BAB XIII
EVALUASI DAN PELAPORAN EFEKTIVITAS ICOFR
Kelompok 5:
Ni Luh Nyoman Sherina Devi
(1506315016)
(1506315017)
Jefri Antonius
(1506315018)
Edhi Praptono
(1506315019)
1.1.Pendahuluan
Pengendalian internal atas pelaporan keuangan memberikan keyakinan yang memadai
terhadap keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan bagi pihak
eksternal. Apabila terdapat satu atau lebih kelemahan yang material (material weakness),
maka hal tersebut mengindikasikan bahwa sistem pengendalian internal atas pelaporan
keuangan entitas tidak berjalan dengan efektif.
1.2.Terminologi dalam Mengevaluasi Control Deficiency
Kelemahan dalam pengendalian terjadi ketika desain atau penerapan pengendalian
tidak memberikan kesempatan manajemen atau karyawan, dalam kondisi normal, untuk
menjalankan fungsi yang ditugaskan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji secara tepat
waktu.
Kelemahan dalam desain terjadi ketika:
a. Pengendalian yang diperlukan untuk mencapai tujuan tidak ada.
b. Pengendalian yang ada tidak didesain secara tepat.
Kelemahan dalam operasional terjadi ketika:
a. Pengendalian yang sudah didesain dengan baik tidak dijalankan.
b. Personel yang melakukan pengendalian tidak memiliki otoritas atau kualifikasi
yang memadai untuk menjalankan pengendalian tersebut secara efektif.
Kelemahan signifikan adalah kelemahan pengendalian atau gabungan dari beberapa
kelemahan pengendalian, yang berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan untuk
melakukan inisiasi, otorisasi, pembukuan, memproses dan melaporkan data keuangan kepada
pihak eksternal sesuai dengan prinsip akuntansu yang berlaku umum.
Kelemahan material adalah kelemahan signifikan, atau kombinaasi dari beberapa
kelemahan signifikan yang menghasilkan kemungkinan yang reasonable bahwa salah saji
material pada laporan keuangan tahunan tidak dapat dicegah atau dideteksi.
Terdapat tiga terminologi yang digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan
a. Probable
Besar kemungkinan kejadian terjadi atau terjadi di masa depan
b. Reasonably possible
Kemungkinan terjadinya hal tersebut di masa mendatang atau kejadian tersebut
terjadi lebih daripada remote tetapi lebih kecil daripada likely.
c. Remote
Kemungkinan terjadinya kejadian tersebut di masa dating atau kejadian tersebut
terjadi relative kecil
2) Tidak menggunakan kalimat negative assurance, seperti: tidak terdapat hal yang
menyebabkan manajemen menyimpulkan bahwa pengendalian internal atas
pelaporan keuangan perusahaan tidak efektif.
3) Manajemen tidak diijinkan untuk menyimpulkan bahwa kesimpulan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan adalah efektif, apabila terdapat satu atau lebih
kelemahan material.
1.4.Contoh Kasus: Evaluasi Efektivitas ICoFR Pada PT. Semen Padang
PT Semen Padang adalah produsen semen tertua di Indonesia yang didirikan pada 18
Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij atau
NIPCM. PT. Semen Padang memaknai tata kelola perusahaan yang baik, sebagai pengelolaan
perusahaan yang mencerminkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, independensi,
kesetaraan dan bertanggung jawab. Berbagai inisiatif program GCG telah dilaksanakan
sepanjang tahun 2013, seperti melakukan set up program Anti Fraud, menindaklanjuti
rekomendasi perbaikan Area Of Improvements (AOI) hasil Assesment GCG secara
berkelanjutan, mengesahkan prosedur Whistle Blower System (WBS) dan lain sebagainya.
Pelaksanaan GCG dievaluasi secara berkala, baik dilakukan secara internal maupun
dibantu oleh pihak independen. Untuk assessment GCG tahun buku 2013 mengacu pada
Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012
dengan skor 77,37 atau setara dengan 77,37% dengan predikat Baik.
Sistem Pengendalian Internal yang diakui secara internasional, hal tersebut terdapat dalam
SMSP (Sistem Manajemen Semen Padang) dimana Sistem Pengendalian Internal menjadi
salah satu bagian didalamnya. Kerangka yang digunakan merujuk pada mekanisme yang di
tetapkan oleh COSO baik untuk Pelaporan keuangan (dengan implementasi ICoFR) maupun
Manajemen Risiko.
pengawasan, Direktur Utama dan Direktur Keuangan, serta unit kerja terkait yang
dilaksanakan dalam kegiatan perusahaan oleh Direksi, manajemen, dan personil lainnya
untuk dapat memberikan keyakinan yang memadai mengenai kehandalan pelaporan
KELOMPOK 5 Evaluasi dan Pelaporan Efektivitas ICoFR
keuangan dan penyusunan laporan keuangan untuk pihak eksternal, telah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sistem pengendalian internal Semen Padang telah mengimplementasikan kerangka
Sistem Pengendalian Internal yang diakui secara internasional, hal tersebut terdapat dalam
SMSP (Sistem Manajemen Semen Padang) dimana Sistem Pengendalian Internal menjadi
salah satu bagian didalamnya. Kerangka yang digunakan merujuk pada mekanisme yang di
tetapkan oleh COSO baik untuk Pelaporan keuangan (dengan implementasi ICoFR) maupun
Manajemen Risiko.
Dalam mengimplementasikan dan mengembangkan ICoFR ini, Semen Padang
bersama dengan Semen Indonesia Group dan dibantu oleh Konsultan Amir Abadi Jusuf (AAJ
Assosiates) pada akhir tahun 2012 telah menyelesaikan 4 (empat) tahapan proses ICoFR yang
dapat dilihat pada Gambar 1.
Dalam rangka proses internalisasi dan sosialisasi atas implementasi ICoFR ini telah
dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1) Pelaksaanaan Workshop ICoFR yang diberikan oleh Konsultan AAJ pada tanggal 23
s/d 24 April 2013. Workshop ini diikuti oleh Komite Audit, Internal Audit,
Departemen Akuntansi, Departemen Perbendaharaan, Biro GCG & Manajemen
Risiko, Biro Pengelolaan Sistem Manajemen dan perwakilan dari beberapa Bussiness
Proces Owner (BPO) terkait seperti Departemen Penjualan, Departemen Distribusi &
Transportasi, Departemen Teknik Pabrik, Departemen Sisfo, Departemen SDM dll.
2) Penyusunan Pedoman Teknis, Prosedur dan Instruksi Kerja yang digunakan dalam
implementasi ICoFR dilingkungan Semen Indonesia Group
Sosialisasi peran unit kerja dalam implementasi ICoFR di Semen Indonesia Group
pada tanggal 27 September 2013. Pada tahun 2013, berdasarkan kepada hasil identifikasi,
pemetaan dan perancangan yang dilakukan oleh konsultan, Internal Audit secara mandiri
telah melakukan pengujian ICoFR yang mengacu kepada Risk Control Matrix (RCM) yang
disusun oleh konsultan tersebut. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebanyak 240
pengendalian (control) dari 230 control yang direncanakan akan diuji.
Gambar 1.
Skema ICoFR Project
IDENTIFIKASI
Pemetaan elemen prioritas
Hasil
Keluara
KELOMPOK 5 Evaluasi dan PelaporannEfektivitas ICoFR
PEMETAAN
Dokumentasi proses akun highress
Identifikasi sumber risiko
Dokumentasi pengendalian
PEMETAAN
Membangun risk control matriks
Membangun strategi audit
Membangun Program Audit
PENGUJIAN
Menguji key control
Melaporkan efektivitas key control
Hasil
Keluara
n
Hasil
Keluaran
berfungsi dalam pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen
dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional
KELOMPOK 5 Evaluasi dan Pelaporan Efektivitas ICoFR
perpajakan, Financial Closing & Reporting dan IT General Control. Selanjutnya dari 240
control yang telah diuji dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut:
1) Terdapat 208 control atau 86,67% yang penerapannya telah sesuai dengan RCM atau
dengan kata lain sebagian besar pengendalian yang diuji telah berjalan dengan efektif.
2) Terdapat 2 control atau 0,83% yang belum diterapkan sesuai dengan RCM
(pengendalian tidak efektif).
3) Terdapat 30 control atau 12,50% yang tidak dapat diuji. Hal ini disebabkan oleh
beberapa kondisi seperti tidak terdapat transaksi/aktivitas terkait dengan pengendalian
yang diuji tersebut atau terjadi perubahan proses bisnis yang mengakibatkan
pengujian atas penerapan pengendalian yang termuat dalam RCM menjadi tidak
relevan.
Kesimpulan
i.
Audit
dan
Internal
Audit
memiliki
peran
penting
dalam
iii.
Pada tahun 2013 pengujian atas efektivitas ICoFR dilakukan pada transaksi
selama periode Januari s/d Desember 2013 untuk area atau siklus bisnis proses
perusahaan yang mencakup akun signifikan tertentu. Siklus tersebut adalah siklus
pendapatan, persediaan & produksi, pengeluaran, asset tetap, penggajian &
personalia, perpajakan, Financial Closing & Reporting dan IT General Control.
Hasil pengujian dengan menggunakan Risk Control Matriks (RCM) menunjukkan
bahwa secara keseluruhan pelaksanaan ICoFR telah berjalan cukup efektif. Hal
ini dilihat dari adanya 208 control atau 86,67% dari 240 control yang telah diuji
adalah terbukti berjalan dengan efektif. Sisanya adalah 30 control atau 12,50%
yang tidak dapat diuji (control exception) dan kemudian terdapat 2 control atau
0,83% adalah control deficiency yang perlu ditinjau kembali pelaksanaannya agar
menjadi efektif.
DAFTAR PUSTAKA
PT
Semen
Padang
2013
Annual
Report.
2013.
Diperoleh
di:
10