Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

DERMATITIS

DI SUSUN OLEH :
1; SISCA RIA ARISANTI

(201404004)
(201404049)
(201404074)
(201404115)
(201404125)
(201404145)

2; LAILATUL HASANAH
3; RISA ARIANTI
4; SITI DWI YANTI
5; M.MIFTACHUS.SIFA
6; RIKA PUSPITASARI

Kelas

: 2C

D3 KEPERAWATAN

AKPER BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


Jl. Raya Jabon Km.06 Mojoanyar-Mojokerto

2016

BAB I
PENDAHULUAN

A; Pengertian

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai


respons terhadap pengaruh factor eksogen dan atau factor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis. (Djuanda Adhi, 2010).
Dermatitis atau lebih dikenal sebagai eksim merupakan penyakit
kulit yang mengalami peradangan kerena bermacam sebab dan timbul
dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa
pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit (Widhya, 2011).
B; Klasifikasi.
a; Dermatitis Kontak

Adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan


bahan iritan eksternal yang mengenai kulit.
Dermatitis kontak terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)
b. Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Dermatitis kontak iritan


Iritan primer

Dermatitis kontak alergik


Alergen kontak

Permulaan
Penderita
Lesi

Pada kontak pertama


Semua orang
Batas lebih jelas

S.sensitizer
Pada kontak ulang
Hanya orang yang alergik
Batas tidak begitu jelas

Uji tempel

Eritema sangat jelas


Eritema kurang jelas
Sesudah ditempel 24 jam, Bila sesudah 24 jam

Penyebab

bila iritan di angkat reaksi bahan allergen di angkat,


akan segera

reaksi menetap atau


meluas berhenti

b; Dermatitis Atopik

Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai


gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak,
sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau

asma bronkial). Kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian


mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan
(fleksural).
Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal,
dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang
lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul
pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma.
Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau
berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa.
c; Nerodermatitis Sirkumskripta
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit
tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol(likenifikasi) menyerupai
kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang
karena berbagai ransangan pruritogenik.
Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud
kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit
ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores
kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian
yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki,
pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.

d; Dermatitis Numularis

Dermatitis yang bersifat kronik residif dengan lesi berukuran


sebesar uang logam (coin) atau agak lonjong, berlokasi pada sisi
ekstensor ekstremitas berupa papulovesikel, biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing).
e; Dermatitis Statis.
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik
vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah.
Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan
kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat,
menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan
di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga
menjadi penyebab.

C; Etiologi.

Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar


merupakan respon kulit terhadap agen-agen misalnya zat kimia, bakteri
dan selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon
tersebut dapat berhubungan dengan alergi.
Penyebab dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1; Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam,
basa), fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur).
2; Dalam (endogen) misalnya dermatitis atopic.
D; Manifestasi klinis.
1; Gatal.
2; Penyebaran setempat, generalisata dan universal.
3; Stadium akut

Eritema
- Edema
- Vasikel atau bula
- Erosi dan eksudasi sehingga tampak basah
4; Stadium subakut.
- Eritema dan edema berkurang
- Eksudat mengering menjadi krusta.
5; Stadium kronis
- Lesi tampak kering.
- Skuama
- Hiperpigmentasi
- Papul
- Likenifikasi.
-

E; Pathway.

DERMATITIS

Fisik (sinar, suhu)

Faktor dari
luar (eksogen)

Mikroorganism
e (bakteri,

Dermatitis kontak (sabun,


detergen, zat kimia)

Factor dari dalam


(endogen)

Dermatitis atopik
Factor yg berhubungan

Iritan primer

Allergen
Sel langerhans
dan makrofag
Sel T

Genetik
Lingkungan
Farmakologik
imunologik

Mengiritasi kulit

Peradangan kulit
(lesi)

Sensitisasi sel T
oleh saluean limfe

Reaksi
hipersensitivitas IV

Berhubungan dg
penigkatan kadar
igE dlm serum

Asma bronchial,
rhinitis alergik
Kerusakan
intergritas kulit

Ketidakefektifan
pola nafas

Resiko infeksi

Nyeri akut

Gangguan citra
tubuh

F; Komplikasi

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.


2; Infeksi sekunder khususnya oleh Stafilokokus aureu.
3; hiperpigmentasi atau hipopigmentasi post inflamasi.
4; jaringan parut muncul pada paparan bahan korosif atau ekskoriasi.
1;

G; Penatalaksanaan
a; Sistemik.

Pada kasus dermatitis ringan diberikan antihistaminika atau


antihistaminika berkombinasi dengan antiserotonin, anti-bradikinin,
anti SRS-A, dan sebagainya. Pada kasus berat baru diberikan
kortikosteroid.
b; Topikal.
Prinsip umum terapi topikal diuraikan dibawah ini:
1; Dermatitis basah (madidans) harus diobati secara basah (kompres
terbuka). Dermatitis kering (sika) diobati secara kering, artinya
bukan kompres.
2; Makin berat atau akut penyakitnya, makin rendah persentase obat
spesifik.
3; Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila sub akut, diberi lasio
(bedak kocok), pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin).
Bila kronik, diberi salep.
4; Dermatitis madidans, diberi kompres terbuka. Pada dermatitis sika,
bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim, atau pasta. Bila
kronik diberikan salep. Krim diberikan pada daerah berambut,
sedangkan pasta daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih
besar daripada krim.
c; Diet.
Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu,
ikan, kacang-kacang, jeruk,pisang.
H; Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik.
a; Pemeriksaan penunjang :
-

Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio


asetilkolin 1/5000).

Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi


b; Laboratorium
- Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein
total, albumin, globulin
- Urin :pemeriksaanaan histopatologi
-

DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif., Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta : Salemba Medika
Rahariyani, Loetfia Dwi. 2007. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien
Gangguan Sistem Integumen. Jakarta : EGC
Djuanda, Adhi. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FK UI

Brunner and Suddarths. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing.


Philadelphia : LWW

Anda mungkin juga menyukai