Anda di halaman 1dari 10

PENYELENGGARAAN POSYANDU IMUNISASI

No. Kode
: hhhhh
Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Terbitan
:
No. Revisi
:
Tgl. Mulai Berlaku :
Halaman
:
Dr. Imam Sofingi
Nip. 19770828 200902 1 004

SPO

1. Pengertian
2. Tujuan

Penyelenggaran Imunisasi adalah serangkaa kegiatan kegiatan


perencanaan,pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan imunisasi.
Menurunkan angka kematian bayi akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I)

3. Kebijakan

Dibawah Tanggung Jawab Koordinator imunisasi dan Kebijakan


Dokter

4. Referensi

Peraturan menteri kesehatan Republik indonesia No. 42 Tahun 2013


tentang penyelenggaraan imunisasi.
1. Alat :

5. Alat dan Bahan

Alat transportasi dan kelengkapannya


Buku kuning/buku kohort bayi dan kohort ibu
Alat tulis
Vaccine carrier dan cool pack
ADS 0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml dan safety box

kantong plastik
2. Bahan :
Kapas
Ads 0,05 ml
Vaksin dab pelarut
Spuit injeksi 0,5 ml,0,05 ml dan 5 ml

6. Langkah-Langkah :

1. Sehari sebelum pelayanan, pastikan kepada kader bahwa semua sasaran sudah
mendapatkan informasi dan kesiapan pelaksanaan posyandu.
2. 30 menit sebelum ke posyandu, pastikan semua vaksin dan logistik (termasuk
anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa, jumlah sesuai
sasaran serta siap untuk dibawa.
3. Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil imunisasi (buku
kuning).
4. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke posyandu.
5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan.
6. Setiba di posyandu, letakkan semua logistik ditempat yang aman
7. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari
langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format
pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah dibawah
meja.
8. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi
9. Lakukan skrinning setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi sebelumnya,
KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan kesehatan saat ini.
10. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat imunisasi
yang akan diberikan saat ini.
11. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B, tidak beku
dan tidak kadaluarsa.
12. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dari plastic kemasan, buang
kemasan kedalam plastic sampahh
13. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari plastik
kemasan, buang kemasan kedalam plastik sampah.

14. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik kedalam plastic sampah.
15. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarutan, larutkan vaksin sesuai dengan SOP
persiapan vaksin
16. Tusukkan jarum suntik kedalam botol vaksin pastikan ujung jarum selalu berada
didalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan,
17. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang
gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol
vaksin.
18. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin,
19. Bersihkan lokasi penyuntikkan dengan kapas basah, tunggu hingga kering.
20. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin.
21. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa menutupnya (non
recapping) ke dalam safety box
22. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya, dan
kemungkinan efek simpang yang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi serta
cara penanggulangannya.
23. Beritahu orangtua agar menunggu sekitar 30 menit di posyandu untuk memantau
kemungkinan terjadinya efek simpang.
24. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort
bayi/ibu/buku kuning
25. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik.
26. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi.
27. Setelah selesai semua pelayanan, lakukan evaluasi kegiatan bersama kader
dengan tahapan:
a. Hitung jumlah sasaran yang datang untuk tiap jenis vaksin yang diberikan
b. bandingkan dengan data target sasaran pada bulan ini, diskusikan dengan
kader kemungkinan penyebab ketidakhadiran sasaran.
c. Susun rencana tindak lanjut termasuk bagaimana memotivasi sasaran yang
tidak hadir.
28. Bawa pulang sisa logistik yang belum digunakan dan limbah ke puskesmas.
29. Setiba di puskesmas, simpan kembali vaksin di dalam lemari es pada tempat
yang terpisah atau diberi tanda.
30. Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistic diserahkan kepada koordinator
imunisasi.
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan : perhatikan vaksin yang diberikan sesuai dengan
indiksasi dan memastikan ketersediaan vaksin.
8. Unit terkait

9. Dokumen terkait

: 1. Posyandu
2. Puskesdes
3. Pustu
4.Ruang KIA
: 1.KMS
2. Buku Kuning

PENCAIRAN BUNGA ES ( DEFROSTING)


No Dokumen
:
/PKM/BNM-KT/UKM/SPO/ I//2015

SPO

No Revisi
Tanggal terbit
Halaman

:0
: 02 Januari 2015
: 1-2
UPTD PUSKESMAS
BINAMU KOTA

PEMERINTAH
KAB.

TTD

Dr. Imam Sofingi


Nip. 19770828 200902 1 004

JENEPONTO

1. Pengertian

Defrosting adalah proses perawatan lemasri pendingin vaksin dengan


membersihkan bunga-bunga es yang terdapat pada fresher vaksin imunisasi

2. Tujuan

Untuk menjaga agar vaksin dalam kondisi VVM A/B dan tidak cepat rusak.

3. Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan kebijakan Dokter

4. Referensi

Peraturan menteri kesehatan Republik indonesia No. 42 Tahun 2013 tentang


penyelenggaraan imunisasi

5. Alat dan Bahan

3. Alat :
Lap kering, vaksin carrier atau cold box, cool pack
a.

6. Langkah-langkah

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

1.

7. Hal-hal yang perlu


diperhatikan

2.

Pencairan Bunga Es dilakukan minimal 1 bulan sejaki atau ketika


bunga es menebal
Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack (kotak
dingin cair), vaksin carrier atau cold box.
Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah
berisi cool pack (kotak dingin cair).
Cabut steker untuk melakukan defrosting.
Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat
Setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es
termasuk evaporator dengan lap kering
Pasang kembali steker dan tunggu suhu stabil 2 s.d 8 0C tanpa
merubah posisi Termostat.
Setelah suhu mencapai 2 s.d 8 0C, susun kembali vaksin kedalam
lemari es.
Catat suhu fresher pada buku catatan suhu

Penyebab cepat terjadinya bunga es terjadi karena sering buka tutup,


karet sel tidak rapat, setting thermostat terlalu rendah
Bunga Es dapat menghambat sistem pendinginan, boros listrik,
mengurangi masa pakai Lemari Es.

8. Unit terkait
Ruang KIA
9. Dokumen terkait

SPO

1. Buku monitoring suhu

No Dokumen
No Revisi
Tanggal terbit

PEMBERIAN VAKSIN HB0


:
/PKM/BNM-KT/UKM/SPO/ I//2015
:0
: 02 Januari 2015

Halaman

: 1-2
UPTD PUSKESMAS
BINAMU KOTA

PEMERINTAH
KAB.

TTD

Dr. Imam Sofingi


Nip. 19770828 200902 1 004

JENEPONTO

1. Pengertian

Proses memasukkan vaksin hepatitis B ke dalam tubuh bayi

2. Tujuan

Untuk memberikan perlindungan virus hepatitis B pada bayi

3. Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan kebijakan Dokter

4. Referensi

Peraturan menteri kesehatan Republik indonesia No. 42 Tahun 2013 tentang


penyelenggaraan imunisasi.

5. Persiapan Alat dan


bahan

1. Vaksin hb-o
2. Kapas air
3. Buku KMS

6. Langkah-langkah

1. Persiapan rencana imunisasi


2. Data anak di kaji dan di catat dalam pencatatan anak/buku KIA
3. Keadaan anak di nilai status kesehatannya
4. Orang tua di beri penjelasan prosedur yang akan di lakukan
5. Cuci tangan
6. warna VVM dan tanggal kadaluarsa di periksa
7. Kantong plastik/alumunium vaksin di buka
8. Unijek diaktifkan dengan merapatkan tutup jarumnya
9. Penutup jarum di buka
10. Kulit di bersihkan dengan kapas air
11. Unijek di suntikkan pada 1/3 tengah lateral tungkai atas secara
intra muscular
12. Reservoir dipijit sehingga vaksin semua terserap
13. Jarum unijek di cabut dan bekas jarum di tekan dengan kapas
air
14. Bayi di rapihkan
15. Unijek yang telah di gunakan di buang ke dalam safety box
16. Alat-alat di bereskan
17. Cuci tangan kembali
18. Seluruh tindakan yang telah dilakukan di catat pada catatan
anak/buku KMS

7. Hal- hal yang perlu


diperhatikan
8. Unit terkait

Memastika ketersediaan vaksin HB-O dan tepat dalam pemberiannya


serta perhatikan VVM dan tanggal kadaluwarsanya
1. Ruang KIA
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes

9. Dokumen terkait

1. Buku kms
2. Buku kuning imunisasi

SPO

No Dokumen
No Revisi
Tanggal terbit
Halaman

PEMBERIAN VAKSIN BCG


:
/PKM/BNM-KT/UKM/SPO/ I//2015
:0
: 02 Januari 2015
: 1-2
UPTD PUSKESMAS
BINAMU KOTA

PEMERINTAH
KAB.

TTD

Dr. Imam Sofingi


Nip. 19770828 200902 1 004

JENEPONTO

1. Pengertian

Proses memasukkan vaksin BCG melalui injeksi intrakutan

2. Tujuan

Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin


(BCG ) agar anak mempunyai daya tahan terhadap penyakit Tuberkulosis
(TBC)

3. Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan kebijakan Dokter

4. Referensi

Peraturan menteri kesehatan Republik indonesia No. 42 Tahun 2013 tentang


penyelenggaraan imunisasi.
1. Vaksin BCG

5. Alat dan Bahan

2 . Jarum dan semprit disposibel 0,05 ml


3 . Disposibel 5 cc untuk melarutkan
4 handscoen
5

9. Langkah-langkah

. pelarut

vaksin BCG

6.

buku imunisasi/KMS

7.

Kapas air bersih

8. Safty box
1.Petugas memasang handscoen
2. Memanggil nama bayi dan memberi penjelasan pada ibu bayi
3. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 ampul ( 4 cc
4. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan
pada orang tua anak tersebut
5. Ambil 0.05 cc vaksin BCG yang telah kita larutkan tadi
6. Bersihkan lengan dengan kapas yang telah dibasahi air bersih,
jangan menggunakan alkohol / desinfektan sebab akan merusak
vaksin tersebut
7. Suntikan vaksin tersebut sepertiga bagian lengan kanan atas
(tepatnya pada insertio musculus deltoideus) secara intrakutan (ic) /
didalam kulit
8. Buang spuit pada safty box
9. Rapikan alat-alat
10. catat dalam buku imunisasi dan Buku KMS

10. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
11. Unit terkait

Bekas Penyuntikan Bcg tidak boleh dilap/di gosok


1.
2.
3.
4.

12. Dokumen terkait

SPO

Ruang KIA
Peskesmas pembantu
Poskesdes
posyandu
-

Kms
Buku kuning imunisasi
PEMBERIAN VAKSIN DPT
No Dokumen
:
/PKM/BNM-KT/UKM/SPO/ I//2015
No Revisi
:0
Tanggal terbit
: 02 Januari 2015
Halaman
: 1-2
UPTD PUSKESMAS
BINAMU KOTA

PEMERINTAH
KAB.

TTD

Dr. Imam Sofingi


Nip. 19770828 200902 1 004

JENEPONTO

1. Pengertian

Memberikan injeksi vaksin DPT melalui intramuskular

2. Tujuan

Memberikan perlindungan penyakit Diterri,pertusis dan tetanus terhadap bayi

3. Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan kebijakan Dokter

4. Referensi

Peraturan menteri kesehatan Republik indonesia No. 42 Tahun 2013 tentang


penyelenggaraan imunisasi.
Alat dan bahan :

5. Persiapan Alat dan


bahan

1. Vaksin DPT
2 . Jarum dan semprit disposibel 0,5 ml

3. Handscoen
4. Obat serbuk pct
5. Safty box
6. Kapas air bersih
7. Buku imunisasi/KMS
6. Langkah-langkah

10. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
11. Unit erkait

12. Dokumen terkait

1. Petugas memasang handscoen


2. Memanggil nama bayi dan memberi penjelasan pada ibu bayi
3. Perhatikan VVM dan Tanggal kadaluwarsa Vaksin
4 . Ambil 0,5 cc vaksin DPT
5. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas yang telah di basahi air bersih
6. Suntikan secara intra muskuler (im) atau sub kutan (sc)
7 . Terangkan kepada ibu anak tersebut, tentang efek demam akibat DPT, berikan
obat penurun panas kepada ibu bayi sebagai persiapan bila anak panas tinggi
(lebih dari 39 0c)
8. Buang spuit pada safty box
9. Rapikan alat-alat
10. Mencatat dalam buku KMS dan Buku Kuning imunisasi
Berikan penjelasan tentang efek demam dan berikan obat antipiretik
1.
2.
3.
4.

Klinik KIA
Puskesmas pembantu
Poskesdes
Posyandu

1. Buku KMS
2. Buku Kuning Imunisasi

SPO

No Dokumen
No Revisi
Tanggal terbit
Halaman

PEMBERIAN VAKSIN CAMPAK


:
/PKM/BNM-KT/UKM/SPO/ I//2015
:0
: 02 Januari 2015
: 1-2
UPTD PUSKESMAS
BINAMU KOTA

PEMERINTAH
KAB.

TTD

Dr. Imam Sofingi


Nip. 19770828 200902 1 004

JENEPONTO

1. Pengertian

Memasukkan Vaksin imunisasi campak melalui subcutan

2. Tujuan

Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi campak agar anak mempunyai


daya tahan terhadap penyakit campak.

3. Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan kebijakan Dokter

Peraturan menteri kesehatan Republik indonesia No. 42 Tahun 2013 tentang


penyelenggaraan imunisasi.
Alat dan bahan :

4. Referensi
5. Persiapan Alat

1. Vaksin campak
2. Jarum dan semprit disposibel 0,5
3. Disposibel 5 cc untuk melarutkan
4. pelarut vaksin
5. handscoen
6. buku imunisasi/KMS
7. Kapas air bersih
8. Safty box
6. Langkah-langkah

1. Petugas memakai handscoen


2. Memanggil nama bayi dan memberi penjelasan pada ibu bayi
3. Buka tutup vaksin Campak
4. Buka Ampul pelarut dan Larutkan Vaksin dengan cairan pelarut campak
yang sudah ada (5 cc)
5. Pastikan umur anak tepat untuk di imunisasi campak (9 bulan)
6. Ambil 0,5 cc vaksin campak yang telah dilarutkan tadi
7. Bersihkan lengan kiri bagian atas anak dengan kapas yang telah di
basahi air bersih
8. Suntikan secara subkutan (sc)

9. Buang spuit pada safty box


10. Rapikan alat
11. catat dalam buku kms dan buku kuning imunisasi

13. Unit terkait

Berikan penjelasan bahwa setelah imunisasi campak selesai tetap aktif


membawa bayinya keposyandu .
1. Ruangan KIA
2. Puskesmas pembantu
3. Poskesdes

14. Dokumen terkait

1. Buku KMS

12. Hal-hal yang perlu


diperhatikan

2. Buku Kuning imunisasi

SPO

No Dokumen
No Revisi
Tanggal terbit
Halaman

PEMBERIAN VAKSIN POLIO


:
/PKM/BNM-KT/UKM/SPO/ I//2015
:0
: 02 Januari 2015
: 1-2
UPTD PUSKESMAS
BINAMU KOTA

PEMERINTAH
KAB.

TTD

Dr. Imam Sofingi


Nip. 19770828 200902 1 004

JENEPONTO

1. Pengertian
2. Tujuan

Memasukkan vaksin Polio pada bayi melaui tetesan Oral


Sebagai acuan dalam pemberian imunisasi polio agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit polio.

3. Kebijakan
4. Referensi
5. Persiapan Alat dan
bahan

6. Langkah-langkah

Dibawah tanggung jawab dan kebijakan Dokter


Peraturan menteri kesehatan Republik indonesia No. 42 Tahun 2013 tentang
penyelenggaraan imunisasi.
Alat dan bahan :
1.Vaksin Polio
2. Pipet Polio
3. safty box
4.handscoen
5. buku imunisasi/KMS
1. Petugas Memasang Handscoen
2. Memanggil nama bayi dan memberi penjelasan pada ibu bayi
3. Pastikan vaksin polio dalam keadaan baik (tgl kadaluarsa dan vvm /
vaksin vial monitor) lalu Buka tutup vaksin
4. Pasang pipet diatas botol vaksin
5 . Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
6 Buka mulut anak dan teteskan vaksin volio sebanyak 2 tetes
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang
diimunisasi
8 . Jika di muntahkan atau di keluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesannya
9.Saat meneteskan vaksin jangan sampai menyentuh ke mulut,
agar vaksin tetap dalam kondisi steril
10 . Rapikan alat dan catat kedalam buku kuning dan kms.

7. Hal-hal yang perlu


diperhatikan

Pemberian Imunisasi diberikan sampai 4 kali dengan selang waktu 1 bulan dan
pada saat menetaskan pipet botol vaksin tidak boleh menyentuh mulut agar
tetap steril dan diulang apabila di muntahkan oleh bayi`

8. Unit terkait

1.
2.
3.
4.

Ruangan KIA
Puskesmas pembantu
Poskesdes
Posyandu

9. Dokumen terkait

1. Buku Kms
2. Buku catatan Imunisasi

LOGO

TINDAKAN PENANGANAN SYOK ANAFILAKTIK


No. Kode
:
Ditetapkan Oleh
Kepala Puskesmas
Terbitan
:
STANDAR
No. Revisi
:
PROSEDUR
Tgl. Mulai Berlaku :
OPERASIONAL Halaman
:
Dr. Imam Sofingi
Nip. 19770828 200902 1 004

1. Pengertian

Adalah merupakan sindrom klinis akibat reaksi imunologis (reaksi alergi) yang
bersifat sistemik, cepat dan hebat yang dapat menyebabkan gangguan respirasi,
sirkulasi, pencernaan dan kulit

2. Tujuan

Sebagai acuan dalam penatalaksaan syok anafilaktik di puskesmas

3. Kebijakan

Dibawah tanggung jawab dan kebijakan Dokter


Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang

4. Referensi

Buku panduan praktik klinis bagi dokter pelayanan primer edisi 1 tahun 2013

5. Persiapan Alat dan


bahan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tabung oksigen
Handscoen
Tensi meter
Ambulance (jika dirujuk)
Kapas alkohol
Adrenalin ampul
Dexamethason vial
Jarum suntik disposibel 3 ml
Alat-alat infus(bila diperlukan)

6. Langkah-langkah

1.
2.
3.
4.
5.

Petugas mencuci tangan


Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
Pasang oksigeng sesuai kebutuhan
Berikan adrenalin injeksi 0,3 cc ( 1:1000) secara IM pada lengan atas
Bila perlu dapat diulamng tiap 15menit, umumnya diperlukan 1-4 kali

pemberian
Jaga system pernafasan agar berjalan dengan baik
Perawat memegang abocath paling sudut 30 derajat
Pemberian cairan infus bila diperlukan
Bila perlu kortikosteroid dapat diberikan secara intravena
Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan kefasilitas kesehatan
yang lebih lengkap
11. Catat tindakan dalam buku register
6.
7.
8.
9.
10.
7. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait
9. Dokumen Terkait

1.

Anda mungkin juga menyukai