Anda di halaman 1dari 7

"Surga Itu Nggak Penting..!

"

Emha Ainun Nadjib atau biasa disebut Cak Nun adalah seorang ulama atau
kyai yang punya pemikiran-pemikiran nggak umum, kadang kontroversial,
berbeda dari kebanyakan ustadzzzz. Tapi tentu saja pemikirannya sangat
masuk akal, brilian, otentik dan bisa dipertanggungjawabkan . Ulasan di
bawah ini adalah beberapa dari banyak sekali pemikiran beliau yang saya
anggap sangat dahsyat untuk bahan renungan dan pembelajaran.
Ingat : Tulisan ini khusus untuk para gentho yang sedang berproses mencari
kebenaran Tuhan. Sing ngaku alim atau ahli ibadah minggir dulu, menengo
disik, gak usah komen. Jangan berharap ada dalil-dalil dari Syekh Zulkifli
Jabal Syueb Sanusi (embuh sopo iku).

----------------------------------------------------------------------------------------------Beberapa tahun belakangan marak 'sedekah ajaib' yang sering digiatkan


oleh seorang ustad 'nganu'. Cak Nun mengingatkan, "Sedekah itu dalam
rangka bersyukur, berbagi rejeki bukan dalam rangka mencari rejeki. Kalau
anda mengharapkan kembalian berlipa-lipat dari sedekah, itu bukan
sedekah..tapi dagang!"
Beliau tidak mengecam juga, lha wong taraf imannya masih segitu kok.
Kalau menyedekahkan uang, sepeda motor, mobil, rumah, helikopter atau
apa pun..kasih saja..titik! Setelah itu jangan berharap apa-apa. Walau kita
yakin akan dibalas dengan berlipat ganda tapi ketidaktepatan dalam niat
menjadikan sedekah bukan lagi sedekah, melainkan sekedar jual beli.
Sedekahnya sudah bagus tapi janji Tuhan jangan dijanjikan oleh manusia..!
Banyak orang beribadah yang masih salah niat. Naik haji biar dagangannya
lebih laris. Shalat Duha biar diterima jadi PNS. Ibadah itu dalam rangka
bersyukur..titik!. Menangislah pada Tuhan tapi bukan berarti jadi cengeng.
Nabi dalam shalatnya menangis tapi sebenarnya itu adalah menangisi. Beda
antara menangis dan menangisi. Kalau menangis itu kecenderungan untuk
dirinya tapi kalau menangisi itu untuk selain dirinya : orang tua, anak, istri,
saudara, sahabat dan seterusnya.
Ada seorang pedagang miskin yang daganganya nggak laku, dia sabar dan
ikhlas : "kalau memang saya pantasnya miskin , dagangan saya nggak
laku..saya ikhlas..manut...yang penting Tuhan ridha sama saya." Malah
keikhlasan seperti ini yang langsung dijawab oleh Tuhan dengan rejeki
berlimpah yang tak disangka-sangka datangnya.
Tapi kalau kita yang ditimpa sial, dagangan nggak laku, biasanya langsung
mewek : "Ya Tuhan kenapa saya kok miskin, dagangan nggak laku, gak iso
tuku montor....aku salah opo se..!???" Waaahh...malaikat langsung gregetan,
njundu raimu : "Ohhh..cengeng koen iku!!!"
Iman seseorang memang tidak bisa distandarisasi. Tiap orang mempunyai
kapasitas iman yang berbeda . Makanya kalau jadi imam harus paham
makmumnya. Makmumnya koboi tapi bacaan imamnya panjang-panjang
disamakan dengan anak pesantren. Akhire makmumnya nggerundel, gak
ihklas , matane!

Cak Nun mengingatkan, usahakan berbuat baik jangan sampai orang tahu.
Kalau bisa jangan sampai orang tahu kalau kita shalat. Lebih ekstrim lagi,
jangan sampai Tuhan tahu kalau kita shalat (walau itu nggak mungkin).
Pokoknya lakukan saja apa yang diperintahkan dan jauhi yang dilarangNya..titik!. Itu adalah sebuah bentuk keikhlasan, tanpa pamrih yang luar
biasa. Sudah suwung, sudah nggak perduli dengan iming-iming imbalan
pahala, yang penting Tuhan ridha, nggak marah sama kita.
Motong rambut atau kuku nggak harus nunggu hari Jum'at. Mau kenthu aja
kok ya harus nunggu malam Jum'at. Itulah kita, tarafnya masih kemaruk
pahala. Nggak ada pahala, nggak ibadah. Ini jangan diartikan meremehkan
Sunnah Rasul. Pikiren dewe..
"Surga itu nggak penting..!" kata Cak Nun suatu kali. Tuhan memberi bias
yang bernama surga dan neraka. Tapi kebanyakan manusia kepincut pada
surga. Akhirnya mereka beribadah tidak fokus kepada Tuhan. Kebanyakan
kita beribadah karena ingin surga dan takut pada neraka. Kelak kalau kita
berada di surga, bakalan dicueki oleh Tuhan. Karena cuma mencari surga
nggak mencari Tuhan. Kalau kita mencari surga belum tentu mendapatkan
Tuhan. Tapi kalau kita mencari Tuhan otomatis mendapatkan surga. Kalau
nggak dikasih surga, terus kita kost dimana???
"Cukup sudah, jangan nambah file di kepalamu tentang surga dan
neraka..fokuskan dirimu pada Tuhan. Karena sebenarnya orang yang berada
di surga adalah orang yang mencari Tuhan. Dzat yang sangat layak dicintai
di atas segala makhluk dan alam semesta..." kata Cak Nun.
----------------------------------------------------------------------------------------------Ilmu kesehatan Cak Nun berbeda dengan ilmu kesehatan pada umumnya.
Beliau tidak percaya bahwa olahraga itu pasti sehat.
"Gizi iku asline gak ono rek...tapi ojo diomongno dokter lho yo.." kata Cak
Nun.
Omongan Cak Nun itu jangan diartikan linier dan harfiah. Bisa jadi itu cuman
cara berpikir dan sugesti aja.
Kalau kita cermati bayi jaman dahulu yang hanya dikasih pisang atau tajin.
Kok ya bisa tubuhnya tumbuh jadi besar. Atau gelandangan yang hidup di
jalan bertahun-tahun makan nggak jelas apa yang dimakan, kok ya bisa

hidup dan nggak pernah sakit. Dan masih banyak contoh yang lain.
Menurut Cak Nun kunci kesehatan itu terletak pada pikiran yang benar. Kalau
pikiran kita salah maka akan membuat disorganisasi otak. Perintah yang
datang dari otak ke organ tubuh yang lain (saraf, jantung, ginjal dan lainnya)
akan jadi kacau. Maka akan menimbulkan sakit-sakit.
Usahakan dalam segala hal cara berpikir kita benar, walau kita nggak
mampu bertindak untuk mewujudkan kebenaran itu. Misal kita tahu ada
seorang presiden yang dalam pikiran kita dia nggak benar tapi kita tidak bisa
merubahnya. Itu sudah beres, minimal pikiran kita sudah tepat.
Maka hati-hatilah dalam berpikir. Karena pikiran akan jadi ucapan. Dan
ucapan akan jadi perbuatan. Perbuatan yang terus menerus akan menjadi
kebiasaan. Karena sudah menjadi kebiasaan maka akan menjadi karakter
hidup. Kalau sudah menjadi karakter lama-lama menjadi unsur dari
kebudayaan dan bersama-sama menjadi kebudayaan masyarakat. Kalau
kebudayaan masyarakat dibiarkan tanpa kritik atas dirinya maka dalam
jangka waktu tertentu akan menjadi peradaban. Kalau sudah jadi peradaban,
susah untuk dirubah lagi. Ibarat batu yang sudah jadi akik.
Begitu juga Endonesah dengan korupsinya, dengan kecurangannya, dengan
kedengkiannya..tidak bisa dirubah lagi. Maka pisahkan dirimu dengan
Endonesah yang itu.Temukan dirimu, kamu regulasi lagi, kamu teliti lagi
benihmu, kesejatianmu.
Per-nya hidup adalah berpikir dengan benar. Tidak kebenaran berpikir akan
membuat destruksi, disorganisasi sel-sel maupun urat-urat syaraf otak.
Selanjutnya urat-urat syaraf yang kacau tadi menurunkan perintah ke
seluruh tubuh dan dalam jangka panjang terakumulasi menciptakan sakitsakit...stres, daya tahan tubuh berkurang, perut sakit, stroke, dsb.
Kunci kesehatan terletak di pikiran bukan di hati. Kalau hati tugasnya
bertapa. Orang yang selamat adalah yang hatinya bertapa, tidak lirik kanan
lirik kiri. Sekarang nikah, besok selingkuh, cerai, kawin lagi, selingkuh lagi,
cerai lagi dan seterusnya.
Pernah suatu kali Cak Nun bertanya pada dokter, "Dok, jantung itu baiknya
dipacu atau dihemat..?"
Doktere ngelu ndase. "Ono-ono ae sampeyan iku.....yooo dihemat..," jawab

dokter seperti nggak yakin.


"Mangkane jangan suruh saya olahraga, " kelakar Cak Nun.
Dalam guyonannya suatu kali, beliau bilang kalau di Lauh Mahfudz konon
tiap manusia dijatah detak jantung sekian milyar detak. Dan jatah tiap
manusia berbeda .
Soal benar tidaknya ituaku yo gak eruh rek.. kata Cak Nun.
Dulu Cak Nun sempat berolahraga bulutangkis. Tapi sekarang tak
dilakukannya lagi. "Itu bukan olahraga, itu penyiksaan!" kata beliau
berkelakar.
Lihat saja saat shuttle cock menuju ke kanan, kita ikut lari ke kanan. Saat
shuttle cock menuju ke kiri, terpaksa kita juga ikut ke kiri. Bagi beliau,
olahraga itu harus berdaulat. Tubuh dan pikiran bebas melakukan sesuatu
gerak atau aktifitas yang membuat tubuh jadi nyaman/sehat. Tapi yang
terjadi adalah kita dipaksa oleh lawan untuk mengejar shuttle cock .
Orang sekarang tidak bisa membedakan antara olahraga dan permainan.
Saat bermain sepakbola sebenarnya yang disebut olahraga itu saat
pemanasan atau latihan. Tapi pada saat bertanding itu adalah permainan.
Karena pikiran nggak merdeka, kita lari ke sana kemari mengejar bola karena
dipaksa oleh lawan.
Tidak berarti Cak Nun anti olahraga. Olahraga tentu saja baik tapi kita
hendaknya bisa memaknai semua itu dengan tepat. Dengan begitu tubuh
kita nggak gampang capek dan sakit. Ini nggak cuma teori nggedabrus atau
wacana omong kosong. Bukti otentiknya pada Cak Nun sendiri, yang masih
lincah di usianya yang sudah kepala 6. Aktivitas luar biasa dengan jadwal
jadi pembicara atau pengajian yang padat dan tidur nggak sampai 5 jam tiap
harinya.
Menurut penelitian, gerakan shalat dan wudhu itu sebenarnya gerakan
olahraga dan pijat refleksi yang asli ciptaan Tuhan. Mengalahkan semua
gerakan olah raga ciptaan manusia : Tai Chi, Yoga, SKJ, Goyang Dombret,
dsb. Kalau kita melakukan dengan benar, teratur dan waktu yang tepat maka
dijamin akan menyehatkan.
Manusia diturunkan Tuhan di bumi sebagai khalifah (wakil Tuhan) untuk
mengolah dan memanfaatkan apa yang ada di alam semesta. Atas dasar
inlah Cak Nun yakin bahwa manusia mempunyai kedaulatan atas dirinya .
Sampai batas tertentu kita bisa memerintah tubuh kita. Jadikan semua yang

ada dirimu itu sebagai anak buahmu. Tanganmu adalah bagian dari tubuhmu
tapi itu bukan kamu. Seperti juga matamu itu bukan kamu. Kalahkan mereka
dengan niat dan sugestimu. (Tapi ya nggak iso rai welek diperintah dadi
ayu).
Menurut Cak Nun, satu obat pun bisa diperintah jadi obat sakit yang lain.
Ketika MUI mengharamkan pengobatan batu oleh Ponari di Jombang, Cak
Nun pikir itu tidak tepat. Apa bedanya batu, kapsul atau obat yang lain.
Sama-sama benda mati. Kesembuhan dari Tuhan bisa lewat apa saja. Syirik
atau bukan itu tidak terletak pada bendanya tapi pada niat dan konsepnya.
Karena umur sudah kepala 6, maka otomatis kemampuan tubuh pun
menurun. Begitu juga dengan kemampuan penglihatan Cak Nun. Tapi
dengan keyakinan dan sugesti tadi, beliau melatih, memerintah matanya
untuk bisa melihat dengan normal. Sekarang mata beliau bisa normal lagi
tanpa harus pakai kaca mata. Tentu saja tidak semua orang bisa berhasil
dengan itu. Kasihan para penjual kaca mata...gak payu mblo.
----------------------------------------------------------------------------------------------Suatu kali beliau bertanya pada jamaahnya, "Kalian suka puasa nggak..?"
Reaksi jamaahnya beragam, ada yang jawab "Suka..!" dengan semangat dan
ada yang jawab "Yaa..suka.." dengan malu-malu seolah nggak yakin.
"Alaa raimu...nggak ada manusia yang suka puasa..!" kata Cak Nun.
Menurut Cak Nun, manusia itu melakukan puasa karena perintah Tuhan
(apalagi perintahnya wajib). Kalau manusia suka puasa, ya nggak akan
diperintahkan..ngapain, lha wong sudah suka kok. Berhubung itu perintah
Tuhan dan hukumnya wajib, mau nggak mau harus dijalankan. Tapi manusia
menjalankannya dengan ikhlas sebagai bentuk cinta pada Tuhannya. Dan
orang hebat adalah orang yang melakukan dengan ihklas perbuatan yang
tidak disukainya. Kalau orang melakukan sesuatu karena memang suka..ya
apa hebatnya.
Sifat dasar manusia adalah lebih banyak meminta daripada memberi.
Sebuah perintah (Tuhan) harus diiming-imingi imbalan dulu. Kayak anak kecil
yang diiming-imingi coklat kalau mau si anak hapal ayat suci tertentu.
Imbalan pahala yang sangat besar itu adalah sebuah bentuk stimulus agar
manusia tergerak dan jadi suka. Itu pun nggak jadi jaminan manusia mau
melaksanakan.

Kalau hukumnya nggak wajib, maka segelintir orang yang mau


melaksanakan. Perhatikan saja saat puasa sunnah Syawal, walaupun
diiming-imingi 'puasa seminggu pahalanya sama dengan puasa setahun',
hanya sedikit orang yang menjalankan. "Males boss..cuman puasa
sunnah..nggak wajib!"
Dan puasa (atau semua ibadah yang lain) bukan untuk kepentingan Tuhan.
Tuhan gak pathe'en, manusia mau melakukan atau tidak..gak ngurus!.
Semua sudah ada aturan dan sanksi yang jelas. Puasa itu 100% untuk
kepentingan manusia. Untuk kebaikan, pelatihan dan pemahaman manusia.
----------------------------------------------------------------------------------------------Masih buanyakk pemikiran-pemikiran nyeleneh tapi cerdas dari beliau yang
kalau ditulis bisa jadi disertasitapi sementara ini dulu mblo kesel nulise,
enak awakmu cuman moco tok ae huwehehehe
(bersambung).

Anda mungkin juga menyukai