Anda di halaman 1dari 8

Pengambilan Keputusan Jangka Pendek

A. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan (decision making) adalah memilih salah satu
diantara berbagai alternative tindakan yang ada. Pemilihan ini biasanya
menggunakan dasar ukuran tertentu, apakah probabilitas atau penghematan
cost.
Para manajer berusaha menyusun situasi pengambilan keputusan
dalam bentuk kuantitatif sebanyak mungkin, sehingga pilihan diantara
berbagai alternative dapat dibuat dengan dasar yang sistematik. Jadi dengan
informasi kuantitatif, para para pengambil keputusan dapat mengikuti proses
yang
logis
di
dalam
memilih
berbagai
alternative,
dapat
mempertanggungjawabkan setiap langkah yang diambil, dan dapat
mengevaluasi hasil hasil yang dicapai.
Proses pengambilan keputusan meliputi 4 tahap, yaitu:
1.
2.
3.

Menentukan masalah dengan penekanan pada tujuan yang hendak dicapai.


Mengidentifikasi berbagai alternative tindakan.
Mendapatkan informasi relevan dan menyingkirkan informasi yang tidak
relevan
4. Membuat keputusan.
B. Analisis Diferensial
Analisis diferensial adalah sebuah model keputusan yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi perbedaan perbedaan dalam pendapatan
dan kos yang berkaitan dengan berbagai alternative tindakan. Cost
cost yang dipertimbangkan di dalam analisis diferensial bukannya cost - cost
yang digunakan di dalam pelaporan keuangan konvensional.
Untuk tujuan pengambilan keputusan, klasifikasi kos meliputi ;
1. Relevan Cost (Biaya Relevan), cost yang akan datang di masa yang akan
datang dan berbeda diantara berbagai alternative yang sedang
dipertimbangkan di dalam suatu keputusan.
2. Differencial Cost (Biaya Diferensial), perbedaan cost relevan antara dua
alternative atau lebih.
3. Unavoidable Cost (Biaya Takterhindarkan). Cost yang tidak akan berbeda
dianatara berbagai alternative keputusan, apakah kos itu akan terjadi di
masa mendatang atau telah terjadi di masa lalu.

4.
5.

Sunk Cost, Biaya masa lalu.


Opportunity Cost (Biaya Kesempatan), manfaat yang dikorbankan karena
menolak satu alternative, sementara menerima alternative lain.

C. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus


Menerima atau menolak pesanan khusus adalah dua alternative
keputusan yang adakalanya dihadapi oleh managemen. Pesanan khusus
adalah pesanan diluar penjualan normal, biasanya dengan harga yang lebih
rendah daripada harga jual normal. Keputusan tentang harga jual produk
dalam jangka panjang harus mendasarkan pada pertimbangan full cost.
Namun dalam jangka pendek, penentuan harga jual dapat dilakukan dengan
hanya mempertimbangkan differential cost.
D. Menambah atau Memberhentikan Departemen Atau Produk
Managemen selalu dihadapkan dengan keputusan keputusan yang
melibatkan pemilihan kombinasi produk yang menghasilkan laba yang
tertinggi. Bila ada produk baru, maka pendapatan dan biayanya harus
dievaluasi secara hati hati untuk meyakinkan apakah labanya cukup besar
untuk membenarkan keputusan menjual produk tersebut.
Jika produk lama tidak menguntungkan lagi, maka sebaiknya produk ini
diberhentikan. Keputusan keputusan mengenai penambahan atau
pemberhentian produk atau departemen tertentu harus dilakukan dengan
hati hati. Pertimbangan pertimbangan dalam keputusan menambah atau
memberhentikan produk adalah apakah produk di masa yang akan datang
akan memberi peningkatan laba bersih perusahaan. Analisis diferensial
dapat digunakan untuk mengevaluasi pengaruh penambahan atau
pemberhentian ini pada laba di masa yang akan datang.
E. Membeli Dari Luar atau Memproduksi Sendiri
Keputusan membeli dari luar atau memproduks sendiri ini dihadapi
oleh managemen dalam perusahaan pabrikasi yang membuat suatu produk
dengan menggunakan beberapa suku cadang. Analisis diferensial dapat
digunakan dalam memecahkan masalah ini.
F.

Memproses Setelah Split-Off Point atau Langsung Menjual


Beberapa produk dihasilkan secara bersama sama dari bahan baku
yang sama atau dari satu proses yang sama. Seperti, bensin, minyak tanah
dan minyak pelumas. Akuntan menyebut produk produk ini sebagai joint
products atau co-products. Saat dapat dipisahkannya produk produk itu

dari proses produksi disebut split-off point. Cost produksi untuk produk
produk ini sebelum titik pemisahan adalah joint cost atau common cost.
G. Memilih Produk
Apabila perusahaan menghadapi masalah pemilihan produk yang
harus diproduksi (dijual), maka keputusan yang bijaksana adalah memilih
produk yang memberi margin kontribusi total yang tinggi.
Dalam keadaan tidak ada batasan dalam sumberdaya ekonomik,
margin kontribusi total tertinggi tercapai bila perusahaan membuat produk
yang margin kontribusi per unitnya tertinggi. Dalam banyak hal, perusahaan
menghadapi berbagai batasan sumberdaya ekonomik. Misalnya, perusahaan
manufaktur mempunyai kapasitas produksi berupa jam tenaga kerja
lamgsung atau jam mesin dalam jumlah yang terbatas. Dalam department
store, batasan utamanya adalah jumlah lantai yang tersedia untuk
memajang barang dagangan.
H. Kombinasi Produk
1. Pendekatan Linear Programming
2. Pendekatan Margin kontribusi Per Kendala

Penyelesaian Kasus ( Soal )


Kasus 1
a.

Perhitungan Laba Taksiran


Perhitungan Laba Rugi Dengan Pendekatan Margin Kontribusi
Penjualan ( 5.000 x @Rp. 500,- )
Rp. 2.500.000,Harga pokok penjualan variabel
(5.000 x @Rp. 350,- )
Rp. 1.750.000,Margin Kontribusi
Rp. 750.000,Biaya Tetap :
Produksi
Rp. 60.000,Adm & Penjualan
Rp. 90.000,Rp. 150.000,-

Laba Bersih

b.

Rp.
-

600.000,

Perhitungan Pesanan Khusus.


Analisis Diferensial Dengan Dan Tanpa Pesanan Khusus
Tanpa
Dengan
pesanan
pesanan
Diferensial
khusus
khusus
Penjualan :
5000 x @500
Rp.
Rp.
500 x @400
2.500.000
2.500.000
Rp.
Rp. 200.00 200.000
0
Rp.
Rp.
Rp.
2.500.000
2.700.000
200.000
Biaya Variabel :
5000 x @350
Rp.
Rp.
500 x @350
1.750.000
1.750.000
Rp.
Rp. 175.00 175.000
0
Margin Kontribusi
Rp. 750.0 Rp. 775.00 Rp. 25.000
00
0
Biaya tetap : Adm & Rp. 150.0 Rp. 150.00 Penjualan
00
0
Laba Bersih
Rp. 600. Rp. 625.0 Rp. 25.00
000
00
0

Pesanan khusus tersebut diterima dan menghasilkan laba bersih sebesar Rp.
25.000,-. Selain itu, pesanan khusus yang diterima juga tidak melampaui
kapasitas maksimal pabrik yang bisa memproduksi produk sebanyak 5.500
unit / bulan.
Produksi awal
5.000 unit
Produksi pesanan
500 unit
jumlah
5.500 unit
Jadi, walaupun perusahaa menerima pesanan khusus, jumlah kapasitas
produksi tidak akan terlampaui.

c.

Harga terendah per unit


Harga pokok penjualan
Biaya Variabel
Rp. 350,Biaya Tetap (Rp.150.000 :500)
Rp. 300,Rp. 650,Biaya terendah per unit untuk pesanan khusus adalah Rp. 650,-. Biaya ini
lebih tinggi dibandingkan biaya produk penjualan awal. Ini terjadi karena
biaya variabel akan bertambah dengan adanya pesanan khusus sedangkan
biaya tetap jumlahnya akan tetap tanpa memandang diterima atau
ditolaknya pesanan khusus. Dengan tidak berubahnya biaya tetap yang
sebesar Rp. 150.000,- itu yang membuat biaya untuk pesanan khusus bisa
mencapai Rp. 650,- karena besarnya biaya hanya difokuskan untuk jumlah
produksi 500 unit.

d.

Harga terendah tanpa biaya administrasi & pemasaran


Harga Pokok Penjualan
Biaya Variabel
Rp. 350,Biaya Tetap ( Rp. 60.000 : 500 )
Rp 120,Rp. 470,Jadi, dengan tidak digunakannya biaya administrasi dan pemasaran
tambahan, maka harga terendah untuk pesanan khusus adalah Rp. 470,-

Kasus 2:
a. Analisis pemberhentian divisi ABC
Pendapat manager korporat belum tentu benar apabila divisi ABC
diberhentikan hanya untuk menghindari kerugian dari divisi ABC sebesar Rp.
200.000,-. Meskipun divisi ABC tidak memberikan margin kontribusi yang
cukup untuk menutupi seluruh biaya tetap divisinya sendiri, namun sudah
memberi sumbangan pada laba perusahaan. Sumbangannya adalah Rp.
250.000,- yang terlihat sebagai margin kontribusi. Apabila divisi ABC ditutup,
maka perusahaan akan kehilangan mmargin kontribusi sebesar Rp. 250.000,tersebut. Namun harus dibuat perhitungan lanjutan mengenai laba bersih

perusahaan, apakah laba bersih perusahaan akan meningkat atau menurun


jika divisi ABC diberhentikan.
b.

Tabel perhitungan jika divisi ABC diberhentikan.

Penjualan
Biaya overhead

Divisi
ABC

Divisi
KLM

Divisi
XYZ

1.000.0
00
750.0
00
250.0
00

4.000.0
00
3.000.0
00
1.000.0
00

5.000.0
00
2.500.0
00
2.500.0
00

200.0
00
250.0
00
400.0
00
150.0
00

400.0
00
600.0
00
625.0
00
875.0
00

Margin
kontribusi
Biaya tetap :
Overhead pabrik
150.0
Adm
& 00
pemasaran
175.0
Alokasi
kantor 00
pusat
125.0
00
Laba bersih
(200.00
0)

Hanya
Divisi
Total
KLM &
XYZ
10.000.00 9.000.000
0
6.250.000 5.500.000

Selisih
1.000.000
750.000

3.750.000 3.500.000

250.000

750.000
600.000
1.025.000
850.000
1.150.000 1.150.000

150.000
175.000
-

825.000

900.000

(75.000)

Jika divisi ABC diberhentikan maka laba yang akan diperoleh sebesar
Rp. 900.000,-. Laba bersih perusahaan meningkat sebanyak Rp. 75.000,yaitu dari Rp. 825.000,- menjadi Rp. 900.000,- jika divisi ABC deberhentikan.
Peningkatan laba ini terjadi karena divisi KLM & XYZ mempunyai margin
kontribusi sebesar Rp. 3.500.000,-. Margin kontribusi ini mampu menutupi
biaya terhindarkan kedua divisi tersebut yaitu sebesar Rp. 1.450.000
(overhead pabrik dan administrasi & pemasaran) ditambah lagi dengan
biaya tak terhindarkan Rp. 1.150.000,-. Sehingga hasilnya menunjukkan laba
bersih meningkat sebesar Rp. 75.000,- dari Rp. 825.000,- menjadi Rp.
900.000,c.

Penyewaan ruangan dari divisi ABC


Pemberhentian divisi ABC dan menyewakan semua ruangan merupakan
pilihan yang rasional. Karena jika manager membiarkan ruangan itu tidak

dipakai, maka ada pendapatan yang hilang sebesar Rp. 400.000,-.


Pendapatan ini juga dapat menambah pemasukan perusahaan. Hal ini
dilakukan dengan mempertimbangkan biaya kesempatan (opportunity cost).
d.

Perhitungan jika divisi XYZ diberhentikan.

Penjualan
Biaya overhead

Divisi
ABC

Divisi
KLM

Divisi
XYZ

1.000.0
00
750.0
00
250.0
00

4.000.0
00
3.000.0
00
1.000.0
00

5.000.0
00
2.500.0
00
2.500.0
00

Hanya
Total
Divisi ABC
Selisih
& KLM
10.000.00 5.000.000
5.000.000
0
6.250.000 3.750.000
2.500.000

Margin
3.750.000 1.250.000
2.500.000
kontribusi
Biaya tetap :
Overhead pabrik
150.0
200.0
400.0
750.000
350.000
400.000
Adm
& 00
00
00
1.025.000
425.000
600.000
pemasaran
175.0
250.0
600.0 1.150.000 1.150.000
Alokasi
kantor 00
00
00
pusat
125.0
400.0
625.0
00
00
00
Laba bersih
(200.00
150.0
875.0
825.000
(675.000)
(1.500.00
0)
00
00
0)
Dengan diberhentikannya divisi XYZ, laba perusahaan menjadi berkurang
sebesar ( Rp. 1.500.000). jika perusahaan hanya menjalakan divisi ABC dan
divisi KLM, maka perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 675.000,-.
Kasus 3:
a. Perhitungan pembelia suku cadang
Membuat sendiri suku Membeli
suku
cadang A
cadang A
Variabel Tetap
Rp. 20.000.000,Rp 2.100 x 10.000
Total
Rp. 20.000.000,Rp. 21.000.000
Dalam memperhitungkan atas keputusan ini, biaya tetap tidak ikut
dipertimbangkan. Maka keputusannya adalah tetap memproduksi sendiri
suku cadang A. Ini dilakukan karena membeli dari dari luar suku cadang A
akan menimbulkan pemborosan Rp. 1.000.000,-

b.

Perhitungan biaya tetap.


Membuat sendiri suku Membeli
suku
cadang A
cadang A
Biaya variabel
Rp. 20.000.000,Rp. 21.000.000, biaya tetap
Rp. 2.500.000,Total
Rp. 22.500.000,Rp. 21.000.000,Jika ada penawaran dari pihak luar mengenai suku cadang A, maka harga
oaling tinggi yang bisa diterima tidak boleh dari Rp.22.500.000,-. Dengan
perhitungan yang melibatkan dari biaya tetap, maka keputusan membeli
suku cadang A dapat dipertimbangkan.

Anda mungkin juga menyukai