VISUS
TURUN
ANATOMI MATA
MATA MERAH
Pelebaran pembuluh darah konjungtiva yang
melapisi sklera atau pecahnya pembuluh
darah konjungtiva warna merah pada
mata.
Mata merah juga dapat terjadi akibat
pecahnya pembuluh darah pada konjungtiva
yaitu a. konjungtiva posterior, a. siliar
anterior dan percabangannya, sehingga
darah tertimbun di bawah jaringan
konjungtiva (perdarahan subkonjungtiva.)
Pelebaran pembuluh darah konjungtiva
dibedakan menjadi :
Injeksi Siliar
Injeksi Konjungtiva
MATA MERAH
Asal
Memperdarahi
Lokalisasi
Warna
Arah aliran/lebar
Konjungtiva digerakkan
Ditetesi epinefrin 1:1000
Penyakit
Sekret
Penglihatan
Injeksi Konjungtiva
Injeksi Episkleral
a. siliar
a. siliar longus
Konjungtiva bulbi
Intraokular
Konjungtiva
Dasar konjungtiva
Episklera
Merah
Ungu
Merah gelap
Ke perifer (limbus)
Ke sentral (kornea)
Ke sentral (kornea)
Ikut bergerak
Tidak bergerak
Tidak bergerak
Menciut
Tidak menciut
Tidak menciut
Konjungtiva
Iris, glaukoma
Normal
Menurun
Sangat turun
a. konjungtiva posterior
Glaukoma, edoftalmitis,
panoftalmitis
1. KERATITIS
KERATITIS
Peradangan pada lapisan kornea
KLASIFIKASI
BERDASARKAN
LAPISAN
Keratitis
pungtata
Keratitis
marginalis
keratitis
interstitial
BERDASARKAN
ETIOLOGI
Keratitis
bakteri
Keratitis
virus
keratitis
Jamur
Keratitis
alergi
Keratitis Pungtata
Keratitis pada kelenjar Bowman, dengan infiltrat berbentuk
bercak-bercak halus dipermukaan kornea, yang dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi virus antara lain virus
herpes, herpes zoozter, vaksinia, trakoma, radiasi, dan mata
kering.
KERATITIS
PUNGTATA
Keratitis
pungtata
superfisial
Radang kornea
berupa
multiple, kecil
di permukaan
kornea, akibat
dari bakteri,
jamur, def
vitamin B2,
trauma kimia
dan sinar UV
Keratitis pungtata
superfisial
thygeson
Bentuk
kelainan bulat
atau lonjong
berwarna putih
abu-abu yang
biasanya
merupakan
kelompok
butir-butir
yang terletak
menonjol di
kornea
Keratitis
subepitel
Keratitis yang
terkumpul
didaerah
membran
bowman.
Keratitis Marginalis
Infiltrat yang tertimbun pada kornea perifer, sejajar dengan limbus.bila tidak
diobati akan menyebabkan tukak pada kornea.
Gejala
- nyeri
- Rasa mengganjal
- Lakrimasi
- Fotofobia berat
Terapi
Antibiotik
Keratitis Interstitial
- trias hutchinson
- sadlenose
- serologik (+)
Fotofobia
Penurunan visus
Terapi
Keratitis bakterial
Keratitis yang disebabkan : Staphilococccus, Pseudomonas,
Hemophilus, Streptococcus, Enterobacteriacea.
Gejala:
- kelopak mata lengket setiap bangun pagi
- mata silau
- merah, berair
- penglihatan berkurang
Penatalaksanaan
Keratitis Jamur
Trauma pada kornea oleh ranting pohon, daun dan bagian
tumbuh-tumbuhan.
Etiologi
Gejala
Lakrimasi, fotofobia
Visus menurun.
Diagnosis
Keratitis Virus
Herpes Simplek
Sebabkan infeksi kornea kronis, dengan gejala;
- Pembuluh darah halus pada mata
- Visus menurun
- Jaringan parut dan glaukoma.
-
Bentuk infeksi
Epitelial (sel epitel)
Stroma (antigen antibodi)
Terapi
Antiviral (IDU, acyclovir)
objektif
Terapi
- acyclovir oral atau topikal
- jika terdapat infeksi sekunder -> antibiotik
KERATITIS
DIMMER/NUMULARIS
Infiltrat bundar berkelompok, tepi berbatas tegas. Berjalan
lambat, dan unilateral, seringkali didapatkan pada petani sawah.
Gejala
Subjektif: fotofobia
Objektif: Injeksi siliar, disertai lakrimasi
Terapi
Kortikosteroid topikal
Keratitis Felamentosa
Adanya filamen mukoid dan deskuamasi sel epitel pada permukaan
kornea, gambaran khusus berupa filamen epitel halus.
Gejala:
- rasa mengganjal
- nyeri dan mata merah
- fotofobia, blefarospasme dan epifora.
Terapi
larutan hipertonik NaCl 5%
Air mata hipertonik
Keratitis Alergi
Keratitis Flikten
peradangan pada kornea yang merupakan reaksi imun
Benjolan berwarna putih kekuningan berdiameter 2-3 mm pada limbus, dapat berjumlah 1 atau lebih.
Pada flikten terdapat penimbunan sel limfoid dan sel eosinofil yang cenederung menyerang kornea.
Subjektif
objektif
Keratitis Lagoftalmus
Keratitis
akibat lagoftalmus
Lagoftalmus
Kelopak
mata tidak
tertutup
Etiologi
Sikatrik kelopak
Parese N VII
Terapi
Mengatasi kausa
Air mata buatan
Mata kering
Keratokonjungtivitis Sika
Keringnya kornea & konjungtiva, akibat dari kurangnya
sekresi kelenjar lakrimal dan atau sel goblet.
Pada tingkat dry eyes, kejernihan konjungtiva dan kornea
hilang.
Pada Pemeriksaan
Erosi kornea
Sekresi mukus
Edema konjungtiva bulbi
Tes pemeriksaan
Terapi
Keratitis Neuroparalitik
Kelainan saraf
trigeminus
Gejala
Penglihatan
Fotofobia
Pada pemeriksaan
Injeksi siliar
permukaan kornea keruh
infiltrat dan vesikel
Kekeruhan kornea
Terapi
Air mata buatan
Pemberian salep
Ulkus Kornea
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan adanya
infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel
sampai stroma.
Etiologi
Non infeksi:
Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.
Radiasi/suhu
Sindrom Sjorgen (mata kering)
Defisiensi vitamin A
Obat-obatan (kortikosteroid, IDU (Iodo 2 dioxyuridine), anestesi
lokal, imunosupresif)
Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.
Pajanan (exposure)
Neurotropik
2.
Ulkus kornea
bakterialis
Ulkus kornea
pseudomonas
Ulkus kornea
acanthammoeba
Ulkus marginal
Ulkus Mooren
Diagnosis
Gejala Subjektif
Sekret mukopurulen
Pandangan kabur
Mata berair
Silau
Nyeri
Gejala Objektif
Injeksi siliar
Hipopion
Tata Laksana
Sulfas atropine
Sikopolamin sebagai midriatika
Analgetik
Antibiotik/antijamur/antiviral
UVEITIS
ANTERIOR
Definisi
Uveitis anterior adalah peradangan yang mengenai iris dan
badan siliaris yang disebut juga iridosiklitis.
Berdasark
an
asalnya
endogen
eksogen
Etiologi
Onset
Non- Granulomatosa
Akut
Granulomatosa
Tersembunyi
Nyeri
Nyata
Fotofobia
Nyata
Ringan
Penglihatan
Sedang
Nyata
Kabur
Nyata
Ringan
Merah
Putih halus
Kelabu
Sirkumneal
fat)
Keratic
Kadang-kadang
precipitates
Tidak ada
Kadang-kadang
Pupil
Uvea anterior
Kadang-kadang
Sinekia
Akut
Uvea
posterior
Sering
posterior,difus
besar
Noduli iris
Kronik
Lokasi
Kadang-kadang
Perjalanan
penyakit
(mutton
anterior,
Diagnosis
Anamnesis
- visus
- perubahan TIO
- injeksi silier
- keratik presipitat pada kornea
- flare pada COA
- sinekia
Penatalaksanaan
Topikal
Midriatikum/sikloplegik
Anti inflamasi
Antibiotik
Sistemik
Antibiotik
Kortikosteroid oral
HIFEMA
Adanya darah pada COA
Dapat terjadi akibat trauma yang menyebabkan pecahnya
sirkulus iridis mayor
Jika membeku disebut koagulum
Rubeosis iridis neovaskularisasi (biasa pada glaucoma)
Grading
1: darah mengisi kurang dari 1/3 bilik mata depan
2: darah mengisi 1/3 bilik mata depan
3: darah mengisi - hampir total dari bilik mata depan
4: total diisi oleh darah, sering disebut blackball atau 8-ball
hyphema
HIFEMA (2)
Penatalaksanaan
Rawat minimal 5 hari, karena setelah hari kelima bisa terjadi rebleeding atau
perdarahan sekunder
Kepala dielevasi 30-45o agar darah dapat turun/mengendap dengan adanya
gravitasi sehingga tidak menutupi pupil, karena apabila menutupi pupil, bisa
terjadi pupillary block, dan dapat menyebabkan glaucoma. Bila terjadi pupillary
block maka diberi midriatikum
Antifibrinolitik (transamine) untuk mencegah lisisnya koagulum
Antibiotic topikal
Kortikosteroid topikal apabila hifema penuh, untuk menyelamatkan macula dari
Berlins Edema, karena keadaan makula tidak diketahui
Vit C
Parasentesis dilakukan apabila mulai ada tanda-tanda awal komplikasi atau bila
TIO tidak turun dalam 24 jam
Endoftalmitis
Endoftalmitis adalah peradangan berat yang terjadi pada
seluruh jaringan intraocular, yang mengenai dua dinding bola
mata, yaitu retina dan koroid tanpa melibatkan sklera dan
kapsula tenon, yang biasanya terjadi akibat adanya infeksi.
Etiologi
Endoftalmitis yang disebabkan oleh infeksi dan endoftalmitis yang
disebabkan oleh imunologis atau auto imun (non infeksi).
Diagnosis
Gejala Subjekif
Fotofobia
Nyeri pada bola mata
Penurunan tajam penglihatan
Nyeri kepala
Mata terasa bengkak
Kelopak mata bengkak, merah, kadang sulit untuk dibuka
Gejala Objektif
Udem Palpebra Superior
reaksi konjungtiva berupa hiperemis dan kemosis
Injeksi siliar dan injeksi konjungtiva
Udem Kornea
Kornea keruh
keratik presipitat
Bilik mata depan keruh
Hipopion
Kekeruhan vitreus
Penurunan refleks fundus dengan gambaran warna yang agak
pucat ataupun hilang sama sekali.
Pemeriksaan penunjang:
Kultur cairan COA dan corpus vitreus
Pemeriksaan darah lengkap, LED, kadar nitrogen, urea darah,
kreatinin.
Foto rontgen thoraks
USG jantung
Kultur darah, urin, LCS, sputum, tinja
Tata Laksana
Panoftalmitis
Panoftalmitis merupakan peradangan seluruh bola mata
termasuk sklera dann kapsul tenon sehingga bola mata
merupakan rongga abses. Infeksi dapat melalui peredaran
darah (endogen) atau perforasi bola mata (eksogen), dan akibat
ulkus kornea perforasi.
Etiologi
Bila penyebab panoftalmitis adalah bakteri, perjalanan penyakit cepat
dan berat. Sedangkan bila akibat jamur perjalanan penyakit perlahanlahan atau gejala terlihat beberapa minggu sesudah infeksi.
Gejala
Tata laksana
Komplikasi
GLAUKOMA AKUT
Definisi
Merupakan suatu episode akut dari meningkatnya tekanan intra okular yang
terjadi hingga beberapa kali dikarenakan adanya sumbatan pada pengaliran
humor akueous secara tiba-tiba.
Faktor Predisposisi
Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah :
Bulbus okuli yang pendek
Tumbuhnya lensa
Kornea yang kecil
Tebalnya iris
Dasar Diagnosis
Diagnosis ditegakan atas dasar tiga gejala
dasar yakni :
Mata merah unilateral dengan injeksi
konjungtiva atau silier
Pupil yang dilatasi
Bola mata keras pada palpasi
Penemuan lainnya :
Kornea pudar dan berkabut dengan edem
epitel
COA dangkal atau kolaps secara komplit.
Fundus akan digelapkan oleh karena
opasifikasi dari epitel kornea. persepsi dari
pergerakan tangan.
Penatalaksanaan
Prinsip Therapi Medikal pada Glaukoma primer sudut
tertutup
Penurunan osmotik pada volume dari vitreous dilakukan
melalui larutan hiperosmotik sistemik (gliserin oral 1-1,5
gram/kgBB atau mannitol intravena 1-2 gram/kgBB)
Penurunan produksi humor akueus dengan carbonic
anhidrase
inhibitor
(acetazolamide
IV
250-500
gram/kgBB). Kedua langkah dilakukan pada therapi
inisial untuk mengurangi tekanan intraokular hingga
dibawah 50-60 mmHg
Iris ditarik dari sudut COA dengan pemberian obat
miotika topikal. Therapi simptomatik dengan analgesik,
antiemetik, dan sedatif dapat diberikan jika diperlukan
Topikal
Pilokarpin 2%
(miotikum) gtt 1 tiap
menit selama 5 menit,
tiap jam selama 6 jam,
maintenance 6x/hari
Timolol 0,5% (betablocker) 2x/hari untuk
mengurangi produksi
aqueous humor