Referat Anemia Defisiensi Besi Final
Referat Anemia Defisiensi Besi Final
Pendahuluan
Pendahuluan
Angka kejadian DB lebih tinggi pada usia bayi, terutama pada bayi
prematur (sekitar 25-85%) dan bayi yang mengonsumsi ASI secara
eksklusif tanpa suplementasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epidemiologi
SKRT tahun 2007 menunjukkan angka kejadian ADB pada anak balita di
Indonesia sekitar 40-45%.
Etiologi
Asupan inadekuat
Diare kronis
Infeksi kronis
Patogenesis
Tahap
iron depletion
berkurangnya cadangan besi atau tidak adanya cadangan besi, Hemoglobin dan
fungsi protein besi lainnya masih normal
1 Serum feritin berkurang
Tahap
Tahap
Manifestasi klinis
Mayoritas -> asimtomatik (skrining laboratorium)
Pica
Pagofagia
Diagnosis
Sekitar
80-85%
penyebab
ADB
dapat
penanganannya dapat dilakukan dengan tepat.
diketahui
sehingga
Algorit
ma
anemi
a
mikros
itik
Diferensial diagnosis
Pemeriksaan
Anemia
Thalasemia
Anemia
Laboratorium
defisiensi Besi
Minor
Penyakit Kronis
MCV
Menurun
Menurun
N/Menurun
Fe serum
Menurun
Normal
Menurun
TIBC
Naik
Normal
Menurun
Saturasi
Menurun
Normal
Menurun
transferin
FEP
Naik
Normal
Naik
Feritin serum
Menurun
Normal
Menurun
Tatalaksana
Preparat besi
Usia
Dosis Besi
Lama Pemberian
Elemental
BBLR (<2500gram)
3mg/kgBB/hari
Cukup bulan
2mg/kgBB/hari
2 5 tahun
1mg/kgBB/hari
2x/minggu selama 3
bulan berturut turut
setiap tahun
1mg/kgBB/hari
sekolah)
2x/minggu selama 3
bulan berturut turut
setiap tahun
12 18 (remaja)
60mg/hari
2x/minggu selama 3
bulan berturut turut
setiap tahun
Transfusi darah
Pencegahan
Primer
Pemberian vitamin C
Sekunder
Skrining ADB : AAP menganjurkan usia 9-12 bulan, 6 bulan kebudian dan
usia 24 bulan