Buletin DBD
Buletin DBD
TINJAUAN PUSTAKA
mm.
vertikal dalam tubuh nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina
pada telurnya yang nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan
dari nyamuk jantan pada nyamuk betina melalui kontak seksual. Mekanisme
kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh manusia dan sebaliknya.
Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia yang
pada saat itu sedang mengandung virus dengue pada darahnya (viremia). Virus
yang sampai ke lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah
diri/berkembang biak), kemudian akan migrasi yang akhirnya akan sampai di
kelejar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap untuk dimasukkan
ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk (Darmowandowo, 2001).
2.1.3 Manifestasi klinik
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DBD
dengan masa inkubasi antara 3-15 hari. Penderita biasanya mengalami demam
akut atau suhu meningkat tiba-tiba, sering disertai menggigil, saat demam pasien
compos mentis.
Gejala klinis lain yang sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan
pada saat demam dan tak jarang pula dijumpai pada saat penderita mulai bebas
dari demam. Perdarahan yang terjadi dapat berupa :
a.
b.
klinis lain yang tidak khas dijumpai pada penderita DBD adalah :
a.
Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit pada waktu
menelan.
b.
c.
Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada seluruh
tubuh, kemerahan pada kulit, muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi
dan fotofobia, otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan pergerakan bola
mata terasa pegal.
Pada hari pertama sakit, penderita panas mendadak secara terus-menerus
dan badan terasa lemah atau lesu. Pada hari kedua atau ketiga akan timbul bintikbintik perdarahan, lembam atau ruam pada kulit di muka, dada, lengan atau kaki
dan nyeri ulu hati serta kadang-kadang mimisan, berak darah atau muntah. Antara
hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba. Kemungkinan yang
selanjutnya adalah penderita sembuh atau keadaan memburuk yang ditandai
dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin dan banyak mengeluarkan keringat.
Bila keadaan berlanjut, akan terjadi renjatan (lemah lunglai, denyut nadi lemah
atau tidak teraba) kadang kesadarannya menurun (Mubin, 2005: 8).
Kriteria klinis DBD menurut WHO 1986 (dalam Arif. M, 2001; 429)
adalah
a.
Demam akut yang tetap tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis.
Demam disertai gejala tidak spesifik
b.
Manifestasi perdarahan.
c.
d.
Dengan/adanya renjatan
e.
1.
Derajat 1 :
Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat manifestasi perdarahan (uji
tourniquet positif)
2.
Derajat II
Seperti derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain pada
hidung (epistaksis)
3.
Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi dengan adanya nadi cepat dan lemah, tekanan
nadi menurun (kurang dari 20 mm/Hg) / hipotensi disertai kulit dingin dan
lembab serta gelisah
4.
Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur, akral dingin dan akan mengalami syok.
10
11
2.
komponen plasma atau cairan darah dari dalam pembuluh darah menuju ke rongga
perut berupa gejala asites dan rongga selaput paru berupa gejala efusi pleura.
Apabila tubuh manusia hanya memberi reaksi bentuk 1 dan 2 saja maka orang
tersebut akan menderita demam dengue, sedangkan apabila ketiga bentuk reaksi
terjadi maka orang tersebut akan mengalami demam berdarah dengue
(Darmowandowo, 2001: 22)
2.1.5 Bionomik Vektor Demam Berdarah Dengue (DBD)
Bionomik vektor adalah tata cara atau perilaku vektor. Vektor penyakit
DBD adalah nyamuk aedes aegypti. Nyamuk ini memiliki kemampuan jarak
terbang sejauh 40-100 meter dan tidak dapat hidup diatas ketinggian 1000 meter
diatas permukaan laut dan kurang dapat berkembang biak dengan baik didaerah
bersuhu rendah . Pada dasarnya dalam kehidupan nyamuk terdapat 3 macam
tempat yang dibutuhkannya, yaitu tempat untuk beristirahat (resting places),
tempat untuk mendapatkan makanan (feeding places), dan tempat untuk
berkembang biak (breeding places). Tempat berkembang biak nyamuk aedes
berupa genangan air yang tidak langsung berhubungan dengan tanah, jernih dan
gelap baik yang berada di dalam ruangan ataupun di luar ruangan.
Dalam
12
bisa
melalui
penggunaan
insektisida
untuk
langsung
13
14
15
1.
Tindakan Observasi
a.
Observasi tanda tanda vital klien seperti suhu, nadi, tensi, pernapasan, tiap 4
jam atau lebih sering. Pengukuran suhu tubuh menggunakan thermometer
suhu tubuh. Normal suhu tubuh (36.5oC-37.5 oC) . Rasional tindakan ini
adalah sebagai pedoman acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
b.
Observasi intake dan output, tiap 3 jam sekali atau lebih sering. Rasional :
Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan
dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien.
c.
d.
e.
Observasi adanya tanda tanda syok, rasional tindakan ini adalah agar dapat
segera dilakukan tindakan apabila klien mengalami shock.
2.
Tindakan mandiri:
a.
Kaji
saat
timbulnya
demam,
rasional
tindakan
ini
adalah
untuk
Berikan kompres hangat pada axilla, rasional tindakan ini adalah untuk
membantu menurunkan suhu tubuh yang sedang mengalami demam.
c.
16
Catat intake dan output, rasional tindakan ini adalah untuk mengetahui
adanya ketidakseimbangan cairan tubuh.
e.
f.
g.
h.
i.
Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu
makan. Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan
meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.
j.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan Berikan dan Bantu oral hygiene
masukan peroral
k.
3.
Tindakan kolaborasi:
a.
17
b.
Pemberian cairan intra vena sesuai indikasi, rasional tindakan ini adalah
untuk mengatasi defisit volume cairan dengan keadaan umum yang buruk
2.1.11 Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan, Bloom
(dalam Notoadmodjo, 2012).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan
seseorang.
Pengetahuan
diperlukan
sebagai
dukungan
dalam
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga
dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan
seseorang, Bloom (dalam Notoadmodjo, 2012).
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut
menjadi proses berurutan :
1.
18
Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang
Tahu (Know)
Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan.
b.
Memahami (Comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
Aplikasi (Aplication)
Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.
d.
Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu
19
e.
Sintesis (Sinthesis)
Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan
yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi yang ada.
f.
Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek
tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria yang sudah ada, Bloom (dalam Notoadmodjo, 2012).
2.1.12 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas. (Arikunto, 2000).
a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%
b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 55%-75%
c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 55%
2.1.13 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Hendra (2008), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Umur
Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
20
Pekerjaan
Hurlock : 1998 (dalam Notoadmojo, 2003 ) mengatakan bahwa pekerjaan
21
Peranan ibu; Sebagai istri dan ibu dari anak - anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya
3.
22
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
23
2.1
Kerangka Teori
Pengetahuan
Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Perawatan DBD
Tindakan Observasi
a. Observasi suhu
tubuh menggunakan
thermometer
b. Observasi dan catat
masukan makanan
pasien
c. Observasi intake
dan output, tiap 3
jam sekali.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tindakan Mandiri
Kaji saat timbulnya
demam
Berikan
kompres
hangat pada axilla
Anjurkan pasien untuk
menggunakan pakaian
yang tipis dan mudah
menyerap keringat.
Anjurkan untuk
minum 1500-2000 ml
/hari (sesuai toleransi)
Timbang BB tiap hari
Berikan makanan
sedikit namun sering
Tindakan
Kolaborasi
a. Pemberian
antipiretik
b. Pemberian cairan
intra vena sesuai
indikasi
Kerangka Konsep
Pengetahuan :
1. Pengertian DBD
2. Penyebab DBD
3. Tanda dan Gejala
DBD
4. Cara perawatan DBD
: Menggambarkan
Perawatan DBD
24