Anda di halaman 1dari 2

1. Berdasarkan analisis produktifitas kerja terhadap 6 orang petugas di Instalasi Gizi RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta, diperoleh hasil keseluruhan

petugas produktif dengan rata-rata

persentase produktitivitas > 85%.


2. Dilakukan penyusunan standar menu dengan melakukan penentuan sasaran pasien yang akan
dbuat standar menunya pada Billing system, menghitung kecukupan zat gizi, menentukan
jenis menu, merencanakan menu (menetapkan pola menu, frekuensi menu, standar porsi,
master menu, siklus menu, standar resep, standar bumbu, analisis nilai gizi) dan
mengevaluasi menu yang telah dibuat. Sehingga didapatkan sebanyak 6 standar menu untuk
siklus 3 hari yaitu Standar Menu Diet DM 1800 kalori Nasi, Diet DM kalori Lunak, TKTP
Nasi, TKTP Lunak, HD 65 Nasi dan Diet RP Nasi.
3. Perhitungan kebutuhan bahan makanan dilakukan untuk setiap jenis menu yang telah disusun
sebelumnya. Sehingga diperoleh kebutuhan bahan makanan untuk periode 3 bulan, 6 bulan
dan 12 bulan dalam satuan kilogram untuk 6 jenis menu.
4. Perhitungan biaya bahan makanan dilakukan untuk setiap jenis menu yang telah dihitung
kebutuhan bahan makanannya kemudian ditambah dengan biaya overhead ditambah profit
20%.
5. Selama 6 hari dinas pada unit pemesanan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, dilakukan perhitungan untuk pemesanan bahan makanan oleh 6 orang
mahasiswa. Perhitungan pemesanan bahan makanan memperhatikan standar menu (menu
sore, pagi dan siang) dan stok persediaan barang yang ada. Pemesanan bahan makanan
kering dilakukan setiap 10 hari sekali. Pemesanan bahan basah dilakukan setiap hari.
6. Pembelian serta pemesanan bahan makanan basah dan kering di Instalasi Gizi RSUP Dr.
Sardjito dilakukan oleh unit layanan pengadaan 1 (ULP 1) dan untuk penerimaan dilakukan
oleh unit layanan pengadaaan 2 (ULP 2).
7. Para pembayaran pengadaan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito dilakukan
dengan cara sistem kontrak. Anggaran pengadaan bahan makanan tahun 2016 berasal dari
dana BLU RS (PNBP-BLU) dan DIPA APBN.
8. Pada penerimaan bahan makanan sering terjadi kekurangan dan keterlambatan bahan
makanan yang diantarkan. Kekurangan yang terjadi diakibatkan bahan makanan yang dibawa
rekanan kurang dari pesanan seharusnya atau dilakukan sortasi oleh petugas penerimaan
karena spesifikasi bahan makanan tidak tepat. Keterlambatan paling sering terjadi pada
pengiriman sayur dan buah.
9. Penyimpanan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito dibagi menjadi yaitu
penyimpanan bahan makanan kering dan enteral serta penyimpanan bahan makanan basah

(freezer dan chiller) yang setiap hari suhu dan kelembabannya selalu diukur dan dicek. Suhu
standar yang berkisar antara 50C sampai 100C dan kelembapan 60-80%.
10. Dari 6 hari pengamatan terdapat 3 hari suhu di freezer sangat rendah dibandingkan dengan
suhu standar yaitu mencapi -11oC. Sedangkan untuk kelembapan terdapat 2 hari pengamatan
menunjukkan kelembapan mencapai 58,5 dan 59% dikarenakan pintu dari ruang gudang
penyimpanan kering selalu terbuka selama proses penerimaan barang yang datang sehingga
kelembapan menurun.
11. Berdasarkan hasil kontrol stok bahan makanan di gudang penyimpanan bahan makanan
kering yang dilakukan dengan mengecek sisa persediaan barang pada kartu barang diperoleh
hasil sebanyak 5 barang yang stok barangnya tidak sesuai dengan jumlah yang tertera pada
kartu barang. Ketidaksesuaian ini diakibatkan kekeliruan perhitungan stok barang oleh
petugas penyimpanan barang.
12. Proses persiapan, pengolahan makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito dilakukan di
dapur produksi yang terdiri dari dapur persiapan lauk, sayur, buah, dan snack, dapur pasien,
dapur VIP, dapur cair dan dapur makanan pokok.
13. Potongan untuk lauk hewani dan nabati di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito sudah sesuai
dengan standar potongan lauk yang ditetapkan.
14. Potongan untuk buah potong seperti semangka dan melon di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito
masih belum sesuai standar. Berdasarkan hasil penimbangan selisih berat rata-rata untuk
buah semangka adalah sebesar 47,4 gram dan 51,5 gram untuk buah melon. Hal ini dapat
menimbulkan kerugian bagi pasien karena mendapat buah dengan porsi yang tidak tepat.
15. Proses pengolahan makanan selalu dibuat berdasarkan menu yang berlaku pada hari
pengolahan tersebut.
16. Distribusi untuk makanan pasien kelas I, II, III dan Petugas Jaga dilakukan dengan sistem
sentralisasi, sedangkan distribusi untuk pasien VIP dilakukan dengan system desentralisasi.
17. Tipe dapur di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito adalah Conventional Kithcen dengan luas
dapur adalah 25 x 40 m2. Ruang setiap pengolahan terpisah antara satu dengan yang lain,
sehingga tidak terjadi pengolahan dengan dapur yang sama
18. Arus kerja di Instalasi Gizi RSUP Dr. Sardjito sudah bertahap, karena ruang penerimaan yang
berdekatan dengan ruang penyimpanan bahan makanan kering, gudang enteral dan
penyimpanan pada refrigerator. Jadi tidak menyebabkan arus kerja bolak balik dari satu
ruangan ke ruangan lain.
19. Hasil uji kualitatif boraks dan formalin menunjukkan zonde FCM positif mengandung boraks
ditandai dengan perubahan warna yang terjadi saat uji kualitatif dilakukan.
20.

Anda mungkin juga menyukai