Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

I.

IDENTIFIKASI MASALAH
Nutrisi pada lansia. Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk
mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat
gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi
lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan
pergantian

sel-sel

tubuh

sehingga

dapat

memperpanjang

usia.

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar


dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk
malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung,
usus, pernafasan dan ginjal.
II. PENGANTAR
Bidang studi : ilmu gizi dalam reproduksi
Topoik

: lansia

Sub topik

: pembinaan kesehatan pada lansia

Hari/tanggal : rabu, 10 maret 2013


Jam

: 09.00 WIB

Waktu

: 60 menit

Tempat

: posyandu

Sasaran

: lansia

Oleh

: Kelompok 3

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lansia diharapkan para
audiens dapat memahami tentang kesehatan lansia.

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


1. Waktu

:60 menit

2. Pendekatan

: Induktif

3. Metode

: Ceramah Interaktif

4. Uraian Materi dan Sumber


Dalam masa lansia kebutuhan gizi dan nutrisi sangat dibutuhkan
karena Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang
terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta
organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi nutrisi
pada masa tua. Sehingga nutrisi sangat berpengaruh terhqadap penuaan
pada lansia.
V. MATERI (terlampir)
1. Gizi seimbang pada lansia
2. Olahraga pada lansia.
3. Pemeliharan kesehatan diri, keseimbangan istirahat,keselamatan dan
keamanan
VI. MEDIA
Leaflet.
SAP
VII. METODE
Penyuluhan
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Penyuluh Waktu
(menit) Peserta
1.

Pembukaan
Membuka penyuluhan dengan mengucapkan salam dan melakukan
perkenalan dengan para peserta.

Mengungkapkan tujuan penyuluhan yaitu penyuluhan pada lansia


tentang kesehatan pada lansia.

Menjelaskan cakupan materi yang akan disampaikan.

Melakukan appersepsi

Menjelaskan manfaat relevensi mempelajari lansia. Pembukaan 10


menit

Menjawab salam memberikan pertanyaan


Memperhatikan
2

Penyajian

1.

Menjelaskan tentang gizi seimbang untuk lansia

2.

Menjelaskan olahraga bagi lansia

3.

Memberikan kesempatan audient untuk bertanya.

4.

Menjawab pertanyaan audiens

5.

Menjelaskan cara pemeliharaan kebersihan diri, keseimbangan


istirahat, keamanaan dan keselamatan lansia.
Menggali pengetahuan audiens tentang lansia.
Memberikan kesempatan audiens lain untuk menambahkan.
Menyimpulkan pendapat audiens dan menjelaskan tentang
pemeliharaan kebersihan diri, keseimbangan istirahat, keamanan
dan keselamatan.

6.

Memberikan kesempatan pada audient untuk menanyakan materi


yang kurang jelas.

7.
IX.

Menjawab pertanyaan audient. 30 menit

EVALUASI
Dilakukan dengan pertanyaan lisan sebagai berikut :
1.

Apa pentingnya nutrisi pada lansia dan bagaimana mendapatkannya?

2.

Bagaimana memenuhi nutrisi pada lansia?

3.

Nutrisi apa saja yang diperlukan lansial?

Kunci Jawaban :

1. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta


melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil
tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu.
Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya.
Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3,
dan vitamin C
2. Mual dan muntah, khususnya mual di pagi merupakan hal yang umum
terjadi selama kehamilan khususnya di trimester pertama. Untuk
meringankannya, ibu dapat mengkonsumsi makanan ringan yang
mengandung sedikit karbohidrat (seperti roti atau buah-buahan) setiap
dua atau tiga jam.
Makan roti kering, biskuit atau cereal sebelum bangun tidur di pagi hari,
bangun secara perlahan-lahan, hindari gerakan yang dilakukan secara
tiba-tiba, minum antara waktu makan, bukan diselingi saat makan, untuk
menghindari perut kembung yang bisa membuat muntah, hindari makan
dalam jumlah besar, makanan berminyak dan berbumbu tajam, mencium
sesuatu yang beraroma segar seperti jeruk, bersantai, beristirahat dan
hiruplah udara segar sebanyak mungkin.,ventilasi kamar harus baik dan
bebas dari bau, coba makanan dan minuman yang mengandung jahe yang
dapat mengurangi rasa mual.
3. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga, Protein sebagai
sumber zat pembangun, Mineral sebagai zat pengatur, Vitamin B
kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung, Vitamin
D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi
Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.
Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah
Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia
Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta
melindungi ibu hamil dari osteoporosis

XI.

LAMPIRAN MATERI
Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia
pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu
dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.
Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar
dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk
malakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk
jantung, usus, pernafasan dan ginjal.
Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga
kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung,
gandum, ubi, roti, singkong dan lain-lain, selain itu dalam bentuk gula
seperti

gula,

sirup,

madu

dan

lain-lain.

Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan,


mentega, margarine, susu dan hasil olahannya.
2.

Kelompok zat pembangun


Kelompok ini meliputi makanan makanan yang banyak mengandung
protein, baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu,
telur, kacangkacangan dan olahannya.

3.

Kelompok zat pengatur


Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin
dan mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan
gigi atau ompong.

Berkurangnya

indera pengecapan mengakibatkan penurunan

terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit.


Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya
menimbulkan konstipasi.
Penyerapan makanan di usus menurun.
C. Masalah Gizi pada Lansia
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan
kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda
menyebabkan berat badan berlebih, apalai pada lansia penggunaan
kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan
makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi
makan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi
dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu
rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari
normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan
ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya
nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering,
penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi


1. Penimbangan Berat Badan
Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali,
waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5
Kg/minggu. Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu
beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat badan
lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.
2. Kekurangan kalori protein
Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang
bersosialisasi, hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau
teman, kesulitan mengunyah, pemasangan gigi palsu yang kurang
tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering mangkonsumsi obatobatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang,
makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini
dapat menurunkan asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia
menjadi lebih mudah sakit dan tidak bersemangat.
3. Kekurangan vitamin D
Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar
matahari, jarang atau tidak pernah minum susu, dan kurang
mengkonsumsi vitamin D yang banyak terkandung pada ikan, hati,
susu dan produk olahannya
E. Perencanaan Makanan untuk Lansia
- Perencanaan makan secara umum
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka
ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi
makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat
makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Contoh menu :
Pagi

: Bubur ayam

Jam 10.00 : Roti


Siang

: Nasi, pindang telur, sup, pepaya

Jam 16.00 : Nagasari


Malam

: Nasi, sayur bayam, tempe goreng, pepes ikan, pisang

3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat


memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari
makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta
mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan
makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll.
5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Makanlah makanan yang mudah dicerna
Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
Bila kesulitan mengunyah karena gigirusak atau gigi palsu kurang
baik, makanan harus lunak/lembek atau dicincang
Makan dalam porsi kecil tetapi sering
Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya
diberikan
6. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus
diencerkan sebab berguna pula untuk merangsang gerakan usus
dan menambah nafsu makan.
7. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati,
telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
8. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus,
direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng
- Perencanaan makan untuk mengatasi perubahan saluran cerna
Untuk mengurangi resiko konstipasi dan hemoroid :
Sarankan untuk mengkonsumsi makanan berserat tinggi setiap
hari, sepertsayuran dan buah-buahan segar, roti dan sereal.

Anjurkan pasien untuk minum paling sedikit 8 gelas cairan


setiap hari untumelembutkan feses.
Anjurkan untuk tidak menggunakan laksatif secara rutin , karena
pasien akan menjadi tergantung pada laksatif.
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang
terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi
tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat
mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah,
mengakibatkan juga jumlah cairan tubuh yang berkurang,
sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput
serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia
seringkali terlihat kurus.
Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lansia
sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C
dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap
dihubungkan

dengan

kekurangan

kadar

Zn

yang

juga

menyebabkan menurunnya nafsu makan. Penurunan indera


pendengaran terjadi karena adanya kemunduran fungsi sel syaraf
pendengaran.
Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan
gangguan fungsi mengunyah yang dapat berdampak pada
kurangnya

asupan

gizi

pada

usia

lanjut.

Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran


pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan
nafsu makan, serta susah BAB yang dapat menyebabkan wasir.
Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi
lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga
dapat

mengganggu

aktivitas

kegiatan

sehari-hari.

Pada usia lanjut terjadi penurunan fungsi sel otak, yang


menyebabkan

penurunan

daya

ingat

jangka

pendek,

melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan


mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas yang
mempunyai tujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyususn
rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang
dapat mengakibatkan kesulitan dalam emlakukan aktivitas
sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Gejala pertama
adalah pelupa, perubahan kepribadian, penurunan kemampuan
untuk pekerjaan sehari-hari dan perilaku yang berulang-ulang,
dapat juga disertai delusi paranoid atau perilaku anti sosial
lainnya.
Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air
dalam jumlah besar juga bekurang. Akibatnya dapat terjadi
pengenceran natrium sampai dapat terjadi hiponatremia yang
menimbulkan rasa lelah.
Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar
kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar
yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut, sehingga usia
lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang
dapat menyebabkan dehidrasi.
Secara psikologis pada usia lanjut juga terjadi ketidakmampuan
untuk

mengadakan

dihadapinya,

penyesuaian

antara

lain

terhadap

situasi

yang

lepas

jabatan

yang

sindrom

mengakibatkan sedih yang berkepanjangan


Kebutuhan gizi pada lansia
Kalori
Hasil-hasil

penelitian

menunjukan

bahwa

kecepatan

metabolisme basal pada orang-orang berusia lanjut menurun


sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan
aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal,
karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia
komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20%

dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori


untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia
wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan,
maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga
akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka
cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan
menjadi kurus.
Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang
dewasa per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia,
masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari
orang dewasa, karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan
pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa
penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang
dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan
hewani dan kacang-kacangan.
Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari
total kalori yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu
tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan
penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut
adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly unsaturated faty
acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh
yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam
lemak jenuh.

Karbohidrat dan serat makanan


Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya
benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat
menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi
lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh.
Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang
dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya
terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi
lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
Lansia dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula
sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks,
yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang
berfungsi

sebagai

sumber

energi

dan

sumber

serat.

Vitamin dan mineral


Hasil

penelitian

menyimpulkan

bahwa

umumnya

lansia

kurang

mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat,


vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buahbuahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita

lansia

adalah

kurang

mineral

kalsium

yang

menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi


menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
lansia menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat
gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara
teratur

sebagai

sumber

vitamin,

mineral

dan

serat.

Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk

keringat dan urine), membantu pencernaan makanan dan


membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada
lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Paath, Erna Francin dkk. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta
EGC
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Wiryo hananto. 2002. peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusui
dengan bahan makanan lokal. Jakarta : CV. Sugeng seto

Anda mungkin juga menyukai