PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan kedokteran,
berdampak pula pada bidang gizi dan dietetik. Pelayanan gizi yang dilaksanakan di rumah
sakit tentu senantiasa disesuaikan dengan perkembangan tersebut (Depkes, 2006).
Melihat pertimbangan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 715/MENKES/SK/V/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi jasa boga yaitu
bahwa masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang dikelola usaha jasa
boga yang tidak memenuhi persyaratan hygiene sanitasi, agar tidak membahayakan
kesehatan, disempurnakan sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah.
Tujuan umum pembangunan kesehatan adalah mengusahakan kesempatan yang lebih
luas bagi setiap penduduk untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dengan mengusahakan pelayanan yang luas dan merata. Sistem penyelenggaraan makanan
merupakan program terpadu dan terintegrasi dan sub sistemnya adalah perencanaan anggaran
belanja, perencanaan menu, perencanaan bahan makanan, perencanaan sarana dan prasarana,
pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan,
persiapan bahan makanan, pengolahan bahan makanan,distribusi makanan, pencatatan dan
pelaporan (Depkes, 2006 dalam Kusumastuti, 2009).
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien. Kegiatan
penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat gizi pasien.
Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan
makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan yang
layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan (Ratna, 2009).
Sasaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit adalah pasien maupun karyawan
(pegawai). Sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan bagi
pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian makanan yang memenuhi
gizi seimbang serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat
penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006 dalam Ratna, 2009).
Dalam penyelenggaraan makanan Rumah Sakit, standar masukan (input) meliputi
biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metode, peralatan sedangkan standar proses meliputi
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Singkat RSUD Brebes
RSUD Kabupaten Brebes didirikan pada tahun 1954, dan telah mendapatkan SIC
Menteri Kesehatan RI Nomor : 009-H/MenKes/SK1/1993 yang berarti RSUD
Brebes adalah Rumah Sakit dengan type C. RSUD Brebes memberikan pelayanan
kepada masyarakat pada umumnya dan masyarakat Brebes pada khususnya. Dalam
menangani pasien pihak Rumah Sakit semestinya mengutamakan kecepatan
penanganan,
keramah-tamahan,
keselamatan,
kemudahan
penanganan,
dan
kenyamanan pasien.
1. Visi RSUD Brebes.
Menjadi Rumah Sakit rujukan pelayanankesehatan bagi masyarakat Brebes
dan sekitarnya yang bermutu, memuaskan dan mandiri.
2. Misi RSUD Brebes.
- Kebutuhan Pasien yang meningkatkan kapabilitas dan loyalitas SDM.
- Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, aman, dan terjangkau oleh
-
masyarakat luas.
Mengembangkan sistem pelayanan medis, penunjang, dan administrasi
melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat, efektif,
dan efisien.
Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan.
Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan karyawati.
Mengembangkan Organisasi menuju kemandirian dengan menerapkan
berkesinambungan.
Mengupayakan instalasi gizi sebagai unit penunjang pendapatan RSUD
Kab. Brebes (Profit Center).
melalui
diklat
yang
Tujuan :
-
Tujuan Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan Gizi secara menyeluruh.
Tujuan Khusus :
Menyelenggarakan sistim penyelenggaraan, pengolahan, dan distribusi
makanan secara efektif, efisien dan berkualitas.
Menyelenggarakan pelayanan gizi sesuai terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan lain.
2. Pelayanan Rawat Inap dan Rawat Jalan
Untuk tarif pelayanan konsultasi gizi rawat inap adalah :
-
VIP
: Rp 25.000,Utama I & ICU
: Rp 20.000,Utama II
: Rp 25.000,Kelas I, II, III
: Rp 10.000,Waktu pelayanan jam 07.00 14.00 WIB.
Sedangkan untuk pelayanan Rawat jalan ada tata cara tersendiri untuk
penyuluhan.
- Tarif konsultasi gizi rawat jalan adalah Rp 15.000,- Waktu pelayanan jam 08.00 13.00 WIB
3. Penelitian dan Pengembangan
- Uji Organoleptik
- Analisa sisa makanan
- Uji Mikrobiologi dan Kimia makanan
4. Fasilitas Instalasi Gizi RSUD Kab. Brebes
a. Ruangan
Instalasi gizi memiliki ruangan yang terdiri dari sebagai berikut :
- 1 Ruang Kantor Staff Instalasi Gizi
- 1 Ruang Kepala Instalasi Gizi
- 1 Toilet Karyawan
- 1 Ruang istirahat Karyawan (digunakan pula sebagai musholla).
- 1 Ruang pengolahan bahan makanan
- 1 Ruang dapur susu
- 2 Ruang penyimpanan bahan makanan ( Gudang Kering & Gudang Basah)
- 1 Ruang Loker Karyawan
- 1 Ruang Penyimpanan peralatan masak
- 1 Ruang penyajian
- 1 Ruang Cuci peralatan masak
- 1 Ruang Peralatan makan
b. Alat
- 1 Kulkas daging
- 1 Kulkas sayuran
Kategori Tenaga
S2-Gizi/Kesehatan dengan pendidikan
dasar D3-Gizi
S1-Gizi/ SKM dengan pendidikan dasar
D3-Gizi
D4-Gizi Klinik
D3-Gizi
D3-Perhotelan
D1-Gizi
Pranata Komputer
SMK-Administrasi
SMU + Kursus Administrasi
SMK-Tataboga
SMU/SLTP + Kursus Tataboga
(Sumber: Depkes, 2006)
Tenaga
Jumla
h
Jabatan
1
2
3
S2 Gizi
S1 Gizi
SKM
1
2
1
D3 Gizi
6
7
Unit pengadaan BM
SMK Tata Boga
18
Pramusaji
SMK/SMA
10
Pengolah makanan
RSUD Kabupaten Brebes adalah rumah sakit tipe B. Oleh karenanya
dilihat dari tabel 2 (kualifikasi tenaga kerja) telah memenuhi tabel 1 (kebutuhan
tenaga kerja) berdasarkan rumah sakit tipe B untuk kategori tenaga menurut
pendidikan. Jumlah tenaga kerja di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Brebes
adalah 36 orang dengan jabatan dan tugas masing-masing. Jumlah Ahli Gizi
ruangan adalah 7 orang. Jumlah kapasitas tempat tidur rumah sakit adalah 205
tempat tidur.
2. Perencanaan Menu
Dalam perencaan menu di Instalasi Gizi RSUD Kabupaten Brebes
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya kebutuhan gizi, jumlah
konsumen, karakteristik konsumen, tujuan institusi, peralatan yang tersedia,
kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja, biaya yang tersedia, dan keadaan
pasar.
a. Kebutuhan Gizi
Perencanaan menu disesuaikan dengan kebutuhan gizi pasien secara
generalisasi dan mengikuti standar yang telah dibakukan. Misalnya
disesuaikan kebutuhan gizi untuk dewasa dan kebutuhan gizi untuk
anak.
b. Jumlah konsumen
Perencanaan menu disesuaikan dengan jumlah konsumen yang ada saat
itu dan ditambahkan 10% untuk mempertimbangkan jika ada pasien
yang baru masuk.
c. Karateristik konsumen
Perencanaan menu disesuaikan dengan karateristik konsumen seperti
kebiasaan makan (secara umum), daya terima makanan, dan kondisi
pasien.
d. Tujuan Institusi
Tujuan
instalasi
diantaranya;
Menyelenggarakan
sistim
terintegrasi
dengan
pelayanan
kesehatan
lain.
Sehingga
dalam
pukul 10.00 WIB, sedangkan bahan kering dilakukan sesuai per putaran menu
(sepuluh hari sekali atau tiga kali sebulan). Namun bahan makanan yang akan
digunakan di hari itu adalah bahan makanan yang datang sehari sebelumnya
kecuali untuk bebarapa jenis bahan makanan yang mudah terkontaminasi misal
daging biasanya datang di hari akan digunakan.
Untuk Spesifikasi bahan makanan basah dan bahan makanan kering
tertera dalam lampiran di halaman belakang.
5. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah kegiatan lanjutan dari pemesanan
dan pembelian bahan makanan dimana merupakan proses atau serangkaian
kegiatan meneliti, memeriksa, mencatat, dan melaporkan bahan yang diterima
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Cara penerimaan yang digunakan di Instalasi Gizi RSUD Kab. Brebes
adalah cara konvensional. Dimana dilakukan penerimaan bahan makanan sesuai
faktur dan spesifikasi, satuan, jumlah yang dipesan. Jika tidak sesuai maka akan
dikembalikan dan dapat diganti atau ditambahkan pada proses penerimaan
berikutnya. Selain itu ada catatan penggantian bahan makanan dalam faktur
pemesanan. Berikut adalah Gambar petugas yang sedang menerima dan
mengecek bahan makanan yang baru datang.
Contoh kondisi Kulkas dan Freezer Instalasi Gizi RSUD Kab. Brebes
efisien dalam proses persiapan bahan makanan. Pada proses persiapan juga
langkah-langkahnya sudah sesuai seperti dilakukan pencucian terlebih dahulu
pada sayuran baru dipotong agar tidak terjadi kehilangan nilai gizi. Selain itu
juga dilakukan thawing (pencairan) untuk bahan makanan yang dibekukan.
Ketentuan keseragaman bentuk potongan dan bentuk makanan saat itu
terlihat untuk lauk hewani dipotong seragam, pemotongan ikan dibagi secara
seragam. Tetapi yang terjadi ketidakseragam terdapat pada potongan bagian
kepala dan bagian ekor. Begitu juga dengan potongan ayam sebagaian besar
sudah seragam. Untuk lauk nabati, tempe dipotong dibagi tiga kemudian
potongan itu dibagi lagi menjadi tiga potongan, sebagian besar potongan
tempe telah seragam. Pemotongan bahan makanan juga disesuaikan dengan
jenis pemasakan makanan. Seperti sayuran yang dicah atau ditumis
potongannya disesuaikan dan berbeda untuk potongan saat dibuat sup. Tempat
persiapan terbuat dari bahan yang kuat dan aman yaitu stainless steel dan
keramik. Namun walaupun lantainya mudah dibersihkan saat itu lantainya
terasa sangat licin dan sebenarnya sedikit membahayakan petugas. Dindingnya
mudah dibersihkan, dan halus. Langit-langit tinggi sehingga udara panas dapat
bersikulasi dengan baik. Penerangan cukup dan terdapat ventilasi sehingga
ruangan
tidak
panas
dan
tidak
terjadi
pengembunan
pada lantai dan dinding. Namun pada saat itu ditemukan lantai yang rusak
yang belum dipebaiki yaitu lantainya retak dan bahkan keramiknya hilang.
Dan juga tempat persiapan belum sesuai karena tergabung dengan
tempat pengolahan, tempat penyajian untuk pendistribusian, yang sebaiknya
terpisah. Hanya dengan tempat pengolahan dipisah dengan tembok landai
beralas keramik.
Meja untuk
Persiapan sebelum
pengolahan bahan
makanan
Namun masih sangat disayangkan, pada saat proses pemotongan petugas tidak
menggunakan APD seperti Celemek, sarung tangan, dll. Di gambar tersebut
juga terlihat ada lantai yang rusak dan menggunakan alat yang seadanya.
Contoh menu makan pasien yang diolah pada hari itu (15 Desember 2015)
Rak alat
dicuci
yang
sudah
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2006. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) Cetakan Ketiga.
Depkes. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
715/Menkes/SK/V/ 2003 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga.
Kusumastuti, Esthi Wahyu. 2009. Evaluasi Sistem Penyelenggaraan
Makanan di SDIM El Yaomi Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan Ceper,
Klaten. Program Studi Diploma III Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ratna, Maya Riqi. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan
Institusi di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.