Anda di halaman 1dari 83

1

PEMISAHAN PUFA YANG DIHASILKAN DARI BEBERAPA


MINYAK NABATI SECARA FRAKSINASI KOMPLEKSASI
UREA

TESIS

Oleh
MAYURID
077006025/KM

PA

K O LA

A S A R JA

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

PEMISAHAN PUFA YANG DIHASILKAN DARI BEBERAPA


MINYAK NABATI SECARA FRAKSINASI KOMPLEKSASI
UREA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Kimia
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh
MAYURID
077006025/KM

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

Judul Tesis

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

:
:
:

PEMISAHAN PUFA YANG DIHASILKAN DARI


BEBERAPA MINYAK NABATI SECARA
FRAKSINASI KOMPLEKSASI UREA
Mayurid
077006025
Kimia

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr.Tonel Barus)


Ketua

(Drs. Mimpin Ginting, MS)


Anggota

Ketua Program Studi,

Direktur,

(Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D)

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, MSc)

Tanggal lulus : 22 Juni 2009

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

Telah diuji pada


Tanggal 22 Juni 2009

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua

Prof. Basuki Wirjosentono, M.S, Ph.D

Anggota

1. Prof.Dr. Tonel Barus


2. Drs Mimpin Ginting, M.S
3. Prof. Dr. Jamaran Kaban, M.Sc
4. Dr. Lamek Marpaung, M.Sc

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

PERNYATAAN

PEMISAHAN PUFA YANG DIHASILKAN DARI BEBERAPA


MINYAK NABATI SECARA FRAKSINASI KOMPLEKSASI
UREA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 22 Juni 2009


Penulis,

Mayurid

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

ABSTRAK

Pemanfaatan minyak baik sebagai edible oil maupun sebagai bahan oleokimia
sangat tergantung kepada jenis asam lemak yang terikat pada gliserida tersebut.
Minyak dengan kandungan asam lemak tidak jenuh seperti linoleat, linolenat dan
oleat memiliki kegunaan tersendiri dimana dalam edible oil linolenat bermanfaat
dalam kesehatan sedangkan linoleat dan oleat meningkatkan cita rasa pada makanan,
demikian juga halnya pemanfaatan ketiga jenis asam lemak tersebut dalam oleokimia
memiliki kegunaan yang berbeda.
Dalam penelitian ini dilakukan peningkatan konsentrat PUFA yakni linoleat dan
linolenat dari asam lemak lainnya terhadap asam lemak yang terdapat pada minyak
kemiri, kedelai dan minyak jarak pagar yang dilakukan melalui tahapan saponifikasi,
netralisasi dilanjutkan fraksinasi kompleksasi urea.
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis kromatografi gas terhadap metil ester
asam lemak menunjukkan bahwa setelah fraksinasi kompleksasi urea terjadi adanya
kenaikan PUFA ( C18:2 dan C18:3 ) pada minyak kemiri sebesar 60,04 %,
minyak kedelai sebesar 52,89 % dan minyak jarak pagar sebesar 73,40 %.

Kata Kunci : PUFA, minyak kemiri, minyak kedelai, minyak jarak pagar,
kompleksai urea

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

ABSTRACT

The use of oil as edible oil or as material for oleochemistry is defended to the
kind of fat orchid that closed to the gliserida. Oil with containing fat orchid is not
stagnant like linoleic, linolenic and oleic have the use it self where in edible oil
linoleic is advantage in health while linoleic and oleic is used for the nice of food,
And also with advantages of the three kind of the fat orchid but oleochemistry has the
difference uses .
In this this research we developed thes uses of concentrate of PUFA like linoleic
and linolenic from other fat orchid to the fat orchid that there is in cadle nuts oil,
soya bean oil and castor oil which are done through some. Steps safonification,
netralisation that is going on to fracsination urea complecity.
The result of this research is based on cromatografi gas to metal ester, orchid
fat shows that after fracsination complexcity urea is happened in the developing of
PUFA ( C18 : 2 and C18 : 3 ) to the caddle nuts about 60,04 %, soyabean oil is
about 52,89 % and castor oil is about 73,40 %.
Key Word : PUFA, cadle nuts oil, soyabean oil , castor oil, urea
complekxation

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan
karuniannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul : Pemisahan
PUFA yang dihasilkan dari beberapa minyak nabati secara fraksinasi
kompleksasi urea.
Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Sain pada
sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tesis ini
masih jauh dari kesempurnaan.Pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati
sangat mengharapkan kritik dan saran.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
BAPEDDA Sumatera Utara yang telah memberikan beasiswa kepada penulis untuk
dapat menempuh strata pendidikan S 2 ini. Terima kasih keada Rektor Sumatera
Utara Bapak Prof..Chairuddin P.Lubis, DTM & H,Sp.A(K) atas kesempatan dan
fasilitas yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan.Terima
kasih kepada Direktur Sekolah Pascasarjana ibu Prof.Dr.Ir.Chairun Nisa B, M.Sc.
Terima kasih kepada ketua program studi kimia Bapak Prof.Basuki Wirjosentono,
M.S, Ph.D.
Terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

1. Prof .Dr. Tonel Barus selaku dosen pembimbing utama dan Drs
Mimpin Ginting M.S selaku anggota komisi pembimbing yang setiap
saat dengan penuh perhatian memberikan bimbingan dan saran
sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
2. Kepada kepala laboratorium kimia organik dan kimia bahan bahan
alam FMIPA USU Medan beserta staf dan asisten atas fasilitas dan
sarana yang diberikan
3. Kepala

laboratorium

RISPA

Medan

atas

bantuannya

dalam

menganalisis sampel.
4. Ketua yayasan Hajjah Rachmah Nasution H. Abdul Manan Muis yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk pendidikan dalam
program studi kimia pada pasca sarjana Universitas Sumatera Utara.
5. Rekan-rekan program studi kimia pada sekolah pasca sarjana
Universitas Sumatera Utara dan rekan-rekan seprofesi al Azhar Medan
yang namanya tidak mungkin disebutkan satu per satu, atas segala
bentuk bantuan yang penulis terima selama mengikuti pendidikan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
ayahanda Usman Amin ( Alm ) dan ibunda tercinta Aisyah Yusuf B.A ( Almh ), Istri
tercinta Rosmayanna siregar S.Pd, ananda M.Ali Azzahri dan Azimah Azzahra dan
seluruh keluarga yang dengan penuh kasih sayang memberikan dorongan dan doa
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

10

Akhir

kata penulis

harapkan semoga

tulisan

ini

bermanfaat

bagi

perkembangan ilmu kimia. Semoga Allah SWT meridhoi kita .Amin.

Medan, 22 Juni 2009


Penulis

Mayurid

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

11

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sigli pada tanggal 27 April 1972 dan anak kedua dari
tiga bersaudara dari pasangan Usman Amin ( Alm ) dan Aisyah Yusuf B.A ( Almh ).
Penulis menamatkan pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan ( MIN
Medan ) dari tahun 1979 sampai tahun 1985, Sekolah Menengah Negeri ( SMP N ) 6
medan dari tahun 1985 samapi tahun 1988, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN )
1 Sigli dari tahun 1988 sampai tahun 1991.
Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di IKIP Negeri Medan dari tahun
1992 sampai tahun 1998.pada tahun 2007 penulis mendapatkan kesempatan untuk
melanjutkan studi melalui beasiswa pemerintah Sumatera Utara di USU Medan
dengan program studi pasca sarjana kimia dan menamatkan pendidikan tersebut pada
bulan Juni 2009 di Medan.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

12

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK........................................................................................................

ABSTRACT.......................................................................................................

ii

KATA PENGANTAR......................................................................................

iii

RIWAYAT HIDUP..........................................................................................

vi

DAFTAR ISI...................................................................................................

vii

DAFTAR TABEL............................................................................................

DAFTAR GAMBAR........................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

xii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1.1. Latar Belakang...............................................................................

1.2. Permasalahan.................................................................................

1.3. Tujuan Penelitian...........................................................................

1.4. Manfaat Penelitian.........................................................................

1.5. Metode Penelitian...................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................

2.1. Kemiri ( Aleurites moluccana) ......................................................

2.1.1.Komposisi Minyak Kemiri........................................................

2.2. Jarak pagar (Jatropa curcas linn)................................................

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

13

2.2.1.Komposisi Minyak Jarak pagar................................................

2.3. Kedelai ( Glycine max L ).............................................................

2.3.1.Komposisi Minyak Kedelai.....................................................

2.4. Asam Lemak................................................................................

2.5. Beberapa Asam Lemak Penyusun Gliserida.................................

10

2.6.Klasifikasi Asam Lemak..............................................................

12

2.6.1 Kegunaan asam lemak tak jenuh............................................

16

2.6.2. Pemisahan Asam Lemak Dalam Industri...............................

16

2.7. Kompleksasi Urea.......................................................................

23

2.8. Kromatografi Gas Cair................................................................

25

BAB III METODELOGI PENELITIAN........................................................

35

3.1. Lokasi Penelitian..........................................................................

35

3.2. Bahan dan Alat.............................................................................

35

3.3. Prosedur Penelitian......................................................................

36

3.3.1.Isolasi Minyak Kemiri dari Inti Biji Kemiri..........................

36

3.3.2.Isolasi Minyak Jarak dari Inti Biji Jarak...............................

36

3.3.3.Isolasi Minyak Kedelai dari Inti Biji Kedelai.......................

37

3.4. Pemisahan PUFA dari masing-masing minyak Nabati...............

37

3.4.1.Minyak Kemiri......................................................................

37

3.4.2.Minyak Jarak..........................................................................

38

3.4.3.Minyak Kedelai......................................................................

39

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

14

3.5. Bagan Penelitian..........................................................................

40

3.5.1 Isolasi Minyak dari Inti Biji Kemiri, Kedelai dan


Jarak Pagar ..............................................................................

40

3.5.2. Pemisahan PUFA dari masing-masing minyak Nabati..........

41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................

43

4.1 Hasil Penelitian ..............................................................................

43

4.1.1.Isolasi Minyak Kemiri, Kedelai dan Jarak Pagar.....................

43

4.1.2.Hasil Analisis Kromatografi Gas Cair ( KGC ) Sebelum


Kompleksasi Urea...................................................................

43

4.1.3.Hasil Analisis Kromatografi Gas Cair ( KGC ) setelah


kompleksasi urea............................. .........................................

46

4.2. Pembahasan .............................................................................

49

4.2.1. Isolasi Minyak Kemiri, Kedelai dan Jarak Pagar...................

49

4.2.2. Isolasi PUFA dari asam lemak lainnya..................................

52

4.2.3.Hasil Analisis Kromatografi Gas Cair ( KGC ) .......................

55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

58

5.1. Kesimpulan....................................................................................

58

5.2. Saran ..............................................................................................

58

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

59

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

15

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

1.

Komposisi Asam Lemak ( % ) Minyak Kemiri...................................

2.

Komposisi Asam Lemak ( % ) Minyak Jarak......................................

3.

Komposisi Asam Lemak ( % ) Minyak Kedelai..................................

4.

Jenis-jenis Asam Lemak......................................................................

11

5.

Titik Beku Beberapa Asam Lemak .....................................................

12

6.

Hasil Perolehan Minyak Kemiri, Kedelai dan Jarak Pagar...................

43

7.

Hasil analisis KGC dari Komposisi Asam Lemak minyak Kemiri......

44

8.

Hasil analisis KGC dari Komposisi Asam Lemak minyak kedelai......

45

9.

Hasil analisis KGC dari Komposisi Asam Lemak minyak


Jarak Pagar...........................................................................................

46

Hasil analisis KGC dari Komposisi Asam Lemak minyak Kemiri


setelah Kompleksasi urea...................................................................

47

Hasil analisis KGC dari Komposisi Asam Lemak minyak Kedelai


setelah Kompleksasi urea...................................................................

48

Hasil analisis KGC dari Komposisi Asam Lemak minyak Jarak Pagar
setelah Kompleksasi urea..................................................................

49

Kandungan Asam Lemak Sebelum/Sesudah Kompleksasi Urea.......

56

10.

11.

12.

13.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

16

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

1.

Struktur Kimia Asam Laurat...........................................................

13

2.

Struktur Kimia Asam Oleat.............................................................

14

3.

Struktur Kimia Asam Linolenat.......................................................

14

4.

Reaksi antara asam lemak dengan NaOH........................................

17

5.

Reaksi Penyabunan Mono dan Digliserida dalam Minyak.............

19

6.

Skema alat penyuling asam lemak bebas........................................

20

7.

Reaksi re-esterifikasi dengan mono dan digliserida.......................

22

8.

Kompleks Inklusi Urea...................................................................

24

9.

Diagram alir Kromatografi gas cair................................................

26

10.

Output dari kolom............................................................................

31

11.

Area Puncak.....................................................................................

33

12.

Reaksi Penyabunan Terhadap Trigliserida......................................

50

13.

Reaksi Pengasaman Sabun..............................................................

51

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

17

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

1.

2.

5.

6.

Judul

Halaman

Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak


KemiriSebelumKompleksasi Urea......................... .....................

61

Kromatogram dari Komposisi Asam


LemakMinyakKedelaiSebelumKompleksasi Urea.......................

62

Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak Pagar


Sebelum Kompleksasi Urea............................... .........................

63

Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Kemiri


Setelah Kompleksasi Urea...........................................................

64

Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Kedelai


SetelahKompleksasi Urea.............................................................

65

Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak Pagar


SetelahKompleksasiUrea.............................................. ........ ...... .

66

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemanfaatan lemak/minyak baik sebagai edible oil maupun sebagai bahan
oleokimia sangat tergantung kepada jenis asam lemak yang terdapat pada gliserida
tersebut. Minyak yang kaya akan kandungan asam lemak jenuh menengah seperti
minyak kelapa maupun minyak inti sawit banyak digunakan sebagai edible oil
sedangkan lemak dengan kandungan asam lemak jenuh rantai panjang yang tinggi
banyak digunakan sebagai bahan oleokimia ( Richter dan Knaut,1984 ).
Minyak dengan kandungan asam lemak tidak jenuh tinggi ( PUFA) seperti
asam lemak oleat, linolenat dan omega 3 memiliki kegunaan tersendiri seperti asam
lemak linolenat sangat bermanfaat dalam kesehatan dan asam linoleat meningkatkan
rasa yang enak bagi konsumen ( Knight,1976 ).
Penggunaan dari asam lemak tak jenuh (PUFA) dalam industri kosmetika
maupun industri lainnya memiliki kegunaan tersendiri seperti : pembuatan senyawa
poliol, bahan cat, pernis, sabun, obat-obatan dan sebagai bahan baku senyawa polimer
yakni poliuretan, polietilen, polipropilen, poliisoprena dan lain-lain ( Ketaren.S, 2005 ).
Asam lemak tak jenuh termasuk asam lemak esensial, artinya asam lemak yang
tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia, tetapi harus didatangkan dari luar tubuh.
Asam lemak tak jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap disebut asam lemak
tidak jenuh mono ( Mono Unsaturated Fatty Acid, MUFA ) sedangkan yang
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

19

mengandung dua atau lebih ikatan rangkap disebut asam lemak tidak jenuh poli ( Poli
Unsaturated Fatty Acid, PUFA ).
Pemisahan asam lemak jenuh seperti laurat, palmitat dan stearat dalam industri
oleokimia dapat dilakukan ke dalam bentuk tunggal melalui destilasi fraksinasi
terhadap campuran asam lemak ataupun dalam bentuk metil ester asam lemak
campuran. Peningkatan Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) melalui cara destilasi
fraksinasi ini sukar dilakukan disebabkan masing-masing asam lemak tak jenuh
disamping membentuk campuran yang azetrop juga dapat mengalami perubahan
komposisi. Usaha pemisahan PUFA telah dilakukan melalui fraksinasi menggunakan
pelarut dan juga destilasi menggunakan destilasi molekuler, disamping adanya yang
terdegradasi ternyata pemisahan PUFA tidak dapat dilakukan dengan sempurna.
Pemisahan PUFA melalui fraksinasi kompleksasi urea, diharapkan kandungan asam
lemak tak jenuh majemuknya dapat ditingkatkan tanpa mengalami degradasi seperti
yang dilakukan terhadap pemisahan PUFA dari minyak ikan antara asam lemak
tersebut dapat dipisahkan antara asam lemak lainnya.
Asam lemak dari minyak nabati yang kaya akan oleat, linoleat dan linolenat
diharapkan melalui kompleksasi urea secara fraksinasi dapat dipisahkan atau
ditingkatkan konsentrasinya dari asam lemak campuran lainnya.
Beberapa minyak nabati diantaranya minyak kemiri, minyak jarak dan minyak
kedelai yang mudah diperoleh memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang
besar dan berbeda satu sama lain komposisinya.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

20

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti tertarik untuk memisahkan asam lemak
tak jenuh majemuk (PUFA) dari asam lemak lainnya yang ada dalam minyak kemiri,
minyak jarak dan minyak kedelai dengan cara fraksinasi kompleksasi urea
1.2. Permasalahan
Apakah asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) yang diperoleh dari minyak
kemiri, minyak jarak pagar dan minyak kedelai dapat ditingkatkan konsentrasinya
melalui fraksinasi kristalisasi secara kompleksasi urea
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah asam lemak tak jenuh
majemuk (PUFA)

terhadap asam lemak lainnya yang diperoleh dari minyak

kemiri,minyak jarak pagar dan minyak kedelai.


1.4 Manfaat Penelitian
Metode

kompleksasi urea

yang

digunakan

untuk

memisahkan

atau

meningkatkan jumlah asam lemak tak jenuh majemuk (PUFA) dari minyak kemiri,
minyak jarak pagar dan minyak kedelai memberikan konstribusi besar untuk
pemanfaatan berbagai asam lemak untuk meningkatkan nilai ekonomis dari suatu
minyak tertentu .
Juga dapat memberikan informasi terhadap industri oleokimia bahwa melalui
metode kompleksasi urea secara fraksinasi dapat ditingkatkan konsentrat asam lemak
tak jenuh yang terdapat pada minyak nabati seperti minyak kemiri, minyak kedelai
dan minyak jarak pagar.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

21

1.5. Metode Penelitian


Penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Biji kemiri, biji jarak pagar dan
biji kedelai yang digunakan diambil diperoleh dari pasar lokal yang ada di kota
Medan. Biji kemiri, biji jarak pagar dan biji kedelai yang kering dan halus ( Milt )
dimaserasi dengan pelarut n-heksana untuk mendapatkan minyak. Selanjutnya
masing-masing minyak yang diperoleh ditentukan komposisi asam lemaknya dalam
bentuk metil ester asam lemak ( MEAL ) melalui analisis KGC.
Minyak kemiri, minyak kedelai dan minyak jarak pagar yang diperoleh dari
maserasi setelah disaponifikasi dilanjutkan hidrolisis selanjutnya dilakukan
pemisahan jenis asam lemak tak jenuh majemuknya ( PUFA) dari asam lemak
lainnya melalui fraksinasi dengan kompleksasi urea. Selanjutnya asam lemak dari
minyak kemiri, minyak kedelai dan minyak jarak pagar yang telah difraksinasi
dengan kompleksasi urea dilakukan analisis KGC kembali untuk dibandingkan
dengan hasil analisis KGC dari minyak kemiri, minyak kedelai dan minyak jarak
pagar sebelum dilakukan fraksinasi kompleksasi urea.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

22

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kemiri ( Aleurites moluccana )


Tanaman kemiri ( aleurites moluccana ) berpohon besar dengan tinggi 25-40
meter, beranting banyak, mempunyai tunas muda yang tertutup rapat oleh bulu yang
berwarna putih keabu-abuan atau cokelat. Daun muda berlekuk tiga atau lima, sedang
daun tua berbentuk bulat dengan ujung meruncing. Daun tersebut mempunyai
kelenjar berwarna hijau kekuningan.bunga kemiri merupakan bunga majemuk yang
berumah satu, berwarna putih dan bertangkai pendek. Buah kemiri berkulit keras
berdiameter 5 cm didalamnya terdapat satu atau dua biji yang diselubungi kulit biji
yang keras dengan permukaan kasar dan beralur. Tanaman kemiri baik tumbuh
dipegunungan pada ketinggian 1200 meter dari permukaan laut ( Sunanto H, 1994 ).

2.1.1. Komposisi Minyak Kemiri


Setiap 100 g daging biji kemiri mengandung 636 kalori, 19 g protein, 63 g
lemak, 8 g karbohidrat, 80 mg kalsium, 200 mg fosfor, 2 mg besi, 0,06 mg vitamin B
dan 7 g air. Bagian biji mengandung minyak sebesar 55-56 % dan kadar minyak
dalam daging buah sebesar 60 %. Asam lemak minyak ditunjukkan tabel di bawah
ini.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

23

Tabel 1. Komposisi asam lemak ( % ) minyak kemiri


Asam Lemak
Asam linolenat
Asam oleat
Asam linoleat
Asam palmitat
Asam stearat

Jumlah ( % )
28,5
10,5
48,5
55
6,7

Sumber : Bailey, A.E (1950 )

2.2. Jarak Pagar (Jatropa curcas linn)


Biji jarak pagar (Jatropa curcas linn) merupakan sumber minyak nabati. Biji
jarak diperoleh dari pohon jarak yang menghasilkan biji. Biji jarak pagar terdiri dari
60 % berat kernel (daging biji) dan 40 % berat kulit. Inti biji jarak pagar mengandung
sekitar 50 % minyak sehingga dapat diekstrak menjadi minyak jarak pagar dengan
cara mekanis ataupun ekstraksi dengan pelarut organik seperti heksana (Hambali,
dkk., 2006).
2.2.1.Komposisi Minyak Jarak pagar
Biji jarak terdiri dari 75 persen kernel (daging biji) dan 25 persen kulit dengan
komposisi sebagai berikut :
Tabel 2. Komposisi asam lemak ( % ) minyak jarak
Asam Lemak
Asam linolenat
Asam oleat
Asam linoleat
Asam palmitat
Asam stearat

Jumlah ( % )
24
35 64
19 42
2 17
5 10

Sumber : Sudrajat.R (2006)

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

24

Minyak jarak pagar mempunyai keunikan tersendiri karena komponen penyusun


utamanya adalah 77,3 % asam lemak tak jenuh yaitu oleat (C18 :1) , linoleat (C18:2)
dan linolenat ( C18:3 ).
Minyak jarak pagar dan turunannya digunakan dalam industri cat, varnish,
pelumas, tinta cetak, linoleum, oil cloth dan sebagai bahan baku dalam industriindustri plastik dan nilon. Dalam jumlah kecil minyak jarak digunakan dalam
pembuatan kosmetik, semir dan lilin.
2.3. Kedelai ( Glycine max L )
Kedelai adalah tanaman semusim yang biasa diusahakan
kemarau,karena

pada musim

tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Umumnya kedelai

tumbuh didaerah ketinggian 0 sampai 500 m dari permukaan laut. Berdasarkan


klasifikasi botani,kedelai termasuk famili Leguminosae. Tanaman kedelai tumbuh
tegak sedangkan kedelai liar tumbuh menjalar. Kedelai termasuk tanaman berbiji
ganda, berakar tunggang. Pada akhir tumbuh bintil-bintil akar yang berisi Rizobium
japanicum yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Rizobium japanicum hidup
bersimbiose dengan kedelai dan membantu sintesa protein kedelai.Bunga kedelai
disebut bunga kupu-kupu yang biasa bergerombol dibawah ketiak daun dengan
jumlah bunga 13-15 buah, tetapi 75 persen dari bunga ini sering gugur
(Atjung,1990).

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

25

2.3.1. Komposisi Minyak Kedelai


Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacangkacangan lainnya, tetapi lebih tinggi daripada kadar minyak serealia. Kadar protein
kedelai yang tinggi menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan sebagai sumber
potein daripada sebagai sumber minyak. Asam lemak minyak kedelai sebagian besar
terdiri dari asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Adapun
komposisi minyak kedelai sebagai berikut.

Tabel 3. Komposisi asam lemak ( % )minyak kedelai


Asam Lemak
Asam lemak tidak jenuh (85 %)
-asam linoleat
-asam oleat
-asam linolenat
-asam arachidonat
Asam lemak jenuh (15 %)
- asam palmitat
- asam stearat
- asam arschidat
- asam laurat

Jumlah ( % )

15 64
11 60
1 12
1,5
7 10
25
0,2 1
0 0,1

Sumber : Bailey A.E (1950)

Minyak kedelai banyak digunakan untuk pembuatan minyak salat, minyak


goreng, serta untuk segala keperluan pangan.Lebih dari 50 % produk pangan dibuat
dari minyak kedelai, terutama margarin dan shortening. Hampir 90 % dari produksi
minyak kedelai digunakan dibidang pangan. Minyak kedelai juga digunakan pada
pabrik lilin, sabun, varnish, cat, semir, insektisida dan desinfektan.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

26

2.4 Asam Lemak


Asam lemak bersama-sama dengan gliserol sebagai gliserida merupakan
penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua
lipida pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak makan (goreng),
margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak
bisa berbentuk bebas ( karena lemak yang terhidrolisis ) maupun terikat sebagai
gliserida.
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat
tinggi ( rantai C lebih dari 6 ). Karena berguna dalam mengenal ciri-cirinya, asam
lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak
jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya,
sementara asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara
atom-atom karbon penyusunnya.
Asam lemak merupakan asam lemah dan dalam air terdisosiasi sebagian.
Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27 C ). Semakin panjang rantai
C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut dalam
pelarut polar.
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam
lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan
oksigen ( mudah teroksidasi ). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam
lemak.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

27

Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki
dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk
cis. Asam lemak bentuk trans ( trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", hanya
diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi
atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena
atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya
tetap relatif lurus.
Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang
dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton,
serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat
campuran dari berbagai produk ini ( Ketaren S, 2005 ).

2.5. Beberapa asam lemak Penyusun Gliserida


Berdasarkan panjang rantai atom karbon (C), berikut sejumlah asam lemak
alami (bukan sintetis) yang dikenal. Nama yang disebut lebih dahulu adalah nama
sistematik dari IUPAC dan diikuti dengan nama trivialnya.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

28

Tabel 4. Jenis-jenis asam lemak


No

Asam
Lemak

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

C8:0
C10 : 0
C12 :0
C12 :1
C14 :0
C14 :1
C16 :0
C16 :1
C18 :0
C18 :1
C18 :1
C18 :1
C18 :2
C18 :3
C18 :3
C18 :3
C18 :3
C18 :4

19
20

C20 :0
C20 :4

21
22
23
24
25

C20 :1
C20 :1
C22 :0
C22 :1
C 24 :0

Iupac

Asam oktanoat
Asam dekanoat
Asam dodekanoat
Asam 9-dodekenoat
Asam tetradekanoat
Asam 9-tetradekenoat
Asam heksadekanoat
Asam 9-heksadekenoat
Asam oktadekanoat
Asam 6-oktadekenoat
Asam 9-oktadekenoat
Asam 9-hidroksioktadekenoat
Asam 9,12-oktadekadienoat
Asam 9,12,15-oktadekatrienoat
Asam 6,9,12-oktadekatrienoat
Asam 8,10,12-oktadekatrienoat
Asam 9,11,13-oktadekatrienoat
Asam9,11,13,15oktadekatetraenoat
Asam eikosanoat ,
Asam5,8,11,14eikosatetraenoat,
Asam 9-eikosenoat ,
Asam 11-eikosenoat ,
Asam dokosanoat ,
Asam 13-dokosenoat ,
Asam tetrakosanoat ,

Trivial

asam kaprilat.
asam kaprat.
asam laurat.
asam lauroleinat, -3.
asam miristat.
asam miristoleinat, -5.
asam palmitat.
asam palmitoleinat, -7.
asam stearat.
asam petroselat, -12.
asam oleat, -9.
asam ricinoleat, -9, OH-7.
asam linoleat, -6, -9.
asam -linolenat, -3, -6, -9.
asam -linolenat, -6, -9, -12.
asam kalendulat, -6, -8, -10.
asam -elaeostearat, -7, -9, -11.
asam -parinarat, -3, -5, -7, -9.
asam arakidat.
asam arakidonat, -6, -9, -12, 15.
asam gadoleinat, -11.
asam eikosenat, -9.
asam behenat.
asam erukat, -9.
asam lignoserat.

Berikut ini titik beku dari beberapa asam asam lemak baik asam lemak jenuh
maupun asam lemak tak jenuh. dapat dilihat dari tabel 5

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

29

Tabel 5. Ttitik beku beberapa asam lemak


Nama Umum

Jenuh

Tak Jenuh

Jumlah Karbon

Titik Beku 0C

Laurat

12 : 0

44

Miristat

14: 0

58

Palmitat

16: 0

63

Stearat

18: 0

70

Arakidat

20: 0

77

Oleat

18: 1

13

Linoleat

18: 2

-5

Linolenat

18: 3

-11

Sumber:Hart,Suminar (1990 )

2.6. Klasifikasi asam lemak


Agar supaya para pembaca menjadi lebih mudah mengerti soal minyak, maka
perlu untuk mengetahui beberapa istilah perminyakan yang akan dipakai untuk
menjelaskan uraian dibawah ini. Apakah bedanya antara lemak dan minyak? Istilah
lemak dan minyak sering kali dipakai secara serabutan. Secara harafiah perbedaan
yang sebenarnya adalah, lemak akan tetap berbentuk padat (solid) pada suhu kamar;
contoh, Lemak hewani, lard (gajih), sedangkan minyak akan tetap berbentuk cair
(liquid); contoh, minyak sayur, seperti asal jagung, kedele, biji bunga matahari, biji
kapok, canola dll). Padahal keduanya adalah termasuk golongan lemak dan dalam
istilah ilmu kimia disebut fats (gajih) atau fatty acids (asam lemak). Lemak jenuh
(gajih) adalah trigleserida (triglyceride), demikian pula lemak tak jenuh (minyak

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

30

sayur) adalah trigleserida juga.Setiap molekul trigleserida mengandung 3 Molekul


asam lemak.
Berdasarkan ada atau tidaknya ikatan ganda (double bonds) dalam struktur
kimiawinya, molekul asam-asam lemak yang terkandung dalam trigleserida, asal
lemak atau minyak dapat dibagi menjadi 3 kelompok; yakni (1) Golongan minyak
dengan asam lemak jenuh (saturated fatty acids), (2) Golongan minyak dengan asam
lemak tak Jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids, MUFA ) dan (3) Golongan
minyak dengan asam lemak tak jenuh majemuk ( Poly - unsaturated fatty acids,
PUFA ).
ContohJenis-jenisAsamLemak
Saturated Fatty Acid (SFA = Asam Lemak Jenuh)
O

HO

lauric acid

Gambar 1.Struktur kimia asam laurat

Asam lemak jenuh, asam laurat (lauric acid) terdiri dari 12 atom karbon, yang
diikat jenuh oleh atom hidrogen dan tidak ada ikatan ganda. Asam lemak ini
tergolong asam lemak rantai sedang (medium, MCFA) dan banyak ditemukan dalam
air susu ibu dan minyak kelapa.
Mono-Unsaturated Fatty acid (MUFA = Asam lemak tak jenuh tunggal)

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

31

OH

oleic acid

Gambar 2.Struktur kimia asam oleat

Asam lemak tak jenuh tunggal, asam oleat (oleic acid) terdiri dari 18 atom
karbon di mana 1 pasang karbon atom diganti oleh satu ikatan ganda dan asam lemak
ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LCFA) serta kebanyakan ditemukan
dalam minyak sayur seperti kedele dan canola.
Poly-Unsaturated Fatty Acid (PUFA = Asam lemak tak Jenuh majemuk)

OH

linoleic acid

Gambar 3. Struktur kimia asam linoleat

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

32

Asam lemak tak jenuh ganda, asam lenoleat (linoleic acid) terdiri dari 18 atom
karbon dengan 2 ikatan ganda (majemuk) dan tergolong dalam asam lemak rantai
panjang (LCFA) serta banyak ditemukan pada minyak sayur seperti kedele, jagung
dan canola.
Perlu diketahui pula, bahwa asam lemak juga bisa dibedakan berdasarkan
panjang rantai atom karbon, dengan demikian bisa dibagi lagi menjadi 3 kelompok :
1. Golongan minyak dengan asam lemak rantai karbon pendek (Short Chain Fatty
Acids=SCFA), terdiri dari 2-6 atom karbon saja, seperti asam cuka dan asam
mentega.
2. Golongan minyak dengan asam lemak rantai karbon sedang (medium) (Medium
Chain Fatty Acids=MCFA), terdiri dari 8-16 atom karbon, seperti minyak kelapa,
minyak sawit dan minyak palm
3. Golongan minyak dengan asam lemak rantai karbon panjang (Long Chain Fatty
Acids = LCFA), yang terdiri dari 18 atau lebih atom karbon. Semua jenis minyak
sayur yang sekarang dijual di pasaran adalah tergolong dalam LCFA.
Perbedaan dalam ketiga jenis golongan asam lemak berantai karbon ini
mempunyai proses pencernaan dan metabolisme didalam tubuh yang berbeda dan
menghasilkan produk2 komponen zat bioaktif yang sangat berbeda pula. Maka setiap
jenis golongan asam lemak mempunyai dampak fisiologis dan biologis yang sangat
berbeda pula terhadap kesehatan kita ( Wibraham.dkk, 2005 ).

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

33

2.6.1 Kegunaan Asam Lemak Tak Jenuh


PUFA dilihat dari edible oil sangat bermanfaat buat kesehatan terhadap tubuh
diantaranya akan membantu proses tumbuh-kembang otak (kecerdasan), serta
perkembangan indera penglihatan dan sistem kekebalan tubuh bayi dan balita.PUFA
juga dapat mencegah terjadinya peningkatan klosterol dan serangan jantung koroner.
Dalam industri oleokimia PUFA banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan
terutama untuk pengobatan hyperlipidemia. PUFA juga digunakan sebagai bahan
pengemulsi mempunyai peranan yang sangat penting baik dalam industri pengolahan
pangan maupun industri non pangan. Di dalam industri pangan, bahan pengemulsi
digunakan untuk berbagai tujuan, seperti meningkatkan kestabilan dan kesamaan
mutu produk-produk emulsi. Selain itu juga minyak dan lemak digunakan sebagai
penambah cita rasa pada makanan. Produk-produk yang menggunakan bahan
pengemulsi yang dapat kita jumpai sehari-hari adalah es krim, mentega, margarin,
keju, krem, sosis, saladresing dan mayonaise. ( Ki-Teak, et.al , 1990 ).

2.6.2. Pemisahan Asam Lemak Dalam Industri

Proses pemisahan asam lemak dalam industri terutama industri oleokimia dapat
dilakukan dalam beberapa cara seperti cara netralisasi, penyulingan, dan dengan cara
penggunaan pelarut organik

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

34

Cara Netralisasi
Netralisasi ialah suatu proses untuk memisahkan asam lemak dari minyak atau
lemak dengan cara mereaksikan asam lemak dengan basa atau pereaksi lainnya
sehingga membentu sabun.

Netralisasi dengan kautik soda banyak dilakukan dalam skala industri, karena
lebih efisien dan lebih murah dibandingkan dengan cara netralisasi lainnya.Selaian itu
penggunaan kaustik soda, membantu mengurangi zat warna dan kotoran yang berupa
getah dan lendir dalam minyak

R C
-

O H+

Asam lemak

Na+ -OH

katalis

RC

O Na

H2O
Air

Sabun

Gambar 4. Reaksi antara asam lemak dengan NaOH

Sabun yang terbentuk dapat membantu pemisahan zat warna dan kotoran seperti
fosfatida dan protein dengan cara membentuk emulsi. Sabun atau emulsi yang
terbentuk dapat dipisahkan dari minyak dengan cara sentrifusi.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

35

Dengan cara hidrasi dan dibantu dengan proses pemisahan sabun secara
mekanis, makanetralisasi dengan menggunakan kaustik soda dapat menghilangkan
fosfatida, protein, resin dan suspensi dalam minyak yang tidak dapat dihilangkan
dengan proses pemisahan gum. Komponen minor dalam minyak berupa sterol,
klorofil, vitamin E dan karotenoid hanya sebagian kecil dapat dikurangi dengan cara
netralisasi.

Netralisasi menggunakan kaustik soda akan menyabunkan sejumlah kecil


trigliserida.Molekul

mono

dan

digliserida

lebih

mudah

bereaksi

dengan

persenyawaan alkali.Reaksi penyabunan mono dan digliserida dalam minyak terjadi


sebagai berikut:
O
CH2 O

CR1
CH2 OH

CH2 (O H)

+ NaOH

katalis

CH (OH)
CH2 OH

O
+

R1

C
O Na

CH2OH
Monogliserida

gliserol

sabun

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

36

O
CH2 O

CR1
O

CH2 O C R 2

CH2 OH
+ 2 NaOH

katalis

CH (OH)

O
+

R1

CH2 OH

O Na

CH2OH

O
R2

C
O Na

Gambar 5. Reaksi Penyabunan Mono dan Digliserida dalam Minyak

Cara Penyulingan

Proses pemisahan asam lemak

dengan cara penyulingan adalah proses

penguapan asam lemak bebas, langsung dari minyak tanpa mereaksikannya dengan
larutan basa, sehingga asam lemak yang terpisah tetap utuh.Minyak kasar yang akan
disuling terlebih dahulu dipanaskan dalam alat penukar kalor. Selanjutnya minyak
tersebut dialirkan secara kontinu ke dalam alat penyuling dengan letak horizontal
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

37

12

5
10

11
8

Keterangan gambar
1.Tangki tempat minyak kasar
2. Pipa untuk mengalirkan minyak kasar
3.Heat exchanger
4.Treatment vessel
5. Pipa pengatur pemasukan
6.Pipa pengeluaran minyak

7. Pendingin
8.Gas pemanas
9.10.Pipa untuk mengalirkan gas
11.Petak tempat minyak
12.Pipa
yang
dihubungkan

dengan

dan

kondensor

Gambar 6. Skema alat penyuling asam lemak bebas

Disepanjang dasar ketel terdapat pipa-pipa berlubang tempat menginjeksikan


uap air ke dalam minyak yang sudah dipanaskan pada suhu kurang lebih 240 0C.

Kadang-kadang ke dalam ketel disemprotkan superheated steam bersama air,


yang akan berubah menjadi uap air panas pada tekanan rendah ( kurang lebih 25 mm
Hg ), sehingga asam lemak bebas menguap bersama-sama dengan uap air panas

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

38

tersebut.Hasil sulingan berupa campuran uap air dan asam lemak bebas akan
mengembun dalam kondensor pada suhu 70-80 0C.

Untuk menghindari kerusakan minyak selama proses penyulingan karena suhu


yang terlalu tinggi maka asam lemak bebas yang tertinggal dalam minyak dengan
kadar lebih rendah dari 1 persen harus dinetralkan dengan menggunakan
persenyawaan basa.Minyak kasar dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi
umumnya mengandung fraksi mono dan digliserida yang terbentuk dari hasil
hidrolisa sebagian molekul trigliserida.

Selama proses penyulingan, asam lemak akan mengadakan reaksi re-esterifikasi


dengan mono dan digliserida sehingga membentuk trigliserida, dengan reaksi sebagai
berikut:

O
CH2 O C R1

O
CH2 O C R 1
O

CH OH

2 R2COOH

CH O C R

+ H2O

O
CH2 OH2

Monogliserida

CH2 O C R

Trigliserida

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

39

O
CH2 O C R1

O
CH2 O C R 1
O

CH O C R

1 R2COOH

CH O C R

+ H2O

CH2 OH

CH2 O C R

Gambar 7. Reaksi re-esterifikasi dengan mono dan digliserida

Pemisahan asam lemak bebas dengan cara penyulingan digunakan untuk


menetralkan minyak kasar yang mengandung kadar asam lemak bebas lebih kecil dari
8 persen lebih baik dinetralkan dengan menggunakan persenyawaan basa.

Cara Penggunaan Pelarut Organik


Perbedaan kelarutan antara asam lemak bebas dan trigliserida dalam pelarut
organik digunakan sebagai dasar pemisahan asam lemak bebas dari minyak.Pelarut
yang paling baik digunakan untuk memisahkan asam lemak bebas adalah propana
dan piridina.

Piridina merupakan pelarut minyak dan jika ditambahkan air dalam jumlah
kecil, maka trigliserida akan terpisah.Trigliserida tidak larut dalam piridina,
sedangkan asam lemak bebas tetap larut sempurna .Minyak dapat dipisahkan dengan
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

40

pelarut dengan cara dekantasi, sedangkan pelarut dipisahkan dari asam lemak bebas
dengan cara penyulingan.Dengan menggunakan alkohol sebagai pelarut, maka
kelarutan trigliserida dalam alkohol akan bertambah besar dengan bertambahnya
kadar asam lemak bebas, sehingga pemisahan antara asam lemak bebas dari
trigliserida lebih sukar dilakukan.( Ketaren.S, 2005 )

2.7. Kompleksasi Urea

Kompleksasi urea telah digunakan secara luas untuk mengkonsentratkan asam


lemak jenuh dari berbagai sumber termasuk dari minyak hewani dan minyak
nabati.Ratnayake et.al memperlihatkan skala rintisan 20 g urea untuk konsentrat
asam lemak.Dibandingkan dengan metode lain untuk menghasilkan konsentrat asam
lemak tak jenuh, fraksinasi urea memungkinkan penanganan sejumlah besar bahan
dalam peralatan sederhana karena proses hanya membutuhkan pemakaian yang
terbatas dari pelarut organik yang kurang bersifat toksik seperti etanol, maka ini akan
lebih ramah terhadap lingkungan dan juga lebih efektif dari segi biaya karena urea itu
relatif lebih murah.
Seperti halnya inovasi teknik-teknik penting lainnya, komplek inklusi urea
ditemukan secara tidak sengaja oleh MF Bengen dari jerman pada tahun 1940.
Bengen ketika itu sedang meneliti pengaruh urea terhadap protein dalam susu
pasteurisasi, ternyata urea tersebut membentuk struktur kristal dengan 1-oktanol.
Penelitiannya lebih jauh menunjukkan bahwa urea membentuk struktur klatrat

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

41

(clathrate) atau kristal dengan senyawa-senyawa hidrokarbon berantai lurus yang


termasuk ke dalam golongan n-alkana,n-alkanol, dan asam lemak bebas, tetapi tidak
mampu membentuk komplek dengan molekul yang bercabang atau berbentuk siklik.
Pada awal tahun 1950, struktur kristal urea berhasil difoto oleh AE.Smith dan
menunjukkan bahwa kristal berbentuk heksagonal. Penerapan teknik kristalisasi urea
ini pada awalnya banyak digunakan oleh industri minyak untuk memisahkan
hidrokarbon berantai lurus dan bercabang.Perkembangan selanjutnya menunjukkan
bahwa pembentukan komplek urea ini dapat digunakan untuk memisahkan asam
lemak dan turunan alkil, meliputi ester malam ( wax ), lemak alkohol, aldehida,keton,
peroksida, dan klorida.Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa beberapa
senyawa lain dapat membentuk komplek dengan urea, yaitu polimer linear seperi poli
9 etilen glikol ), dan poli ( L asam laktat ), dan cabang dari polimer yang berantai
lurus.

Gambar 8. Kompleks Inklusi Urea ( Hayes, 2002 )


Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

42

Urea membentuk senyawa dengan molekul yang mengandung cincin alkil linier
yang bekerja sebagai tempat dengan molekul urea yang komplek dalam struktur
berbentuk spiral sebagai hasil pendinginan.Pemisahan senyawa urea dari fraksi
senyawa bukan urea secara efektif memindahkan asam lemak yang jenuh dan asam
lemak tidak jenuh dalam cincin panjang dan memperkaya ekstrak cairan pada asam
lemak yang tidak jenuh ( Ratnayake, et.al, 1988 )
2.8.Kromatografi Gas Cair

Kromatografi gas-cair atau lebih umum disebut kromatografi gas merupakan


analisis yang sangat bermanfaat. Seluruh bentuk kromatografi terdiri dari fase diam
dan fase gerak. Dalam kromatografi gas-cair, fase gerak adalah gas seperti helium
dan fase diam adalah cairan yang mempunyai titik didih yang tinggi diserap pada
padatan.

Bagaimana kecepatan suatu senyawa tertentu bergerak melalui mesin, akan


tergantung pada seberapa lama waktu yang dihabiskan untuk bergerak dengan gas
dan sebaliknya melekat pada cairan dengan jalan yang sama. Secara umum gambaran
kromatografi gas seperti pada gambar 4 berikut.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

43

Gambar 9. Diagram alir kromatografi gas-cair

Injeksi sampel
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis diinjeksikan pada mesin
menggunakan semprit kecil. Jarum semprit menembus lempengan karet tebal
(Lempengan karet ini disebut septum) yang mana akan mengubah bentuknya kembali
secara otomatis ketika semprit ditarik keluar dari lempengan karet tersebut.
Injektor berada dalam oven yang mana temperaturnya dapat dikontrol. Oven
tersebut cukup panas sehingga sampel dapat mendidih dan diangkut ke kolom oleh
gas pembawa misalnya helium atau gas lainnya.
Cara kerja kolom
Material padatan
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas-cair. Tipe pertama, tube
panjang dan tipis berisi material padatan; Tipe kedua, lebih tipis dan memiliki fase
diam

yang

berikatan

dengan

pada

bagian

terdalam

permukaannya.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

44

Untuk

menyederhanakan,

kita

akan

melihat

pada

kolom

terpadatkan.

Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat dengan panjang antara 1 sampai 4
meter, dengan diameter internal sampai 4 mm. Kolom digulung sehingga dapat
disesuakan

dengan

oven

yang

terkontrol

secara

termostatis.

Kolom dipadatkan dengan tanah diatomae, yang merupakan batu yang sangat berpori.
Tanah ini dilapisis dengan cairan bertitik didih tinggi, biasanya polimer lilin.
Temperatur kolom
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC sampai 250 oC. Temperatur
kolom lebih rendah daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga beberapa
komponen

campuran

dapat

berkondensasi

pada

awal

kolom.

Dalam beberapa kasus, seperti yang anda akan lihat pada bagian bawah, kolom
memulai pada temperatur rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih panas
dibawah pengawasan komputer saat analisis berlangsung.

Pemisahan berlangsung pada kolom


Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul tertentu dalam campuran
yang diinjeksikan pada kolom:

1.

Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.

2.

Molekul dapat larut dalam cairan pada permukaan fase diam

3.

Molekul dapat tetap pada fase gas

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

45

Dari ketiga kemungkinan itu, tak satupun yang bersifat permanen.


Senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari temperatur kolom secara
jelas cenderung akan berkondensasi pada bagian awal kolom. Namun, beberapa
bagian dari senyawa tersebut akan menguap kembali dengan dengan jalan yang sama
seperti air yang menguap saat udara panas, meskipun temperatur dibawah 100 oC.
Peluangnya akan berkondensasi lebih sedikit selama berada didalam kolom.
Sama halnya untuk beberapa molekul dapat larut dalam fase diam cair. Beberapa
senyawa akan lebih mudah larut dalam cairan dibanding yang lainnya. Senyawa yang
lebih mudah larut akan menghabiskan waktunya untuk diserap pada fase diam:
sedangkan senyawa yang suka larut akan menghabiskan waktunya lebih banyak
dalam fase gas.
Proses dimana zat membagi dirinya menjadi dua pelarut yang tidak
bercampurkan karena perbedaan kelarutan, dimana kelarutan dalam satu pelarut satu
lebih mudah dibanding dengan pelarut lainnya disebut sebagai partisi. Sekarang, anda
bisa beralasan untuk memperdebatkan bahwa gas seperti helium tidak dapat
dijelaskan sebagai pelarut Tetapi, istilah partisi masih dapat digunakan dalam
kromatografi gas-cair.
Anda dapat mengatakan bahwa substansi antara fase diam cair dan gas.
Beberapa molekul dalam substansi menghabiskan waktu untuk larut dalam cairan dan
beberapa lainnya menghabiskan waktu untuk bergerak bersama-sama dengan gas.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

46

Waktu.Retensi
Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu untuk bergerak melalui kolom
menuju ke detektor disebut sebagi waktu retensi. Waktu ini diukur berdasarkan waktu
dari saat sampel diinjeksikan pada titik dimana tampilan menunujukkan tinggi puncak
maksimum untuk senyawa itu.
Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk senyawa tertentu,
waktu retensi sangat bervariasi dan bergantung pada:

1.

Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada temperatur yang lebih
tinggi daripada temperatur kolom, akan menghabiskan hampir seluruh
waktunya untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom. Dengan
demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki waktu retensi yang lama.

2.

Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih mudah larut dalam fase cair,
akan mempunyai waktu lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa..
Kelarutan yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki waktu retensi yang
lama.

3.

Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan pergerakan molekulmolekul dalam fase gas; baik karena molekul-molekul lebih mudah menguap,
atau karena energi atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama
tertambatkan. Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat waktu retensi
untuk segala sesuatunya di dalam kolom.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

47

Untuk memberikan sampel dan kolom, tidak ada banyak yang bisa dikerjakan
menggunakan titik didih senyawa atau kelarutannya dalam fase cair,tetapi anda dapat
mempunyai Pengatur temperatur.Semakin rendah temperatur kolom semakin baik
pemisahan yang akan anda dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang lama untuk
mendapatkan senyawa karena kondensasi yang lama pada bagian awal kolom.
Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala sesuatunya akan melalui
kolom lebih cepat, tetapi pemisihannya kurang baik. Jika segala sesuatunya melalui
kolom dalam waktu yang sangat singkat, tidak akan terdapat jarak antara puncakpuncak dalam kromatogram. Jawabannya dimulai dengan kolom dengan suhu yang
rendah kemudian perlahan-lahan secara teratur temperaturnya dinaikkan.Pada
awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih banyak waktunya dalam fase gas akan
melalui kolom secara cepat dan dapat dideteksi. Dengan adanya sedikit pertambahan
temperatur akan memperjelas senyawa. Peningkatan temperatur masih dapat lebih
`melekatan` molekul-molekul fase diam melalui kolom.
Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan
lebih

mudah untuk dijelaskan

daripada

detektor

alternatif

lainnya.

Detektor Ionisasi Nyala


Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang
sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam

nyala.

Kehadiran

ion

dan

elektron

dapat

dideteksi.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

48

Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur
kolom. Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.

Gambar 10. Output dari kolom

Jika tidak terdapat senyawa organik datang dari kolom, anda hanya memiliki
nyala hidrogen yang terbakar dalam air. Sekarang, anggaplah bahwa satu senyawa
dalam

campuran

anda

analisa

mulai

masuk

ke

dalam

detektor.

Ketika dibakar, itu akan menghasilkan sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dalam
nyala. Ion positif akan beratraksi pada katoda silinder. Ion-ion negatif dan elektronelektron akan beratraksi pancarannya masing-masing yang mana merupakan anoda.

Hal ini serupa dengan apa yang terjadi selama elektrolisis normal.
Pada katoda, ion positif akan mendatangi elektron-elektron dari katoda dan menjadi
netral. Pada anoda, beberapa elektron dalam nyala akan dipindahkan pada elektroda

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

49

positif; ion-ion negatif akan memberikan elektron-elektronnya pada elektroda dan


menjadi.netral.

Kehilangam elektron-elektron dari satu elektroda dan perolehan dari elektroda


lain, akan menghasilkan aliran elektron-elektron dalam sirkuit eksternal dari anoda ke
katoda.

Dengan

kata

lain,

anda

akan

memperoleh

arus

listrik.

Arus yang diperoleh tidak besar, tetapi dapat diperkuat. Jika senyawa-senyawa
organik lebih banyak dalam nyala, maka akan banyak juga dihasilkan ion-ion, dan
dengan demikian akan terjadi arus listrik yang lebih kuat. Ini adalah pendekatan yang
beralasan, khususnya jka anda berbicara tentang senyawa-senyawa yang serupa, arus
yang anda ukur sebanding dengan jumlah senyawa dalam nyala.

Kekurangan detektorionisasi nyala


Kekurangan utama dari detektor ini adalah pengrusakan setiap hasil yang
keluar dari kolom sebagaimana yang terdeteksi. Jika anda akan mengrimkan hasil ke
spektrometer massa, misalnya untuk analisa lanjut, anda tidak dapat menggunakan
detektor.tipe.ini.
Penerjemahan.hasil dari detektor
Hasil akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak mewakili
satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda mengontrol
secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk
membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau seseorang lain
telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

50

Gambar 11. Area puncak

Area dibawah puncak sebanding dengan jumlah setiap senyawa yang telah
melewati detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui komputer yang
dihubungkan dengan monitor. Area yang akan diukur tampak sebagai bagian yang
berwarna hijau dalam gambar yang disederhanakan. Perlu dicatat bahwa tinggi
puncak tidak merupakan masalah, tetapi total area dibawah puncak. Dalam beberapa
contoh tertentu, bagian kiri gambar adalah puncak tertinggi dan memiliki area yang
paling

luas.

Hal

ini

tidak

selalu

merupakan

hal

seharusnya.

Mungkin saja sejumlah besar satu senyawa dapat tampak, tetapi dapat terbukti dari
kolom dalam jumlah relatif sedikit melalui jumlah yang lama. Pengukuran area selain
tinggi puncak dapat dipergunakan dalam hal ini.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

51

Perangkaian kromatogram gas pada spektrometer massa

Hal ini tidak dapat dillakukan menggunakan detektor ionisasi nyala, karena
detektor dapat merusak senyawa yang melaluinya. Anggaplah anda menggunakan
detektor yang tidak

merusak senyawa. Ketika detektor menunjukkan puncak,

beberapa diantaranya melalui detektor dan pada waktu itu dapat dibelokkan pada
spektrometer massa. Hal ini akan memberikan pola fragmentasi yang dapat
dibandingkan dengan data dasar senyawa yang telah diketahui sebelumnya pada
komputer. Itu berarti bahwa identitas senyawa-senyawa dalam jumlah besar dapat
dihasilkan tanpa harus mengetahui waktu retensinya ( Gliter ,1991 ).

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

52

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini dilakukan di laboratorium kimia organik FMIPA USU
Medan dan untuk analisis kromatografi gas cair ( KGC ) dilakukan di Riset dan
Penelitian Kelapa Sawit (RPKS ) Medan.

3.2. Bahan dan Alat


Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : inti biji kemiri
yang diperoleh dari pasar lokal (yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat), sedangkan
bahan-bahan kimia yang digunakan terdiri dari n-heksana,natrium sulfat anhidrus,
akuades, metanol/kloroform, kalium hidroksida, etanol, asam klorida, urea berderajat
p.a buatan E.Merk sedangkan gas nitrogen diperoleh dari produksi industri gas yang
ada di kota Medan.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat-alat gelas yang
umum digunakan dalam laboratorium, blender, seperangkat alat pengaduk mekanik,
neraca analitik, seperangkat alat rotari evaporator, kertas saring dan

analisis

kromatografi gas cair ( KGC ) .

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

53

3.3. Prosedur Penelitian


3.3.1. Isolasi Minyak Kemiri Dari Inti Biji Kemiri
Inti biji kemiri yang diperoleh dari pasar lokal dikeringkan dalam lemari
pengering selama 48 jam dengan suhu 40 0C. Biji yang telah kering kemudian di
blender sampai halus dan milt yang terbentuk dimaserasi dengan perendaman
menggunakan pelarut n-heksana selama 48 jam dan selanjutnya disaring dengan
menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh dipisahkan dari padatan dan
dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrus kemudian disaring. Filtrat dari hasil sampel
dirotarievaporator sehingga diperoleh minyak kemiri yang kering dan telah bebas
dari pelarut. Selanjutnya dianalisis komposisi asam lemaknya dengan kromatografi
gas cair ( KGC ) dalam bentuk metil ester asam lemak.

3.3.2. Isolasi Minyak Jarak Dari Inti Biji Jarak


Inti biji jarak yang diperoleh dari pasar lokal dikeringkan dalam lemari
pengering selama 48 jam dengan suhu 40 0C. Biji yang telah kering kemudian di
blender sampai halus dan milt yang terbentuk dimaserasi dengan perendaman
menggunakan pelarut n-heksana selama 48 jam dan selanjutnya disaring dengan
menggunakan kertas saring. Filtrat yang diperoleh dipisahkan dari padatan dan
dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrus kemudian disaring.Filtrat dari hasil sampel
dirotarievaporator sehingga diperoleh minyak jarak yang kering dan telah bebas dari
pelarut. Selanjutnya dianalisis komposisi asam lemaknya dengan kromatografi gas
cair ( KGC ) dalam bentuk metil ester asam lemak.
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

54

3.3.3. Isolasi Minyak Kedelai Dari Inti Biji Kedelai


Inti biji kedelai yang diperoleh dari pasar lokal dikeringkan dalam lemari
pengering selama 48 jam dengan suhu 40 0C. Biji yang telah kering kemudian di
blender sampai halus dan milt yang terbentuk dimaserasi dengan perendaman
menggunakan pelarut n-heksana selama 48 jam dan selanjutnya disaring dengan
menggunakan kertas saring .Filtrat yang diperoleh dipisahkan dari padatan dan
dikeringkan dengan Na2SO4 anhidrus kemudian disaring. Filtrat dari hasil sampel
dirotarievaporator sehingga diperoleh minyak kedelai yang kering dan telah bebas
dari pelarut. Selanjutnya dianalisis komposisi asam lemaknya dengan kromatografi
gas cair ( KGC ) dalam bentuk senyawa metil ester

3.4. Pemisahan PUFA dari masing-masing minyak Nabati


3.4.1.Minyak kemiri
Minyak kemiri sebanyak 50 g dimasukkan dalam labu dan ditambahkan 11,3 g
KOH, 40 ml etanol 95 % dan 12,5 ml akuades selama 1 jam di bawah aliran
Nitrogen. setelah dibiarkan pada suhu kamar kemudian asam lemak diekstrak dengan
n-heksana dilanjutkan dengan penambahan 60 ml akuades dan diasamkan hingga pH
1 dengan menggunakan HCl 6 N. Lapisan hexana ini dipisahkan dan diuapkan
dengan menggunakan rotari evaporator. selanjutnya sebanyak 10 gr asam lemak
ditambahkan pada urea dengan perbandingan 1 : 3,5 (w/w) dan etanol ditambahkan
juga pada rasio 1 : 3,7 (w/v) berdasarkan atas berat urea. Campuran ini dipanaskan
pada suhu 70

C dengan pengadukan untuk melarutkan semua urea sampai

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

55

menghasilkan larutan homogen. Bahan ini disimpan selama 6 jam pada suhu kamar
dan diteruskan dengan penyimpanan dalam lemari kulkas selama 24 jam untuk
membentuk kristalisasi. Kristal urea ini dipisahkan dengan filtrasi dan fraksi non urea
yang komplek diencerkan dengan 100 ml akuades dan diasamkan dengan HCl 6 N
hingga pH 4,5 selanjutnya diekstrak dua kali dengan 50 ml hexana. Ekstrak hexana
ini diuapkan melalui rotari evaporator. Konsentrat PUFA dicuci dengan Nitrogen dan
disimpan dalam kulkas selanjutnya dilakukan analisis kromatografi gas cair ( KGC)
dalam bentuk senyawa metil ester.
3.4.2.Minyak Jarak
Minyak jarak sebanyak 50 g dimasukkan dalam labu dan ditambahkan 11,3 g
KOH, 40 ml etanol 95 % dan 12,5 ml akuades selama 1 jam di bawah aliran Nitrogen.
Setelah dibiarkan pada suhu kamar asam lemak diekstrak dengan n-heksana
dilanjutkan dengan penambahan 60 ml akuades dan diasamkan hingga pH 1 dengan
menggunakan HCl 6 N. Lapisan hexana ini dipisahkan dan diuapkan dengan
menggunakan rotari evaporator.selanjutnya sebanyak 10 g asam lemak ditambahkan
pada urea dengan perbandingan 1 : 3,5 (w/w) dan etanol ditambahkan juga pada rasio
1 : 3,7 (w/v) berdasarkan atas berat urea.Campuran ini dipanaskan pada suhu 70 0C
dengan pengadukan untuk melarutkan semua urea sampai menghasilkan larutan
homogen. Bahan ini disimpan selama 6 jam pada suhu kamar dan diteruskan dengan
penyimpanan dalam lemari kulkas selama 24 jam untuk membentuk kristalisasi.
Kristal urea ini dipisahkan dengan filtrasi dan fraksi non urea yang komplek
diencerkan dengan 100 ml aquades dan diasamkan dengan HCl 6 N hingga pH 4,5
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

56

selanjutnya diekstrak dua kali dengan 50 ml hexana. Ekstrak hexana ini diuapkan
melalui rotari evaporator. Konsentrat PUFA dicuci dengan Nitrogen dan disimpan
dalam kulkas selanjutnya dilakukan analisis kromatografi gas cair

( KGC) dalam

bentuk senyawa metil ester.


3.4.3.Minyak Kedelai
Minyak kedelai sebanyak 50 g dimasukkan dalam labu dan ditambahkan 11,3
g KOH, 40 ml etanol 95 % dan 12,5 ml akuades selama 1 jam di bawah aliran
Nitrogen. setelah dibiarkan pada suhu kamar asam lemak kemudian diekstrak dengan
n-heksana dilanjutkan dengan penambahan 60 ml aquades dan diasamkan hingga pH
1 dengan menggunakan HCl 6 N. Lapisan hexana ini dipisahkan dan diuapkan
dengan menggunakan rotari evaporator. Selanjutnya sebanyak 10 g asam lemak
ditambahkan pada urea dengan perbandingan 1 : 3,5 (w/w) dan etanol ditambahkan
juga pada rasio 1 : 3,7(w/v) berdasarkan atas berat urea. Campuran ini dipanaskan
pada suhu 70

C dengan pengadukan untuk melarutkan semua urea sampai

menghasilkan larutan homogen. Bahan ini disimpan selama 6 jam pada suhu kamar
dan diteruskan dengan penyimpanan dalam lemari kulkas selama 24 jam untuk
membentuk kristalisasi. Kristal urea ini dipisahkan dengan filtrasi dan fraksi non urea
yang komplek diencerkan dengan 100 ml akuades dan diasamkan dengan HCl 6 N
hingga pH 4,5 selanjutnya diekstrak dua kali dengan 50 ml hexana.Ekstrak hexana
ini diuapkan melalui rotari evaporator.Konsentrat PUFA dicuci dengan Nitrogen dan
disimpan dalam kulkas selanjutnya dilakukan analisis kromatografi gas cair ( KGC)
dalam bentuk senyawa metil ester.
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

57

3.5 Bagan Penelitian


3.5.1. Isolasi Minyak Dari Inti Biji Kemiri, Kedelai dan Jarak Pagar

Inti Biji Kemiri


DAFTAR PUS
Dikeringkan
dalam
0
pengering 60 C

lemari

Inti Biji Kemiri Kering


Diblender sampai halus
Dimaserasi dengan pelarut n-Heksana

disaring

Filtrat
+ Na2SO4 anhidros
disaring

Padatan
(ampas minyak

Filtrat

Residu

dirotarievaporasi
Minyak Kemiri
(Residu)

n-heksana
(Destilat)

KGC

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

58

3.5.2. Pemisahan PUFA dari masing-masing minyak Nabati

Minyak kemiri

+ KOH, etanol dan akuades direfluk


selama 1 jam di bawah aliran gas N2

gliserol

GaramAsam lemak
Didinginkan
Akuades,HCl 6 N
sampai pH 1
Diekstrak dengan n heksana

Asam lemak
Dirotari evaporasi

n-heksana
Destilat

Asam lemak
+ urea dengan perbandingan
1 : 3,5 (w/w)
+ etanol dengan rasio 1 :3,7

campuran
panaskan pada suhu 70 0C
diaduk
Campuran homogen

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

59

Dibiarkan pada suhu kamar selama 6 jam


Dan disimpan dalam kulkas selama 24 jam

difiltrasi

Larutan non urea

Kristal urea
Diencerkan dengan akuades

Diasamkan dengan HCl pH = 4,5


Diekstrak 2 kali dengan heksana
Dirotari epavorasi

konsentrat

KGC

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

60

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian
4.1.1.Isolasi Minyak Kemiri,Kedelai dan Jarak Pagar

Dari hasil penentuan secara kuantitatif minyak kemiri, minyak kedelai dan
minyak jarak pagar diperoleh hasil seperti pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Perolehan Minyak Kemiri, Kedelai dan Jarak Pagar


No

Minyak

Berat Basah

Berat Kering

Berat Minyak

Persen

( gr )

( gr )

( gr )

Kemiri

4000

3200

1845

57,65

Kedelai

4000

3600

600

16,66

Jarak Pagar

4000

2800

1427

51,00

4.1.2.Hasil Analisis Kromatografi Gas Cair ( KGC ) sebelum Kompleksasi Urea


Minyak kemiri yang merupakan suatu trigliserida dari asam-asam lemak jenuh
maupun asam-asam lemak tak jenuh ( PUFA), Dari hasil pemeriksaan analisis KGC
terhadap metil ester asam lemak yang dikandungnya memberikan kromatogram
sebanyak 8 puncak ( lampiran 1 ).
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

61

Dari hasil analisis asam lemak dengan menggunakan KGC maka diperoleh
komposisi asam-asam lemak yang terdapat pada minyak kemiri seperti tercantum
pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil analisis KGC dari komposisi asam lemak minyak kemiri
Name

Peak

Ret.Time

Area

Height

Area %

C4:0

6,981

1551135

27505

6,4657

C16 : 0

8,188

224629

70913

9,3621

C18 : 0

10,079

685950

59215

28,5890

C18 : 1

10,347

1266358

106700

52,7792

C18 : 2

11,180

3653

629

0,1523

C18 : 3

11,925

1861

1030

0,0776

C20 : 0

12,776

58389

5457

2,4335

C20 : 1

13,318

3373

609

0,1406

Total

2399348

Saturated Fatty Acid

46,8503

Mono Unsaturated Fatty Acid

52,9198

Poly Unsaturated Fatty Acid

0,2299

Minyak kedelai yang merupakan suatu trigliserida dari asam-asam lemak


jenuh maupun asam-asam lemak tak jenuh ( PUFA), Dari hasil pemeriksaan analisis
KGC terhadap metil ester asam lemak yang dikandungnya memberikan kromatogram
sebanyak 7 puncak ( lampiran 2 ).

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

62

Dari hasil analisis asam lemak dengan menggunakan KGC terhadap metil
ester asam lemak yang dikandungnya maka diperoleh komposisi asam-asam lemak
yang terdapat pada minyak kedelai seperti tercantum pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil analisis KGC dari komposisi asam lemak minyak kedelai
Name

Peak

Ret.Time

Area

Height

Area %

C16 : 0

8,156

503238

65414

38,6708

C16 : 1

8,396

18144

2410

1,3943

C18 : 0

9,960

196644

31482

15,1109

C18 : 1

10,348

512981

66602

39,4195

C18 : 2

11,033

5443

2203

0,4182

C18 : 3

11,910

2609

305

0,2005

C 20 : 1

13,371

62280

25170

4,7858

Total

1301339

Saturated Fatty Acid

53,7817

Mono Unsaturated Fatty Acid

45,5996

Poly Unsaturated Fatty Acid

0,6187

Minyak Jarak Pagar yang merupakan suatu trigeliserida dari asam-asam lemak
jenuh maupun asam-asam lemak tak jenuh ( PUFA), dari hasil pemeriksaan analisis
KGC terhadap metil ester asam lemak yang dikandungnya memberikan kromatogram
ada sebanyak 6 puncak ( lampiran 3).

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

63

Dari hasil analisis asam lemak dengan menggunakan KGC terhadap metil
ester asam lemak yang dikandungnya maka diperoleh komposisi asam-asam lemak
yang terdapat pada minyak jarak pagar seperti tercantum pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil analisis KGC dari komposisi asam lemak minyak jarak pagar
Name

Peak

Ret.Time

Area

Height

Area %

C 16 : 0

8,180

14794

6458

1,8940

C 16 : 1

8,434

7443

2981

0,9530

C 18 : 0

9,923

574403

69347

73,5401

C 18 : 1

10,296

178692

35735

22,8777

C 18 : 2

11,087

3375

594

0,4320

C 18 : 3

11,845

2367

443

0,3031

Total

781074

Saturated Fatty Acid

75,4341

Mono Unsaturated Fatty Acid

23,8307

Poly Unsaturated Fatty Acid

0,7351

4.1.3. Hasil Analisis Kromatografi Gas Cair ( KGC ) Setelah Kompleksasi Urea
Dari hasil pemeriksaan analisis KGC untuk minyak kemiri memberikan
kromatogram ada sebanyak 8 puncak dapat dilihat pada ( lampiran 4 ).
Dari hasil KGC minyak kemiri setelah kompeksasi urea maka diperoleh asamasam lemak yang dapat dilihat pada tabel 10.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

64

Tabel 10. Hasil analisis KGC dari komposisi asam lemak minyak kemiri setelah
kompleksasi urea
Name

Peak

Ret.Time

Area

Height

Area %

C 14 : 0

7,004

384

211

0,0330

C 16 : 0

8,168

81516

15032

7,0035

C 18 : 0

9,946

30890

4376

2,6539

C 18 : 1

10,312

345608

50215

29, 6930

C 18 : 2

11,063

626082

73020

53,7901

C 18 : 3

11,844

75320

33376

6,4711

C 20 : 0

12,785

2180

358

0,1873

C 20 : 1

13,325

1956

344

0,1680

Total

1163936

Saturated Fatty Acid

9,8777

Mono Unsaturated Fatty Acid

29,861

Poly Unsaturated Fatty Acid

60,2612

Dari hasil pemeriksaan analisis KGC untuk minyak kedelai memberikan


kromatogram sebanyak 7 puncak dapat dilihat pada ( lampiran 5 ).
Dari hasil analisis asam lemak dengan menggunakan KGC minyak kedelai setelah
kompeksasi urea maka diperoleh asam-asam lemak yang dapat dilihat pada tabel 11.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

65

Tabel 11. Hasil analisis KGC dari komposisi asam lemak minyak kedelai setelah
kompleksasi urea
Name

Peak

Ret.Time

Area

Height

Area %

C 16 : 0

8,172

97688

36978

5,1163

C 16 : 1

8,400

8313

3438

0,4354

C 18 : 0

10,032

25666

2775

1,3442

C 18 : 1

10,406

752141

82290

39,3924

C 18 : 2

11,107

733059

78380

38,3930

C 18 : 3

11,972

288576

41262

15,1138

C 20 : 1

13,366

3914

454

0,2050

1909357

Total
Saturated Fatty Acid

6,4605

Mono Unsaturated Fatty Acid

40,0328

Poly Unsaturated Fatty Acid

53,5063

Dari hasil pemeriksaan analisis KGC untuk minyak jarak pagar memberikan
kromatogram sebanyak 8 puncak dapat dilihat pada ( lampiran 6 ).
Dari hasil analisis asasm lemak dengan menggunakan KGC minyakjarak
pagar setelah kompeksasi urea maka diperoleh asam-asam lemak yang dapat dilihat
pada tabel 12.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

66

Tabel 12. Hasil analisis KGC dari komposisi asam lemak minyak jarak pagar setelah
kompleksasi urea
Name

Peak

Ret.Time

Area

Height

Area %

C 16 : 0

8.194

8886

3948

1,6112

C 16 : 1

8.447

4326

1827

0,7845

C 18 : 0

9.913

1765

379

0,3200

C 18 : 1

10.285

127660

28248

23,1472

C 18 : 2

11.056

406647

55995

73,7330

C 18 : 3

11.859

2229

370

0,4041

Total

551513

Saturated Fatty Acid

1,9312

Mono Unsaturated Fatty Acid

23,9317

Poly Unsaturated Fatty Acid

74,1371

4.2. Pembahasan
4.2.1. Isolasi Minyak Kemiri, Kedelai dan Jarak Pagar
Pemilihan ekstraksi pelarut secara maserasi untuk isolasi minyak kemiri,minyak
kedelai dan minyak jarak pagar dikarenakan ketiga jenis minyak ini mengandung
asam lemak tidak jenuh seperti linoleat dan linolenat yang sangat rentan akan
pemutusan ikatan rangkap pada suhu yang ekstrim.Dengan maserasi ekstraksi minyak
dapat dilakukan pada suhu kamar sehingga pemutusan ikatan rangkap asam lemak
penyusun minyak dapat dihindari.Pelarut yang digunakan dalam maserasi yang
dilakukan menggunakan n-heksana karena n- heksana adalah pelarut non polar yang
umum digunakan untuk ekstraksi dalam skala laboratorium maupun industri

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

67

memberikan kadar minyak kemiri sekitar 57,65 % ; minyak kedelai sekitar 16,66 %
sedangkan minyak jarak pagar sekitar 51 %.
Rendahnya kadar minyak kedelai disebabkan kedelai memiliki kandungan
protein nabati yang tinggi sehingga kadar minyak rendah. ( Ketaren,S, 2005 ).
Reaksi yang terjadi dalam fraksinasi urea ini pada awalnya dilakukan
penyabunan terhadap minyak yang digunakan dengan reaksi sebagai berikut

R1COO CH2

R1COOK

HO C H2

+
R2COO CH

+ 3 KOH

R2COOK

HO C H

+
R3COO CH2

R3COOK

HO C H2

Trigliserida

Sabun Kalium

Gliserol

Gambar 12. Reaksi Penyabunan terhadap Trigliserida

Minyak disabunkan guna memisahkan senyawa-ssenyawa tersabunkan


dengan senyawa-senyawa yang tidak tersabunkan sekaligus memisahkan antara
garam asam lemak dengan gliserol. Selanjutnya direfluk dalam pelarut alkohol
( etanol ) agar hasil reaksi mudah dipisahkan dengan garam asam lemak. Digunakan
KOH yang berlebih agar semua asam lemak maupun trigeliserida habis
bereaksi,dicuci dalam akuades karena KOH dengan akuades sama-sama polar
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

68

sehingga KOH yang tersisa dapat larut dalam air tetapi garam asam lemak tetap
berpisah.
Penambahan n-heksana ke dalam garan asam lemak adalah untuk mengikat
garam asam lemak guna memisahkannya dengan gliserol.Asam lemak bebas yang
telah membentuk sabun ( Soap Stock) dapat diperoleh kembali jika sabun tersebut
direaksikan dengan asam.

R C O- Na +

H+ Cl -

R C OH

+ NaCl

Gambar 13. Reaksi pengasaman sabun

Selanjutnya untuk memisahkan pelarut n heksana dengan asam lemak bebas


dengan cara rotariepavorator

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

69

4.2.2.Isolasi PUFA dari Asam Lemak Lainnya


Setelah asam lemak dan urea dilarutkan dan diaduk, campuran didiamkan
untuk memberikan waktu pada urea dan asam lemak agar membentuk kristal. Selama
proses kristalisasi asam lemak jenuh dan monoenoat akan membentuk kompleks
dengan urea, tetapi PUFA tidak dapat membentuk kompleks sehingga terjadi proses
separasi atau fraksinasi.
Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etanol karena pelarut ini
tidak dapat membentuk kompleks inklusi dengan urea atau tidak dapat berperan
sebagai senyawa tamu.
Proses pelarutan dilakukan dengan melarutkan urea dalam pelarut terlebih
dahulu. Urea dilarutkan pada suhu 70 C sampai terbentuk laritan yang jernih. Setelah
urea melarut sempurna, asam lemak bebas atau etil ester asam lemak kemudian
dilarutkan dan diaduk.Selama proses ini asam lemak dan urea membentuk komplek
inklusi dan terjadi transformasi bentuk urea dari tetragonal menjadi heksagonal.
Urea murni berbentuk tetragonal, sedangkan apabila berikatan dengan molekul
asam lemak, dua molekul urea akan berikatan membentuk struktur heksagonal.
Bentuk heksagonal terjadi jika urea berikatan dengan molekul yang mempunyai
diameter kurang dari 5,2 A0. Hanya molekul molekul yang mempunyai diameter
yang lebih kecil yang dapat membentuk komplek inklusi urea. Asam lemak yang
berantai lurus dan mempunyai diameter kurang dari 5,2 A0 dapat membentuk
komplek dengan urea. Berhubung asam lemak tak jenuh mempunyai struktur yang

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

70

melengkuk atau bengkok pada ikatan rangkapnya, diameternya menjadi lebih besar
dibandingkan asam lemak jenuh sehingga tidak dapat membentuk komplek inklusi
urea.
Dalam penelitian ini juga teknik Kristalisasi tidak dapat menghasilkan
konsentrat dengan kadar PUFA 100 %, karena tidak semua asam lemak jenuh dan
asam monoenoat membentuk komplek inklusi dengan urea.Asam monoenoat rantai
panjang seperti C 20 dan C 22 secara cepat membentuk komplek dengan urea, tetapi
asam monoenoat dengan rantai lebih pendek seperti C 16 lebih lambat dalam
membentuk komplek.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan pada proses kristalisasi ini adalah
suhu kristalisasi,nisbah urea:asam lemak, dan lama proses.Ketiga faktor tersebut
mempengaruhi proses kristalisasi atau pembentukan komplek inklusi urea-asam
lemak sehingga mempengaruhi rendeman dan kadar asam lemak PUFA dalam
konsentrat yang dihasilkan.
Suhu yang digunakan untuk proses kristalisasi dalam penelitian ini berkisar 5
0

C, karena pada kisaran suhu ini kadar PUFA dalam fraksi yang tidak membentuk kristal

paling tinggi. Keuntungan penggunaan suhu rendah ini adalah proses

oksidasi

terhadap asam lemak PUFA dapat dikurangi dibandingkan jika digunakan suhu yang
lebih tinggi.
Demikian juga waktu kristalisasi dan nisbah urea:asam lemak dalam penelitian
ini menggunakan waktu selama 24 jam . Jika waktu kristalisasi terlalu singkat, hanya
sedikit asam lemak ynag membentuk komplek dengan urea sehingga akan diperoleh
Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

71

konsentrat dengan rendeman tinggi tetapi kadar asam lemak PUFA rendah.Penelitian
Estiasih ( 1996 ) mengenai kristalisasi urea dengan menggunakan bahan baku minyak
hasil samping pengalengan ikan lemuru menunjukkan bahwa lama kristalisasi 24 dan
48 jam tidak menyebabkan perbedaan kadar asam lemak omega 3 yang menunjukkan
bahwa setelah 24 jam tidak terjadi pembentukan komplek inklusi urea lagi.
Seperti halnya suhu dan waktu kristalisasi urea, nisbah urea:asam lemak
mempengaruhi proses kristalisasi, Nisbah urea:asam lemak yang digunakakan harus
pada nisbah optimum sehingga proses kristalisasi berjalan efisien dan proses bersifat
ekonomi.
Pada nisbah urea:asam lemak yang rendah, ada kemungkinan asam lemak
jenuh dan monoenoat tidak dapat membentuk kompleks inklusi dengan urea karena
jumlah urea tidak cukup. Akibatnya kadar asam lemak PUFA dalam konsentrat yang
dihasilkan akan rendah. Sebaliknya, pada nisbah urea:asam lemak yang rendah
rendeman akan tinggi karena hanya sedikit asam lemak yang membentuk komplek
inklusi urea.
Pada Nisbah urea:asam lemak yang tinggi, ada kemungkinan asam lemak
jenuh atau asam

monoenoat telah sempurna membentuk komplek sehingga ada

kelebihan urea yang tidak membentuk komplek dengan asam lemak.Oleh karena itu
perlu ditentukan nisbah urea:asam lemak yang optimum.
Dalam penelitian ini nisbah urea:asam lemak adalah 1 : 3,5 karena pada nisbah
1 : 3,5 merupakan nisbah yang optimum.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

72

4.2.3.Hasil Analisis Kromatografi Gas Cair ( KGC )


Analisa komposisi asam lemak melalui kromatografi gas cair ( KGC ) terhadap
minyak maupun konsentrat asam lemak ( PUFA ) dilakukan dalam bentuk metil ester
asam lemak disebabkan prinsip analisa gas bahan yang dianalisis berada dalam fase
gas dimana asam lemak yang terikat sebagai trigliserida maupun asam lemak bebas
dalam fase gas mengalami komposisi akibat degradasi. Dengan alasan ini baik
gliserida maupun asam lemak diambil menjadi metil ester asam lemak
O
CH2 O C R
O
CH2 O C R

CH2 OH
+

3 CH3OH katalis

CH2 OH
CH2 OH

O
+ 3 R C
O CH3

CH2 O C R
Trigliserida

Gliserol

O
R C

Metil ester asam lemak

O
+ 3 CH3OH

OH
Konsentrat
( Asam Lemak )

katalis

RC
O CH3
Metil ester asam lemak

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

73

Metil ester asam lemak dalam alat KGC dapat diubah menjadi fase gas
dengan pengaturan kondisi sebagai berikut :
1.suhu kolom mula-mula 80 0C
2. waktu awal 1 menit
3. suhu akhir 220 0C pada laju 15 0C/ menit.
4. sebagai gas pembawa digunakan Helium pada laju rendah 2 ml/ menit.
5.Suhu detektor adalah 260 0C dan suhu injektor adalah 240 0C.
6. Sebagai standar internal digunakan Metil ester 17 : 0
Komposisi minyak kemiri,minyak kedelai dan minyak jarak pagar sebelum
dan sesudah kompleksasi urea diberikan dalam tabel 13.

Tabel 13. Kandungan asam lemak sebelum/sesudah kompleksasi urea


Asam Lemak

Sebelum Kompleksasi Urea

Setelah Kompleksasi Urea

Myk

Myk

Myk Jarak

Myk

Myk

Myk Jarak

Kemiri

Kedelai

Pagar

Kemiri

Kedelai

Pagar

C 14 : 0

6,4657

0,0330

C 16 : 0

9,3621

38,6708

1,8940

7,0035

5,1163

1,6112

C 16 : 1

1,3943

0,9530

0,4354

0,7845

C 18 : 0

28,5890

15,1109

73,5401

2,6539

1,3442

0,3200

C 18 : 1

52,7792

39,4195

22,8777

29,6930

39,3924

23,1472

C 18 : 2

0,1523

0,4182

0,4320

53,7901

38,3930

73,7330

C 18 : 3

0,0776

0,2005

0,3031

6,4711

15,1138

0,4041

C 20 : 0

2,4335

0,1873

C 20 : 1

0,1406

4,7858

0,1680

0,2050

Total asam Lemak Jenuh

46,8503

53,7817

75,4341

Total MUFA

52,9198

45,5996

Total PUFA

0,2299

0,6187

9,8777

6,4605

1,9312

23,8307

29,861

40,0328

23,9317

0,7351

60,2612

53,5063

74,1371

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

74

Komposisi asam lemak dari minyak kemiri,minyak kedelai dan minyak jarak
pagar diberikan dalam tabel 11.
Hasil kompleksasi urea juga menghasilkan pengurangan dari total asam lemak
jenuh sebesar 36,97 % pada minyak kemiri, 43,90 % pada minyak kedelai dan
73,50 % pada minyak jarak pagar.Pengurangan juga terjadi pada total MUFA dimana
pada minyak kemiri penurunan sebesar 23,05 %,pada minyak jarak pagar penurunan
sebesar 5,56 %.
Pada sisi lain PUFA mengalami peningkatan sebagai berikut : untuk minyak
kemiri mengalami peningkatan sebesar 60,04 %. Minyak kemiri mengalami
peningkatan sebesar 52,88 % dan untuk minyak jarak pagar kenaikan sebesar
73,40 %.
Pengurangan terbesar terjadi pada kelompok asam lemak jenuh disusul
berikutnya pada kelompok MUFA.Hal ini terjadi karena pada saat kompleksasi urea
hampir seluruh asam lemak jenuh tertarik pada urea saat pendinginan mendekati
suhu, hal ini disebabkan asam-asam tersebut pada suhu diatas 0 0C berubah menjadi
fase padat bersama urea, sedangkan kelompok MUFA pada suhu mendekati 0 0C
sebagian saja tertarik pada urea disebabkan titik leburnya dibawah suhu 0 0C.

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

75

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1.Terjadi peningkatan persen total PUFA minyak kemiri sebesar 7,26 %,
dari sebelum kompleksasi urea sebesar 53,43 % dan setelah kompleksasi
urea sebesar 60,73 %.
2.Terjadi peningkatan persen total PUFA minyak Jarak pagar sebesar 39,92%,
dari sebelum kompleksasi urea sebesar 33,95 % dan setelah kompleksasi
urea sebesar 73,92 %
3.Terjadi peningkatan persen total PUFA minyak kedelai sebesar 0,07 %,
dari sebelum kompleksasi urea sebesar 53,43 % dan setelah kompleksasi
urea sebesar 53,50 %.

5.2.Saran
1. Perlu dilakukan metode yang lain untuk mengkonsentratkan PUFA dari
minyak dan dengan jenis minyak nabati lainnya

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

76

DAFTAR PUSTAKA

Ackman,R.G., (1994), Variability of Fatty Acids and Lipid Seafood,


JAOCS,Vol.80:1-4
Atjung, ( 1990 ),Tanaman Obat dan Minuman Segar,Penerbit Yasaguna.Jakarta

Estiasih,Teti, ( 2009 ), Minyak Ikan Teknologi dan penerapannya untuk Pangan dan
Kesehatan,Edisi Pertama,Graha Ilmu,Yogyakarta

Griter, (1991 ), Pengaantar Kromatografi, Hal : 34-35,186,ITB Pres Bandung


Hayes,D.G.,Y.C. Bengtsson,J.M. Van Alstin.,and F.Setterwal, ( 1998 )
Urea Complexation for the rapid,ecologically responsible Fraction of FA
from seed oil, JAOCS,Vol..75:1403- 1409
Hambali,Suryani.A.,Hariadi,Hanafi.,H,Rivai,M.,Suryadarma,M.,Prayoga,(2006).
Jarak Pagar Tanaman penghasil biodiesel. Penebar Swadaya
Hart,Harold, (1990 ), Kimia Organik suatu kuliah singkat,Penerbit Erlangga,Edisi ke
6,cetakan ke 2, Jakarta

Ju,Y.H.,F.C.Huang,and C.H.Fang, ( 1998 ),The incorporation of n-3 Polyunsaturated


fatty Acids into Acylglycerols of Borage oil via Lipase-Catalyzed Reactions,
JAOCS,Vol.80.75:961-965.
Ketaren,S, (2005),Minyak dan Lemak Pangan,
.
Cet :1, Jakarta

Universitas Indonesia, Edisi 1

Ki-Teak,and C.C.Akoh, ( 1990 ),Characterization of Enzymatically Synthesized


Structured Lipids Containing Eicosapentaenoic Acid,Docosahexaenoic Acid
and Caprylic Acids,J.Am.Oil Chem.Sos.75:495-499
Knight,M., ( 1976),Teaching Nutriton and Food Science,BT.Batsford Ltd,Landon

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

77

Prihandana,,(2007), Meraup Untung Dari Jarak Pagar. Agromedia


Richter,H.J.and J.Knaut,(1984),Chalengges to a Mature Industry :Marketing and
Economics of Oleochemicals in Western Europe,J.Am.oil Chem.Soc,61,160.
Ratnayake,W.M.N,B.Olsson,D.Mathew,and R.G.Ackman, (1998),Reparation of
Omega- PUFA Concentrates from fish oil via complexation,Fat
Sci.Technol.90:381-386
Sudrajat,R, (2006), Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar. Penebar Swadaya

Sunanto,H, (1994),Budidaya Kemiri Komoditi Ekspor,cetakan pertama,penerbit


Kanisius,Yogyakarta.
Wibraham, C, Antony, Matta, S, Michael Alihbahasa Achmadi Suminar. (1992),
Pengantar Kimia Organik. ITB

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

78

Lampiran 1 :
Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Kemiri Sebelum Kompleksasi
Urea

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

79

Lampiran 2 :
Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Kedelai Sebelum Kompleksasi
Urea

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

80

Lampiran 3 :
Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak Pagar Sebelum
Kompleksasi Urea

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

81

Lampiran 4 :
Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Kemiri Setelah Kompleksasi
Urea

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

82

Lampiran 5 :
Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Kedelai Setelah Kompleksasi
Urea

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

83

Lampiran 6 :
Kromatogram dari Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak Pagar
Kompleksasi Urea

Setelah

Mayurid : Pemisahan Pufa Yang Dihasilkan Dari Beberapa Minyak Nabati Secara Fraksinasi Kompleksasi Urea,
2009.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai