disability

Tingkat kesadaran

Respon pupil

Tanda-tanda lateralisasi

Tingkat cedera spinal

Exposure

Pemeriksaan Penunjang

Foto thorax anteroposterior dan lateral dapat menentukan


jumlah dan tipe costa yang fraktur.

Pada pemeriksaan foto thoraks pasien dewasa dengan


trauma tumpul toraks, adanya gambaran hematotoraks,
pneumothoraks atau kontusio pulmo menunjukkan hubungan
yang kuat dengan gambaran fraktur costa.

Setelah dibuktikan dengan foto rontgen bahwa terjadi fraktur


pada costa, maka pada daerah cedera harus dipasang
strapping/ balut tekan yang kuat selama 2-3 minggu.

EKG

Monitor laju nafas, analisis gas darah (penurunan po2)

Pulse oksimetri

Strapping

Pemeriksaan Penunjang

Penatalaksanaan

Berikan oksigen secepat mungkin

Persiapan untuk memberikan airway resuscitation

Posisikan pasien senyaman mungkin dan transportasi ke


bantuan medis

Lanjutkan untuk monitoring tanda-tanda vital

Kecuali ada perdarahan substansial, tidak


bantalan besar (bulky padding) atau dressings

berlaku

Penatalaksanaan Medis
Konservatif

Pemberian analgetik

Pemasangan plak/plester

Jika perlu antibiotika

Ekspektoran

Fisioterapi

Operatif/invasif

Pamasangan Water Seal Drainage (WSD)

Pemasangan alat bantu nafas

Chest tube

Aspirasi (thoracosintesis)

Operasi (torakotomi)

Pemasangan Fiksasi Interna


Gagal nafas yang terjadi pada pasien denganflail chestdisebabkan
olehgerakan paradoksal dinding dada atau instabilitas dinding dada
yang
mengakibatkan
abnormalitas
volume
tidal.
Tindakan
menghilangkan gerakan paradoksal atau instabilitas dinding dada
merupakan hal yang sangat penting. Fungsi dari stabilisasi fiksasi
interna adalah merubah fraktur multipel segmental menjadi fraktur
simpel, sehingga gerakan paradoksal tidak terjadi
Penanganan :

Penekanan pada thoraks yang bergerak dengan telapak tangan atau


gumplan kain.Selanjutnya dilakukan fiksasi dengan plester pada iga
yang patah dengan gumpalan kain dibawahnyapada flail chest
unilateral.
Keuntungan : meningkatkan tidal volume dan efisiensi ventilasi
Kerugian : atelektase pneumonia akibat pernafasan terhalang, sehingga
diperlukan fisioterapi aktif

Stabilisasi dengan Traksi dengan beban 1- 2,5 kg

Komplikasi

Komplikasi utama adalah gagal napas, sebagai akibat


adanya ineffective air movement, yang seringkali
diperberat oleh edema/kontusio paru, dan nyeri. Pada
pasien dengan flail chest tidak dibenarkan melakukan
tindakan fiksasi pada daerah flail secara eksterna,
seperti melakukan splint/bandage yang melingkari
dada, oleh karena akan mengurangi gerakan mekanik
pernapasan secara keseluruhan.

Komplikasi Lain

Iga : fraktur multiple dapat menyebabkan


kelumpuhan rongga dada.

Pleura,
paru-paru,
bronkhi
hemo/hemopneumothoraks-emfisema
pembedahan.

Jantung : tamponade jantung ; ruptur jantung ;


ruptur otot papilar ; ruptur katup jantung.

Pembuluh darah besar : hemathoraks.

Esofagus : mediastinitis.

Diafragma : herniasi visera dan cedera hepar,


limpa dan ginjal

Prognosis

Selama ini, pasien dengan flail chest dilaporkan


memiliki angka mortalitas sebesar 5-10% jika pasien
sampai di RS dalam keadaan masih hidup. Pasien
yang tidak memerlukan ventilasi mekanis mempunyai
statistik yang lebih baik dan secara keseluruhan
mortalitas akan meningkat dengan meningkatnya skor
keparahan luka, umur, dan jumlah costa yang
mengalami fraktur.

Anda mungkin juga menyukai