Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI MENGENAI KOMUNIKASI DENGAN KLIEN DAN

KEWAJIBAN SETELAH AUDIT


(Dalam rangka memenuhi tugas Auditing II - CC)

Oleh :
Nadhila Zhafarina S. I

(135020307111036)

Gitta Wahyu Renani

(135020307111041)

Fitri Ayu Ningtias

(135020307111050)

May Amalia L. A

(135020307111053)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2016

Mengkomunikasikan Permasalahan Internal


ISA 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat
dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan
dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk
terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan
melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan
keuangan.
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan ini
biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di dalam organisasi.
Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otorias pemerintah, maka rujukan
khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. ISA 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan
yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :
a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan
bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dilaporkan
c. Menyertakan pembatasan pembagian
Auditor juga harus mengkomunikasikan secara tertulis defisiensi pengendalian internal
yang signifikan dan kelemahan yang material dalam perancangan atau pengoperasian
pengendalian internal kepada pihak yang berhak. Dalam perusahaan yang lebih besar,
komunikasi ini dilakukan kepada komite audit sementara dalam perusahaan yang lebih kecil,
komunikasi dapat dilakukan kepada pemilik atau manajemen senior.
Standar auditing mengharuskan auditor untuk mengkomunikasikan informasi tambahan
tertentu yang diperoleh selama audit kepada pihak yang berhak, yang umumnya adalah
komite audit. Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan ini adalah untuk mempertahankan
agar komite audit, atau pihak yang berhak, tetap memperoleh informasi yang relevan dan
signifikan guna mengawasi proses pelaporan keuangan serta menyediakan kesempatan bagi
komite audit untuk mengkomunikasikan persoalan penting kepada auditor. Jadi, persyaratan
standar auditing dirancamg untuk mendorong komunikasi dua arah antara auditor dan pihak
yang berhak. Ada empat tujuan utama dari komunikasi yang diwajibkan ini :
1. Untuk mengkomunikasikan tanggungjawab auditor dalam audit atas laporan
keuangan.
Komunikasi ini meliputi diskusi dengan auditor bahwa audit atas laporan keuangan
dirancang untuk memperoleh assurance yang masuk akal, dan bukan absolut,
mengenai salah saji yang material dalam laporan keuangan. Bagi audit laporan
keuangan yang tidak memasukkan audit pengendalian internal atas pelaporan
keuangan, komunikasi juga menunjukkan bahwa auditor tidak memberikan pendapat
tentang keefektifan pengendalian internal, di samping keterbatasan lainnya dari audit
atas laporan keuangan.

2. Untuk menyediakan tinjauan mengenai lingkup dan penetapan waktu audit.


Tujuan dari komunikasi yang diwajibkan ini adalah menyediakan tinjauan tingkat
tinggi, seperti pendekatan auditor untuk mengatasi risiko yang signifikan dan
pertimbangan terhadap pengendalian internal, serta penetapan waktu audit. Rincian
sifat dan penetapan waktu prosedur audit dianggap tidak begitu penting sehingga
keefektifan dan prediktibilitas audit tidak terganggu.
3. Untuk menyediakan pihak yang berhak temuan yang signifikan yang diperoleh selama
audit.
Komunikasi tersebut mungkin mencakup diskusi mengenai materi, salah saji yang
diperbaiki yang terdeteksi selama audit, pandangan auditor tentang aspek-aspek
kualitatif dari praktik serta estimasi akuntansi yang signifikan, dan kesulitan
signifikan yang ditemui selama audit, termasuk ketidaksepakatan dengan manajemen.
4. Untuk memperoleh informasi yang relevan dengan audit dari pihak yang berhak atau
yang terlibat dalam tata kelola.
Komite audit atau pihak yang berhak lainnya, seperti dewan direksi, mungkin berbagi
keputusan strategis yang dapat mempengaruhi sifat dan penetapan waktu prosedur
audit
Komunikasi mengenai temuan yang dignifikan yang diperoleh selama audit umumnya
akan dilakukan secara tertulis. Komunikasi mengenai persoalan lainnya dapat dilakukan
secara lisan atau tertulis, dengan semua komunikasi lisan didokumentasikan dalam file audit.
Komunikasi harus dilakukan secara tepat waktu agar memungkinkan pihak yang berhak
mengambil tindakan yang tepat. Pada umumnya, komunikasi mengenai tanggung jawab
auditor dan lingkup audit serta penetapan waktu akan terjadi pada awal audit, sementara
komunikasi mengenai temuan yang signifikan dapat terjadi selama periode penugasan.
Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 memasukkan persyaratan komunikasi tambahan bagi
auditor perusahaan publik. Sebagai contoh, auditor harus mengkomunikasikan semua
perlakuan alternatif atas informasi keuangan dalam persyaratan standar akuntansi yang telah
dibahas dengan manajemen. Ketika audit telah selesai, auditor harus menentukan bahwa
komite audit sudah diberi tahu mengenai pemilihan awal dan perubahan kebijakan akuntansi
yang signifikan atau penerapannya selama pepriode audit berjalan, beserta alasan setiap
perubahan. Auditor juga harus mengkomunikasikan informasi mengenai metode yang
digunakan untuk memperhitungkan setiap transaksi tidak biasa yang signifikan dan dampak
dari kebijakan akuntansi yang signifikan dalam bidan yang kontroversial atau masih baru.
Permasalahan Sistem pengendalian Internal (SPI) yang perlu dilaporkan ke manajemen
adalah :
1. Kelemahan signifikan adalah permasalahan SPI yang menghambat kemampuan
perusahaan untuk membuat laporan keuangan yang terpercaya sesuai dengan standar
akuntansi. Laporan harus dibuat tepat waktu, bisa pada saat proses audit berlangsung
atau setelah kesimpulan hasil audit.

2. Kelemahan material adalah kelemahan material, baik SPI atau SPI secara
keseluruhan, yang mengakibatkan salah saji material pada laporan tahunan atau
laporan interim tidak bisa dicegah atau dideteksi oleh SPI.
Menerbitkan Laporan Audit
Laporan audit merupakan satu-satunya hal yang ingin dilihat oleh seluruh penggunanya
dalam proses audit dan sebagai konsekuensi dari penerbitan laporan audit yang kurang tepat.
Auditor harus menunggu untuk memutuskan laporan audit yang tepat hingga seluruh bukti
yang diperlukan sudah terkumpul dan evaluasi. Auditor akan dibantu oleh petunjuk manual
pelaporan audit untuk membantu dalam pemilihan kata yang tepat pada laporan yang akan
diterbitkan.
Menyiapkan Surat Manajemen
Banyak auditor yang mengirimkan surat kepada manajemen yang sering dikenal dengan
Surat Manajemen dalam menyelesaikan auditnya. Surat manajemen ini memuat rekomendasi
terhadap komunikasi yang diisyaratkan dengan komite audit. Selain itu, surat manajemen
mencakup komentar mengenai beberapa sebagai berikut :
a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak dipertimbangkan
sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasabernilai tambah yang
tercatat selama audit
c. Hal-hal yang berkaitan dengan pajak.
Evaluasi Atas Kelanjutan Hidup Perusahaan
Dengan cara membuat perhitungan akhir :
-

Materialitas
Risiko audit
Ringkasan teknis atas laporan keuangan

Setelah melaksanakan semua prosedur audit dalam setiap bidang dalam perusahaan, auditor
mengintegrasikan hasilnya menjadi satu kesimpulan secara keseluruhan mengenai laporan
keuangan.
Auditor memutuskan bahwa bukti audit sudah sesuai dengan standart akuntansi yang
diterapkan atas dasar konsisten pada tahun sebelumnya. Auditor publik juga harus membuat
kesimpulan secara keseluruhan mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan ketika menerbitkan laporan tentang pengendalian internal.
Berikut ini terdapat beberapa aspek utama dalam mengevaluasi hasil audit :
1. Bukti yang tepat dan mencukupi

Memastikan semua bagian program audit telah diselesaikan dan didokumentasikan


secara akurat, serta semua tujuan audit telah terpenuhi. Setelah itu auditor baru bisa
memutuskan apakah program audit sudah memadai, dengan mempertimbangkan
bidang masalah yang diidentifikasi ketika audit sedang berlangsung.
Menggunakan penyelesaian daftar pemeriksa audit yang merupakan sisa item yang
terabaikan., sebagai pembantu keputusan auditor. Jika hasil kesimpulan bukti kurang
mencukupi perolehannya secara wajar, auditor memiliki dua pilihan :
a. Mengumpulkan bukti tambahan
b. Mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian (menolak memberikan
pendapat)
2. Bukti yang mendukung pendapat auditor
Jika terdapat salah saji material, auditor mengusulkan klien untuk memperbaiki
laporan keuangan tersebut dan memutuskan penyesuaian yang diperlukan. Jika
terdapat salah saji immaterial karena tidak sesuaikan oleh klien. Maka itu auditor
menggabungkan catatan tersebut menggunakan skedul audit salah saji yang belum
disesuaikan (unadjusted misstatement audit schedule).
Jika sudah menyakini bahwa cukup bukti untuk menyimpulkan laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar, kembali auditor ke dua pilihan seperti yang sebelumnya
dijelaskan.
3. Pengungkapan laporan keuangan
Kantor akuntan publik mengharuskan penyelesaian daftar pemeriksaan pengungkapan
laporan keuangan atas setiap audit. Kuesioner dirancang untuk mengingatkan auditor
akan masalah pengungkapan umum dalam laporan keuangan dan untuk memfasilitasi
review akhir atas keseluruhan audit oleh partner yang independen.
4. Mengaudit review dokumentasi
Alasan akuntan publik memeriksa review dokumentasi audit pada tahap penyelesaian
audit :
a. Untuk mengevaluasi kinerja personil yang belum berpengalaman. Kurangnya
pengalaman akan mempengaruhi kemampuan untuk memberikan pertimbangan
profesional dalam situasi yang kompleks.
b. Untuk memastikan audit memenuhi standar kinerja kantor akuntan publik. Review
yang cermat oleh anggota puncak kantor akuntan publik bersangkutan akan
mempertahankan kualitas audit yang seragam.
c. Untuk mengatasi bias yang sering kali merecoki pertimbangan audit. Sikap
auditor harus objektif, tetapi bisa kehilangan perspetif jika pelaksanaan audit yang
lama ketika masalah kompleks harus dipecahkan.
Review dokumentasi audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki
pengetahuan atas klien dan situasi dalam audit. Biasanya supervisor melaksanakan
review awal atas file audit yang dibuat oleh auditor lain.
5. Review independen

Sama sekali tidak berpartisipasi dalam audit, tetapi merupakan anggota kantor
akuntan publik yang melakukan audit. Review yang diambl secara berlawanan untuk
memastikan pelaksanaan audit susah memadai. Tim audit harus bisa menjustifikasi
butki yang dikumpulkan dan kesimpulan yang dicapai berdasarkan situasi audit.
6. Ikhtisar evaluasi bukti
Auditor mengevaluasi apakah bukti itu mendukung pendapat audit dengan pertama
kali mengestimasi salah saji dalam setiap akun dan sampai laporan keuangan secara
keseluruhan. hal ini dilakukan secara bersamaan dan diterbitkannya laporan audit atas
laporan keuangan
Penemuan Fakta-Fakta Lebih Lanjut
Setelah auditor menerbitkan laporan audit dan menyelesaikan semua komunikasi dengan
manajemen serta komite audit, maka audit dianggap telah selesai. Biasanya, kontak penting
berikutnya antara auditor dan klien terjadi ketika proses perencanaan audit untuk tahun
berikutnya dimulai. Walaupun jarang terjadi, kadang-kadang auditor mempelajari setelah
laporan keuangan yang diaudit telah diterbitkan, bahwa laporan keuangan mengandung salah
saji yang material. Contohnya adalah dicantumkannya penjualan yang tidak ada yang bernilai
material, kelalaian untuk menghapus persediaan yang telah using, atau penghilangan catatan
kaki yang penting. Demikian juga, setelah penerbitan laporan tentang pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan sebagai bagian dari audit yang terintegrasi, auditor mungkin
menyadari kondisi yang ada pada tanggal laporan yang akan mengubah pendapatnya jika
sejak awal ia telah menyadari kondisi tersebut.
Ketika penemuan fakta-fakta lebih lanjut (subsequent discovery of facts) ini terjadi,
auditor berkewajiban untuk memastikan bahwa para pemakai yang mengandalkan laporan
keuangan diberitahu mengenai salah saji tersebut atau perubahan kesimpulan atas keefektivan
pengendalian internal. (jika auditor sudah mengetahui salah saji tersebut sebelum laporan
audit diterbitkan, maka auditor akan bersekiras bahwa manajemenlah yang harus
memperbaiki salah saji itu, atau, sebagai gantinya, laporan audit yang berbeda akan
diterbitlkan). Kita tidak perlu mempersoalkan apakah kegagalan untuk menemukan salah saji
itu merupakan kesalahan auditor atau klien.
Jika auditor menemukan bahwa laporan ternyata menyesatkan setelah diterbitkan
tindakan yang harus ditempuh adalah meminta klien untuk segera menerbitkan laporan
keuangan yang telah direvisi yang mencantumkan penjelasan mengenai alas an revisi
tersebut. Jika laporan keuangan periode selanjutnya telah selesai belum laporan yang direvisi
akan diterbitkan, tindaklah dibenarkan untuk mengungkapkan salah saji dalam laporan
keuangan selanjutnya. Jika berkaitan, klien harus memberi tahu SEC dan agen regulator
lainnya bahwa laproan keuangan mengandung salah saji, dan auditor bertanggung jawab
memastikan bahwa klien telah mengambil langkah yang tepat untuk memberi tahu para
pemakai tentang laporan yang mengandung salah saji itu.

Jika klien menolak mengungkapkan laporan yang mengandung salah saji, maka auditor
harus memberi tahu dewan direksi. Dan auditor juga harus memberitau agen regulator yang
memiliki jurisdiksi terhadap klien bahwa laporan tidak lagi dinyatakan secara wajar dan juga
jika praktis maka setiap orang mengandalkan laporan keuangan itu.
Tanggung jawab auditor untuk mereview peristiwa kemudian akan berakhir pada tanggal
penyelesaian pekerjaan lapangan. Auditor tidak lagi bertanggungjaswab mencari fakta-fakta
lebih lanjut, tetapi jika menemukan bahwa laporan keuangan yang diterbitkan ternyata salah,
maka mereka harus mengkoreksinya. Dalam sebagian besar kasus, penemuan fakta-fakta
lebih lanjut terjadi ketika auditor menemukan salah saji yang material dalam laporan
keuangan yang diterbitkan selama audit tahun selanjutnya, atau ketika klien melaporkan salah
saji kepada auditor.
Review Peristiwa Kemudian dan Penemuan Fakta-fakta Lebih Lanjut.

Gambar diatas mengilustrasikan mengenai periode yang dicakup oleh review atas
peristiwa kemudian, pemrosesan laporan keuangan, dan penemuan fakta-fakta lebih lanjut
setelah tanggal laporan audit. Ketika anda mereview, angka-angkanya, perhatikan bahwa
auditor tidak bertanggungjawab mereview peristiwa kemudian setelah tanggal laporan audit.
Ketika mereview angka-angkanya maka harus diperhatikan bahwa auditor tidak bertanggung
jawab mereview peristiwa kemudian setelah tanggal laporan audit. Jika auditor menemukan
fakta-fakta lebih lanjut setelah tanggal laporan audit (11-3-14) tetapi sebelum laporan
keuangan diterbitkan (26-3-14) mereka akan mengharuskan agar laporan keuangan direvisi
sebelum diterbitkan. Auditor juga akan mengikuti salah satu dari 2 opsi yang dibahas dalam
bagian penanggalan ganda.
Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan audit yang
berkualitas. Dalam tahap ini, auditor melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian dan
pengungkapan termasuk merevie kontinjensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview

kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu
mendukung pendapat audit atau tidak. Kemudian auditor beekomunikasi dengan komite audit
dan manajemen mengenai temuan audit yang pengting serta persoalan lainnya.
Opini Audit.
Jenis opini audit yang yang lazim diberikan oleh auditor ketika mengaudit laporan audit,
adalah sebagai berikut:
a. Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion):
Laporan keuangan (LK) telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material,
posisi keuangan (neraca), hasil usaha atau laporan realisasi anggaran (LRA), laporan arus
kas, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Wajar disini dimaksudkan bahwa laporan keuangan bebas dari keraguan dan
ketidakjujuran serta lengkap informasinya.
b. Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion):
Laporan keuangan telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi
keuangan (neraca), hasil usaha atau laporan realisasi anggaran, laporan arus kas sesuai
dengan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan (SAP) atau sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan
yang dikecualikan.
c. Tidak Wajar (Adverse Opinion):
Laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan (neraca) hasil usaha
atau laporan realisasi anggaran, laporan arus kas sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan atau sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Pendapat tidak wajar diberikan oleh pemeriksa, apabila tidak ada pembatasan lingkup
pemeriksaan. Tidak ada tekanan kepada pemeriksa, tetapi terhadap penyimpangan
standar akuntansi.
d. Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion):
Pemeriksa tidak dapat memberikan pendapat atas laporan keuangan karena ada
pembatasan lingkup pemeriksaan atau ada tekanan kepada pemeriksa, sehingga
pemeriksa tidak dapat menerapkan prosedur pemeriksaan yang dipandang perlu,
prosedur pemeriksaan alternatif juga tidak dapat memberikan keyakinan yang memadai
bagi periksa.
Pendapat untuk menolak memberikan pendapat juga bisa diberikan apabila sistem
pengendalian intern sangat lemah, sehingga pemeriksa menghadapi keraguan tentang
kelangsungan hidup entitas.

Laporan audit bentuk baku diterbitkan apabila kondisi0kondisi tersebut terpenuhi:


1. Seluruh laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan
laporan arus kas) telah lengkap.
2. Semua aspek dari ketiga standard umum GAAS atau SPAP telah dipenuhi dalam
penugasan audit tersebut.
3. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan sang auditor telah
melaksanakan penugasan audit ini dengan sedemikian rupa sehingga membuatnya
mampu menyimpulkan bahwa ketiga standard pekerjaan lapangan telah dipenuhi.
4. Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Hal tersebut berarti pula bahwa pengungkapan informatif yang cukup
telah tercantum dalam catatan atas laporan keuanhan serta bagian-bagian lainnya dari
laporan keuangan tersebut.
5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan
sebuah paragraf penjelasan atau memodifikasi kalimat dalam laporan audit.
Tanggal Laporan Audit.
Tanggal yang tepat untuk dicantumkan dalam laporan audit adalah tanggal pada saat
auditor menyelesaikan prosedur audit terpenting di lokasi pemeriksaan. Tanggal ini
merupakan tanggal yang penting pula bagi para pengguna laporan karena tanggal
tersebut menunjukkan kapan terakhir sang auditor masih bertanggungjawab atas
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi setelah laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai