Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat dengan dosen
pengampu Wahyu Alamsyah
Disusun Oleh:
Laela Saadah
140310130010
Dimas Panglima.P
140310130046
ABSTRAK
Kristal tersusun oleh basis atom-atom yang diam pada posisinya
dititik kisi. Sesungguhnya, diatas suhu mutlak 0 K, atom-atom dan kisi
tersebut tidaklah diam, tetapi bergetar pada posisi kesetimbangannya. Getaran
atom-ato dan kisi diatas suhu mutlak tersebut adalah sebagai akibat dari energi
termal yang dimiliki atom-atom terkait dengan gejala termal. Sifat thermal
yang akan dibahas adalah kapasitas panas pada volume tetap (Cv) . Kapasitas
panas adalah sejumlah panas (Q) yang diperlukan per mol zat untuk
menaikkan suhunya disebut kapasitas kalor. Untuk membedakan dengan
kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv). Nilai Cv sebagai fungsi
dari suhu dianalisis dan dijelaskan oleh berbagai eksperimen, teori dan model.
Salah satu teori yang menganalisis nilai Cv adalah Teori Fisika klasik.
Menurut fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang
sebagai osilator harmonik. Osilator harmonik merupakan suatu konsep/model
yang secara makroskopis dapat dibayangkan sebagai sebuah massa m yang
terkait pada sebuah pegas dengan tetapan pegas C. Kapasitas zat adat menurut
fisika klasik tidak bergantung suhu dan berharga 3R. Hal ini sesuai dengan
Dolung-Petit yang hanya berlaku untuk suhu tinggi. Sedangkan untuk suhu
rendah tidak berlaku.
Kata kunci : kapasitas panas, fisika klasik, Dolung-Petit.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Kapasitas Panas Kristal Klasik ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak
selaku
Dosen mata kuliah Pengantar Fisika Zat Padat yang telah memberikan tugas ini
kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kapasitas Panas Kristal Klasik. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................1
1.4 Batasan Masalah.............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1. Kapasitas Panas.............................................................................................2
2.2 . Model Teori Klasik.......................................................................................4
BAB V KESIMPULAN...........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................8
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kebergantungan kapasitas panas zat padat pada suhu......................................4
BAB I
PENDAHULUAN
kemudian dikembangkan oleh Albert Einstein (1907) dan Peter Debye (1911)
dengan memasukkan pertimbangan efek-efek kuantum.
Kapasitas panas adalah sejumlah panas (Q) yang diperlukan per mol zat
untuk menaikkan suhunya disebut kapasitas kalor. Untuk membedakan dengan
kapasitas panas yang ditulis dengan huruf besar (Cv), maka panas spesifik
dituliskan dengan huruf kecil (cv).
kapasitas panas adalah:
Q
C= T
2.1.1
Jika proses penyerapan panas berlangsung pada volume tetap, maka panas
yang diserap sama dengan peningkatan energi dalam zat.
Q=E
2.1.2
(2.1.4)
dengan H adalah enthalpi. Pengertian enthalpi dimunculkan dalam
thermodinamika karena sesungguhnya adalah amat sulit menambahkan energi
pada
padatan
(meningkatkan
kandungan
energi
internal)
saja
dengan
(2.1.5)
6 kalori
mol
K
(2.2.1)
getaran osilator ( =
frekuensi sudut
c
m ).
Persamaan 2.2.1 adalah energi yang dimiliki oleh sebuah osilator harmonik,
dan karena setiap osilator dalam gerak harmoniknya mempunyai energi yang
berbeda-beda, maka dapat ditentukan energi rata-rata osilator harmonik.
kT
Xm
exp() dvdx
x=0
Vm
v=0
Vm Xm
exp ( kT )dvdx
= v=0 x=0
=kBT
(2.2.2)
Molekul gas ideal memiliki tiga derajat kebebasan dengan energi kinetik ratarata perderajat kebebasan adalah kBT sihngga energi kinetik rata-rata dalam tiga
dimensi adalah 3/2 kBT. Energi permole adalah :
Ek/mole= 3/2 NkBT= 3/2 RT, (N bilangan avogadro).
2.2.3
2.2.4
Selanjutnya, karena atom-atom dalam kristal membentuk susunan tigadimensi, maka untuk setiap kilomol NA atom yang berosilator dalam tiga-dimensi,
energi dalamnya adalah sebagai berikut :
E= NA( mvx2 + kx2 + mvy2+ ky2+ mvz2+ kz2
E=NA( kBT+ kBT+ kBT+ kBT+ kBT+ kBT)
E= 3NAkBT=3RT
2.2.5
R adalah konstanta gas yang berasal dari NAkB. Dengan demikian kapasitas
panasnya :
E
Cv== T )=3R=5,96 cal/moleK 2.2.6
Dari hasil 2.2.6 ini terlihat bahwa menurut model fisika klasik, kapasitas
panas zat padat tidak bergantung suhu dan berharga 3R. jika hasil ini
dibandingkan dengan hasil percobaan, dapat diketahui bahwa nilai 3R untuk
kapasitas panas zat padat, hanya berlaku untuk suhu tinggi T(>300 K). Sedangkan
untuk suhu rendah, hasil percobaan menunjukkan adanya kebergantungan nilai
kapasitas panas terhadap suhu. Hal ini sesuai dengan hukum Dulong-Petit. Pada
umumnya hukum Dulong-Petit cukup teliti untuk temperatur diatas temperatur
kamar. Namun, beberapa unsur memiliki panas spesifik pada temperatur kamar
yang lebih rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya B, Be, C, Si. Pada
temperatur yang sangat rendah panas spesifik unsur menujuu nol.
BAB V KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
DIKTAT Pengantar Fisika Zat Padat
H.Pasaribu. 2014. Sifat Termal Kapasitas Panas Molar Model Klasik, Einstein dan
Debye.
https://www.academia.edu/6837739/SIFAT_TERMAL_KAPASITAS_PANAS_M
OLAR_MODEL_KLASIK_EINSTEIN_DAN_DEBYE_
(Diakses pada tanggal 17 Maret 10.24 WIB)
Riyandi, Novi. Kapasitas Panas.
https://www.academia.edu/10352357/kapasitas_panas
(Diakses pada tanggal 17 Maret 2016 10:04 WIB)