Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki potensi yang SDA dan SDM yang

tinggi sehingga tidak luput dari ancaman, baik itu dari dalam maupun dari luar.
Ancaman - ancaman tersebut membawa pengaruh buruk bagi perkembangan
prinsip prinsip ketahanan nasional. Sehingga Indonesia sangat membutuhkan
peran serta Warga Negaranya agar senantiasa memiliki semangat dan kesadaran
untuk meningkatkan kualitas kewaspadaan nasional dan mewujudkannya dalam
upaya bela negara.
Kewaspadaan Nasional diartikan sebagai kualitas kesiapan dan kesiagaan
yang dimiliki bangsa Indonesia untuk mampu mendeteksi, mengantisipasi sejak
dini dan melakukan aksi pencegahan terhadap berbagai bentuk dan sifat potensi
ancaman terhadap NKRI. Kewaspadaan nasional harus disertai dengan bela
Negara yaitu tekad, sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh
kecintaannya terhadap NKRI berdasarkan UUD 1945, rela berkorban demi
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Adapun kriteria warga negara yg
memiliki kesadaran bela Negara adalah mereka yg bersikap dan bertindak
senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara sehingga mampu melindungi
dan membela negaranya dari segala bentuk ancaman.
Bela negara dapat dilakukan secara fisik maupun non fisik. Sifat yang
perlu dikembangkan dalam upaya bela negara adalah sikap patriotisme dan hati
hati sedini mungkin sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan nasional dan
dapat menangani segala kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Dalam
upaya bela negara, diperlukan pemahaman mengenai konsep konsep ketahanan
nasional dan bentuk bentuk bela negara sehingga diperoleh pencapaian yang
optimal. Karena suatu negara akan semakin kuat pertahanannya bila saja negara
tersebut bersatu padu untuk memperjuangkan negara dalam melindungi dan
membela hak hak yang dimiliki didalam suatu Negara. Berdasarkan uraian di atas,
makalah ini menyampaikan konsep dasar dan aplikasinya agar dapat dijadikan
referensi untuk mengoptimalkan kewaspadaan nasional dan bela Negara.
1.2 Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan kewaspadaan Nasional dan bela negara?
- Bagaimana cara menunjukkan rasa bela negara?
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 1

Mengapa setiap warga Negara harus memiliki rasa bela negara yang

kuat?
Siapa saja yang harus menjalankan kewajiban bela Negara?
Kapan setiap warga negara mengoptimalkan rasa bela negara tersebut?

1.3 Tujuan
- Untuk meningkatkan pemahaman mengenai kewaspadaan nasional dan
-

bela negara serta memahami hubungan keduanya.


Untuk mengetahui cara menunjukkan rasa bela negara
Untuk mengetahui pentingnya bela negara
Untuk mengetahui pihak mana saja yang wajib melaksanakan bela

negara
Untuk mengetahui waktu untuk mengoptimalkan rasa bela negara

BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Ketahanan Nasional, Kewaspadaan Nasional dan Bela Negara
2.1.1 Definisi Ketahanan Nasional
Definisi ketahanan nasional dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
sebagai berikut :
a. Definisi ketahanan nasional berdasarkan Lembaga Ketahanan Nasional
(Lemhanas) terdiri dari tiga konsepsi sebagai berikut :
- Konsep Lemnahas 1 ( 1968 )
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan kita dalam
menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan
bangsa Indonesia.
- Konsep Lemnahas 2 dan 3 ( 1969 )
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 2

Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan nasional


konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konsepsi pertama yaitu
ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang
mengandung kemampuan untuk memperkembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun yang datang dari
dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup
Negara Indonesia.
Konsep ketahanan nasional yang ketiga menyatakan bahwa ketahanan
nasional merupakan kodisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguahan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, didalam menghadapi dan mengisi segala tantangan, ancaman, hambatan,
serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup
bangsa dan negara serta perjuangan mengejar perjuangan nasional.
b. Definisi Secara Konstitusional : Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi
dinamis bentuk integritas kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
c. Definisi Secara Operasional : Secara Operasional Ketahanan Nasional
hakekatnya adalah kondisi dinamis suatu bangsa mengandung keuletan dan
ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional yang tangguh akan lebih
mendorong berhasilnya pembangunan nasional.
d. Definisi Sebagai Doktrin Dasar : Sebagai doktrin, ketahanan nasional
diartikan sebagai suatu pandangan yang diyakini kebenarannya, dihayati dan
ditanamkan dalam bentuk pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola tingkahlaku
pengelolaan sistem kehidupan nasional yang memiliki kemampuan dan kekuatan
nasional yang dibutuhkan dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan nasional.
e. Definisi Sebagai Metode : Metode yang digunakan ketahanan nasional dalam
pengelolaan sistem keidupan nasional adalah metode Astagatra yang terdiri dari
Trigatra dan Pancagatra. Aspek trigatra meliputi :
1.
Aspek lokasi dan posisi Geografis Wilayah Indonesia
Dilihat dari letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia, wilayah
Negara tersebut merupakan suatu kepulauan, yang menurut wujud kedalam,
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 3

terdiri dari daerah air dengan ribuan pulau-pulau didalamnya. Yang dalam bahasa
asing bisa disebut sebagai suatu archipelago kelvar, kepulauan itu merupakan
suatu archipelago yang terletak antara benua Asia disebelah utara dan benua
Australia disebelah selatan, serta samudra Hindia disebelah barat dan samudra
pasifik disebelah timur.
Berhubungan letak geografis antara dua benua dan samudra yang penting
itu, maka dikatakan bahwa Indonesia mempunyai suatu kedudukan geografis
ditengah tengah jalan lalu lintas silang dunia. Karena kedudukannya yang strategis
itu, dipandang dari tiga segi kesejahtraan dibidang politik, ekonomi dan sosial
budaya Indonesia telah banyak mengalami pertemuan dengan pengaruh pihak
asing (akulturasi).
2.

Aspek Keadaan dan Sumber-sumber Kekayaaan Alam


Indonesia terkenal sebagai Negara yang mempunyai sumber-sumber alam

yang dapat dikatakan berlimpah-limpah. Sumber daya alam Indonesia terdiri dari
atau mineral, flora dan fauna. Sumberdaya mineral meliputi bahan-bahan galian,
biji-bijian maupun bahan-bahan galian industri disamping sumber-sumber tenaga
lain. Sumber nabati atau flora dapat dikemukakan bahwa di Indonesia telah
ditemukan kira-kira 4000 jenis pohon-pohonan, kira-kira 1500 jenis paku-pakuan,
dan kira-kira 5000 jenis anggrek. Adapula yang mengatakan (van stenis) bahwa
disini terdapat 25000 jenis tumbuh-tumbuhan (angiospermas) dan jenis tumbuhtumbuhan paku-pakuan (pteridopit). Diantara tumbuh-tumbuhan itu, yang
memang berasal dari Inodonesia ada, tetapi adapula yang dimasukkan ke
Indonesia dari luar. Kemudian ada sumberdaya berupa fauna yang terdiri dari
fauna tipe Asia, Australia dan Peralihan. Indonesia juga kaya akan flora dan fauna
endemik.
3.

Aspek Penduduk
Sebagai gambaran umum mengenai penduduk di di Indonesia akan

dijelaskan soal-soal seperti berikut jumlah serta pembatasan penduduk distribusi


secara geografis diseluruh Indonesia dan sebagai akibat sehubungan dengan
pertambangan serta penyebaran dan komposisi penduduk.
Adapun Aspek Pancagatra meliputi :
1. Ketahanan Nasional Dalam Bidang Ideologi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 4

a. Agar Pancasila dapat dihayati dan diamalkan secara baik maka ditetapkan oleh
MPR RI ketetapan no II/MPR/1983 tanggal 22 Maret 1978 tentang pedoman
penghayatan dan pengamalan pancasila (P4) atau yang kita kenal dengan eka
prasetia pancakarsa yang artinya monoloyalitas/satu kesatuan terhadap lima
kehendak
b. Pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila tidak merupakan tafsir
pancasila sebagai dasar negara.
c. P4 merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia.
d. Pancasila telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum
dalam UUD 1945
e. Untuk memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan warga masyarakat.
2. Ketahanan Nasional Dalam Bidang Politik
a. Tingkat ketahanan nasional dibidang politik ditentukan oleh kemampuan
sistem politik yang dianut dalam menanggulangi segala bentuk tantangan dan
ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia
b. Sistem demokrasi liberal, sistem pemerintahan yang relatif stabil dapat
bertahan selama bertahun-tahun, akan tetapi tidak menghasilkan pemerintahan
yang stabil.
c. Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 kembali ke UUD 1945 akan tetapi
didalam kenyataannya kita melaksanakan demokrasi terpimpin yang mendekatkan
kediktatoran hal ini bertentangan dengan jiwa pancasila.
d. Pada pemerintahan orde baru (sejak 1966) kita melaksanakan UUD kenegaraan
tahun 1968 Presiden RI menjelaskan tentang demokrasi Pancasila yang hukum
dasar telah diatur dalam UUD 1945.
3. Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi
Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian

negara

Indonesia

melaksanakan sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi terpimpin dengan


deklarasi ekonomi. Akan tetapi kedua sistem ekonomi tersebut tidak mencapai
sasaran karena kedua-duanya tidak berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Setelah
sistem pemerintahan orde baru dipakai sistem ekonomi pancasila. Pembangunan
ekonomi yang berdasarkan pada demokrasi ekonomi menentukan bahwa
masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan pembangunan.
Pembangunan itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 5

b. Cabang - cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
c. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
d. Sumber-sumber keuangan dan kekayaan negara digunakan dengan permufakatn
lembaga-lembaga perwakilan rakyat, serta pengawasan terhadap kebijaksanaan
ada pada lembaga lembaga tertentu.
e. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki
serta mempunyai hak akan dipekerjakan dan penghidupan yang layak.
f. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan masyarakat.
g. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh Negara.
4. Ketahanan nasional dibidang sosial budaya
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan
alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah. Dalam setiap kebudayaan
daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing
(local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah
untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan
Indonesia. Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang
memiliki sifat-sifat dasar: religius,

kekeluargaan,

hidup serba selaras dan

kerakyatan. Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan


sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia
dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha
esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang
serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
5. Ketahanan nasional dibidang pertahanan keamanan
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun,
mengerahkan, menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan
masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan
salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 6

sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka
mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa
yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg)
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup: struktur kekuatan, tingkat
kemampuan, gelar kekuatan. Untuk membangun postur kekuatan pertahanan
keamanan melalui empat pendekatan yaitu ancaman, misi, kewilayahan dan
politik. Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi
tanggung jawab TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari
dalam negeri dan menjadi tanggung jawab Polri.
2.1.2

Definisi Kewaspadaan Nasional


Kewaspadaan Nasional (Padnas) adalah suatu sikap dalam hubungannya

dengan nasionalisme yang dibangun dari rasa peduli dan rasa tanggungjawab serta
perhatian warga negara terhadap kelangsungan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dari suatu potensi ancaman. Kewaspadaan nasional juga
sebagai suatu kualitas kesiapan dan kesiagaan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia untuk mendeteksi, mengantisipasi

sejak dini dan melakukan aksi

pencegahan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kewaspadaan


Nasional juga diartikan sebagai manispestasi kepedulian dan rasa tanggungjawab
bangsa Indonesia terhadap kedudukan bangsa dan Negara Republik Indonesia.
2.1.3

Definisi Bela Negara


Sebelum membahas mengenai bela negara perlu diketahui terlebih dahulu

definisi Negara, negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang


kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh
pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu
wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi semua individu
di wilayah tersebut dan berdiri secara independen. Syarat primer sebuah Negara
adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah dan memiliki pemerintahan berdaulat.
Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari Negara lain.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 7

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat


perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu
kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Konsep bela negara dapat diartikan
secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi
serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala
upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara meningkatkan rasa
nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara
adalah pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi
lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan
tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta
jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga
negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer,
biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali
dihadapkan dengan krisis perekratan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris,
bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam
sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota
resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi
bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat
National Guard
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan
Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas
nasional, Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan,
kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau
unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan
mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga,
memperkuat pertahanan negara.
2.1.4

Hubungan antara Ketahanan Nasional, Kewaspadaan Nasional dan


Bela Negara
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 8

Ketahanan nasional, kewaspadaan nasional dan bela Negara merupakan


satu kesatuan dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya sebagai
penunjang kesejahteraan suatu bangsa dimana ketahanan nasional berperan
sebagai parameter keuletan dan ketangguahan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengisi segala
tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar
perjuangan nasional. Untuk mengantisipasi, mendeteksi sejak dini terhadap segala
macam potensi gangguan yang mengancam ketahanan nasional diperlukan
kewaspadaan nasional. Kewaspadaan nasional diwujudkan dalam aksi atau
tindakan nyata berupa upaya bela negara. Jadi bela negara merupakan tindakan
nyata dari kewaspadaan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan ketahanan
nasional.
2.2

Nilai Nilai Kewaspadaan Nasional dan Bela Negara di Indonesia


Di Indonesia, bel negara didefinisikan sebagai sikap Warga Negara

Indonesia (WNI) yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta
NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Adapun kriteria warga negara yg
memiliki kesadaran bela negara adalah mereka yg bersikap dan bertindak
senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara. Nilai nilai bela Negara
adalah sebagai berikut :
Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah cinta tanah air, yaitu
mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga tanah dan
pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia, melestarikan dan mencintai
lingkungan hidup, memberikan kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara,
menjaga nama baik bangsa dan negara serta bangga sebagai bangsa indonesia
dengan cara waspada dan siap membela tanah air terhadap ancaman tantangan,
hambatan dan gangguan yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa serta
negara dari manapun dan siapapun.
Nilai yang kedua adalah sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu dengan
membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari lingkungan terkecil atau
keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja,
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 9

mencintai budaya bangsa dan produksi dalam negeri, mengakui, menghargai dan
menghormati bendera merah putih, lambang negara dan lagu kebangsaan
indonesia raya, menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan dan perundangundangan yang berlaku dan mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi, keluarga dan golongan.
Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu
memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan
negara serta yakin pada kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara.
Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu
bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan
negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari
berbagai ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa
dan negara, gemar membantu sesama warga negara yg mengalami kesulitan dan
yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.
Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara
psikis dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional, spiritual
serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya serta memiliki sifatsifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji. Sedangkan secara fisik yaitu memiliki
kondisi kesehatan, ketrampilan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina
secara psikis dengan cara gemar berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.

2.3

Dasar Hukum Bela Negara


Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa

"Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang."
Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari
segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik yang datang dari
luar maupun dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara :
- Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
Nasional.
- Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 10

- Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara


RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
- Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
- Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI.
- Amandemen UUD 45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3
- Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara.
2.4

Pentingnya Kewaspadaan Nasional dan Usaha Pembelaan Negara


Negara merupakan unsur vital bagi manusia. Hal ini seperti apa yang

digambarkan Thomas Hobbes. Thomas pernah melukiskan kehidupan manusia


sebelum adanya negara yaitu manusia merupakan serigala bagi manusia lainnya
(Homo Homini Lupus) dan perang manusia lawanmanusia (Bellum Omnium
Contra Omnes).
Dengan demikian, jika tidak ada negara pasti tidak akan ada ketertiban,
keamanan, dan keadilan. Supaya hidup tertib, aman, dan damai makadiperlukan
negara. Negara akan tegak berdiri jika dipertahankan oleh setiap warga negaranya.
Oleh karena itu, membela negara sangat penting dilakukan oleh setiap warga
negaranya. Ada beberapa alasan mengapa usaha pembelaan negara penting
dilakukan oleh setiap warga Negara Indonesia, diantaranya yaitu untuk
mempertahankan negara dari berbagai ancaman, untuk menjaga keutuhan wilayah
negara merupakan panggilan sejarah merupakan kewajiban setiap warga negara.
Untuk mengetahui wujud negara dapat ditelusuri dari unsur-unsur negara
seperti penduduk, wilayah, pemerintah,dan pengakuan. Dalam UUD 1945 tidak
dijelaskan pengertian usaha pembelaan negara. Untuk mengetahui hal tersebut,
dapat dilihat dalam UU RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Istilah yang digunakan dalam undang-undang tersebut bukan usaha pembelaan
negara tetapi digunakan istilah lain yang mempunyai makna sama yaitu upaya
bela negara. Dalam penjelasan tersebut ditegaskan, bahwa upaya bela negara
adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Alasan mengapa WNI wajib bela negara adalah latar belakang historis.
Indonesia pernah dijajah kurang lebih 350 tahun lamanya, kemerdekaan diperoleh
berkat rakyat Indonesia, rakyat Indonesia memiliki nilai juang tinggi.kedudukan
geografis dan geostrategis negara RI kondisi demografis perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 11

Dalam UU NO 2 tentang pertahanan negara, keikutsertaan pertahanan


negara yang dapat berperan serta ialah dalam bentuk pendidikan kewarganegaraan
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib pengabdian sebagai prajurit TNI secara
sukarela / wajibpengabdian sesuai dengan profesi. UUD 1945 pasal 27 ayat 3 dan
pasal 30 ayat 1UU no 39 tahun 1999 tentang HAMUU no 56 tahun 1999 tentang
Ratih atau rakyat terlatih UU no 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara.
Dengan hak dan kewajiban yang sama setiap orang Indonesia tanpa harus
dikomando dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela
negara tidak harus dalam wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara
sederhana. Upaya bela negara juga dapat dilakukan di lingkungan sekitar dari
gangguan atau ancaman yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara
berarti kalian sudah berpartisipasi dalam usaha pembelaan negara. Sikap hormat
terhadap bendera, lagu kebangsaan, dan menolak campur tangan pihak asing
terhadap kedaulatan NKRI juga menunjukkan suatu sikap dalam usaha pembelaan
negara.
Dengan demikian pengertian usaha pembelaan negara tidak terbatas
memanggul senjata, tetapi meliputi berbagai sikap dan tindakan untuk
meningkatkan kesejahteraan warga negara. Untuk meningkatkan kesejahteraan
warga negara, misalnya dengan usaha untuk mewujudkan keamanan lingkungan,
keamanan pangan, keamanan energi, keamanan ekonomi. Misalnya, yang telah
dilakukan Elan Wukak Victor, dari Nusa Tenggara Timur merupakan usaha
pembelaan negara dalam bentuk keamanan lingkungan.
2.5

Fungsi Negara dalam Kaitannya dengan Pembelaan Negara


Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda-beda. Perbedaan itu

tergantung pada titik berat perhatian latar belakang perumusan tujuan negara serta
dipengaruhi oleh pandangan atau ideologi yang dianut suatu negara atau ahli
tersebut. Seorang ahli bernama Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setiap
negara, apapun ideologinya, menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu:
Fungsi penertiban (law and order) Untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah bentrokan - bentrokan dalam masyarakat, maka negara harus
melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator. Fungsi kesejahteraan
dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.Fungsi Pertahanan, yaitu

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 12

untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negaraharus


diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan. Fungsi keadilan, yang dilaksanakan
melalui badan-badan pengadilan. Keempat fungsi tersebut merupakan fungsi
minimum, yang berarti fungsi negara tersebut bisa berkembang lebih luas sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai negara.
Jadi fungsi negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena
keduanya saling berkaitan,sehingga para ahli seringkali menggandengkan tujuan
dengan fungsi negara. Pada dasarnya fungsi-fungsi negaratersebut berkaitan
dengan usaha pembelaan negara. Salah satu fungsi negara yang sangat penting
bagi jaminan kelangsungan hidup negara adalah fungsi pertahanan negara. Fungsi
pertahanannegara dimaksudkan terutama untuk menjaga dan mempertahankan
negara dari segalakemungkinan serangan dari luar. Oleh sebab itu harus
diperlengkapi dengan alat-alat pertahanan yaitu TNI (Tentara Nasional Indonesia)
dan perlengkapannya. TNI terdiri atas TNI-AD, TNI-AU, dan TNI-AL.
Perlengkapan TNI dikenal dengan sebutan alat utama sistem senjata
(Alutsista) Fungsi pertahanan negara tidak bisa dipisahkan dengan pembelaan
terhadap negara sebagaimana ditegaskan dalam UU RI Nomor 3 tahun 2003
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara(Pasal 9 ayat 1). Hal
ini mengandung makna, bahwa partisipasi warga negara dalam melaksanakan
fungsi pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara. Selain
fungsi pertahanan, fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan
negara adalah fungsi keamanan (ketertiban) yaitu untuk mencegah bentrokanbentrokan dalam masyarakat.Untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut di
negara kita dibentuklembaga yang kita kenaldengan POLRI.
Berdasarkan uraian di atas, fungsi negara yang sangat penting untuk
memelihara atau tetap tegaknya negara adalah fungsi pertahanan dan ketertiban
(keamanan). Untuk mewujudkan fungsi pertahanan dan keamanan, selain negara
harus memiliki alat-alat pertahanandan keamanan, juga diperlukan keikutsertaan
segenap warga negara dalam upaya pertahanan dankeamanan negara. Dengan
demikian, keikutsertaan segenap warga negara dalam melaksanakanfungsi
pertahanan dan keamanan negara berkaitan dengan upaya membela negara.
Fungsi pertahanan dan keamanan negara merupakan fungsi yang sangat
penting dalam kehidupan negara dan merupakan prasyarat bagi fungsi-fungsi
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 13

lainnya. Hal itu karena negarahanya dapat menjalankan fungsi-fungsi lainnya jika
negara mampu mempertahankan diri dari berbagai ancaman baik dari luar maupun
dari dalam.
Demikian pula dalam organisasi negara, fungsi pertahanan dan keamanan
sangat penting karenanegara tidak akan dapat mensejahterakan rakyat,
meningkatkan kualitas pendidikan, menegakkan keadilan, dan lain-lain jika tidak
mampu mempertahankan diri terhadap ancaman baik dari luar maupun dari dalam.
hal ini mengandung arti bahwa untuk mempertahankan dan megamankan negara
bukan hanya kewajiban TNI dan POLRI, tetapi juga merupakan kewajiban setiap
warganegara Indonesia termasuk kalian sebagai siswa yang sekaligus juga sebagai
warga Negara Indonesia.
Sedangkan fungsi kesejahteraan dan kemakmuran dijalankan oleh
pemerintah dalam bentuk pelayanan dan perniagaan. Fungsi pelayanan atau jasa
yaitu seluruh aktivitas yang mungkin tidak akan ada apabila tidak diselenggarakan
oleh negara, yang meliputi antara lain pemeliharaan fakir miskin, pembangunan
jalan, pembangunan jembatan, kesehatan, pendidikan, dan program- program
pembangunan lainnya.
2.6
Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
2.6.1 Ancaman Dari Luar
Dengan berakhirnya Perang Dingin pada awal tahun 1990an, maka
ketegangan regional di dunia umumnya, dan di kawasan Asia Tenggara khususnya
dapat dikatakan berkurang. Meskipun masih terdapat potensi konflik khususnya di
wilayah Laut Cina Selatan, misalnya sengketa Kepulauan Spratly yang melibatkan
beberapa negara di kawasan ini, masalah Timor Timur yang menyebabkan
ketegangan antara Indonesia dan Australia, dan sengketa Pulau Sipadan/Ligitan
antara Indonesia dan Malaysia, namun diperkirakan semua pihak yang terkait
tidak akan menyelesaikan masalah tersebut melalui kekerasan bersenjata. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa dalam jangka waktu pendek ancaman dalam
bentuk agresi dari luar relatif kecil.
Potensi ancaman dari luar berbentuk upaya menghancurkan moral dan
budaya bangsa melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obatobat terlarang, film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang
mempengaruhi bangsa Indonesia terutama generasi muda, yang pada gilirannya
dapat merusak budaya bangsa. Potensi ancaman dari luar lainnya adalah dalam
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 14

bentuk "penjarahan" sumber daya alam Indonesia melalui eksploitasi sumber daya
alam yang tidak terkontrol yang pada gilirannya dapat merusak lingkungan atau
pembagian hasil yang tidak seimbang baik yang dilakukan secara "legal" maupun
yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat pemerintah terkait sehingga
meyebabkan kerugian bagi negara.
Semua potensi ancaman tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan
Ketahanan Nasional melalui berbagai cara, antara lain :
a Pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia
b Upaya peningkatan perasaan cinta tanah air (patriotisme) melalui pemahaman
dan penghayatan (bukan sekedar penghafalan) sejarah perjuangan bangsa.
c Pengawasan yang ketat terhadap eksploitasi sumber daya alam nasional serta
terciptanya suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa (legitimate, bebas
KKN, dan konsisten melaksanakan peraturan/undang-undang).
d Kegiatan-kegiatan lain yang bersifat kecintaan terhadap tanah air serta
menanamkan semangat juang untuk membela negara, bangsa dan tanah air serta
mempertahankan Panca Sila sebagai ideologi negara dan UUD 1945 sebagai
landasan berbangsa dan bernegara.
e Untuk menghadapi potensi

agresi

bersenjata

dari

luar,

meskipun

kemungkinannya relatif sangat kecil, selain menggunakan unsur kekuatan TNI,


tentu saja dapat menggunakan unsur Rakyat Terlatih (Ratih) sesuai dengan doktrin
Sistem Pertahanan Semesta.
Dengan doktrin Ketahanan Nasional itu, diharapkan bangsa Indonesia
mampu mengidentifikasi berbagai masalah nasional termasuk ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan terhadap keamanan negara guna menentukan
langkah atau tindakan untuk menghadapinya.
2.6.2 Ancaman Dari Dalam
Meskipun tokoh-tokoh LSM banyak yang menyatakan hal ini sebagai
sesuatu yang mengada-ada, pada kenyataannya potensi ancaman yang dihadapi
Negara Republik Indonesia tampaknya akan lebih banyak muncul dari dalam
negeri,antara lain dalam bentuk:
a Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen
kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan
pemerintah pusat
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 15

b. Keresahan sosial akibat ketimpangan kebijakan ekonomi dan pelanggaran Hak


Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru-hara/kerusuhan
massa
c Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau
yang tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia
d Potensi konflik antar kelompok/golongan baik akibat perbedaan pendapat dalam
masalah politik, maupun akibat masalah SARA
e Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional
2.7
Bentuk Bela Negara
2.7.1 Bela Negara Secara Fisik
Keterlibatan warga negara sipil dalam upaya pertahanan negara
merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga negara Republik
Indonesia. Tapi, seperti diatur dalam UU no 3 tahun 2002 dan sesuai dengan
doktrin Sistem Pertahanan Semesta, maka pelaksanaannya dilakukan oleh Rakyat
Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya Resimen Mahasiswa,
Perlawanan Rakyat, Pertahanan Sipil, Mitra Babinsa, OKP yang telah mengikuti
Pendidikan Dasar Militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi
yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan Rakyat dan
Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada
masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana
unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, sementara fungsi Perlawanan Rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan
unsur bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan
perang.
Apabila keadaan ekonomi nasional telah pulih dan keuangan negara
memungkinkan,

maka

dapat

pula

dipertimbangkan

kemungkinan

untuk

mengadakan Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang
dilakukan di banyak negara maju di Barat. Mereka yang telah mengikuti
pendidikan dasar militer akan dijadikan Cadangan Tentara Nasional Indonesia
selama waktu tertentu, dengan masa dinas misalnya sebulan dalam setahun untuk
mengikuti latihan atau kursus-kursus penyegaran. Dalam keadaan darurat perang,
mereka dapat dimobilisasi dalam waktu singkat untuk tugas-tugas tempur maupun
tugas-tugas teritorial.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 16

Rekrutmen dilakukan secara selektif, teratur dan berkesinambungan.


Penempatan tugas dapat disesuaikan dengan latar belakang pendidikan atau
profesi mereka dalam kehidupan sipil misalnya dokter ditempatkan di Rumah
Sakit Tentara, pengacara di Dinas Hukum, akuntan di Bagian Keuangan,
penerbang di Skwadron Angkutan, dan sebagainya. Gagasan ini bukanlah
dimaksudkan sebagai upaya militerisasi masyarakat sipil, tapi memperkenalkan
"dwi-fungsi sipil". Maksudnya sebagai upaya sosialisasi "konsep bela negara" di
mana tugas pertahanan keamanan negara bukanlah semata-mata tanggung jawab
TNI, tapi adalah hak dan kewajiban seluruh warga negara Republik Indonesia.
2.7.2

Bela Negara Secara Non-Fisik


Di masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat

ini, justru kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai
potensi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari
dalam seperti yang telah diuraikan di atas. Sebagaimana telah diungkapkan
sebelumnya, bela negara tidak selalu harus berarti "memanggul bedil menghadapi
musuh". Keterlibatan warga negara sipil dalam bela negara secara non-fisik dapat
dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa dan dalam segala situasi,
misalnya dengan cara:
a meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, termasuk menghayati arti
demokrasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan
kehendak
b menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus
kepada masyarakat
c berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara dengan berkarya nyata
(bukan

retorika)

meningkatkan

kesadaran

dan

kepatuhan

terhadap

hukum/undang-undang dan menjunjung tinggi Hak Azasi Manusia


d pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma
kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertaqwa kepada Allah swt melalui
ibadah sesuai agama / kepercayaan masing- masing
Unsur esensial dari upaya bela negara adalah sikap hati hati sedini
mungkin yang dimulai dari individu, lingkungan keluarga, masyarakat dan meluas
hingga tarap nasional untuk mengantisipasi segala bentuk ancaman. Apabila
seluruh komponen bangsa berpartisipasi aktif dalam melakukan bela negara secara
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 17

non-fisik ini, maka berbagai potensi konflik yang pada gilirannya merupakan
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan bagi keamanan negara dan bangsa
kiranya akan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sama sekali. Kegiatan bela
negara secara non-fisik sebagai upaya peningkatan Ketahanan Nasional juga
sangat penting untuk menangkal pengaruh budaya asing di era globalisasi abad ke
21 di mana arus informasi (atau disinformasi) dan propaganda dari luar akan sulit
dibendung akibat semakin canggihnya teknologi komunikasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Ketahanan nasional, kewaspadaan nasional dan bela Negara merupakan satu
kesatuan dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya sebagai penunjang
kesejahteraan suatu bangsa dimana ketahanan nasional berperan sebagai
parameter

keuletan

dan

ketangguahan,

yang

mengandung

kemampuan

mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengisi segala


tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar
perjuangan nasional. Untuk mengantisipasi, mendeteksi sejak dini terhadap segala
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 18

macam potensi gangguan yang mengancam ketahanan nasional diperlukan


kewaspadaan nasional. Kewaspadaan nasional diwujudkan dalam aksi atau
tindakan nyata berupa upaya bela negara. Jadi bela negara merupakan tindakan
nyata dari kewaspadaan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan ketahanan
nasional.
- Cara menunjukkan rasa bela negara dapat ditunjukkan secara fisik maupun non
fisik

meliputi upaya meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara,

menanamkan kecintaan terhadap tanah air, berperan aktif dalam memajukan


bangsa dan negara dengan berkarya nyata (bukan retorika), pembekalan mental
spiritual di kalangan masyarakat agar dapat menangkal pengaruh-pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa Indonesia
- Semakin kuat kewaspadaan nasional dan sikap bela negara maka semakin kuat
ketahanan nasional suatu negara terhadap segala bentuk ancaman dari dalam
maupun dari luar.
- Kewajiban bela negara bukan hanya kewajiban polri maupun TNI, melainkan
kewajiwan seluruh Warga Negara Indonesia. Setiap individu memiliki hak dan
kewajiban dalam upaya bela negara sesuai ketentuan Pancasila dan UUD 1945.
Kriteria warga negara yg memiliki kesadaran bela Negara adalah mereka yg
bersikap dan bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara
sehingga mampu melindungi dan membela negaranya dari segala bentuk
ancaman.
- Upaya bela negara dilaksanakan sedini mungkin sehingga dapat mengantisipasi
segala bentuk ancaman yang muncul dan dapat menentukan jalan keluar dari
segala kemungkinan terburuk yang dapat menghambat kemajuan suatu bangsa.
3.2 Saran
Disarankan agar setiap Warganegara Indonesia selalu berpikir kritis dan
senantiasa meningkatkan kewaspadaan nasional dan upaya bela Negara agar dapa
mengantisipasi segala bentuk ancaman ketahanan nasional. WNI juga harus berani
mengeluarkan argumennya dalam forum forum lain untuk dapat membuktikan
bahwa Indonesia mampu untuk bersaing dalam kancah internasioanal.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 19

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto.2007 Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga,.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta
: Balai Pustaka.
http://politik.kompasiana.com/2015/04/13/kondisi-ketahanan nasional-indonesia550822.html
http://rangkuman-materi-kuliahku.blogspot.com/2015/10/ketahanan-nasionalsebagai-geostrategi.html
Kaelan, Zubaidi Achmad.2007 Pendidikan kewarganegaraan. Yogykarta:
Paradigma,
Permata.2006.Sejarah.Solo:CV Cahaya Pustaka
Rohmadi, M. 2005.Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Surakarta : PT Grahadi
Rukmini . M. 2011. Bela Negara. Progam Diploma Manajemen Informatika
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer
Amikom
Yogyakarta.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN 20

Anda mungkin juga menyukai