Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada awalnya PT Holcim Indonesia bernama semen Cibinong yang berdiri pada
tahun 1971, namun pada tahun 2006 perusahaan tersebut diakuisisi Holcim sehingga
berubah nama menjadi Holcim Indonesia. PT Holcim Indonesia merupakan perusahaan
semen yang potensial. Hal ini karena perusahaan memiliki dukungan dari Holcim
Jerman yang merupakan salah satu semen unggulan kelas dunia. Tentu saja hal ini
membuat para pesaing sangat waspada terhadap kekuatan PT Holcim Indonesia. PT
Holcim Indonesia memiliki tujuan untuk menciptakan inovasi sebagai solusi dalam
pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya varian
produk PT Holcim Indonesia seperti beton, aggregate, dan bukan hanya dari sisi produk
saja Holcim Indonesia juga menyediakan layanan konsultasi yang diberi nama Solusi
Rumah yang bertujuan untuk membantu konsumen dalam merancang rumah idaman.
Selain itu perusahaan juga tidak melupakan alam sebagai sumber bahan baku
perusahaan, hal ini dibuktikan Holcim dengan program-program penghijauan tidak
hanya di lokasi sekitar pabrik namun ke daerah-daerah lain. Holcim juga memiliki
lembaga pelatihan bagi pegawai baru dan lama, ini bertujuan agar pegawai perusahaan
memiliki keunggulan dibanding SDM perusahaan lain dan tentu saja juga
menguntungkan bagi perusahaan karena dapat menghemat biaya. Selain itu perusahaan
juga sedang membangun pabrik di Tuban, pembangunan ini diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan. Perusahaan juga mencipatakan inovasi untuk
distribusi dengan alat angkut bernama Minimix, kendaraan ini mampu menjangkau
daerah yang tidak dapat dijangkau truk semen.
1.2 Visi dan misi
Visi
Membangun solusi yang berkelanjutan untuk masa depan masyarakat.
Misi
Holcim Indonesia akan tumbuh dengan menciptakan nilai bagi stakeholders melalui :
a. Memberikan solusi bangunan berkelanjutan yang berfokus pada segmen pelanggan
yang berbeda
b. Merawat keselamatan dan lingkungan
c. Pengembangan masyarakat, kepemimpinan yang inovatif dan jaringan yang
terintegrasi
1.3 Tujuan jangka panjang dan pendek
BAB II
PERMASALAHAN
2.1. Kelemahan
1. Harga produk yang lebih mahal (Price)
Harga produk Holcim relative lebih mahal dibanding harga produk lain, hal ini terjadi
karena perusahaan untuk menggenjot pendapatan perusahaan yang terlilit hutang cukup
besar.
2. Kemampuan produksi yang rendah (Operasional/Produksi)
Hal itu terjadi karena kapasitas produksi pabrik PT. Holcim rendah. Masalah ini
disebabkan jumlah pabrik yang masih sedikit dan tidak sesuai dengan jumlah
permintaan produk.
3. Lokasi pabrik yang jauh dari pelabuhan (place)
Pabrik PT Holcim Indonesia berlokasi jauh dari pelabuhan. Hal ini membuat PT Holcim
Indonesia harus mengeluarkan biaya ekstra untuk distribusi produk ke luar Jawa. PT
holcim juga belum memiliki pelabuhan sendiri, jadi perusahaan harus mengeluarkan
biaya tambahan untuk administrasi pelabuhan.
4. Jumlah pabrik yang masih terbatas di pulau Jawa (Place)
PT. Holcim Indonesia saat ini hanya memiliki pabrik di pulau Jawa sehingga produk
Holcim belum dapat menjangkau pasar di luar Jawa terutama di daerah pedalaman
5. Memiliki masalah keuangan terutama hutang (Keuangan)
Di awal akuisisi semen Cibinong, Holcim memiliki pekerjaan yaitu hutang yang cukup
besar yang harus ditanggung perusahaan. Sampai sekarang pun Holcim masih memiliki
utang mencapai 1,5 triliun.
6. Pemasaran produk yang belum merata ke seluruh Indonesia (promotion)
Produk Holcim masih sulit ditemui di luar pulau Jawa. Pemasaran produk Holcim masih
terfokus di pulau Jawa karena keterbatasan saluran distribusi perusahaan untuk daerah
di luar Jawa.
2.2.Ancaman
a. Banyaknya pesaing usaha di bidang yang sama (pesaing)
Semakin banyak dan berkembanya perusahaan pesaing di bidang yang sama baik itu
BUMN maupun swasta membuat persaingan semakin ketat
b. Adanya pasar bebas (pendatang baru)
Hal ini membuat produk semen luar negeri semakin mudah masuk ke Indonesia dan
menambah sengit persaingan.
c. Tarif dasar listrik yang ditetapkan pemerintah fluktuatif (peraturan)
Perusahaan sangat bergantung pada listrik dari pemerintah. Hal ini tentu saja menjadi
masalah ketika TDL dinaikkan pemerintah. Harga semen pun akan ikut naik untuk
menutupi biaya operasional perusahaan. Hal ini tentu saja akan menjadai ancaman
perusahaan karena konsumen tentu saja akan mencari semen lain yang lebih murah.
d. Jangkauan pasar pesaing yang lebih luas (pesaing)
Jangkauan pasar Semen Indonesia yang merupakan salah satu pesaing dari PT. Holcim
yang sangat luas karena mempunyai Semen Gresik untuk pasar Jawa, Semen Padang
untuk kawasan Sumatra, dan Semen Tonasa untuk wilayah Sulawesi.
e. Pajak yang ditetapkan pemerintah cukup tinggi (peraturan)
Seperti yang kita ketahui pajak yang dikenakan pemerintah untuk produk-produk
manufaktur cukup tinggi. Apalagi Holcim merupakan perusahaan swasta yang tidak
mendapat dukungan pemerintah baik secara finansial maupun dukungan berupa
kemudahan-kemudahan seperti yang diberikan kepada BUMN
f. Semakin banyaknya produk semen yang berkualitas (subtitusi)
Perusahaan lain semakin inovatif dalam menciptakan produk untuk menarik daya beli
masyarakat, seperti Semen Gresik yang membuat semen yang tahan dengan air laut. Hal
ini tentu menjadi ancaman PT Holcim Indonesia, karena dapat mengganggu pasar
produk Holcim.
g. Pesaing yang lebih unggul dalam saluran distribusi (pesaing)
Jika kita lihat semen Indonesia telah lama berkecimpung dalam industri semen
Indonesia. Semen Indonesia telah memiliki saluran distribusi di setiap daerah di
Indonesia. Bahkan memiliki anak perusahaan yang mewakili tiap area di Indonesia
seperti Semen Padang untuk Indonesia bagian barat, Semen Gresik untuk Jawa dan
Kalimantan, dan Semen Tonasa untuk Indonesia timur. Tentu saja ini menjadi ancaman
bagi Holcim yang tergolong perusahaan baru di Indonesia.
tidak penting
kurang penting
cukup penting
penting
sangat penting
Rating
1 : tidak berpengaruh
2 : cukup berpengaruh
3 : berpengaruh
4 : sangat berpengaruh
Analisis Internal Perusahaan
KEKUATAN (S)
Faktor-faktor Internal Utama
Bobot
Rating
Skor
0,10
0,30
0,05
0,10
0,13
0,52
0,07
0,04
0,08
2
2
2
0,14
0,08
0,16
0,06
0,12
0,06
0,12
Total Kekuatan
0,59
1,54
Skor Tertinggi
Sumber daya manusia yang berkualitas menjadi pilar utama dalam operasional
perusahaan. Selain itu, kualitas SDM sangat diandalkan dalam era pasar persaingan
bebas. Disini karyawan dituntut harus memahami standar operasional perusahaan
dengan benar dan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja. Program kerjanya
adalah meningkatkan kualitas SDM dengan memaksimalkan Holcim Academy sebagai
sarana pelatihan bagi calon karyawan agar menjamin ketersediaan karyawan.
Skor Terendah
Varian produk holcim merupakan poin yang mendapat skor terendah. Hal ini
dikarenakan, pelanggan selama ini hanya mengenal Holcim sebagai penghasil semen
saja. Semen juga merupakan produk utama dari Holcim. Namun, untuk menjaga
persaingan dengan pesaing maka variasi produk sangat diperlukan. Disini program
kerjanya adalah menambah variasi dan inovasi produk yang telah ada agar dapat
bersaing dengan pesaing
KELEMAHAN (W)
Faktor-faktor Internal Utama
Bobot
Rating
Skor
0,09
0,18
0,08
0,07
4
3
0,32
0,21
0,06
0,06
3
2
0,24
0,12
0,05
0,10
Total Kelemahan
0,41
1,17
1,00
2,71
Skor Tertinggi
Harga produk yang lebih mahal mendapat skor tertinggi. Harga memang menjadi salah
satu faktor yang paling menentukan keinginan untuk membeli suatu barang. Dengan
harga yang lebih mahal dibanding produk lain sejenis, tentu masyarakat akan lebih
memilih produk lain yang harganya lebih murah.
Skor Terendah
Lokasi perusahaan yang jauh dari pelabuhan mendapat skor terendah. Selama ini
perusahaan masih menumpang pelabuhan milik pemerintah dan harus membayar lebih
untuk administrasi. Tetapi hal ini tidak memiliki pengaruh yang besar bagi perusahaan.
Karena perusahaan tidak memberi proporsi besar untuk distribusi di luar pulau Jawa.
Bobot
Rating
Skor
0,14
0,10
4
4
0,56
0,40
0,08
0,24
0,06
0,04
3
2
0,18
0,08
0,06
0,12
0,05
0,10
Total Peluang
0,53
1,68
Skor Tertinggi
Melimpahnya bahan baku semen di Indonesia mendapat skor tertinggi. Hal ini
menunjukkan jika peluang bisnis terbuka lebar di Indonesia. Ketersediaan bahan baku
merupakan nyawa bagi sebuah perusahaan semen seperti Holcim. Disini program
kerjanya adalah mendirikan pabrik di dekat lokasi bahan baku. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi. Semen juga termasuk bahan
yang memiliki bobot yang cukup berat, sehingga hal ini dapat mengurangi pengeluaran
biaya.
Skor Terendah
Memiliki hubungan baik dengan distributor dan tukang mendapatkan skor terendah. Hal
ini dikarenakan peran mereka cukup penting namun jika kehilangan satu distributor saja
perusahaan tidak akan mengalami kerugian. Disini program kerjanya adalah menjaga
hubungan baik dengan mereka. Hal ini dilakukan untuk membantu kegiatan pemasaran
produk, peran mereka sangat krusial dalam memasarkan produk perusahaan.
ANCAMAN (T)
Faktor-faktor Eksternal Utama
Bobot
Rating
Skor
0,12
0,07
0,06
0,05
0,05
0,08
4
3
3
3
2
3
0,48
0,21
0,18
0,15
0,10
0,24
0,04
0,08
Total Ancaman
0,47
1,44
1,00
3,12
Skor Tertinggi
Persaingan dengan BUMN mendaptkan skor tertinggi. Selama ini kita sudah
mengetahui bahwa pesaing utama Holcim adalah Semen Indonesia yang merupakan
perusahaan plat merah yang didukung penuh pemerintah. Sangat penting bagi Holcim
untuk memperbaiki kinerja mereka agar mampu bersaing dengan perusahaan plat
merah. Disini program kerjanya adalah meningktakan kualitas produk dan terus
berinovasi. Sejauh ini, Holcim memang unggul di bidang inovasi jika dibandingkan
dengan Semen Indonesia. Oleh karena itu Holcim harus terus menjaga keunggulan ini
agar mendapat perhatian masyarakat.
Skor Terendah
Tariff dasar listrik yang ditetapkan pemerintah mendapat skor terendah. Hal ini karena
perusahaan telah memiliki kebijakan-kebijakan agar perusahaan terhindar dari kerugian
akibat TDL yang dinaikkan pemerintah. Kebijakan seperti pengetatan laba atau
mengurangi laba serta dapat pula dilakukan efisiensi penggunaan listrik dari pemerintah
dengan menggunakan energi alternatif.
Bobot
0,59
0,41
1,00
Skor
1,54
1,17
Faktor Ekternal
Total Peluang (O)
Total Ancaman (T)
Total EFAS
Bobot
0,53
0,47
1,00
Skor
1,68
1,44
INTERNAL
EKSTERNAL
STRATEGI
S>W
O>T
Agresif
1,54> 1,17
3.6.
3.6.1. jika dilihat dari diagram posisi perusahaan, maka holcim terletak di kuadran 1
yang berarti perusahaan menggunakan strategi agresif. Hal ini didukung oleh eksternal
yang mendukung dan internal yang kuat. Strategi ini berisi tentang pengmbangan
produk dan pengembangan pasar oleh perusahaan.
3.7.
Pengembangan Produk
Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi mengupayakan
peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa
saat ini, atau pengembangan produk atau jasa baru. Disini Holcim menerapkan strategi
tersebut dengan beberapa tindakan
a. Membuka pabrik baru di Tuban untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas
jangkauan perusahaan terutama untuk wilayah Jawa Timur.
b. Mengembangkan varian produk baru berupa beton yang lebih ringan dan ramah
lingkungan.
Pengembangan pasar
Saat ini Holcim sedang mengembangkan sistem waralaba dengan pengusaha-pengusaha
di daerah agar lebih mudah untuk memperkenalkan dan memasarkan produk Holcim.
Hal ini juga didukung dengan semakin banyaknya minimix.
3.8.
Implementasi strategi
3.8.1. Program
Internal perusahaan
Kekuatan :
a. Meningkatkan kualitas SDM dengan memaksimalkan Holcim academy sebagai
sarana pelatihan bagi calon karyawan dan melakukan kerja sama dengan beberapa
perguruan tinggi di Indonesia
b. Menjaga kualitas produk yang telah ada serta berinovasi untuk Menambah varian
produk
Kelemahan :
a. Melunasi hutang dan menekan biaya produksi serendah mungkin
b.
Membangun pabrik Tuban yang berlokasi dekat dengan laut dan disertai
pembangunan pelabuhan sendiri
Eksternal perusahaan
Peluang :
a. Mendirikan pabrik di dekat lokasi bahan baku
b. Menjaga hubungan baik dengan distributor dan tukang di daerah karena mereka
sebagai ujung tombak pemasaran produk
Ancaman :
a. Meningkatkan kualitas produk dan terus berinovasi
b. Melakukan kebijakan perusahaan seperti melakukan pemotongan atau pengetatan
laba, sehingga harga semen tetap stabil
3.8.2. Anggaran
Analisis
Program Kerja
Kekuatan
Tertinggi Meningkatkan mutu SDM
Terendah Menjaga kualitas produk yang telah ada serta
berinovasi untuk Menambah varian produk
Kelemaha Tertinggi Melunasi hutang dan menekan biaya produksi
n
serendah mungkin
Terendah Membangun pelabuhan milik sendiri pada
jarak terdekat dari pabrik
Peluang
Tertinggi Mendirikan pabrik di dekat lokasi bahan baku
Terendah Menjaga hubungan baik dengan distributor
dan tukang di daerah dengan membuat
program-program yang mempermudah kerja
sama keduabelah pihak
Ancaman
Tertinggi Meningkatkan kualitas produk dan terus
berinovasi
Terendah Melakukan kebijakan perusahaan seperti
melakukan pemotongan atau pengetatan laba,
sehingga harga semen tetap stabil dan
pembangunan pembangkit listrik sendiri
dengan sumber energI alternatif
Anggaran
Rp 130.000.000.000
Rp 40.000.000.000
Rp 80.000.000.000
Rp 50.000.000.000
Rp 140.000.000.000
Rp 40.000.000.000
Rp 40.000.000.000
Rp 15.000.000.000
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Dari hasil analisis diatas perusahaan memiliki internal yang kuat, hal ini di
tunjukkan dengan skor kekuatan lebih tinggi dibandingkan skor kelemahan. Perusahaan
juga memiliki eksternal yang mendukung. Berdasarkan hal tersebut perusahaan harus
menerapkan strategi agresif untuk menghadapi persaingan.
4.1.2. Kebijakan strategi yang diterapkan perusahaan antara lain:
4.1.5. Prosedur
Program dirancang oleh top manajemen, sesuai dengan analisis yang telah
dilakukan. Hal ini merupakan bagian dari implementasi strategi