Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Pala
Botani pala
Pala (Myristica fragrans Houtt) adalah tanaman daerah tropis yang
memiliki 200 species dan seluruhnya tersebar di daerah tropis. Dalam keadaan
pertumbuhan yang normal, tanaman pala memiliki mahkota yang rindang, dengan
tinggi batang 10 - 18 m. Mahkota pohonnya meruncing ke atas, dengan bagian
paling atasnya agak bulat serta ditumbuhi daunan yang rapat. Daunnya berwarna
hijau mengkilat, panjangnya 5 - 15 cm, lebar 3 - 7 cm dengan panjang tangkai
daun 0,7 -1,5 cm (Departemen Pertanian, 1986).
Klasifikasi tanaman pala adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub Kelas
: Magnolidae
Ordo
: Magnoliales
Famili
: Myristicaceae
Genus
: Myristica
Spesies
Tanaman pala memiliki buah berbentuk bulat, berwarna hijau kekuningkuningan buah ini apabila masak terbelah dua. Garis tengah buah berkisar antara
3-9 cm, daging buahnya tebal dan asam rasanya. Biji berbentuk lonjong sampai
18
bulat, panjangnya berkisar antara 1,5-4,5 cm dengan lebar 1-2,5 cm. Kulit biji
berwarna coklat dan mengkilat pada bagian luarnya. Kernel biji berwarna keputihputihan, sedangkan fulinya berwarna merah gelap dan kadang-kadang putih
kekuning-kuningan dan membungkus biji menyerupai jala (Departemen
Pertanian, 1986).
Penyebaran pala
Nama daerah pala di Indonesia untuk tanaman pala antara lain pala
(Aceh), falo (Nias), palo (Minangkabau), pahalo (Lampung), pala (Sunda), pala
bibinek (Madura), palang (Sangir), kuhipun (Buru), parang (Minahasa), gosora
(Halmahera, Tidore dan Ternate), sedangkan nama asing pala adalah nutmeg
(Made, 2009).
Tanaman pala berasal dari kepulauan rempah-rempah (Maluku) dan saat
ini telah tersebar ke seluruh daerah di Indonesia. Namun, pusat pembudidayaan
terletak hanya di dua kawasan Indonesia yaitu Pala Hindia Timur (East Indian
Nutmeg) dan kepulauan Pala Hindia Barat (West Indian Nutmeg). Aroma pala
Indonesia dianggap lebih sedap dibandingkan dengan Hindia bagian barat. Saat ini
penghasil pala di Indonesia ialah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sulawesi
Utara dan Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya (Departemen Pertanian, 1986).
Pemanfaatan pala
Komoditas pala di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh perkebunan
rakyat (98%) yang jarang dipelihara. Luas pertanaman pala di Indonesia pada
tahun 1996 mencapai 60.735 ha, kemudian menurun menjadi 43.873 ha pada
tahun 2000 (Nurdjannah, 2007).
19
Hasil yang diambil dari pala diperdagangkan di pasaran dunia adalah biji,
fuli minyak atsiri dan daging buah yang digunakan untuk industri makanan di
dalam negeri. Industri makanan pengolahan daging buah pala antara lain adalah
sebagai: manisan pala, asinan pala, sirup, marmelade, selai pala, dodol serta
kristal daging buah pala (Nurdjannah, 2007).
Kandungan kimia dan khasiat buah pala
Daging buah pala sebenarnya mengandung beberapa nutrisi seperti lemak
dan protein nabati. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Marzuki
dkk.(2008) menyebutkan bahwa ditemukan kandungan lemak serta protein dalam
daging buah pala. Selain itu pula, juga adanya pektin yang merupakan senyawa
fenolik yang dikeluarkan oleh buah dalam bentuk getah yang berwarna merah
kecokelatan.
Hampir semua orang mengenal buah pala. Biji buah pala sering digunakan
sebagai bumbu masakan. Olahan daging maupun masakan bersantan terasa lebih
harum dan lezat dengan menambahkan sedikit pala halus. Daging buahnya lain
lagi, aromanya yang harum dengan rasa sedikit asam menjadikan daging buah
pala cocok untuk bahan baku sirup maupun manisan. Menurut Sutomo (2006),
kebiasaan menggunakan pala sebagai bumbu masakan atau mengkonsumsi dalam
bentuk sirup dan manisan akan berdampak sangat baik bagi kesehatan, mengingat
buah dengan keharuman semerbak ini ternyata mempunyai banyak khasiat bagi
kesehatan. Kandungan kimia terkandung dapat mengatasi insomania, batuk
berlendir, membantu pencernaan, penghilang kejang otot dan lainnya.
Berdasarkan hasil riset penelitian yang dilakukan National Science and
Technology Authority, dalam bukunya Guidebook on the proper use of medicinal
20
21
Produksi pala relatif stabil dan cenderung meningkat sejak tahun 1994
yang berkisar antara 20 ribu ton per tahun. Berdasarkan data Ditjen Perkebunan
(2006) produksi pala Indonesia dari tahun 2000 sampai 2005 berkisar antara
20.010 23.600 ton. Berdasarkan data tersebut juga disebutkan bahwa terlihat
adanya kecenderungan terjadinya peningkatan luas areal dan produksi pala setiap
tahunnya mulai dari 59,5 ribu ha menjadi 74,7 ribu ha. Peningkatan produksi buah
pala sendiri berkisar antara 3-5% per tahun. Dari luas areal pertanaman pala
tersebut sebagian besar (99%) berasal dari perkebunan rakyat, sedangkan sisanya
berasal dari perkebunan negara dan perkebunan swasta (Nurdjannah, 2007).
Berdasarkan ketersediaan potensi bahan baku, daerah-daerah yang
potensial untuk pengembangan usaha olahan makanan dari pala adalah daerah
penghasil pala utama di Indonesia, yakni Sulawesi Utara, Maluku, Nangroe Aceh
Darussalam, Papua, Sulawesi Selatan, Sumatra Barat dan Jawa Barat.
Produktivitas tanaman pala Indonesia terutama untuk perkebunan rakyat relatif
stabil dari tahun ke tahun dan ada kecenderungan meningkat sejak tahun 2000
tetapi masih jauh lebih rendah dibanding negara penghasil pala lainnya seperti
Grenada (Nurdjannah, 2007).
Selain itu juga, melihat kondisi saat sekarang ini, dimana hingga kini
kebutuhan pala dunia 76% berasal dari Indonesia, 20% oleh Grenada,dan
selebihnya Sri Langka, Trinidad dan Tobago Nilai ekspor cenderung meningkat
akibat kenaikan harga satuannya tetapi volumenya cenderung menurun. Harga
pala dunia berkaitan langsung dengan harga pala domestik di sentra-sentra
produksi. Hal ini disebabkan penetapan harga pala di tingkat petani mengacu pada
harga pala dunia (Bustaman, 2007).
22
Komoditi
Jumlah (ton/thn)
Kelapa sawit
Kelapa
Pinang
Cokelat
Karet
Kopi
Pala
Cengkeh
Persentase (%)
36.328
18.585
4.263
2.472
585
461
153
91
62.938
57,7
29,5
6,8
3,9
0,9
0,7
0,2
0,1
100
23
2. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri maupun juga yang berasal
dari impor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis
barang yang bisa menyaingi.
3. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi
dalam negeri lainnya.
4. Program
pemasaran,
mencakup
strategi
pemasaran
yang
akan
dipergunakan.
5. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa
dikuasai perusahaan.
Pengertian pemasaran menurut Phillip Kotler (1997) adalah suatu proses
sosial dan manajerial yang ada di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut
Stanton, pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang maupun jasa untuk memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang sudah ada maupun pembeli potensial.
Pemasaran pada dasarnya berfokus kepada aktivitas kompleks yang harus
menampilkan tujuan yang jelas dan pertukaran yang umum. Aktivitas ini
termasuk pembelian, penjualan, keuangan, penelitian pemasaran dan pengambilan
resiko. Dalam falsafah bisnis, konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan
kepuasan terhadap keinginan yang berorentasi kepada kebutuhan konsumen. Oleh
karena itu, konsep pemasaran yaitu pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Kotler, 1997).
24
25
tepat dapat menambah biaya distribusi yang tercermin dalam biaya yang relatif
cukup tinggi dibandingkan dengan biaya produksi (Djojodipuro, 1992).
Agroindustri Sirup Pala
Pengolahan pala sebagai salah satu komoditas kehutananan yang dapat
digolongkan dalam agroindustri. Pengembangan agroindustri terbukti mampu
meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, mampu menyerap tenaga kerja,
mampu meningkatkan perolehan devisa serta mampu mendorong munculnya
industri lain
(1992) dalam penelitian Syam (2006) yang dapat dijadikan motor penggerak
perekonomian suatu negara, yaitu sebagai berikut:
1. Agroindustri merupakan pintu keluar bagi produk pertanian, artinya
produk pertanian memerlukan pengolahan sampai tingkat tertentu
sehingga meningkatkan nilai tambah.
2. Agroindustri merupakan penunjang utama sektor manufaktur, artinya
sumber daya pertanian sangat diperlukan pada tahap awal industrialisasi
dan
agroindustri
serta
mempunyai
kapasitas
yang
besar
dalam
26
27
Biaya operasi yang efisien, mencakup biaya bahan baku, proses perawatan,
air, karyawan serta biaya-biaya lainnya.
Jadi permasalahan yang timbul sehubungan dengan pemilihan alternatif
adalah bagaimana cara membandingkan biaya yang harus dikeluarkan pada saat
ini (investasi) dengan benefit yang akan diterima di masa yang akan datang.
Analisis finansial proyek
Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang
dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi oleh semua
pihak dalam perekonomian. Sedangkan analisis yang hanya membatasi manfaat
dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan disebut sebagai analisis
keuangan atau analisis finansial (Suad dan Suwarsono, 2000).
28
29
impas tersebut khususnya mengamsumsikan suatu biaya tetap tertentu dan biaya
variabel rata-rata konstan. Saat perusahaan melebihi titik impas, kesenjangan
antara pendapatan total dan biaya total semakin melebar, karena kedua fungsi
diasumsikan menjadi linear, dengan formula:
Kuantitas titik impas =
Kontribusi biaya tetap adalah harga dikurangi dengan biaya variabel rata-rata
(Lamb, et all., 2001).
Menurut Lamb, et all. (2001) keunggulan dari penggunaan analisis titik
impas (break-even) adalah bahwa itu mampu memberikan perkiraan yang cepat
tentang seberapa banyak produk yang harus dijual untuk impas dan berapa besar
keuntungan yang dapat diperoleh jika volume penjualan lebih tinggi diperoleh.
Jika perusahaan beroperasi mendekati titik impas ini, memungkinkannya untuk
dapat melihat apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya atau
meningkatkan penjualan. Juga, dalam analisis titik impas yang sederhana, tidak
perlu menghitung biaya marjinal dan pendapatan marjinal, karena harga dan ratarata biaya per unit diasumsikan konstan. Selain itu juga karena data akuntansi
untuk biaya marjinal dan pendapatan biasanya tidak tersedia sehingga akan lebih
mudah jika tidak bergantung pada informasi data tersebut.
Masalah dalam titik impas adalah apakah pada harga pasar yang berlaku
terdapat cukup pasar untuk paling tidak menjual volume impas. Disamping itu
juga, analisis tersebut juga dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana volume
impas tersebut didukung oleh bahan mentah yang tersedia. Bila pasar tidak cukup
luas untuk menampung jumlah impas yang diproduksi, maka pada dasarnya
proyek investasi ini tidak dapat diteruskan. Tentu saja jumlah investasi dapat
30
diturunkan (biaya tetap total harus turun) dan memperoleh volume impas yang
lebih kecil sehingga proyek dapat diteruskan. Selain itu pula, pada volume impas
pertama tersedianya bahan mentah dapat kurang mencukupi. Dalam hal ini, maka
perusahaan yang bersangkutan harus dapat mengusahakan untuk memperolehnya
dari tempat lain atau mengusahakannya sendiri (Djojodipuro, 1992).
Analisis nilai tambah
Pengertian nilai tambah adalah nilai produksi dikurangi dengan
pengeluaran barang antara. Nilai tambah juga dapat didefinisikan sebagai
penerimaan upah pekerja ditambah dengan keuntungan pemilik modal.
Penghitungan nilai tambah dapat diformulasikan sebagai berikut:
Nilai Tambah = Nilai Output Nilai Input
Hasil analisis tersebut dapat dipaparkan dalam bentuk deskripsi yang dilengkapi
dengan penghitungan kuantitatif nilai tambah dari kegiatan pengolahan dalam
rangka peningkatan nilai dan daya tahan produksi (Tarigan, 2006).
Ada dua cara untuk menghitung nilai tambah yaitu nilai tambah untuk
pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai tambah untuk pengolahan dapat dikatagorikan menjadi dua yaitu faktor
teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi,
jumlah bahan baku yang digunakan dan tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar
yang berpengaruh adalah harga output, upah tenaga kerja, harga bahan baku dan
nilai input lain, selain bahan bakar dan tenaga kerja (Sudiyono, 2002).
Menurut Sudiyono (2002) besarnya nilai tambah karena proses pengolahan
didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai
produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja. Dengan kata lain, nilai
31
tambah menggambarkan imbalan bagi tenga kerja, modal dan manajemen yang
dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut:
Nilai tambah = f (K, B, T, U, H, h, L)
Dimana
K
= Kapasitas produksi
= Harga output
= Nilai input lainnya (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama
proses perlakuan untuk menambah nilai)
Dengan mengetahui perkiraan nilai tambah pada suatu agroindustri maka akan
diharapkan berguna:
1. Bagi pelaku bisnis, dapat diketahui besarnya imbalan terhadap balas jasa dan
faktor-faktor produksi yang digunakan.
2. Menunjukkan besarnya kesempatan kerja yang ditambahkan karena kegiatan
menambah kegunaan.
Distribusi nilai tambah berhubungan dengan teknologi yang diterapkan
dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan keterampilan
serta kualitas bahan baku. Penerapan teknologi yang cenderung padat karya akan
memberikan proporsi bagian terhadap tenaga kerja yang lebih besar daripada
proporsi keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya, jika yang diterapkan
32
tekonologi padat modal maka besarnya proporsi bagian perusahaan lebih besar
daripada proporsi bagian tenaga kerja (Sudiyono, 2002).
Kondisi Umum Kabupaten Bireuen
Kabupaten Bireuen adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Menurut situs resmi Pemkab Kabupaten Bireuen
(2011), kabupaten ini menjadi kabupaten otonom sejak tahun 2000 sebagai hasil
pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara. Kabupaten Bireuen juga terkenal dengan
julukan sebagai kota juang. Kabupaten Bireuen terletak pada 454 521 LU
dan 9620 9721 BT. Luas kabupaten ini adalah + 1.901,121 Km2 atau
190,121 Ha dan memiliki 17 kecamatan. Batas-batas wilayahnya yaitu:
Sebelah utara
: Selat Malaka
Sebelah selatan
Sebelah barat
: Kabupaten Pidie
Sebelah timur