Anda di halaman 1dari 111

ARITMIA

JANTUNG

Sifat-Sifat Listrik Sel Jantung


Sel otot jantung susunan ion, intra dan
ekstraseluler berbeda
Ion Na+ dan ion K+
Kadar K+ intraseluler 30 X > dari ekstraseluler
Membran sel otot jantung lebih permeabel
untuk ion K+ daripada ion Na+
Saat istirahat bagian luar berpotensial positif
dibandingkan bagian dalam

Terminologi
Polarisasi
Potensial Membran
Depolarisasi
Repolarisasi

Sel otot jantung dalam


keadaan istirahat

Sel otot jantung mengalami aktivasi

Proses aktivasi otot jantung

Potensial Aksi

Potensial Aksi
Definisi
Kurva potensial aksi menunjukkan
karakteristik yang khas, yang dibagi
menjadi 4 fase :

Fase 0
Fase 1
Fase 2
Fase 3

Kurva Potensial Aksi

Sistem Konduksi
Jantung

Sistem Konduksi Jantung


Simpul Sino-Atrial (Nodus Sinus, Sinus)
Sistem Konduksi Intra-Atrial
Simpul Atrio-Ventrikuler (Nodus AtrioVentrikuler, Nodus)
Berkas His
Cabang Berkas
Fasikel
Serabut Purkinje

Sistem Konduksi Jantung

Otomatisitas dan Ritmisitas Pada


Sistem Konduksi Jantung
Sifat Otomatisitas
Ritmisitas
Masing-masing bagian dari sistem konduksi
jantung mempunyai frekwensi ritmisitas
sendiri-sendiri
Fisiologis : Simpul sinus mempunyai
otomatisitas dan ritmisitas tertinggi, serabut
Purkinje yang terendah
Dipengaruhi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik

Bentuk dasar EKG dan


nama-nama interval

Standard Rekaman EKG :


- Kecepatan rekaman
: 25 mm/detik
- Kalibrasi
: 1 milivolt (mV) = 10 mm
( standar ganda, separuh, seperempat )
Ukuran di Kertas EKG :
Garis horizontal
- Tiap satu mm = 1/25 detik
= 0,04 detik
- Tiap lima mm = 5/25 detik
= 0,20 detik
- Tiap 25 mm = 25 x 0,04 = 1,00 detik
Garis vertikal
- 1 mm = 0,10 mV
- 10 mm
= 1,00 mV

EKG NORMAL

GELOMBANG P
Menggambarkan aktivitas depolarisasi
atrium kanan dan kiri ( dari kanan ke
kiri dan ke bawah )
Karakteristik EKG :

Arah gelombang P normal :


Selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.
Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)
Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,10 det)

Batasan dan Pembagian

Aritmia

Pada umumnya aritmia dibagi


menjadi 2 golongan besar :
I. Gangguan pembentukan impuls
II. Gangguan penghantaran impuls

Irama Sinus
Normal
Gelombang P :
- harus ada
- mendahului kompleks QRS
- positif di II, aVF
- inverted di aVR
Interval PR :
- durasi 0,12- 0,20 detik dan konstan
Kompleks QRS :
- durasi < 0,10 detik
Frekuensi 60-100/menit

Irama Sinus Normal

Gangguan Pembentukan
Impuls
a. Gangguan pembentukan
impuls di sinus
1. Takikardia sinus
2. Bradikardia sinus
3. Aritmia sinus
4. Henti sinus

Takikardia Sinus

Kriteria : irama sinus, rate > 100/menit

Aritmia Sinus

Pengaruh respirasi melalui stimulasi reseptor saraf vagus di p


Akhir inspirasi : frekuensi > cepat, akhir ekspirasi frekuensi >

Henti Sinus

Tak ada gelombang P dari sinus

Gangguan Pembentukan Impuls


b. Pembentukan impuls di atria
(aritmia atrial)
1. Ekstrasistol atrial
2. Takikardia atrial
3. Fluter (Gelepar) atrial
4. Fibrilasi atrial

Ekstrasistol Atrial

Kriteria : - gelombang P prematur dari atrium


- biasanya pause kompensasi tak lengkap

Tipe Ekstrasistol Atrial

Couplet : 2 EA, Takikardia atrial : 3 atau lebih


EA
Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EA
Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EA

Atrial ekstrasistol unifokal, multifokal dan


wandering atrial pacemaker

Unifokal : satu foku


ektopik

Multifokal : 2
atau
lebih fokus
ektopik
Wandering PM : fokus
ektopik berbeda-beda

Takikardia Atrial

Kriteria : 3 atau lebih ekstrasitol atrial berturutan


Gambaran EKG : - frekuensi biasanya 160-250 /menit
- sering P sukar dikenali karena bertumpuk p
- interval P-P dan R-R teratur

Takikardia Supraventrikular Paroksism

AV Nodal Reentry Tachycardia ( AVNRT )

Fibrilasi Atrial

Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang-gelombang P yang tak t


frekuensi 350-600/menit
Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140-200/menit
FA halus ( fine ) : defleksi gelombang P < 1 mm
FA kasar ( hoarse ) : defleksi gelombang P > 1 mm

Fibrilasi Atrial

Fluter Atrial

Denyut atria cepat dan teratur, frekuensi 250-350/menit


Gelombang fluter : seperti gergaji
Biasanya terdapat konduksi 2:1, karena simpul AV tak da
Meneruskan semua impuls dari atria

Gangguan Pembentukan
Impuls
c. Pembentukan impuls di penghubung AV
(aritmia penghubung/ Junctional)
1. Ekstrasistol penghubung AV
2. Takikardia penghubung AV
3. Irama lolos penghubung AV

Irama Penghubung / Junctional

Gelombang P prematur berasal dari penghubung AV :


vektor P lawan arus ( P negatif di II, III dan aVF )

Irama Penghubung /Junctional

Gangguan Pembentukan
impuls
Pembentukan impuls di ventrikel
( aritmia ventrikular )
1. Ekstrasistol ventrikular
2. Takikardia ventrikular
4. Fibrilasi ventrikular
5. Henti ventrikular
6. Irama lolos ventrikular

Ekstrasistol Ventrikel

Gelombang QRS prematur, melebar dan bizarre ( tak teratur dan a


P dari sinus tak terpengaruh oleh QRS ekstrasistol
( pause kompensasi lengkap )

Tipe Ekstrasistol Ventrikel

Couplet : 2 EV, Takikardia atrial : 3 atau lebih EV


Bigemini : 1 kompleks sinus diikuti 1 EV
Trigemini : 2 kompleks sinus diikuti 1 EV

Ekstrasistol Ventrikel

Fenomena R on T

QRS ekstrasitol jatuh sekitar puncak gelombang


T

Takikardia
Ventrikular
Kriteria diagnosis :
- terdapat 3 atau lebih ekstrasistol ventrikel
yang berturutan
Gambaran EKG :
- frekuensi biasanya 160-200/menit
- bila P dapat dikenali, maka P dan QRS
tidak berhubungan : disosiasi AV
- QRS melebar dan bizarre

Takikardia Ventrikel

Takikardia Ventrikel Polimorfik

Bentuk QRS beubah secara bergelombang melalui garis isoele

Takikardia Ventrikel dan Torsade de Pointe

Fibrilasi Ventrikel

Gelombang QRS dan T menyatu menjadi undulasi


yang tidak teratur dan cepat
FV halus ( fine ) : gelombang f < 3 mm
FV kasar ( coarse ) : gelombang f > 3 mm

Fibrilasi Ventrikel

Fibrilasi dan Asistol Ventrikel

Asistol Ventrikel

II. Gangguan Penghantaran


Impuls
Blok sino atrial
Blok atrio ventrikular
Blok intraventrikular

Gangguan Penghantaran
Impuls
Pada umumnya suatu blok mempunyai
Beberapa derajat :
Blok derajat I :
impuls masih bisa diteruskan, tetapi dengan lambat.

Blok derajat II :
sebagian impuls dapat diteruskan, dan sebagian lagi
terhenti.

Blok derajat III :


impuls tak bisa lewat sama sekali. Juga disebut blok
total.

Blok Sino-Atrial (SA)


Blok SA terjadi bila jaringan penghubung antara
simpul sinus dan atria gagal menghantarkan
impuls dari simpul sinus ke atria.

Blok Sino-Atrial (SA Block)


Blok SA derajat satu tak dapat dilihat
pada EKG, sama dengan irama sinus
biasa
Blok SA derajat tiga pada EKG sama
dengan henti sinus

Blok Sino-Atrial (SA) derajat 2 tipe konstan

Dasar diagnosis
Irama sinus yang teratur, suatu saat ada
gelombang P yang hilang
Interval PP yang kehilangan P = 2 x atau
kelipatan dari interval PP yang normal
Sering interval RR yang panjang menyebabkan
timbulnya kompleks atau irama lolos, yang bisa
dari penghubung AV atau dari ventrikel

Blok SA sederajat dua tipe konstan : Interval PP yang tetap, disusul satu gelombang P yang
hilang

Blok SA tipe Wenckebach


Waktu konduksi dari sinus ke atria
makin memanjang, kemudian impuls
tak dapat diteruskan.
Waktu konduksi sino-atrial makin
memanjang, tetapi pertambahan
panjang ini makin lama makin kecil (ciri
khas dari fenomena Wenckebach)
Interval PP makin pendek

Blok SA tipe Wenckebach


Dasar diagnosis
Irama sinus dengan irama PP
yang makin mengecil disusul
gelombang P yang hilang

Blok SA derajat dua tipe Wenckebach. Interval P-P


makin mengecil, disusul satu gelombang P yang hilang
(x). Jarak b<a, c=a+b

Blok SA derajad 3
Blok SA derajad 3 disebut juga henti sinus
(Sinus Arrest)
Dasar diagnosis :
Tak ada gelombang P
Diikuti irama lolos (Escape rhythm)
Jika irama lolos berasal daridaerahpenghubung
(junctional) maka terlihat kompleksQRS yang
sempit
Jika irama lolos dari ventrikel, terlihat QRS
kompeks yang lebar

Irama lolos
A. Irama sinus yang terlambat/terhenti dengan irama
lolos penghubung
B. Irama sinus yang terlambat/terhenti dengan irama
lolos ventrikuler

Blok Atrio-Ventrikular
Blok yang paling penting karena
menyebabkan gangguan pada koordinasi
antara atrium dan ventrikel sehingga
sangat mengganggu fungsi jantung
Blok AV adalah blok yang paling sering
terjadi

Blok AV Derajat Satu


Dasar diagnosis :
Interval PR memanjang lebih
dari 0.20 detik

Blok AV Derajat I

Blok AV Derajat Dua


Blok AV derajat dua dapat dibagi
menjadi :
1. Blok AV tipe Wenckebach atau tipe
Mobitz I
2. Blok AV tipe Mobitz II
3. Blok AV lanjut atau derajat tinggi

Blok AV Tipe
Wenckebach
Dasar diagnosis :
Interval PR makin memanjang,
suatu saat ada gelombang QRS
yang hilang.

Blok AV Derajat II ( Tipe Wenckebach

Blok AV Tipe Mobitz II


Dasar diagnosis :
Interval PR tetap, suatu saat
ada gelombang QRS yang
hilang

Blok AV Derajat Tinggi


Dasar diagnosis :
Blok AV dengan rasio konduksi 3:1
atau lebih. Misalnya blok AV 3:1, 4:1,
dan sebagainya

Blok AV Derajat tinggi

Blok AV Total
Pada blok AV total, atria dan ventrikel
berdenyut sendiri-sendiri, yang disebut
disosiasi AV komplit.
Gambaran EKG secara khas menunjukkan
letak gelombang-gelombang P yang tak
ada hubungannya dengan letak
gelombang-gelombang QRS.

Blok AV Derajat III

Blok AV Derajat III

Sistem Konduksi Jantung

Definisi
Blok gangguan penghantaran impuls
melalui suatu jalur
Konduksi intraventrikuler konduksi
melalui Cabang Berkas Kanan (CBKa),
Cabang Berkas Kiri (CBKi), Fasikel-fasikel
dan serabut-serabut Purkinje

Blok Intraventrikuler menurut


tempatnya dibagi menjadi :
Blok Cabang Berkas Kanan (BCBKa)
Blok Cabang Berkas Kiri (BCBKi)
Blok Intraventrikuler Nonspesifik
Blok Fasikuler :
1.
2.

Blok Fasikuler Kiri Anterior


Blok Fasikuler Kiri Posterior

Blok Cabang Berkas Kanan (BCBKa)/


Right Bundle Branch Block(RBBB)
Bila CBKa mengalami blok depolarisasi
ventrikel kanan mengalami kelambatan
Septum mengalami depolarisasi disusul oleh
Ventrikel kiri lebih dulu.
Pada fase yang terakhir, vektor berasal dari
ventrikel kanan, yang mengarah ke depan (pada
bidang H) dan ke kanan (pada bidang F).

Gambaran EKG pada BCBKa/RBBB


Interval QRS memanjang > 0,10 detik
S yang lebar di I dan V6
R yang lebar di V1
Bila interval QRS 0,10 0,12 detik, maka
disebut BCBKa inkomplit
Bila interval QRS >= 0,12 detik, maka
disebut BCBKa komplit

Gambaran EKG pada BCBKa


Interval QRS memanjang > 0,10 detik
S yang lebar di I dan V6
R yang lebar di V1
Bila interval QRS 0,10 0,12 detik, maka
disebut BCBKa inkomplit
Bila interval QRS >= 0,12 detik, maka
disebut BCBKa komplit

Blok Cabang Berkas Kanan, QRS melebar, S


yang lebar dan dalam di I dan V6 (V5), dan
berbentuk RR di V1 (V2)

Blok Cabang Berkas Kiri (BCBKi) /


Left Bundle Branch Block (LBBB)
Bila CBKi mengalami blok depolarisasi
ventrikel kiri mengalami kelambatan
Pada awal depolarisasi ventrikel, QRS inisial
menggambarkan depolarisasi ventrikel kanan
dan septum, kemudian menyusul depolarisasi
ventrikel kiri.
Vektor terminal dari ventrikel kiri yang kuat,
yang bergeser ke arah kiri (pada bidang F)
dan ke arah belakang (pada bidang H)

Gambaran EKG pada BCBKi/ LBBB


Interval QRS melebar >= 0,10 detik
Gelombang R yang lebar, sering berlekuk di I,
V5 dan V6 dengan WAV > 0,08 detik
rS atau QS di V1, disertai rotasi searah jarum
jam
Bila interval QRS 0,10-0,12 detik, maka
disebut BCBKi inkomplit
Bila interval QRS > 0,12 detik, maka
disebut BCBKi komplit

Blok Cabang Berkas Kiri, QRS melebar,


bentuk R di I dan V6 (V5), dan S yang
dalam di V1 (V2,V3)

Sindroma Pre-eksitasi
Pre-eksitasi pada jalur Kent
Pre-eksitasi pada jalur James
Pre-eksitasi pada jalur Mahaim

Sindroma Pre-eksitasi
Suatu sindroma EKG di mana ventrikel
mengalami depolarisasi lebih awal dari
biasa
Adanya jalur-jalur lain (jalur aksesori) pada
sistem konduksi jantung
Merupakan kelainan kongenital, terdapat
pada 1-2 promil dari populasi umum
Bersifat non fungsional pada waktu lahir dan
manifes pada masa kanak atau dewasa

Jalur-jalur aksesori

Ada 3 macam jalur aksesori


1. Jalur Kent

Jalur Aksesori terpenting. Menghubungkan


atrium langsung dengan ventrikel tanpa melalui
simpul AV. Jalur ini menembus cincin AV di
tempat-tempat yang berbeda

2. Jalur James

Jalur ini berawal dari atrium dan berakhir di


berkas His

3. Jalur Mahaim

Jalur ini berawal di berkas His dan berakhir di


ventrikel

Sistem Konduksi Jantung

Pre-eksitasi Jalur Kent


Disebut juga Sindroma Wolff-Parkinson-White
(W-P-W)
Gambaran EKG, menggambarkan kompleks
fusi antara aktivasi ventrikel jalur normal dan
melalui jalur aksesori.
Impuls dari atrium melalui jalur Kent lebih
cepat sampai di ventrikel (karena tidak
melewati simpul AV yang bersifat
memperlambat impuls)

Pre-eksitasi Jalur Kent


Impuls dari Jalur Kent awali depolarisasi di suatu
tempat di ventrikel timbul gelombang khas pada
awal kompleks QRS yang disebut gelombang delta
Gelombang delta bagian landai pada awal
kompleks QRS.
Kompleks QRS melebar
Waktu konduksi atrio-ventrikuler memendek
interval PR memendek

Gambaran EKG pada Sindroma W-P-W


Interval PR memendek <= 0,12 detik
Adanya gelombang delta
Kompleks QRS melebar (karena
gelombang delta)

Pre-eksitasi jalur Kent : Sindroma W-P-W


Jalur 1 : jalur normal
Jalur 2 : jalur Kent

Type Sindroma W-P-W


Sindroma W-P-W tipe A

Di sini Jalur Kent di sebelah kiri, sehingga aktivasi


dini terjadi di ventrikel kiri
Gambaran EKG menyerupai bentuk BCBKa,
dengan R yang tinggi di V1 dan V2

Sindroma W-P-W tipe B

Di sini Jalur Kent di sebelah kanan, sehingga


aktivasi dini terjadi di ventrikel kanan
Gambaran EKG menyerupai bentuk BCBKi,
dengan defleksi QRS yang negatif di V1 dan V2.

Pre-eksitasi Jalur James


Disebut juga Sindroma Lown-Ganong-Levine
(L-G-L)
Gambaran EKG menggambarkan interval PR
memendek
Impuls lewat jalur ini mencapai ventrikel lebih
cepat karena tidak diperlambat simpul AV.
Aktivasi ventrikel berpangkal dari dari berkas
His, sehingga jalur aktivasi ini tidak berbeda
dari aktivasi normal.
Menghasilkan kompleks QRS tanpa
gelombang delta

Gambaran EKG Sindroma L-G-L


Interval PR memendek (<0,12 detik)
Tak ada gelombang delta, kompleks
QRS normal

Pre-eksitasi Jalur James : Sindroma L-G-L


Jalur 1 : jalur normal
Jalur 2 : jalur James

Pre-eksitasi Jalur Mahaim


Jalur Mahaim dimulai dari berkas His
Interval PR tidak terpengaruh
Jalur Mahaim mengawali aktivitas pada
sebagian ventrikel gelombang delta

Gambaran EKG pada Jalur Mahaim

Interval PR normal
Terdapat gelombang delta, kompleks
QRS melebar

Pre-eksitasi jalur Mahaim


Jalur 1 : jalur normal
Jalur 2 : jalur Mahaim

Anda mungkin juga menyukai