Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang Mycobacterium tuberculosis ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Mycobacterium tuberkulosis serta penyakit yang
dihasilkannya, cara pengobatan dan pencegahannya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk
itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya.

Medan, 08 Februari 2016


Penyusun

Hestin Novalina Sitompul

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................3
B. TUJUAN PENULISAN.......................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................5
A. KLASIFIKASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS..................5
B. MORFOLOGI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS...................6
C. IDENTIFIKASI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS................6
D. PENYAKIT TUBERCULOSIS...........................................................9
E. PENULARAN TUBERCULOSIS.....................................................10
F. RIWAYAT TB PARU.........................................................................10
G. PENCEGAHAN PENYAKIT TUBERCULOSIS.............................12
H. PENGOBATAN PENYAKIT.............................................................13
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
A. KESIMPULAN..................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit TBC (Tuberkulosa) merupakan penyakit kronis (menahun) telah lama dikenal
masyarakat luas dan ditakuti, karena menular.Namun demikan TBC dapat disembuhkan
dengan memakan obat anti TB dengan betul yaitu teratur sesuai petunjuk dokter atau petugas
kesehatan lainnya (Misnadiarly, 2006).
Penyakit TBC muncul kembali ke permukaan dengan meningkatnya kasus TBC di
negara-negara maju atau industri pada tahun 1990. Pada tahun 2007, di seluruh dunia terdapat
8 juta kasus terinfeksi dan 3 juta kasus meninggal. TBC umumnya menyerang golongan usia
produktif dan golongan sosial ekonomi rendah sehingga berdampak pada pemberdayaan
sumber daya manusia yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Negara (Notoatmodjo,
2007).
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh
Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri
tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP).
Badan Kesehatan Dunia/WHO (World Health Organization) memperkirakan dewasa ini
terdapat sekitar 1700 juta penduduk dunia telah terinfeksi kuman TB (dari hasil uji tuberculin
positif) dari jumlah tersebut ada 4 juta penderita baru dengan basil tahan asam (BTA) positif
ditambah lagi 4 juta penderita baru dengan BTA negatif. Jumlah seluruh penderita TB di
dunia sekitar 20 juta orang dengan angka kematian sebanyak 3 juta orang tiap tahunnya yang
mana merupakan 25 persen dari kematian yang dapat dicegah apabila TB dapat ditanggulangi
dengan baik (Gklinis, 2004).
Bakteri Mikobakterium tuberkulosa-Sumber penularannya berasal dari percikan dahak
penderitanya yang dibawa melalui udara ketika penderita TBC bersin, batuk atau berbicara.
Masa inkubasi seseorang menjadi terinfeksi setelah tertular bervariasi, antara mingguan
hingga tahunan, tergantung dari orang itu sendiri dan jenis infeksinya, apakah primer,
progresif, atau reaktiva. Anak yang mengidap TBC biasanya tertular dari orang dewasa,
mungkin saja berasal dari keluarga penderita (kontak serumah), masyarakat (kunjungan
Posyandu), atau pembantu rumah tangga dan pengasuh anak. Bahkan sumber penularan bisa
3

terjadi dari pasien TB yang berobat ke Rumah Sakit/Puskesmas. Pada TBC anak, kuman
berkembang biak di kelenjar paru-paru. Sementara pada orang dewasa, kuman TB berada di
paru-parunya dan membuat lubang untuk keluar melalui jalan napas.
B. Tujuan Penulisan
a.
b.
c.
d.

Mengetahui klasifikasi Bakteri Mycobacterium tuberculosis


Mengetahui morfologi Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Mengetahui identifikasi Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis

pada manusia
e. Mengetahui penularan Bakteri Mycobacterium tuberculosis pada manusia
f. Mengetahui riwayat alamiah penyakit Tuberkulosis dalam paru-paru manusia
g. Mengetahui pencegahan penularan Bakteri Mycobacterium tuberculosis pada
manusia
h. Mengetahui pengobatan penyakit Tuberculosis

BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis pertama kali dideskripsikan pada tanggal 24 Maret
1882 oleh Robert Koch. Maka untuk mengenang jasa beliau, bakteri tersebut diberi nama
baksilKoch. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri penyebab penyakit
tuberkulosa(TBC). Penyakit TBC pada paru-paru juga dikenal sebagai Koch Pulmonum
(KP)
4

Gambar 2.1. Koloni Mycobacterium tuberculosis


Berikut adalah taksonomi dari Mycobacterium tuberculosis.

Kingdom: Bacteria
Filum: Actinobacteria
Ordo: Actinomycetales
Upaordo: Corynebacterineae
Famili: Mycobacteriaceae
Genus: Mycobacterium
Spesies:Mycobacterium tuberculosis

B. Morfologi Bakteri Mycobacterium tuberculosis


Adapun bentuk bakteri Mycobacterium tuberculosis ini adalah basil tuberkel yang
merupakan batang ramping dan kurus, dapat berbentuk lurus ataupun bengkok yang
panjangnya sekitar 2-4 m dan lebar 0,2 - 0,5 m yang bergabung membentuk rantai. Besar
bakteri ini tergantung pada kondisi lingkungan.

Gambar 2.2. Bentuk Mycobacterium tuberculosis dengan menggunakan mikroskop


electron
C. Identifikasi Bakteri Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium tuberculosis tidak dapat diklasifikasikan sebagai bakteri gram positif
atau bakteri gram negatif, karena apabila diwarnai sekali dengan zat warna basa, warna
tersebut tidak dapat dihilangkan dengan alkohol, meskipun dibubuhi iodium. Oleh sebab itu
bakteri ini termasuk dalam bakteri tahan asam.
Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten terhadap faktor kimia dari pada
bakteri yang lain karena sifat hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol.
Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora serta dinding selnya
terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan kandungan lipid kira-kira setinggi 60%. Pada
dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan di
bawahnya. Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi
efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding sel mycobacteria, berperan
dalam interaksi antara inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat
bertahan hidup di dalam makrofag.
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas serta akan mati pada 6C
selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini dapat mati jika terkena sinar matahari langsung
selama 2 jam.
Dalam dahak, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. Basil yang
berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil ini apabila berada

dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20C
selama 2 tahun.
Mycobacterium tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan antara lain phenol
5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh jodium
tinctur dalam 5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit.
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup di udara kering maupun dalam keadaan
dingin atau dapat hidup bertahun-tahun dalam lemari es. Hal ini dapat terjadi apabila kuman
berada dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat terdapat keadaan
dimana memungkinkan untuk berkembang, kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh karena itu pada kasus TBC
biasanya mereka ditemukan pada daerah yang banyak udaranya.
Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, berkembang biak dengan baik pada
suhu 22-23 derajat Celcius, menghasilkan lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari
pada bentuk yang pathogen. Mikobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung, Tetapi
dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. Bakteri ini biasanya
berpindah dari tubuh manusia ke manusia lainnya melalui saluran pernafasan, keluar melalui
udara yang dihembuskan pada proses respirasi dan terhisap masuk saat seseorang menarik
nafas. Habitat asli bakteri Mycobacterium tuberculosis sendiri adalah paru-paru
manusia.Infeksi dimulai saat kuman tuberkulosis berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di dalam paru paru.
Cara Pemeriksaan Laboratorium
a. Mikroskopik,
Dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen dapat dilakukan identifikasi bakteri tahan
asam, dimana bakteri akan terbagi menjadi dua golongan:

Bakteri tahan asam, adalah bakteri yang pada pengecatan ZN tetap mengikat warna
pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna
kedua. Dibawah mikroskop tampak bakteri berwarna merah dengan warna dasar biru
muda.

Bakteri tidak tahan asam, adalah bakteri yang pada pewarnaan ZN, warna pertama,
yang diberikan dilunturkan oleh asam dan alkohol, sehingga bakteri akan mengikat
warna kedua. Dibawah miskroskop tampak bakteri berwarna biru tua dengan warna
dasar biru yang lebih muda.
7

Gambar 2.3. Mycobacterium tuberculosis, dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen

b.

Kultur (biakan)
Media yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein Jesen. Dapat pula
Middlebrook JH11, juga sutu media padat. Untuk perbenihan kaldu dapat dipakai
Middlebrook JH9 dan JH 12.

c. Uji kepekaan kuman terhadap obat-obatan anti tuberkulosis


tujuan dari pemeriksaan ini, mencari obat-obatan yang poten untuk terapi
penyakit tuberkulosis.

D. Penyakit Tuberkulosis
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi
yangdisebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit TBC dapat menyerang
pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja.
Apabila eseorang sudah terpapar dengan bakteri penyebab tuberculosis akan berakibat buruk
seperti menurunkan daya kerja atau produktivitas kerja, menularkan kepada orang lain

terutama pada keluarga yang bertempat tinggal serumah, dan dapat menyebabkan kematian.
Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9 %).

Gambar 2.4. Hasil Sinar-X dada seorang penderita Tuberkulosis tingkat lanjut. Panah putih
menunjukkan adanya infeksi pada kedua belah paru-paru. Panah hitam menunjukkan adanya
lubang yang sudah terbentuk.
Tuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk
pleura (selaput paru). Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu
Tuberkulosis Paru BTA positif dan Tuberkulosis Paru BTA negative. Tuberculosis ekstra
paru adalah tuberculosis yang menyerang organ tubuh selain jaringan paru, misalnya pleura
(selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang, persendian, kulit, usus,
ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain. Berdasarkan tingkat keparahannya, TB
Ekstra Paru dibagi menjadi 2 yaitu : tuberculosis ekstra paru ringan seperti misalnya adalah
TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan
kelenjar adrenal serta tuberculosis ekstra paru berat, misalnya adalah meningitis, milier,
perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudatif dupleks, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran
kencing dan alat kelamin.
E. Penularan Tuberkulosis
1. Penularan langsung

Penularan yang terjadi dengan cara penularan langsung dari orang ke orang yaitu
dalam bentuk droplet nuclei pada orang yang berada pada jarak yang sangat
berdekatan.
2. Penularan melalui udara
Penularan ini terjadi tanpa kontak dengan penderita dan dapat terjadi dalam bentuk
droplet nuclei yang keluar dari mulut atau hidung, maupun dalam bentuk dust (debu).
Penularan melalui udara memegang peranan yang cukup penting dalam penularan
penyakit TB. Droplet nuclei merupakan partikel yang sangat kecil sebagai sisa droplet
yang mengering. Sedangkan Dust adalah bentuk partikel dengan berbagai ukuran
sebagai hasil dari resuspensi partikel yang terletak di lantai, di tempat tidur serta yang
tertiup angin bersama debu lantai/ tanah.
3. Penularan melalui makanan/minuman
Penularan TB dalam hal ini dapat melalui susu (milk borne disease) karena susu
merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan mikro
organisme penyebab, juga karena susu sering diminum dalam keadaan segar tanpa
dimasak atau dipasteurisasi, sedangkan pada susu yang mengalami kontaminasi oleh
bakteri tidak memperlihatkan tanda-tanda tertentu.
F. Perjalanan Alamiah Penyakit TB Paru

Tahap Pre-Patogenesa
Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TBC (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TBC menyerang paru,
tetapi juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman tuberculosis berbentuk batang,
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu
disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar
matahari langsung tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan
lembab.
Sumber penularan adalah penderita TBC BTA positif. Pada waktu batuk dan bersin,
penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentukdroplet (percikan dahak). Droplet
yang mengandung kuman dapat bertahan hidup di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam.

Tahap Patogenesa

10

a. Inkubasi
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam
saluran pernafasan. Setelah kuman TBC masuk kedalam tubuh manusia melalui
pernafasan, kuman TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya,
melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran
langsung ke bagian- bagian tubuh lainnya. Dalam jaringan tubuh kuman ini
dapatdormant, tertidur lama selama beberapa tahun. Masa inkubasi yaitu waktu yang
diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
b. Penyakit Dini
Daya penularan dari seseorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman
yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak,
makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negative (tidak terlihat
kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang
terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya
menghirup udara tersebut. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali
dengan kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati system pertahanan mukosiler bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di
alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang
biak dengan cara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan didalam
paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelejar limfe disekitar hilus paru,
dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksisampai
pemebentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat
dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
c. Penyakit Lanjut
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk
dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya
tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun
demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kumanper sist er ataudorm ant
(tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu mengentikan perkembangan
11

kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita
TBC. Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atu tahun
sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi
HIV atau status gizi yang yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah
kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.
d. Tahap akhir penyakit
Sembuh sempurna Penyakit TBC akan sembuh secara sempurna bila penderita
telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap, dan pemeriksan ulang dahak (follow
up) paling sedikit 2 kali berturut-turt hasilnya negatif yaitu pada akhir dan/atau sebulan
sebelum akhir pengobatan, dan pada satu pemeriksaan follow upsebelum nya.

G. Pencegahan Penyakit Tuberkulosis


Pencegahan terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit ini merupakan langkah yang
paling efektif dan efisien. Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahanadalah

sebagai berikut:
Konsumsi makanan bergizi
Dengan asupan makanan bergizi, daya tahan tubuh akan meningkat. Produksi leukosit
pun tidak akan mengalami gangguan, hingga siap melawan bakteri TBC yang kemungkinan
terhirup. Selain itu, konsumsi makanan bergizi juga menghindarkan terjadinya komplikasi

berat akibat TBC.


Vaksinasi
Dengan vaksinasi BCG yang benar dan di usia yang tepat, sel-sel darah putih menjadi
cukup matang dan memiliki kemampuan melawan bakteri TBC. Meski begitu, vaksinasi ini
tidak menjamin penderita bebas sama sekali dari penyakit TBC, khususnya TBC paru. Hanya
saja kuman TBC yang masuk ke paru-paru tidak akan berkembang dan menimbulkan
komplikasi. Bakteri juga tidak bisa menembus aliran darah dan komplikasi pun bisa
dihindarkan. Dengan kata lain, karena sudah divaksin BCG, anak hanya menderita TBC

ringan.
Lingkungan
Lingkungan yang kumuh dan padat akan membuat penularan TBC berlangsung cepat.
Untuk itulah mengapa lingkungan yang sehat dan kebersihan makanan dan minuman sangat
perlu untuk dijaga.
12

H. Pengobatan penyakit Tuberculosis


Pengobatan TBC harus dilakukan secara tepat sehingga secara tidak langsung akan
mencegah penyebaran penyakit ini. Berikut adalah beberapa obat yang biasanya digunakan
dalam pengobatan penyakit TBC:
1. Isoniazid (INH)
Obat yang bersifat bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) ini merupakan
prodrug yang perlu diaktifkan dengan enzim katalase untuk menimbulkan efek. Bekerja
dengan menghambat pembentukan dinding sel mikrobakteri.
2. Rifampisin / Rifampin
Bersifat bakterisidal (membunuh bakteri) dan bekerja dengan mencegah transkripsi RNA
dalam proses sintesis protein dinding sel bakteri.
3. Pirazinamid
Bersifat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat pembentukan asamlemak yang
diperlukan dalam pertumbuhan bakteri.
4. Streptomisin
Termasuk dalam golongan aminoglikosida dan dapat membunuh sel mikroba dengan
cara menghambat sintesis protein.
5. Ethambutol
Bersifat bakteriostatik. Bekerja dengan mengganggu pembentukan dinding sel bakteri
dengan meningkatkan permeabilitas dinding.
6. Fluoroquinolone
Fluoroquinolone adalah obat yang menghambat replikasi bakteri M.tuberculosis.
Replikasi dihambat melalui interaksi dengan enzim gyrase, salah enzim yang mutlak
diperlukan dalam proses replikasi bakteri M. Tuberculosis. Enzim ini tepatnya bekerja pada
proses perubahan struktur DNA dari bakteri, yaitu perubahan dari struktur double helix
menjadi super coil. Dengan struktur super coil ini DNA lebih mudah dan praktis disimpan di
dalam sel. Pada proses tersebut enzim gyrase berikatan dengan DNA, dan memotong salah
satu rantai DNA dan kemudian menyambung kembali. Dalam proses ini terbentuk produk
sementara (intermediate product) berupa ikatan antara enzim gyrase dan DNA (kompleks
gyrase-DNA).
Fluoroquinolone mamiliki kemampuan untuk berikatan dengan kompleks gyrase-DNA
ini, dan membuat gyrase tetap bisa memotong DNA, tetapi tidak bias menyambungnya
kembali. Akibatnya, DNA bakteri tidak akan berfungsi sehingga akhirnya bakteri akan mati.
Selain itu, ikatan fluoroquinolone dengan kompleks gyrase-DNA merupakan ikatan
reversible, artinya bisa lepas kembali sehingga bisa didaur ulang. Akibatnya, dengan jumlah
yang sedikit fluoroquinolone bisa bekerja secara efektif.

13

Dalam terapi TBC, biasanya dipilih pemberian dalam bentuk kombinasi dari 3-4
macam obat tersebut. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri
terhadap obat. Dosis yang diberikan berbeda untuk tiap penderita, bergantung tingkat
keparahan infeksi. Karena bakteri tuberkulosa sangat lambat pertumbuhannya, maka
penanganan TBC cukup lama, antara 6 hingga 12 bulan yaitu untuk membunuh seluruh
bakteri secara tuntas.
Pengobatan harus dilakukan secara terus-menerus tanpa terputus, walaupun pasien telah
merasa lebih baik/sehat. Pengobatan yang terhenti di tengah jalan dapat menyebabkan bakteri
menjadi resisten. Jika hal ini terjadi, maka TBC akan lebih sukar untuk disembuhkan dan
perlu waktu yang lebih lama untuk ditangani. Untuk membantu memastikan penderita TBC
meminum obat secara teratur dan benar, keterlibatan anggota keluarga atau petugas kesehatan
diperlukan yaitu mengawasi dan jika perlu menyiapkan obat yang hendak dikonsumsi. Oleh
karena itu, perlunya dukungan terutama dari keluarga penderita untuk menuntaskan
pengobatan agar benar-benar tercapai kesembuhan.
Obat diminum pada waktu yang sama setiap harinya untuk memudahkan penderita
dalam mengkonsumsi obat. Lebih baik obat diminum saat perut kosong sekitar setengah jam
sebelum makan atau menjelang tidur.
Selain dengan menggunakan obat-obatan tersebut, pengobatan penyakit akibat infeksi
bakteri mycobacterium ini dapat dilakukan dengan menggunakan jahe dan mengkudu.
Jahedan mengkudu dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan bakteri berbentuk batang
tersebut karena kedua bahan itu kaya akan senyawa antibakteri. Misalnya jahe mempunyai
gingerol yang bersifat antibakteri. Demikian juga mengkudu yang mengandung senyawa aktif
antrakuinon, acubin, asperuloside, dan alizarin. Keempat senyawa itu juga berkhasiat untuk
membunuh bakteri tuberculosis.
Kedua bahan itu mempunyai sifat antibakteri lebih kuat ketika disatukan. Sebaliknya
bila dipisah, kekuatannya berkurang. Jahe dan mengkudu juga bersifat imunostimulan alias
meningkatkan daya tahan tubuh. Duet mengkudu dan jahe menyusul meniran yang lebih dulu
diuji klinis sebagai penyembuh tuberkulosis. Phyllanthus niruri itu terbukti sebagai anti
tuberkulosis. Pemberian 50 mg kapsul meniran selama 3 kali sehari menyembuhkan TB pada
pekan ke-6 atau lebih cepat 8 minggu dibandingkan pasien yang tidak mengkonsumsi
meniran. Meniran juga bersifat sebagai imunomodulator alias penguat sistem kekebalan
tubuh. Ketika kekebalan tubuh meningkat, bibit-bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh
dapat dilemahkan. Jika sel-sel imun seseorang diganggu, maka orang tersebut akan rentan
sakit.

14

Perpaduan ekstrak jahe dan mengkudu itu mampu menyempurnakan obat standar resep
dokter seperti rifampisin serta pirazinamid yang selama ini digunakan untuk mengatasi TB.
Untuk yang tidak cocok mengkonsumsi obat-obatan dokter tersebut,menyebabkan gangguan
hati. Namun, apabila penggunaannya disertai dengan konsumsi jahe dan mengkudu, hal
tersebut tidak akan terjadi. Ekstrak jahe dan mengkudu juga mencegah resistensi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia
adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis
pada manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan
berbahaya di dunia.
Penyakit TBC merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Apabila seseorang sudah terpapar
dengan bakteri penyebab tuberculosis akan berakibat buruk bahkan dapat menyebabkan
kematian. Pada penyakit tuberkulosis jaringan pang paling sering diserang adalah paru-paru
(95,9 %).
Riwayat terjadinya tuberculosis dapat dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap infeksi
primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TB. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru-paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran
limfeakan membawa kuman TB ke kelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai

15

kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer
adalah 4 - 6 minggu.
Adapun yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan adalah:
Konsumsi makanan bergizi
Vaksinasi
Lingkungan
Beberapa obat yang biasanya digunakan dalam pengobatan penyakit TBC antara
lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Isoniazid (INH)
Rifampisin / Rifampin
Pirazinamid
Streptomisin
Ethambutol
Fluoroquinolone

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.


Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Depkes RI,1997. Pedoman Tuberculosis dan penanggulanganya,Dirjen P2M dan
PLP.Jakarta
Tjandra Y.A,1994. Masalah tuberculosis dan penanggulanganya,Universitas Indonesia.
Jakarta

16

Anda mungkin juga menyukai