Penelitian Experimental
Penelitian Experimental
PENDAHULAUAN
I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
I.3.1 Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.
I.3.2 Mengetahui karakteristik penelitian eksperimen.
I.3.3 Mengetahui langkah-langkah penelitian eksperimen.
I.3.4 Mengetahui validitas hasil penelitian eksperimen.
I.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makah ini adalahsebagai bahan pembelajaran bagi
penulis mengenai penelitian eksperimen dan juga sebagai bahan mahasiswa dalam mempelajari
metode penelitian yang nantinya di aplikasikan dalam penelitian eksperimen dalam kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Eksperimen adalah bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabelvariabel apa sajakah, serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya. Metode
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain. Contohnya dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat
menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat di pilih dan variable lain dapat
mempengaruhi proses eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat, adapun contohnya dalam
bidang fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini variasi
panas dan muai panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian dilakukan dilaboratorium,
sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat di kontrol. Sedangkan dalam penelitian
sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit
mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit
mengontrolnya adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap kecepatan
pemahaman siswa dalam pelajaran matematika, atau pengaruh penggunaan media pembelajaran
terhadap prestasi belajar siswa.
Metode penelitian experimen banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat laboratoris dan kini dapat digunakan untuk penelitian sosial. Meskipun demikian penggunaan metode
ini akan menjadi sangat rumit mengingat objek yang diteliti menyangkut interaksi manusia
dengan lingkungan atau antar manusia itu sendiri.
II.2 Karakteristik
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:
1. Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai
pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang
tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
2. Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan
sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau
membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel.
3. Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah
ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel lain
(terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.
Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
1.
2.
Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
3.
4.
1.Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada variabel bebas
adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain.
Campbel dan Stanley (dalam Gay:1981) sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi
delapan ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:
Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam eksperimen
yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel bebas.
Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang
mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam
penelitian.
Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan metode test
karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test, apalagi
dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test yang sama.
Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya instrumen pengukuran
yang mungkin menghasilkan penilaian performansi yang tidak valid. Dimana jika dua test
berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut tidak sama tingkat
kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul.
Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek dipilih berdasarkan skor
ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi pada
pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya.
Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok yang ada digunakan dan
mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian
dimulai.
Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out dari lingkup penelitian
dan memiliki karakteristik kuat yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
2.Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan
kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain
pada
waktu
dan
kondisi
yang
lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa
ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons subjek berbeda pada
setiap perlakuan karena mengikuti prates.
Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara acak
sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.
Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengindahkan generalisabilitas
dari desain eksperimental yang digunakan.
Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana
penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilibatkan.
Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih
dari satu perlakuan dalam pergantian.
Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti
mempengaruhi hasil penelitian
(variabel independen)
0 = Observasi
(Variabel dependen)
Adapun cara membaca paradigma diatas adalah sebagai berikut terdapat suatu kelompok
diberi treatmen atau perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya.
Contoh:
Pengaruh diklat (X) terhadap prestasi kerja karyawan (0).
Sesuai dengan paradigma maka: terdapat kelompok pegawai yang diberi diklat, kemudian
setelah selesai dan bekerja beberapa bulan diukur prestasi kerjanya.
B. One-Group Pretest-Posttest
Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradigma ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
01
02
01 = Pretest (sebelum diberi diklat)
02 = Posttest (setelah diberi diklat)
Jadi dalam One-Group Pretest-Posttest ini diberikan test terlebih dahulu sebelum diberikan
diklat, kemudian setelah diberikan diklat diberikan test kembali, sehingga pengaruhnya jelas
antara sebelum diklat dan setelah diklat.
C. Intact-Group Comparison
Terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi menjadi dua, yaitu
setengah kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah kelompok untuk kontrol
(yang tidak diberi perlakuan).
X
01
02
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian di beri pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
Pengaruh perlakuan adalah (O2 O1) (O4 O3).
B. Randomized Salomon Four Group
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.
C. Posttest Only Control Group Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi (treatment) adalah (O1 : O2).
Dalam penelitian yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai
statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
Contoh:
Terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random dalam sebuah sekolah. Kelompok
pertama diberikan perlakuan, yaitu kelompok pertama menerima pelajaran di kelas yang berisi
AC, dan kelompok yang lain tidak. Kemudian dibandingkan perbedaan pretasi antara siswa yang
menerima pelajaran di ruang ber-AC dengan siswa yang menerima pelajaran di ruangan yang
tidak ber-AC. Apabila terdapat perbedaan prestasi yang sangat signifikan maka ruangan ber-AC
sangat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
05 06 07 08
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila
hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut
keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok
dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pre test yang baik adalah O 1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah
O5=O6=O7=O8.
B. Control Time Series Design
Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya saja menggunakan
kelompok pembanding (kontrol). Bentuk Rancangan ini sebagai berikut :
01 02 03
01 02 03
X
X
Kel.Eksperimen
04 05 06 07
04 05 06 07
Kel.Kontrol
Pretest
02
04
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretest,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postest.
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada sekelompok
makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan,
yang separuh diberi perlakuan dengan ditambah bumbu tertentu dan yang separuh tidak. O1 dan
O3 merupakan nilai penjualan makanan setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan
yang tidak diberi tambahan bumbu.
D. Separate Sample Pretest Posttest
Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari
populasi tertentu.Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut.
Selanjutnya dilakukan posttest pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara acak dari
populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari
pretest, meskipun tidak dapat mengontrol sejarah, maturitas, dan instrumen. Rancangan ini
dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Pretest
Perlakuan
Posttest
01
X
X
Kel.Eksperimen
Kel.Kontrol
02
maupun kelompok. Pada dasarnya ada dua tipe penelitian intervensi, yakni intervensi di bidang
preventif dan penelitian intervensi di bidang kuratif :
a. Penelitian Intervensi Preventif
Penelitian ini mencoba mempelajari faktor-faktor resiko dengan kejadian suatu penyakit
dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap faktor risiko tersebut pada subjek.
Walau efek perlakuan yang diberikan secara kolektif pada individu dalam masyarakat tersebut
dapat diamati dengan pendekatan individual, tetapi pengamatan tersebut lebih sering dilakukan
dengan pendekatan kelompok.
b. Penelitian Intervensi Kuratif
Penelitian eksperimental/intervensi ini mencoba memberikan perlakuan terhadap
perkembangan suatu penyakit. Dengan kata lain, penelitian ini akan mengungkapkan apakah
riwayat alamiah penyakit dapat dimanipulasi secara spesifik. Perlakuan dalam penelitian ini
adalah berupa pemberian penatalaksanaan tindakan kuratif kepada masyarakat untuk
menanggulangi penyakit endemi masyarakat. Perlakuan bisa berupa penyuluhan kepada
masyarakat dalammengahadapi penyakitdan dapat dalam bentuk pengobatan masssal.
BAB III
SIMPULAN
Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Metode penelitian eksperimen memiliki
karakteristik diantaranya adalahManipulasi,pengendalian dan pengamatan. Bentuk desain
metode penelitian experimen adalah Pre Experimental, True Experimental, danQuasi
Experimental. Penerapan penelitian eksperimen dalam bidangkesehatan masyarakat disebut
penelitian intervensi atau penelitian operasional.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Raja Grafindo
Persada:Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksperimen (di akses pada tanggal 14 Oktober 2012, 15.00 WITA)
Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Alfabeta: Bandung.