Oleh :
Nadhila Zhafarina S. I
(135020307111036)
(135020307111041)
(135020307111050)
May Amalia L. A
(135020307111053)
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2016
2. Kelemahan material adalah kelemahan material, baik SPI atau SPI secara
keseluruhan, yang mengakibatkan salah saji material pada laporan tahunan atau
laporan interim tidak bisa dicegah atau dideteksi oleh SPI.
Menerbitkan Laporan Audit
Laporan audit merupakan satu-satunya hal yang ingin dilihat oleh seluruh penggunanya
dalam proses audit dan sebagai konsekuensi dari penerbitan laporan audit yang kurang tepat.
Auditor harus menunggu untuk memutuskan laporan audit yang tepat hingga seluruh bukti
yang diperlukan sudah terkumpul dan evaluasi. Auditor akan dibantu oleh petunjuk manual
pelaporan audit untuk membantu dalam pemilihan kata yang tepat pada laporan yang akan
diterbitkan.
Menyiapkan Surat Manajemen
Banyak auditor yang mengirimkan surat kepada manajemen yang sering dikenal dengan
Surat Manajemen dalam menyelesaikan auditnya. Surat manajemen ini memuat rekomendasi
terhadap komunikasi yang diisyaratkan dengan komite audit. Selain itu, surat manajemen
mencakup komentar mengenai beberapa sebagai berikut :
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak dipertimbangkan
sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasabernilai tambah yang
tercatat selama audit
c. Hal-hal yang berkaitan dengan pajak.
Evaluasi Atas Kelanjutan Hidup Perusahaan
Dengan cara membuat perhitungan akhir :
-
Materialitas
Risiko audit
Ringkasan teknis atas laporan keuangan
Setelah melaksanakan semua prosedur audit dalam setiap bidang dalam perusahaan, auditor
mengintegrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan mengenai laporan
keuangan.
Auditor memutuskan bahwa bukti audit sudah sesuai dengan standart akuntansi yang
diterapkan atas dasar konsisten pada tahun sebelumnya. Auditor publik juga harus membuat
kesimpulan secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan ketika menerbitkan laporan tentang pengendalian internal.
Berikut ini terdapat beberapa aspek utama dalam mengevaluasi hasil audit :
1. Bukti yang tepat dan mencukupi
Sama sekali tidak berpartisipasi dalam audit, tetapi merupakan anggota kantor
akuntan publik yang melakukan audit. Review yang diambl secara berlawanan untuk
memastikan pelaksanaan audit susah memadai. Tim audit harus bisa menjustifikasi
butki yang dikumpulkan dan kesimpulan yang dicapai berdasarkan situasi audit.
6. Ikhtisar evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi apakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama
kali mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan sampai laporan keuangan secara
keseluruhan. hal ini dilakukan secara bersamaan dan diterbitkannya laporan audit atas
laporan keuangan
Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut
Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua komunikasi dengan
manajemen serta komite audit, maka audit dianggap telah selesai. Biasanya, kontak penting
berikutnya antara auditor dan klien terjadi ketika proses perencanaan audit untuk tahun
berikutnya dimulai. Walaupun jarang terjadi, kadang-kadang auditor mempelajari setelah
laporan keuangan yang diaudit telah diterbitkan, bahwa laporan keuangan mengandung salah
saji yang material. Contohnya adalah dicantumkannya penjualan yang tidak ada yang bernilai
material, kelalaian untuk menghapus persediaan yang telah using, atau penghilangan catatan
kaki yang penting. Demikian juga, setelah penerbitan laporan tentang pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan sebagai bagian dari audit yang terintegrasi, auditor mungkin
menyadari kondisi yang ada pada tanggal laporan yang akan mengubah pendapatnya jika
sejak awal ia telah menyadari kondisi tersebut.
Ketika penemuan fakta-fakta lebih lanjut (subsequent discovery of facts) ini terjadi,
auditor berkewajiban untuk memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan
keuangan diberitahu mengenai salah saji tersebut atau perubahan kesimpulan atas keefektivan
pengendalian internal. (jika auditor sudah mengetahui salah saji tersebut sebelum laporan
audit diterbitkan, maka auditor akan bersekiras bahwa manajemenlah yang harus
memperbaiki salah saji itu, atau, sebagai gantinya, laporan audit yang berbeda akan
diterbitlkan). Kita tidak perlu mempersoalkan apakah kegagalan untuk menemukan salah saji
itu merupakan kesalahan auditor atau klien.
Jika auditor menemukan bahwa laporan ternyata menyesatkan setelah diterbitkan
tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien untuk segera menerbitkan laporan
keuangan yang telah direvisi yang mencantumkan penjelasan mengenai alas an revisi
tersebut. Jika laporan keuangan periode selanjutnya telah selesai belum laporan yang direvisi
akan diterbitkan, tindaklah dibenarkan untuk mengungkapkan salah saji dalam laporan
keuangan selanjutnya. Jika berkaitan, klien harus memberi tahu SEC dan agen regulator
lainnya bahwa laproan keuangan mengandung salah saji, dan auditor bertanggung jawab
memastikan bahwa klien telah mengambil langkah yang tepat untuk memberi tahu para
pemakai tentang laporan yang mengandung salah saji itu.
Jika klien menolak mengungkapkan laporan yang mengandung salah saji, maka auditor
harus memberi tahu dewan direksi. Dan auditor juga harus memberitau agen regulator yang
memiliki jurisdiksi terhadap klien bahwa laporan tidak lagi dinyatakan secara wajar dan juga
jika praktis maka setiap orang mengandalkan laporan keuangan itu.
Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian akan berakhir pada tanggal
penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak lagi bertanggungjaswab mencari fakta-fakta
lebih lanjut, tetapi jika menemukan bahwa laporan keuangan yang diterbitkan ternyata salah,
maka mereka harus mengkoreksinya. Dalam sebagian besar kasus, penemuan fakta-fakta
lebih lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material dalam laporan
keuangan yang diterbitkan selama audit tahun selanjutnya, atau ketika klien melaporkan salah
saji kepada auditor.
Review Peristiwa Kemudian dan Penemuan Fakta-fakta Lebih Lanjut.
Gambar diatas mengilustrasikan mengenai periode yang dicakup oleh review atas
peristiwa kemudian, pemrosesan laporan keuangan, dan penemuan fakta-fakta lebih lanjut
setelah tanggal laporan audit. Ketika anda mereview, angka-angkanya, perhatikan bahwa
auditor tidak bertanggungjawab mereview peristiwa kemudian setelah tanggal laporan audit.
Ketika mereview angka-angkanya maka harus diperhatikan bahwa auditor tidak bertanggung
jawab mereview peristiwa kemudian setelah tanggal laporan audit. Jika auditor menemukan
fakta-fakta lebih lanjut setelah tanggal laporan audit (11-3-14) tetapi sebelum laporan
keuangan diterbitkan (26-3-14) mereka akan mengharuskan agar laporan keuangan direvisi
sebelum diterbitkan. Auditor juga akan mengikuti salah satu dari 2 opsi yang dibahas dalam
bagian penanggalan ganda.
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan audit yang
berkualitas. Dalam tahap ini, auditor melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian dan
pengungkapan termasuk merevie kontinjensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview
kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu
mendukung pendapat audit atau tidak. Kemudian auditor beekomunikasi dengan komite audit
dan manajemen mengenai temuan audit yang pengting serta persoalan lainnya.
Opini Audit.
Jenis opini audit yang yang lazim diberikan oleh auditor ketika mengaudit laporan audit,
adalah sebagai berikut:
a. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion):
Laporan keuangan (LK) telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material,
posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau laporan realisasi anggaran (LRA), laporan arus
kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Wajar disini dimaksudkan bahwa laporan keuangan bebas dari keraguan dan
ketidakjujuran serta lengkap informasinya.
b. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion):
Laporan keuangan telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi
keuangan (neraca), hasil usaha atau laporan realisasi anggaran, laporan arus kas sesuai
dengan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP) atau sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan
yang dikecualikan.
c. Tidak Wajar (Adverse Opinion):
Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan (neraca) hasil usaha
atau laporan realisasi anggaran, laporan arus kas sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan atau sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pendapat tidak wajar diberikan oleh pemeriksa, apabila tidak ada pembatasan lingkup
pemeriksaan. Tidak ada tekanan kepada pemeriksa, tetapi terhadap penyimpangan
standar akuntansi.
d. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion):
Pemeriksa tidak dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan karena ada
pembatasan lingkup pemeriksaan atau ada tekanan kepada pemeriksa, sehingga
pemeriksa tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan yang dipandang perlu,
prosedur pemeriksaan alternatif juga tidak dapat memberikan keyakinan yang memadai
bagi periksa.
Pendapat untuk menolak memberikan pendapat juga bisa diberikan apabila sistem
pengendalian intern sangat lemah, sehingga pemeriksa menghadapi keraguan tentang
kelangsungan hidup entitas.