1466
1467
Warna [13]
Sampel ditempatkan dalam wadah plastik bening. Hidupkan color reader. Tombol
pembacaan L*, a*, b* dimana L untuk parameter kecerahan (lightness), a dan b untuk koordinat
kromatisitas. Ukur warna dengan menekan tombol target.
4.
Kadar Air
(%)
Kadar
Serat
Kasar
(%)
Daya
rehidrasi
(%)
Pengembangan
volume
(%)
Cooking time
(menit)
Cooking loss
(%)
1.25
6.52a
7.31a
165.16a
148.28a
11.13a
1.25b
1.5
7.24ab
7.96b
185.75ab
149.72a
11.44b
1.18ab
1.75
7.51b
8.40b
211.01b
170.91b
12.11c
1.05a
BNT 5%
0.57
0.52
29.19
8.54
0.24
0.14
1468
6.35a
6.40a
162.87a
147.89a
12.6c
0.82a
58.73b
10
7.89ab
7.78b
186.25ab
155.27a
11.5b
1.25b
57.16b
15
8.04b
9.49c
212.80b
165.74b
10.58a
1.41c
54.24a
BNT 5%
0.57
0.52
29.19
8.54
0.24
0.14
2.48
Keterangan : Angka yang didampingi huruf yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata ( =
0.05)
Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan bahwa seiring meningkatnya konsentrasi penambahan
CMC dan tepung ampas tahu akan mengakibatkan peningkatan kadar air beras analog. Air dapat
mendispersikan berbagai senyawa polar yang ada dalam bahan makanan, sehingga
berpengaruh terhadap peningkatan kadar air beras analog [16]. kadar air pembuatan beras tiruan
atau beras analog diperkaya yaitu memiliki kadar air sebesar 5-15% [17]. Selain itu, penambahan
tepung ampas tahu akan memeperkaya serat beras analog. Semakin tinggi serat yang
terkandung dalam produk maka akan mampu meningkatkan daya tahan air [18].
Semakin tinggi konsentrasi CMC dan tepung ampas tahu yang ditambahkan
menyebabkan kadar serat kasar semakin meningkat pula. CMC merupakan turunan dari
sellulosa yang merupakan hasil reaksi antara sellulosa yang bersifat alkali dengan asam [19].
CMC juga merupakan salah satu serat larut air yang ditambahkan pada makanan baik itu
bersamaan dengan gum arab ataupun tidak yang akan meningatkan kadar serat pada makanan
[20]. Semakin tinggi tepung ampas tahu yang ditambahkan mengakibatkan kadar serat kasar
juga meningkat hal ini dikarenakan ampas tahu menurut analisis yang dilakukan mengandung
serat kasar yang cukup tinggi sebesar 30.96%. Pada serat polisakarida kedelai, selulosa adalah
jenis serat kasar yang paling banyak terukur yakni sebanyak 13% [21].
Daya rehidrasi beras analog akan meningkat seiring penambahan tepung ampas tahu
dan CMC. Penambahan konsentrasi CMC yang semakin tinggi, akan membentuk kerangka gel 3
dimensi, sehingga dari kerangka gel yang terbentuk memicu terbentuknya porositas produk [22].
Sehingga tingkat porositas yang semakin tinggi akan mengakibatkan daya rehidrasi semakin
meningkat. Begitu pula semakin tinggi konsentrasi tepung ampas tahu yang ditambahkan, maka
semakin tinggi daya rehidrasi beras analog. Dapat diketahui bahwa tepung ampas tahu memiliki
serat yang cukup tinggi. Serat pangan memiliki daya serap air yang tinggi karena memiliki ukuran
polimer yang besar, struktur yang komplek dan banyak mengandung gugus hidroksil. Selain itu,
komponen utama serat berupa selulosa memiliki fungsi sebagai pengikat air dan kation bahan
[23].
Pengembangan volume sejalan dengan daya rehidrasi beras analog. Semakin tinggi
penambahan CMC dan tepung ampas tahu, maka akan semakin besar pula pengembangan
volume beras analog. Hal ini terjadi karena CMC merupakan senyawa polisakarida selain pati
yang dapat mengikat air, sehingga ketika beras analog direhidrasi kemudian dikukus akan terjadi
1469
SIMPULAN
Faktor penambahan CMC berpengaruh nyata (=5%) terhadap kadar air, kadar serat
kasar, daya rehidrasi, pengembangan volume, cooking time, dan cooking loss. Faktor
penambahan tepung ampas tahu berpengaruh nyata (=5%) terhadap kadar air, serat kasar,
daya rehidrasi, pengembangan volume, cooking time, cooking loss, warna (L*). Antara kedua
faktor tersebut tidak menunjukkan adanya interaksi dengan =5% pada semua parameter fisik dan
kimia. Pengujian organoleptik dengan faktor penambahan CMC dan tepung ampas tahu menunjukkan
adanya interaksi =5% terhadap parameter rasa dan tekstur nasi analog.
Beras analog perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan penambahan CMC 1,5% dan
penambahan tepung ampas tahu 5%. Karakteristik kimia dan fisik beras analog perlakuan terbaik
yaitu kadar air 8%, kadar serat kasar 6.64%, kadar lemak 1.62%, kadar protein 1.88%, kadar abu 1%,
kadar pati 84.86%, kadar amilosa 35%, daya rehidrai 155.06%, pengembangan volume 142.58%,
Cooking time 12.45 menit, cooking loss 0.85%, warna (L*) 59.75, (a*) 0.96, (b*) 10.68. Karakteristik
organoleptik beras analog meliputi warna 3.05 (agak suka),aroma 2.85 (agak tidak suka), rasa 3.55
(agak suka), tekstur 2.75 (agak tidak suka).
DAFTAR PUSTAKA
1) Cahyanto, et al. 2011. Penguatan Kearifan Lokal Sebagai Solusi Permasalahan Ketahanan
Pangan Nasional. Prosiding The 4th International Conference on Indonesian Studies : Unity,
Diversity, and Future. Malang : Universitas Brawijaya. Kemenristek, Serpong
2) Jalal, Fasli. 2013. 2013 Penduduk Indonesia Diperkirakan 250 Juta Jiwa. Republika.co.id.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2013
3) Budijanto S. 2011. Pengembang Rantai Nilai Serealia Lokal (Indegenous Cereal) untuk
Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasional. Laporan Program Riset Strategi
1471
1472