ASESESMEN PASIEN
RSIA ANUGRAH BUNDA KHATULISTIWA PONTIANAK
2015
:
1.
2.
3.
4.
Kedokteran.
5. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
tentang
Kesehatan
No.971/MENKES/PER/XI/2009
tentang
Penyelenggaraan
Republik
Indonesia
Standar
Kompetensi
Republik
Indonesia
Kesehatan
Republik
Indonesia
Pelayanan
Praktik Bidan.
10. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Kefarmasian di Apotik.
16. Keputusan
Menteri
Indonesia
Republik
Republik
Indonesia
Kesehatan
Republik
Indonesia
Republik
Indonesia
Republik
Indonesia
Menteri
tentang
Kesehatan
Standar
Republik
Profesi
Indonesia
24. Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
tentang
Standar
Pelayanan
Indonesia
Menteri
Kesehatan
No.1087/MENKES/SK/VIII/2010
Republik
tentang
Indonesia
Standar
Standar
Khatulistiwa
Khatulistiwa
Ketiga
Peraturan ini
: Panduan ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan,dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan perkembangan yang ada.
Keempat
DITETAPKAN
: DI PONTIANK
PADA TANGGAL :
RSIA ANUGERAH BUNDA KHATULISTIWA PONTIANAK
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa tim Asesmen Pasien
RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa dapat menyelesaikan Panduan Asesmen Pasien Dengan
lancar.
Dalam Pembuatan panduan ini,penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak,maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada pihak
RSIA Anugerah Bunda Khatulistiwa dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Semoga panduan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan panduan ini masih jauh dari
sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Tim Penyusun
Lampiran
Nomor
Tentang
1. Latar Belakang
Pasien datang ke rumah sakit dengan kondisi,keluhan dan kebutuhan yang tidak
sama satu dengan lainnya, Asesmen (pengkajian dan penilaian) awal terhadap pasien
dilakuakan sebelum pelayanan diberikan karena sangat penting untuk menentukan
tindakn yang akan diberikan kepada pasien . kesalahan dalam asesmen pasien dapat
menyebabkan kegagaglan dalam pemberian pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Asesmen pasien meliputi asesmen awal dan ulang,baik asesmen awal maupun
ulang ini bersifat dinamis dan periodik,artinya perlu penilaian ulang setiap ada
perubahan kondisi pasien dan dilakukan secar berkala. Hal ini untuk menentukan
rencana pelayanan selanjutnya dan menentukan respon pasien terhadap reaksi
pengobatan, Meskipun bersifat dinamis dan periodik, baik asesmen awal maupun
ulang perlu dibakukan agar tidak terjadi kurangnya data atau imformasi yang
diperlukan untuk menetapkan tindak lanjut bagi pasien.
Setiap asesmen yang dilakukan, perlu didokumentasikan secara benar,karena
selain untuk mereview tindakan yang telah diberikan juga untuk bukti legal dari
tindakan tersebut.
Panduan asesmen pasien ini dibuat untuk untuk membantu petugas kesehatan
dalam memberikan pelayanan yang tepat,efektif dan efesien serta terdokumentasikan
secara benar.
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilakn keputusan tentang pengobatan
pasien yang harus segera dilakukan dan kebutuhan pengobatan berkelanjutan untuk
emergensi,elektif atau pelayanan terencana , bahkan ketika kondisi pasien berubah.
Proses asesmen pasien adalah proses yang terus menerus dan dinamis yang digunakn
pada sebagian besar unit kerja rawt inap dan rawat inap dan rawat jalan.asesmen
pasien terdiri atas tiga proses utama :
a. Mengumpulkan informasi informasi dari data fisik,psikologis,sosial dan
riwayat kesehatan pasien.
b. Analisis informasi dan data ,termasuk hasil laboratorium dan imaging
Diagnostic radiologi untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan
kesehatan pasien.
c. Membuat rencana pelayanan untuk memenuhi semua kebutuhan pasien
yang telah diidentifikasi.
2. Tujuan
2.1 Meningkatkan kesadaran akan peraturan dan regulasi yang menyusun dan
mendasari proses pembuatn panduan Asesmen Pasien.
2.2 Membantu para klinisi dan petugas yang terlibat dalam menyusun panduan
Asesmen Pasien yang optimal dan profesional untuk memenuhi kebutuhan pasien.
2.3 Memastikan terlaksananya perawatan pasien yang berkualitas , aman dan efisien
sejak pasien masuk,diterima ditempat Pendaftaran Pasien sampai selesai
pemeriksaan atau pengobatan dan sampai pasien pulang dari rumah sakit.
2.4 Meningkatkan kontinuitas dan kualitas perawatan serta pengobatan medis.
2.5 Memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehataan sehingga pasien
mendapatkan pelayanan pengobatan yang memuaskan sesuai penyakit yang
diderita.
3.Pengertian
3.1 Pasien :
Adalah seseorang atau manusia yang datang ke rumah sakit guna mendapatkan
pelayanan dan pengobatan bagi dirinya, dalam hal ini pasien dirumah sakit dibedakan
atas dasar kondisi dan cara masukanya.adalah sebagia berikut:
3.2 Pasien Gawat Darurat :
Adalah pasien dengan masalah kesehatan yang mengancam jiwa dan yang
memerlukan pertolongan segera.yang mana bila keterlambatan penanganan akan
mengancam jiwanya atau dapat menimbulakan kecacatan bahkn kematian.
3.3 Pasien Rawat Jalan :
Seseorang yang mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi
pemeriksaan-pemeriksaan untuk menentukan dan menegakkan diagnosa serta
pengobatan selanjutnya. Baik pasien umum maupun pasien khusus atau tertentu yang
mengigignkan pengobatan secara khusus pula.
3.4 Pasien Rawat Inap :
Seseorang yang mendapatkan pelayanan kesehatan yang meliputi
observasi,penegakan diagnosa, pengobatan,tindakan keperawatan atau medik . dan
rehabilitasi medis dengan menginap diruang rawat inap pada sarana kesehatan Rumah
Sakit.
3.5 Asesmen Pasien :
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh petugas Rumah Sakit untuk mendapatkan
data-data atau informasi dari pasien umum.khusus maupu emergensi atau pasien
gawat
diagnosa medis dan pemberian terapi kepada semua pasien yang datang berobat ke
rumah sakit serta penentuan apakah pasien bisa pulang , lanjut rawat inap di RSIA
Anugerah Bunda Khatulistiwa atau perlu dirujuk ke rumah sakit lain.
3.6 Asesmen Ulang :
Asesmen ulang adalah asesmen atau pengkajien atau pendataan ulang yang
dilakukan pada interval terutama atas dasar kondisi dan pengobatan pasien , untuk
mengetahui respon pasien terhadap pengobatan yang telah diberikan secara periodik
setelah pemberian pengobatan dan pembuatan rencana pengobatn selanjutnya serta
menentukn rencana pemulangan pasien.
BAB II
TATA LAKSANA
A. Asesmen Awal
1. Penerimaan Pasien
Tata cara penerimaan pasien yang datang untuk berobat adalah sebagian dari sistem
prosedur playanan rumah sakit, tata cara melayani pasien dapat dinilai baik apabila
dilaksanakn oleh petugas dengan sikap yang ramah.sopan, tertib dan penuh tanggung
jawab.
a. Pasien dirumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien poliklinik atau
instalasi gawat darurat (berobat rawat jalan) dan pasien rawat inap.
b. Penerimaan pasien menurut jenis kedatangannya dapat dibedakan menjadi :
1. Pasien Baru : yaitu pasien yang baru pertama kali datang kerumah sakit
untuk keperluan berobat.
2. Pasien lama : yaitu pasien yang pernah datang sebelumnya untuk
keperluan berobat.
c. Kedatangan pasien kerumah sakit dapat terjadi karena :
1. Dikirim oleh dokter praktek diluar rumah sakit untuk perawatan lanjutan
2. Dikirim oleh rumah sakit lain ,puskesmas atau jenis pelayanan kesehatan
lain untuk keperluan perawtan lanjut.
3. Datang atas kemauan sendiri ,keluarga dan kerabat atau saudara.
4. Pasien gawat darurat yang sudah tertangani kegawatannya dan perlu
perawatan lanjut untuk rawat inap.
2.Ketentuan Penerimaan Pasien :
1. Semua pasien yang menderita segala macam penyakit atau keluhan.
2. Pasien yang tidak gawat darurat maupun yang gawat darurat.
3. Pasien yang kontrol ulang untuk keperawatan lanjutan.
4. Pasien dapat diterima untuk rawat inap apabila :
a. Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang untuk
merawat pasien dirumah sakit.
b. Dikirim oleh dokter poliklinik.
c. Dikirim oleh dokter UGD.
3. Alur Pasien Masuk Rumah Sakit
1. Pasien lama atau baru datang dengan membawa atau tanpa surat rujukan.
2. Pasien lama datang membawa Kartu Identitas Berobat atau KIB, sedangkan untuk
pasien asuransi dengan membawa Kartu Asuransi (asli) dan Fotokopi.
3. Pasien atau keluarga menuju ketempat pendaftaran pasien,bila pasien dalam kondisi
gawat darurat maka dilakuakan penaganan dulu kegawatanya oleh petugas medis di
UGD.
4. Bagi pasien baru keluarganya menulis lengkap data identitas pasien dan
mendapatkan KIB untuk mempercepat pelayanan pendaftaran apabila berobat
kembali.
5. Bagi pasien lama yang membawa KIB setelah menunjukan kepada petugas dalam
proses pendaptaran.
6. Untuk pasien Gawat Darurat lakukan proses skrining dan triage oleh petugas UGD,
antara lain :
a. Seleksi pasien berdasarkan tingkat kegawatanya.
b. Masukan pasien gawat darurat diruang resusitasi sesuai kondisi.
c. Lakukan tindakan keperawatan atau medis sesuai dengan kebutuhan
pasien.
7. Pasien yang selesai dilakuakan pendaftaran diantar oleh petugas Tempat
Pendaptaran Pasien ke masing-masing ruang dokter yang dikehendaki berserta
setatusnya bila di rawat jalan atau poliklinik , sedangkan untuk pasien yang rawat
inap yang tidak ada kegawatan yang perlu ditangani maka diantar oleh petugas TPP
atau perawat (bila kondisi tidak memungkinkan dan membutuhakan pendamping
perawat) keruangan perawatan, bila ada khasus kegawatan maka ditangani dulu
kegawatannya kemudian baru dipindahkan ke ruang perawatan sesuai dengan
kelasnya.
8. Sampai diruang pemeriksaan atau ruang perawatan (dokter maupun perwatan)
melakuakan pengkajian ulang identitas pasien (nama,tanggal lahir,alamat,jenis
kelami) sambil mencocokan dengam status pasien.
9. Lakuakan anamese atau pengkajian keluhan utama dan penyerta yang dirasakan
pasien,riwayat peyakit dahulu serta riwayat pengobatan sebelumnya bila ada.
10. Lakukan pemeriksaan fisik pemeriksaan tanda-tanda vital sesuai dengan format
pengkajian medis dan keperawatan.
11. Buat rencana dan tindakan keperawatan, kolaborasikan dengan dokter spesialis lain
atau yang merawat untuk tindakan medis,pemeberian terapi dan tindakan
selanjutnya atau kolaborasi dengan tim medis ,pemberian terapi dan tindakan
selanjutnya atau kolaborasi dengan tim medis lain bila diperlukan.
12. Lakukan rujukan kepemeriksaan penunjang jika diperlukan.
13. Tulis hasil asesmen medis dan keperawatan dari berkas rekam medis pasien dan
harus selesai sebelum 24 jam bila pasien dirawat inap atau lebih cepat lebih baik
karena kondisi pasien terutama pada pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan, untuk asesmen medis awal harus didokumentasiakan sebelum
10
pemeriksaan
penunjang
terapi
12
BAB III
DOKUMENTASIKAN
1. Format status pasien rawat jalan (poliklinik dan IGD)
2. Format anamesis obstetri ( RM 2 )
3. Format pengkajian keperawatan/kebidanan awal yang meliputi pengkajian
anak,neonatal,obstetri dan internis ( RM 11 )
4. Format konsultasi dengan bidang kesehatan lain ( RM 6 A )
5. Format catatan perkembangan pasien terintergrasi ( RM 10 )
6. Format evalusi untuk perawat ( RM 13 )
13
BAB IV
PENUTUP
Pelayanan pada semua pasien merupakan bagian intergral dari pelayanan
kesehatan paripurna di Rumah Sakit. Dengan adanya asesmen pelayanan pasien
yang tepat akan mempercepat penyembuhan,memperpendek hari rawat dan
membantu meringankan beban pasien. Keadaan ini akan memberikan dampak
positif bagi peningkatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dalam rangka
mencapai tujuan hidup Indonesia Sehat.
Buku panduan ini merupakan pegangan bagi pertugas dalam melaksanaan
pelayanan pada pasien yang datang yang datang berobat di RSIA ABK dengan ini
diharapkan pelayanan pada pasien yang diselenggarakan dapat terlaksana dengan
baik dan dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan Rumah Sakit.
Semoga dengan adanya buku panduan asesmen pasien ini akan lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan dan pasien mendapatkan yang sesuai dengan
harapkan.
14