Anda di halaman 1dari 13

1

BAB 1
PENDAHULUAN

Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan


indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program kesehatan ibu dan
anak. Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian perinatal
termasuk diantaranya adalah kelainan presentasi bokong, kejadian hipokisa dan
trauma lahir pada perinatal sering ditemui pada kasus persalinan dengan
malpresentasi yaitu pada presentasi bokong.
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan
presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian
perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas
dan penanganan persalinan yang kurang sempurna, dengan akibat hipoksia atau
perdarahan di dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak
dihubungkan dengan usaha untuk mempercepat persalinan dengan tindakantindakan untuk mengatasi macetnya persalinan.
Kehamilan dengan presentasi bokong merupakan kehamilan yang
memiliki risiko. Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan kelainan letak presentasi bokong, diantaranya
paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika
dihubungkan dengan paritas ibu maka kejadian terbanyak adalah pada ibu dengan
multigravida dibanding pada primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan
panggul ibu maka angka kejadian presentasi bokong terbanyak adalah pada

panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada pintu atas
panggul.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Letak sungsang merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai
bagian yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada
di bagian bawah kavum uteri.
2.2 Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap
ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah
air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan
leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala,
presentasi bokong atau letak lintang.
Pada kehamilan trimester terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua kaki terlipat lebih
besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih
luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada di ruang yang lebih kecil di segmen
bawah uterus.
Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah multiparitas, kehamilan
ganda, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus, presentasi bokong sebelumnya,
anomali uterus dan berbagai tumor dalam panggul juga pada plasenta yang
terletak di daerah kornu fundus uteri.

2.3 Klasifikasi
Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yaitu:
1.

Presentasi bokong murni (Frank Breech)


Yaitu fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga

kaki terletak berdekatan dengan kepala. Dengan demikian pada pemeriksaan


hanya dapat diraba bokong.
2.

Presentasi bokong lengkap (Complete Breech)


Yaitu satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi daripada
ekstensi.

3.

Presentasi bokong tidak lengkap (Incomplete Breech)


Yaitu satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi dan satu atau
kedua kaki atau lutut terletak dibawah bokong, sehingga kaki atau lutut bayi
terletak paling bawah pada jalan lahir, terdiri dari:
Letak kaki:
Kedua kaki terletak di bawah = letak kaki sempurna
Hanya satu kaki terletak di bawah = letak kaki tak sempurna
Letak lutut:
Kedua lutut terletak paling rendah = letak lutut sempurna
Hanya satu lutut terletak paling rendah = letak lutut tak sempurna

Gambar 1. Macam-macam presentasi bokong


2.4 Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan keluhan subyektif dan pemeriksaan fisik atau penunjang
yang telah dilakukan. Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil
dinyatakan bahwa kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena
perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan lebih banyak di bagian bawah. Pada
kehamilan pertama kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat
ditelusuri dari riwayat kehamilan sebelumnya apakah ada yang sungsang.
Pada pemeriksaan luar berdasarkan pemeriksaan Leopold ditemukan
bahwa Leopold I difundus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala.
Leopold II teraba punggung di satu sisi dan bagian kecil disisi lain. Leopold III-IV
teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat
dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan
setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus.
Pada pemeriksaan dalam pada kehamilan letak sungsang apabila
didiagnosis dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat oleh karena dinding perut

tebal, uterus berkontraksi atau air ketuban banyak. Setelah ketuban pecah dapat
lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber os
ischii dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan.
Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya
tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih sama dengan
panjang telapak tangan. Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edem,
sehingga kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yag
teliti dapat membedakan bokong dengan muka karena jari yang dimasukkan ke
dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam
mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan. Pada presentasi
bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping bokong, sedangkan
pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di samping
bokong.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan jika masih ada keraguan dari
pemeriksaan luar dan dalam, sehingga harus dipertimbangkan untuk melakukan
pemeriksaan USG atau MRI. Pemeriksaan USG diperlukan untuk konfirmasi letak
janin, bila pemeriksaan fisik belum jelas., menentukan letak plasenta, menemukan
kecacatan bawaan.
2.6 Penatalaksanaan
a. Dalam kehamilan
Pada umur kehamilan 28-30 minggu mencari kausa dari letak sungsang
yaitu dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda,

kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee
chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi).
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada
umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena
kemungkinan besar janin masih dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu
ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban
relatif telah berkurang. Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak sungsang
harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik.
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar yaitu panggul sempit, perdarahan
antepartum, hipertensi, kehamilan ganda, plasenta previa.

Gambar 2. Versi Luar


b. Dalam persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan
dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama
hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan yang menjadi indikasi seksio,
seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga
panggul. Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan pervaginam atau
perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan
pada pembukaan dan penurunan bokong. Syarat persalinan pervaginam pada letak

sungsang yaitu bokong sempurna (complete breech) atau bokong murni (frank
breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada
riwayat SC dengan indikasi CPD, dan kepala fleksi.
Jenis pimpinan persalinan sungsang antara lain:
1. Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam,
persalinan pervaginam dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Persalinan spontan (spontaneous Breech) : janin dilahirkan dengan kekuatan

dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.
Tahap-tahap persalinan spontan yaitu:
I. Lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan.
II. Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut, fase dimana bayi harus
dilahirkan cepat karena tali pusat terjepit oleh kepala bayi di pintu atas
panggul (batas waktu 8 menit).
III. Fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Kepala harus
dilahirkan lambat untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial
(ruptura tentorium cerebeli) akibat dekompresi yang mendadak.
IV. Teknik : hiperlordosis badan bayi
Keuntungan:
- Tangan penolong tidak masuk jalan lahir, sehingga mengurangi risiko
infeksi.
- Mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.
Kerugian:
- 5-10% mengalami kegagalan

- Gagal dilakukan pada panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku
(primipara), nuchal arm (lengan menjungkit).
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery) : janin

dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian


lagi dengan tenaga penolong.
Indikasi:
-

Bila pertolongan secara Bracht gagal

Elektif karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual


aid.

Tahapan:
I. Lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan
II. Lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga penolong secara klasik
(Deventer), Mueller atau Lovset.
III. Lahirnya kepala, dengan cara Mauriceau-Veit-Smellie, Najouk, Wigand
Martin-Winckel, Prague terbalik, atau dengan cunam Piper
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction) : janin dilahirkan seluruhnya

dengan memakai tenaga penolong.


-

Teknik ekstraksi kaki (Pinard)

1. Tangan penolong masuk mencari bokong, pangkal paha sampai lutut,


mengabduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi
fleksi. Tangan yang di luar menekan fundus ke arah bawah. Setelah kaki
bawah fleksi, pergelangan kaki dipegang dan dituntun keluar dari vagina
sampai batas lutut.

10

2. Kedua tangan penolong memegang betis, kaki ditarik curam ke bawah


sampai pangkal paha lahir.
3. Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trochanter depan lahir,
disusul trochanter belakang dan bokong lahir.
4. Untuk melahirkan bayi seterusnya, tangan penolong memegang femuropelvik dan ditarik curam ke bawah sampai umbilikus lahir. Untuk
melahirkan bahu, lengan dan kepala dilakukan pertolongan secara
manual aid.

Gambar 3. Maanuver Pinard


-

Ekstraksi bokong

1. Dilakukan pada presentasi bokong murni dan bokong sudah berada di


dasar panggul. Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil
janin dimasukkan ke dalam jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha.
Lipat paha ditarik curam ke bawah.

11

2. Setelah trochanter depan dilahirkan, maka jari telunjuk yang lain segera
mengait lipat paha belakang, dan ditarik curam ke bawah sampai bokong
lahir.
3. Tangan penolong memegang femuro-pelvik bayi dan melahirkan bayi
dengan cara manual aid.
2. Persalinan perabdominal (SC)
Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa presentasi bokong
harus dilahirkan secara perabdominal antara lain:
-

Primigravida tua

Nilai sosial janin tinggi

Riwayat persalinan yang buruk

Taksiran berat janin > 3500 gram

Panggul sempit

Prematuritas

2.7 Penyulit pada persalinan sungsang


Penyulit yang mungkin terjadi pada persalinan sungsang antara lain:
a.

Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan


napas

b.

Prolaps tali pusat

c.

Asfiksia

d.

Kerusakan jaringan otak

e.

Fraktur pada tulang-tulang bayi: humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu,


tulang kepala

f.

Cedera pleksus brachialis, hematoma otot-otot

12

BAB 3
KESIMPULAN

1.

Letak sungsang merupakan letak memanjang dengan bokong sebagai bagian


yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di
bagian bawah kavum uteri.

2.

Klasifikasi letak sungsang yaitu presentasi bokong murni, presentasi bokong


lengkap, presentasi bokong tidak lengkap.

3.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik (Leopold


I-IV), dan dipastikan dengan pemeriksaan penunjang USG atau MRI.

4.

Penanganan letak sungsang dapat dilakukan versi luar (dalam kehamilan 3438 minggu) dan persalinan pervaginam maupun perabdominal (seksio
sesaria).

5.

Penyulit persalinan sungsang yaitu sufokasi, prolaps tali pusat, asfiksia,


kerusakan jaringan otak, fraktur pada tulang-tulang bayi dan cedera pleksus
brachialis, hematom otot-otot.

13

DAFTAR PUSTAKA

Angsar, M.D., Setjalilakusuma, L. 2007. Persalinan Sungsang, dalam Ilmu Bedah


Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Hal.104-122.
Cunningham, F.G et al. 2006. Obsetri Williams. Jakarta: Penerbit EGC.
Martohoesodo, S., Hariadi, R,.2002. Distokia karena Kelainan Letak serta Bentuk
Janin, dalam Ilmu Kebidanan Edisi III. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta. Hal.595-636.
Yuliawati, S., 2001. Analisis Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Terjadinya
Kematian Perinatal di Rumah Sakit Pandan Arang Boyolali tahun 19982000, Tesis FK UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai