Anda di halaman 1dari 28

PRESENTASI LAPORAN

KASUS ANASTESI
MEA
(meningoencephalocele)

Fisca luvitta yanthy


10310154
PEMBIMBING
dr. H. Nano Sukarno, Sp. An
dr. Teguh Santoso Efendi, Sp. An-KIC,. M.Kes
dr. Andika Chandra Putri, Sp. An

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI DAERH LAMPUNG
BAGIAN/SMF ANATESIOLOGI DAN REANIMASI RSUD DR.SOEKARJO
TASIKMALAYA 2015

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. AR
Usia : 32 tahun
Pendidikan
: SD
Agama : Islam
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan
: Guru
Alamat : kp. Ciganda 001/005 kel bojong
ganbir Kota
Tasikmalaya
Tanggal Masuk RS : 26 mei 2015
No. CM : 15256043
Dokter Anestesi : dr. Andika Chandra Putri, Sp. An
Dokter Bedah : dr. Andre, Sp.Bs

PRESENTASI KASUS

PERSIAPAN PRE-OPERASI
1. Anamnesa
A. A (Alergy)
Tidak ada alergi terhadap obat-obatan, makanan dan asma;
B. M (Medication)
Tidak sedang menjalani pengobatan penyakit tertentu;
C. P (Past Medical History)
Riwayat DM (-), hipertensi (-), sakit yang sama dan riwayat operasi (-);
D. L (Last Meal)
Pasien terakhir makan jam 2 pre-operasi;
E. E (Elicit History)
Pasien datang ke RSUD Kota Tasikmalaya pada tanggal 26 Mei 2015 dibawa
keluarganya dengan keluhan terdapat benjolan di kepala bagian depan dekat
hidung kiri. Benjolan tersebut sudah ada sejak os masih bayi benjolan
awalnya kecil dan seiring berjalannya waktu semakin membesar namun
benjolan tersebut tidak disertai adanya nyeri. Os merasa penglihatannya
berkurang, BAB dan BAK tidak ada keluhan riwayat demam dan trauma
disangkal oleh pasien.

Lanjutan

Pemeriksaan Fisik
Tanggal Periksa
: 26 mei 2015
Waktu pemeriksaan: 15:30 WIB
Dirawat di
: HCU
Vital

sign

KU
: Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD
: 111/70 mmHg
Nadi
: 82x/ menit
Respirasi: 20 x/ menit
Suhu
: 36,10 C

Lanjutan
Status

Genealisata
Berat badan : 45 Kg

Kepala

Mata
Palpebra : tidak bengkak dan cekung
Konjungtiva : anemis ( - ) / ( - )
Sklera : ikterik ( - ) / ( - )
Pupil: refleks cahaya ( + ) / ( + ), pupil
Isokor dextra =
sinistra
Hidung
Pernapasa cuping hidung : ( - )
Sekret ` : ( - )
Mukosa hiperemis
: (-)
Telinga
Nyeri tekan ragus : ( - ) / ( - )
Auricula : tidak tampak kelainan
Meatus akustikus eksternus: ( + ) / ( + )

Mulut
Bibir
Tonsil
Leher
KGB
Thoraks
Infeksi

: mukosa bibir kering, sianosis ( - )


: T2 / T2
: pembesaran ( - ) / ( - )

: Bentuk gerak simetris dextra = sinistra,


supraclavicula ( - ) / ( - )
retraksi intercostalis ( - ) / ( - )
retraksi subcostalis ( - ) / ( - )
dan retraksi epigastrium ( )
Palpasi
: iktus kordis teraba,
Perkusi
: sonor
Auskultasi : Vesiculer breathing sound ( + ) / ( + ),
Weezhing ( - ) / ( - )
Ronki ( - ) / ( - )
Bunyi Jantung I, II regular, Gallop (-)
Mur-Mur (-)

Hepar dan Lien


Palpasi
: Tidak teraba
Ekstremitas
Edema
: Ekstremitas atas dan bawah ( - )
Warna
: Kemerahan pada ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah
Jari-jari
: Normal, akral sianosis ( - )
Capilari Refill Time : Kurang dari 2 detik
Akral hangat pada semua ektremitas

Abdomen
Inspeksi
: Bentuk datar
Auskulasi : Bising usus ( + ) normal
Palpasi
: lembut datar, tidak ada nyeri tekan pada
seluruh kuadran
Perkusi
: Timpani

4. Diagnosa Klinis
MEA ( Meningoensefalokel Anterior )
5. Kesimpulan
Status ASA I
C. LAPORAN ANESTESI (DURANTE OPERATIF)
- Diagnosis pra-bedah
Tanggal operasi
: 27 mei 2015
Mulai anestesi : 09:30
Selesai : 11:15
Lama anestesi : 2 - 3 jam
Ahli anestesi : Dr. Andika Chandra Putri, Sp. An
Penata anestesi
: Dekar
Ahli bedah
: Dr. Andre, Sp.BS
Diagnosa preoperasi: ME Anterior
Jenis Pembedahan
: ME Reseksi
Jenis Anestesi : anestesi umum / NU

Preoperative
TD

: 94/51 mmHg
N : 62 / menit
RR : 88 x / menit
S : 36.00C
BB : 45 kg
ASA : I
Hb : 13,5 gr/dl
Ht : 40%

Monitoring
TIME

SATURASI

HEART RATE

TEKAN
DARAH
97/54 mmhg

09.30

65

87x/menit
95/69 mmhg

09.45

65

87x/menit
98/60 mmhg

10.00

68

89x/menit
90/55 mmhg

10.15

68

89x/menit
87/55 mmhg

10.30

65

85x/menit
85/55 mmhg

10.45

67

89x/menit
100/63 mmhg

11.00

67

89x/menit
100/65 mmhg

11.15

67

89x/menit

Perhitungan cairan
Berat

badan : 45 kg
Perdarahan : 30 cc
Lama puasa : 24 jam
Lama anestesi : 2 jam
Stres oprasi : besar
Cairan Pemeliharaan Selama Operasi
Maintenance Cairan
= 4:2:1
Kebutuhan Basal

10 x 4 = 40 cc
10 x 2 = 20 cc
10 x 1 = 25 cc
+
85 cc/jam

Cairan pengganti selama puasa

Defisit Cairan Puasa


= Puasa jam x maintenance cairan
= 7 x 85 cc/jam
= 595 cc

Insensible Water Loss = Jenis Operasi x Berat Badan


= 8 x 45 kg
= 360 cc

Kebutuhan

cairan 1 jam pertama


= ( x puasa) + IWL + maintenance
= ( x 595) + 360 + 85 cc
= 742,5 cc
Kebutuhan cairan 1 jam kedua
=( x puasa ) + IWL + maintenance
=( x 595 ) + 360 + 85
= 593,75 cc
Perdarahan

= 30 cc

EBV

= BB x Konstanta pria dewasa


= 45 x 75
= 3375 cc

Cairan Pengganti Akibat Stres


Operasi

E. POST-OPERASI
Setelah pasien dinilai dengan Aldrete Score dan
didapatkan nilai Aldrete Score 8, maka pasien
diperbolehkan pindah ruangan.
Infuse : RL 20 gtt/menit
Analgetik Tramadol 100 mg dan ketorolac 60 mg
diberikan perdrip dalam 500 cc RL
Antibiotik: sesuai TS bedah
Makan dan minum dapat dimulai tergantung dr.
Bedah

D. FOLLOW UP PASCA OPERASI

Laporan Kasus : Anestesi umum


1. Hari Pertama Beberapa Jam Post-Operasi (27
mei 2015)
Pasien dirawat di ruang HCU
Pasien masih dipuasakan
Pasien diberikan cairan infus RL 20 gtt/menit
Analgetik ketorolac 60 mg dan tramadol 100 mg
diberikan perinfus dengan cara didrip
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign
TD = 125/83 mmhg
N = 78 x/menit
S = 35.6o C
R = 21 x/menit

Pada kasus ini pemilihan teknik anestesi


yang dipilih adalah anestesi umum
(general Anestesi), yang dikarenakan
pembedahan akan dilakukan didaerah
kepala dan operasi yang dilakukan
mengambil waktu yang lama.

Anestesi yang digunakan

Propofol merupakan hipnotik sedatif IV


yang digunakan dalam menginduksi atau
memelihara anestesi. Mula kerjanya pelan
dan terjadi dalam waktu kira-kira 40 detik
pemberian. Propofol tidak menggangu
fungsi ginjal yang dinilai dari konsentrasi
kreatinin.

Sevofluran merupakan sedative/hipnotika


inhalasi yang digunakan dalam
menginduksi atau memelihara anestesi.
dengan waktu induksi dan pulih yang
cepat. Baunya tidak menyengat dan tidak
merangsang jalan napas, sehingga
digemari untuk induksi anestesi inhalasi.

Untuk mengurangi rasa sakit pada saat


induksi diberikan fentanyl yang
merupakan agonis opioid poten. fentanyl,
mempunyai awitan yang cepat dan aksi
yang lama sehingga mencerminkan
klarutan lipid yang besar dalam tubuh
defresi dari ventilasi tergantung pada
dosis dan dapat berlangsung lebih lama
daripada analgesia lainnya.

Untuk memudahka intubasi pada ssat induksi


maka diberikan obat anestesi jenis pelemas
otot yaitu noveron .noveron merupakan obat
pelemas otot non depolarisasi steroid yang
bekerja berkopetensi dengan reseptor
kolinergik pada lempeng akhiran motorik,
dengan dosis yang meningkat awitan waktu
yang berkurang dan lama waktu diperpanjang,
tidak ada perubahan secara klinis yang
bermakna dalam parameter hemodinamik.

Obat lain yang digunakan pada pasien adalah asam


tranexsamat dan dexsametasone. Asam traneksamat
merupakan inhibitor fibrinolitik sintetik bentuk trans dari
asam karboksilat sikloheksana aminimetil. Asam
traneksamat merupakan kompetitive inhibitor dari aktivator
plasminogen dan menghambat plasmin. Plasmin sendiri
berperan menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor
pembekuan darah lain, oleh karena itu asam taneksamat
dapat digunakan untuk membantu mengatasi perdarahan
akibat fibrinolisis yang ebrlebihan. Dan dexsametasone
seperti kortikosteroid lainnya memiliki anti inflamasi dan
anti alergi dengan pencegahan pelepasan histamin.

Meningoensefalokel

Meningoensefalokel(meningoencephalocele)
atau disebut juga ensefalokel
(encephalocele) adalah kelainan
kongenital akibat defek tuba neuralis.

Definisi ME

Etiologi

Meningoensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama


perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh
gangguan pembentukan tulang kranium saat dalam uterus seperti kurangnya
asupan asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan
terutama infeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi), obat obatan
yang mengandung bahan yang terotegenik. Meningoensefalokel juga
disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis,
kadang kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.
Walaupun penyebab pasti defek tuba neuralis masih belum diketahui, beberapa
faktor antara lain radiasi, obat-obatan, malnutrisi, bahan-bahan kimia dan
faktor genetik terbukti mempengaruhi perkembangan susunan saraf pusat
sejak konsepsi, Penulis lain berpendapat bahwa maternal hypertermia pada
hamil muda juga merupakan fakor penyebab meningoensefalokel. Data terakhir
menyebutkan bahwa suplementasi vitamin seperti folic acid saat sekitar
konsepsi akan mencegah defek tuba neuralis.

Klasifikasi

Berikut adalah klasifikasi meningoensefalokel menurut Suwanwela:


I. Ensefalomeningokel oksipital
II. Ensefalomeningokel lengkung tengkorak
A. Interfrontal
B. Fontanel anterior
C. Interparietal
D. Fontanel posterior
E. Temporal
III. Ensefalomeningokel fronto-ethmoidal
A. Nasofrontal
B. Naso-ethmoidal
C. Naso-orbital
IV. Ensefalomeningokel basal
A. Transethmoidal
B. Sfeno-ethmoidal
C. Transsfenoidal
D. Frontosfenoidal atau sfeno-orbital
V. Kranioskhisis
A. Kranial, fasial atas bercelah
B. Basal, fasial bawah bercelah
C. Oksipitoservikal bercelah
D. Akrania dan anensefali.

GEJALA

Gejala-gejala sehubungan dengan


malformasi otak adalah mental retardasi,
ataxia spastik, kejang, buta dan gangguan
gerakan bola mata.

KOMPLIKASI

Berikut adalah beberapa komplikasi dari meningoensefalokel,


yaitu:
a. Kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadri
plegia
spastik)
b. Gangguan perkembangan
c. Mikrosefalus
d. Hidrosefalus
e. Gangguan penglihatan
f. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan
g. Ataksia
h. Kejang.

PENATALAKSANAAN

Hampir semua meningoensefalokel


memerlukan intervensi bedah saraf, kecuali
massanya terlalu besar dan dijumpai
mikrosefali yang jelas. Bila mungkin,
tindakan bedah sedini mungkin untuk
menghindari infeksi, apalagi bila ditemui
kulit yang tidak utuh dan perlukaan di kepala

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai