Manajemen Kesehatan
Untuk menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas perlu ditunjang oleh
manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematik untuk menghasilkan iuran puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematik yang dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi
manajemen. Ada tiga macam fungsi manajemen puskesmas yang dikenal :
A. Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah prose penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya. Rencana tahunan puskesmas
dibedakan atas dua macam, yaitu :
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Jenis upaya kesehatan wajib sama adalah sama untuk setiap puskesmas yakni
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk KB,
perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta
pengobatan. Langkah-langkah perencanaan yang harus dilakukan puskesmas
adalah sebagai berikut.
- Menyusun usulan kegiatan
Dengan memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik nasional
maupun daerah, sesuai dengan masalah sebagai hasil dari kajian data dan
-
kesehatan
puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Upaya
laboratorium medik, upaya laboratorium kesehatan masyarakat, dan pencatatan
pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini adalah upaya penunjang
yang harus dilakukan untuk kelengkapan upaya-upaya puskesmas. Langkahlangkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan oleh
puskesmas mencakup hal-hal berikut :
- Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
Yang akan diselenggarakan oleh puskesmas. Identifikasi ini dilakukan
berdasarkan ada tidaknya masalah kesehatan yang terkait dengan setiap upaya
kesehatan
pemngembangan
tersebut.
Apabila
puskesmas
memiliki
petugas puskesmas.
Menyusun usulan kegiatan
Yang berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan, waktu,
lokasi serta perkiraan kebutuhan biayauntuk setiap kegiatan. Rencana yang
telah disusun tersebut diajukan dalam bentuk matriks. Penyusunan rencana
pada tahap awal pengembangan program dilakukan melalui pertemuan yang
dilaksanakan secara khusus bersama dengan BPP dan dines kesehatan
pemantauan,
serta
penilaian
terhadap
wilayah
kerja
kepada
seluruh
petugas
puskesmas
dengan
2.Penyelenggaraan
Menyelenggarakan rencana kegiatan puskesmas dalam arti para penanggung jawab
dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan
menyelenggarakan kegiatan puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Untuk dapat terselenggaranya rencana tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai
berikut :
a. Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah disusun terutama yang
menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan
rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksana.
b. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan yang telah disusun.
c. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
Pada waktu menyelenggarakan kegiatan puskesmas harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Azas penyelenggaraan puskesmas
2. Berbagai standar dan pedoman pelayanan puskesmas yaitu:
Standar dan pedoman bangunan puskesmas
- Standar manajemen peralatan puskesmas
- Standar dan pedoman ketenagaan puskesmas
- Pedoman pengobatan rasional puskesmas
- Standar manajemen obat puskesmas
- Standar dan pedoman teknis pelayanan berbagai upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas
3
a) Masukan (Input):
Adalah sub elemen-elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya
sistem.
b) Proses:
Ialah suatu kegiatan yang berfungsi mengubah masukan sehingga menghasilkan
sesuatu (keluaran) yang direncanakan.
c) Keluaran (out put), ialah hal yang dihasilkan oleh proses.
d)
Dampak (impact), akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu
lainnya.
e) Umpan balik (feed back), ialah juga merupakan hasil dari proses yang sekaligus
sebagai masukan untuk sistem tersebut.
f) Lingkungan (environment), ialah dunia di luar sistem yang mempengaruhi sistem
tersebut.
b. Standar Pelayanan
Sistem pelayanan kesehatan masyarakat, baik pemerintah maupun swasta
harus berdasarkan pada suatu standar tertentu. Di Indonesia standar ini telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, dengan adanya Buku Pedoman Puskesmas.
c. Hubungan Kerja
Sistem pelayanan masyarakat harus memepunyai pembagian kerja yang jelas
antara bagian yang satu dengan yang lain. Artinya fasilitas kesehatan tersebut harus
memepunyai struktur organisasi yang jelas yang menggambarkan hubungan kerja
baik horizontal maupun vertikal.
d. Pengorganisasian Potensi Masyarakat
Ciri khas dari sistem pelayan masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat atau
pengorganisasian masyarakat. Upaya ini penting (terutama di Indonesia), karena
adanya keterbatasan sumber-sumber daya dari penyelenggara pelayanan kesehatan
masyarakat, perlu keikutsertaan masyarakat ini.
Sistem Rujukan
a) Pelayanan kesehatan tingkat pertama ( primary health care )
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan untuk masyarakat yang sakit ringan
dan masyarakat yang sehat untuk meningkatkan kesehatan mereka atau
promosi kesehatan. Oleh karena jumlah kelompok ini didalam suatu populasi
6
sangat besar ( kurang lebih 85% ), pelayanan yang diperlukan oleh kelompok
ini bersifat pelayanan kesehatan dasar atau juga merupakan pelayanan
kesehatan primer atau utama. Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah
Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan Balkesmas.
b) Pelayanan kesehatan tingkat kedua ( secondary health services )
Pelayanan kesehatan jenis ini diperlukan oleh kelompok masyarakat yang
memerlukan perawatan nginap, yang sudah tidak dapat ditangani oleh
pelayanan kesehatan primer. Bentuk pelayanan ini misalnya Rumah sakit tipe
C dan D, dan memerlukan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
c) Pelayanan kesehatan tingkat ketiga ( tertiary helath services )
Pelayanan kesehatan ini diperlukan oleh kelompok masyarakat atau pasien
yang sudah tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan sekunder.
Pelayanan sudah komplek, dan memerlukan tenaga-tenaga super spesialis.
Contoh di Indonesia rumah sakit tipe A dan B.
s