TINJAUAN PUSTAKA
A. Tepung Talas belitung
Tepung adalah bentuk hasil pengolahan bahan dengan cara
pengilingan atau penepungan. Tepung memiliki kadar air yang rendah, hal
tersebut berpengaruh terhadap keawetan tepung. Jumlah air yang
terkandung dalam tepung dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat
dan jenis atau asal bahan baku pembuatan tepung, perlakuan yang telah
dialami oleh tepung, kelembaban udara, tempat penyimpanan dan jenis
pengemasan. Cara yang paling umum dilakukan untuk menurunkan kadar
air adalah dengan pengeringan, baik dengan penjemuran atau dengan alat
pengering biasa. Proses pembuatan tepung umbi-umbian sendiri dapat
dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari jenis umbi-umbian itu
sendiri (Lingga, 1986).
Salah satu produk talas belitung yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri pangan adalah tepung talas belitung. Tepung talas
belitung (Gambar 1) adalah tepung yang dibuat dari umbi talas belitung
kering yang digiling atau ditumbuk dan disaring dengan ayakan tepung
(Ridal, 2003).
79oC
2,57 g/g
2,40 g/g
69,54%
39,24%
6,20
1,28
2,16
0,69
1,25
16,29
70,73
10
B. Spesifikasi Maltodekstrin
Maltodekstrin menurut Whitsler and Miller (1997) merupakan suatu
hasil hidrolisis pati dengan penambahan asam,
berfungsi
sebagai
pembantu
pendispersi,
11
Kekentalan
maltodekstrin
yang
tinggi
penting
dalam
12
produk
sehingga
dapat
mempertahankan
kerenyahan.
13
atau bagian dari biji jagung melalui proses pengolahan tertentu sehingga
mendapatkan bentuk bagian-bagian flakes. Proses pengolahan flakes
meliputi
persiapan,
pencampuran
bahan,
pemasakan,
pengeringan,
14
Spesifikasi
Normal
Normal
Normal
Maks.3
Maks.4
Min.5
Min.7
Maks. 60.7
Maks. 0,7
Tidak Boleh Ada
Sesuai SNI 01-0222-1995
Maks. 2,0
Maks. 30
Maks. 40
Maks. 40
Maks. 0,03
Maks. 1,0
Maks. 5x105
Maks 102
Maks. <3
Negatif
Negatif
Maks. 102
15
16
kedudukan taksonomi
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Plantae (Tumbuhan)
Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)
Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)
Dicotyledonae (Tumbuhan Berkeping biji dua)
Polypetales
Leguminoceae (Papilionaceae)
Papilionadeae
Glycine
Glycine max (L.) Merill
17
Valin (Rukmana, 1996). Secara umum kandungan gizi kedelai dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Kandungan Gizi Kedelai per 100 gram bahan
Komponen
Jumlah Energi
Air (g)
7,5
Lemak (g)
18,1
Protein (g)
34,9
Karbohidrat (g)
4,8
Kalsium (mg)
227
Fosfor (mg)
585
Besi (mg)
8,0
Vitamin A (SI)
110
Vitamin B1 (mg)
1,07
(Sumber : Direktorat Gizi DepKes RI, 1993)
Menurut Astawan (2003), komposisi asam amino yang menyusun
kedelai (Gambar 3) cukup lengkap. Kandungan lisinya cukup tinggi
sehingga sangat berguna bila digunakan untuk suplementasi pada
golongan serealia yang kandungan lisinya rendah. Namun sebaliknya,
kandungan methionin dan sistin pada kedelai rendah sehingga merupakan
faktor pembatas yang harus diperhatikan bila akan digunakan untuk
fortifikasi makanan. Keadaan lain menurut Heinnermen (2003), pada
kedelai terdapat faktor antinutrisi seperti tripsin inhibitor, asam fitat,
oligosakarida,
dan
hemaglutinin.
Pemanasan
secara
basah
dapat
18
F. Kecambah Kacang-kacangan
Pengecambahan merupakan suatu proses keluarnya bakal
tanaman (tunas) dari lembaga yang disertai dengan terjadinya mobilisasi
cadangan makanan dari jaringan penyimpanan atau keping biji ke bagian
vegetatif (sumbu pertumbuhan embrio atau lembaga) (Supitaningsih,
1982). Sementara menurut Winarno (1997), kecambah adalah biji-bijian
yang mengalami perubahan fisik dan kimiawi yang diakibatkan oleh proses
metabolisme. Dalam proses perkecambahan terjadi berbagai perubahan
biologis yang memperlihatkan terpecahnya berbagai komponen dalam biji
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana, yang telah disiap dicerna
bagi embrio atau kecambah untuk tumbuh lebih lanjut.
Selama terjadinya kecambah, beberapa kandungan pati diubah
menjadi dekstrin atau bagian yang lebih kecil lagi, yaitu dalam bentuk gula
maltosa, molekul protein yang besar dipecah menjadi molekul yang lebih
kecil. Lemaknya juga dihidrolisis menjadi asam-asam lemak yang lebih
mudah dicerna. Beberapa mineral (kalsium dan besi) yang biasa terikat erat
dilepaskan, sehingga menjadi bentuk yang lebih bebas. Dengan demikian
19
20
21
22