para orang tua yang mempunyai anak gadis. Pemberitaan tentang kasus tersebut senantiasa
mendapat liputan media, baik media cetak, media elektronik sampai media sosial . Terkadang
juga suatu pemerkosaan itu seringkali di ikuti dengan pembunuhan , bahkan ada yang di mutilasi
untuk menghilangkan jejak korban dan suspek itu sendiri
Apa sih pemerkosaan itu ?
Pemerkosaan berasal dari kata Perkosa, yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti
paksa, gagah, kuat dan perkasa. Memperkosa adalah berarti menundukkan dengan cara
kekerasan, menggagahi, melanggar (menyerang, dsb) dengan kekerasan.
Menurut Suryono Ekatama (Suryono Ekatama Dkk, 2001:99) pemerkosaan adalah perbuatan
hubungan kelamin yang dilakukan seorang pria terhadap seorang wanita yang bukan isterinya
/atau tanpa persetujuannya, dilakukan ketika wanita tersebut ketakutan atau di bawah kondisi
ancaman lainnya.
Pemerkosaan juga bukan mutlak dilakukan pria terhadap wanita, namun ada kasus juga
pemerkosaan bisa dilakukan seorang wanita terhadap seorang pria.
Faktor-faktor Yang Menyebabkan Pemerkosaan
Banyak orang berkata kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap wanita terjadi karena
faktor wanita sendiri. Dan yang sering menjadi poin permsalahan adalah karena faktor cara
berpakaian wanita itu sendiri dan nafsu seks pria tak terkendali apabila dan setelah melihat
wanita berpakaiana mini.
Pemikiran dan anggapan seperti sering diuar-uarkan ketika terjadi kasus pelecehan dan
pemerkosaan . Pemikiran yang sederhana ini hanyalah anggapan semata tanpa melakukan riset
dan penelitian. Dan seakan-akan wanitalah yang menyebabkan sebuah pemerkosaan terjadi.
Sudah menjadi korban pemerkosaan dan di salahkan juga sebagai penyebabnya. Apakah ini
adil ?
Bagaimana pula dengan negara-negara Timur Tengah yang sebagian wanitanyanya hampir
menutup aurat ? Apakah disana tidak ada pemerkosaan ? tanpa menafikan faktor penampilan
dan cara berpakaian wanita juga mempengaruhinya. Namun jangan beranggapan penuh bahwa
wanita adalah penyebab utama terjadinya kasus tersebut.
Sebenarnya pada umumnya terjadinya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan itu justeru
dilakukan oleh orang yang telah dikenali. Misalnya Keluarga, saudara, tetangga, guru, atasan
bahkan pemuka agama yang dihormati. Dan ada juga kasus yang terjadi karena teman yang baru
dikenali baik yang dikenali secara tatap muka atau dikenali di media sosial seperti Facebook,
twitter atau media chattting lainnya.
Pergaulan sehari-hari dan lingkungan juga mempengaruhinya, bagaimana kita berinteraksi dan
dengan siapa kita menghabiskan waktu serta berinteraksi sosial setiap harinya. Namun secara
umunya faktor pemerkosaan itu terjadi apabila di lihat dari motif pelakunya adalah :
2. Sadistic Rape, pemerkosaan yang dilakukan secara sadis, yang mana si pelaku akan
merasa mendapatkan kepuasan seksual bukan karena bersetubuh. namun mendapatkan
kepuasan dari cara penyiksaan terhadap korban yang tidak didapatkan dalam hubungan
seksual secara normal
3. Anger rape , Pemerkosaan yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa marahnya pada
korban. Kepuasan seksual bukan tujuan utama yang diharapkan pelaku. namun sekedar
untuk melampiaskan rasa marahnya pada korban.
5. Exploitation Rape, pemerkosaan yang terjadi karena ada rasa ketergantungan korban
terhadap pelaku baik secara ekonomi maupun sosial. Dan biasa kasus ini terjadi tanpa
adanya kekerasan oleh pelaku terhadap korban. contohnya atasan terhadap bawahanya,
majikan terhadap pembantunya.
Ternyata faktor terjadinya pemerkosaan bisa di pengaruhi faktor lingkungan, motif pelaku
pemerkosaan, situasi dan kesempatan, faktor ekonomi dan pergaulan seseorang seseorang.
dilakukan oleh seorang saja, tapi bagaimana apabila dilakukan secara beramai-ramai atau
dilakukan lebih dari seseorang.
Namun menuerut saya lebih baik di selesaikan secara hukum saja, dengan alasan untuk
memberikan pengajaran pada pelaku dan masyarakat pada umumnya. Undang-undang dan
Hukum yang mengatur tentang Tindak pidana Pemerkosaan adalah KUHP pasal 285 yang
berbunyi :
Barangsiapa yang dengan kekerasan atau dengan ancaman memaksa perempuan yang bukan
isterinya untuk bersetubuh dengan dia, karena perkosaan, dipidana dengan pidana penjara
selama-lamanya dua belas tahun.
Karena umunya kasus pemerkosaan terjadi di bawah umur, sebaiknya para orangtua memberi
perhatian ekstra dengan cara memperhatikan dimana anak-anaknya bersosialisasi dengan teman
atau lingkungannya. serta tidak lupa dengan membekalkan ilmu-ilmu agama dan tidak
meninggalkan anak apabila mengalami kasus tersebut. Namun tetap menyelimuti dengan kasih
sayang sehingga korban tetap merasa ada yang menyayanginya.
Berhati-hatilah dalam bergaul dan bersosialisasi
Karena kuntum itu mekarnya hanya sekali
salam
Masyarakat kembali dikejutkan dengan kasus pemerkosaan anak. Kali ini, seorang kontraktor
asal Kediri Sony Sandra (63) alias koko, disebut telah memperkosa 58 anak perempuan yang
masih di bawah umur.
Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, sebenarnya kasus
perkosaan terhadap 58 anak itu merupakan kasus tahun lalu.
"Dulu korban yang melapor hanya empat orang namun karena pelaku beralasan sakit kemudian
tidak ditahan pelakunya, hanya ditahan di rumah sakit saja," katanya, Selasa, (17/5).
Namun ternyata, Arist melanjutkan jumlah korbannya bukan hanya empat. Namun meningkat
sampai akhirnya jadi 58 anak-anak remaja yang tinggal di sekitar Kediri.
"Ini merupakan kejahatan luar biasa. Sebanyak 58 anak remaja diperkosa oleh pengusaha yang
terkenal di Kediri," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sony yang merupakan pengusaha konstruksi disebut telah
memperkosa 58 anak perempuan di bawah umur. Kejadian yang berlangsung di Kota Kediri dan
Kabupaten Kediri tersebut terjadi sejak 2013.
Aktivis Yayasan Kekuatan Cinta Indonesia cabang Kediri, Jeannie Latumahina, mengatakan
hingga saat ini baru ada lima korban yang kasusnya diproses hukum.
"Dua dari lima korban kasusnya sudah ditangani Pengadilan Negeri (PN) Kota Kediri. Putusan
akan dibacakan 19 Mei nanti. Tiga korban lain penanganan kasusnya masih berlanjut di PN
Kabupaten Kediri," jelas Jeannie kepada Republika.co.id.
Kelima korban, lanjut Jeannie, berinisial AK, FD, I, A dan K. Saat mengalami perkosaan oleh
Sony, kelima korban masih berstatus pelajar SD dan SMP. Kasus perkosaan anak ini dapat
terungkap setelah keluarga mencari AK yang pada 2015 lalu hilang dari rumah selama lima hari.
Oleh keluarganya, AK ditemukan di kawasan Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri. Saat
didesak ibunya, AK mengakui telah menjadi korban perkosaan yang dilakukan Sony.
Kejadian itu berlangsung di sebuah hotel di Kediri. Saat kejadian berlangsung , AK mengakui
jika tidak hanya dia yang menjadi korban.
"Dia bersama tiga gadis lain. Sebelum menjadi korban, keempatnya dipaksa meminum obat yang
memberi efek pusing, lemas, mual, dan gemetar," ungkap Jeannie.
Setelah itu, pelaku Sony menyetubuhi keempat gadis praremaja tersebut. Menurut penuturan AK,
pelaku dan keempat gadis berada di satu tempat saat kejadian berlangsung. Selain dipaksa
minum obat, keempat korban juga dipaksa menyaksikan video porno.
Jeannie menjelaskan, ada 17 korban dari Sony yang kini sudah diidentifikasi, termasuk lima
yang sedang disidangkan. Seluruh korban berusia pra remaja hingga 17 tahun.
Sementara, keberadaan sebanyak 12 korban lain mulai sulit dilacak. Menurut Ketua Lembaga
Perlindungan Anak dan Perempuan Brantas, Habib Umar Alhamid, 12 korban diduga diancam
oleh pelaku.
"Pelaku SS dan anak buah mengancam keluarga korban. Ada korban yang kini telah disuruh
keluar dari Kediri. Korban lain diduga menerima uang tutup mulut dari pelaku," ujar Habib.
Hal itu, kata dia, terindikasi dari pesan singkat pelaku kepada orang tua korban. Korban
dijanjikan uang sebesar Rp 60 juta dan satu buah motor jika tidak melaporkan perbuatan pelaku
kepada kepolisian.
Di tengah diskusi tentang kekerasan seksual yang semakin marak, termasuk rencana pemerintah
memperberat hukuman bagi pelakunya, kasus kekerasan seksual terus bermunculan.
Salah satu korban terbarunya ialah seorang perempuan pegawai pabrik di Tangerang berusia 18
tahun. Pada Jumat (13/05), korban ditemukan di dalam kamar kos dalam keadaan telanjang bulat
dengan gagang cangkul tertancap di kemaluannya.
Polisi telah mengamankan tiga orang terkait kasus ini. dan seorang yang telah ditetapkan sebagai
tersangka, RA, adalah siswa SMP berusia 15 tahun.
Dua orang lainnya, juga berinisial RA dan IH, diduga terlibat dalam penyiksaan dan
pembunuhan korban, namun aparat masih mendalami keterkaitan 2 orang tersebut.
Kasus terbaru di Tangerang ini mencuat di tengah ramainya pengungkapan kasus kekerasan
seksual di Indonesia, yang kebanyakan korbannya perempuan. Hal ini dipicu kasus atas seorang
siswi SMP di Bengkulu yang meninggal setelah diperkosa beramai-ramai oleh 14 orang, dan
tujuh dari mereka anak di bawah umur.
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat pada
tahun 2015 terdapat 321.752 kasus kekerasan terhadap perempuan -berarti sekitar 881 kasus
setiap hari.
Angka tersebut didapatkan dari pengadilan agama sejumlah 305.535 kasus dan lembaga mitra
Komnas Perempuan sejumlah 16.217 kasus. Menurut pengamatan mereka, angka kekerasan
terhadap perempuan meningkat 9% dari tahun sebelumnya.
Kekerasan seksual termasuk bentuk kekerasan paling menonjol sampai sejumlah kalangan
menilai Indonesia sedang berada dalam kondisi darurat kekerasan seksual.
Sementara itu, pemerintah Indonesia berupaya memperberat hukuman bagi pelaku kekerasan
seksual terhadap anak yaitu dengan menambah masa maksimal hukuman penjara selama 20
tahun serta memberikan hukuman tambahan berupa kebiri kimia, pemasangan chip, dan
publikasi identitas pelaku.
Hukuman itu akan dimuat dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu).
Pemerintah juga sedang merumuskan Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan
Seksual yang mengatur penanganan pada kasus pelecehan seksual sampai penyiksaan seksual.
RUU tersebut telah masuk ke dalam Program Legislasi Nasional, namun belum dibahas DPR.