Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASURANSI

Disusun Oleh :
Nama

: Syaiful Niam

NIM

: 141110001257

Kelas

: MF

Universitas Islam Nahdlatul Ulama' Jepara


Tahun Pelajaran 2015 / 2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah
memberikan kita nikmat dan sehat selalu. Tak lupa marilah kita bersalawat kepada Nabi Besar
Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman.
Dibuatnya makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah yang sedang kami
emban, yaitu Akuntansi Manajemen. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Allah, dan
teman-teman yang sudah membantu dan ikut terlibat dalam terselesaikannya makalah ini.
Adapun kekurangan atau kesalahan baik dari segi penulisan maupun pemahaman penulis, kami
mohon maaf karena masih dalam tahap pembelajaran. Semoga saja pembaca dapat mengambil
pelajaran dari makalah ini. Mohon kritik dan saran pembaca untuk dapat lebih memperbaiki
kekurangan dari makalah ini.

DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar
terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan
antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan
dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan
mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan
keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan
ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi
risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Berbagai perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program
asuransi baik bagi masyarakat maupun perusahaan. Seiring dengan perkembangan
berbagai program syariah yang telah diusung oleh lembaga keuangan lain, banyak
perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi\
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan
dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut
adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :
1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana
sesorang penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena
suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang
mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi
dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai
pembangunan, disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi
dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau
proteksi atas kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event).
B. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

5.

Alat penyebaran risiko


Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga
pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas

6.

nilai pertanggungan.
Membantu meningkatkan kegiatan usaha

C. Risiko dan Ketidakpastian


Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan
sebagai ketidakpastian dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian.
Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian
dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga
2.

memberikan keuntungan.
Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk

3.

mendapat kerugian.
Risiko individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
a. Risiko pribadi (personal risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
memperoleh manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini
berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri atau orang yang ia
asuransikan.
b. Risiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya
rusak, hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut,
pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta
yang dimilikinya.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung
jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian
asuransi oleh mandor bangunan kepada para pekerjanya.

Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan


kehidupan perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal
ada lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menghindari risiko (risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin
timbul sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko
yang mungkin timbul kit bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita
lanjutkan atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
3. Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut.
Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah
yang kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko
ini.
4. Membagi risiko (risk sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
5. Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia
serta mampu memikul beban risiko.
D. Prinsip Asuransi
1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan

hukum

untuk

mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui


sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan.
Syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest:
a. Kerugiaan tidak dapat diperkirakan.
b. Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda
atau harta yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun
bagi penanggung.
c. Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan
menimbulkan suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika
sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian
pada waktu yang bersamaan.

d. Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau


harta yang akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak
2.

barang yang serupa atau sejenis.


Utmost Good Faith (itikad baik)
Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh
itikad

baik.

Antar

pihak

tertanggung

dan

penanggung

harus

saling

mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban dari kedua belah pihak untuk


3.

mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure.


Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi
risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak
dapat mengganti nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat

4.

karena indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial.


Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu
persitiwa secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain,

5.

diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independent.
Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti
rugi kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan

6.

kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.


Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain
yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi
kepada seorang tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum
tentu sama besar.

E. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara edua
belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai
berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan

5.
6.
7.
8.

Jangka waktu pertanggungan


Besar premi, bea materai, dan lain-lain
Bahaya-bahaya yang dijaminkan
Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor
polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.

F. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung
yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan
jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada
perjanjian yang sudah dituangkan dalam polis asuransi.
G. Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela,
dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan
terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihakpihak terkait yang pelakasanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan
2.

perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.


Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Usaha Asuransi
1. Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan

jasa-jasa

dalam

penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dn


tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini dapat dipilah
sebagai berikut:
Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup
risiko kebakaran.

Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan


penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya

kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.


Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang
tidak dapat digolongkan kedala kedua asuransi diatas,
missal

asuransi

kendaraan

bermotor, asuransi

kecelakaan diri, dan lain sebagainya.


2. Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi
dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa
memberikan:
Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu

kecelakaan.
Santunan bagi tertanggung yang meninggal
Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan

oleh meninggalnya orang kunci


Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan
menjadi 3, yaitu :
Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam
suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara
periodik

(bulanan,

triwulanan,

semesteran,

dan

tahunan).
Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)
Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada
pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang di
bawah satu polis induk di mana masing-masing anggota

kelompok menerima sertifikat partisipasi.


Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah
nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan

yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen


yang disebut debit agent.
3. Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah
suatu system penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan
seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada
penanggung yang lain. Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan
dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi.
Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama
atas suatu objek asuransi. Sedangkan reasuransi adalah proses
untuk untuk mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada
pihak tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :
Meningkatkan kapasitas akseptasi.
Alat penyebaran risiko.
Meningkatkan stabilitas usaha.
Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur memberikan sejumlah
pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian
kontrak dan reasuradur harus menerima jumlah yang

ditawarkan.
Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan
reasuradur dilakukan secara proporsional berdasarkan
jumlah retensi yang telah ditetapkan. Retensi adalah
jumlah maksimum risiko yang ditahan atau ditanggung

oleh ceding company.


Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan

kemungkinan

bagi

reasuradur untuk tidak membayar klaim atau membayar


klaim terbatas jumlah yang ada di treaty. Treaty dalam
mekanisme reasuransi adalah pertanggungan yang
dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan dan syarat-

syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara


ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur
mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan
yang diberikan oleh ceding company.
b. Usaha Penunjang
1. Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan
keperantaraan
penyelesaian

dalam
ganti

penutupan

asuransi

dan

rugi asuransi dengan

kepentingan tertanggung.
2. Pialang reasuransi adalah

usaha

yang

jasa

penanganan

bertindak

untuk

memberikan

jasa

keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti


rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan perusahaan
asuransi.
3. Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa
penilaian

terhadap

kerugian

pada

objek

asuransi

yang

dipertanggungkan.
4. Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan
aktuaria.
5. Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan
dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama
3.

penanggung.
Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta
benda yang memiliki risiko. Jenisnya ada :
Asuransi kebakaran (fire insurance)
Asuransi pengangkutan (marine insurance)
Asuransi penerbangan (flight insurance)
Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian
yang timbul dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa terdiri atas :
Asuransi kecelakaan
2) Asuransi jiwa
3) Anuitas

4) Asuransi industri
d. Asuransi kerugian (general insurance)
e. Reasuransi (reinsurance)
H. Pengaturan Perasuransian di Indonesia
Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan
pembinaan dan pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini :
1. UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
2. PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian
3. Keputusan menteri keuangan, antara lain:
a. Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
b. No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
c. No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Asurasni dan Reasuransi
d. No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan dan
Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi
I. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi
Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut
PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu:
1. Persetujuan Prinsip
Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian
suatu perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, dimana batas waktu
2.

persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.


Izin usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah perisiapan
pendirian selesai, dimana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin usaha
telah dipenuhi.

J. Asuransi Kredit
Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan terutama di bidang
perkreditan yang selalu dikaitkan dengan jaminan kredit berupa barang bergerak dan

tidak bergerak yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi pemilik barang dan bank sebagai pemberi kredit.
Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi kepada nasabahnya.
Untuk melindungi diri dari kemungkinan nasabah yang tidak dapat mengembalikan
kredit, pemberi kredit menutup asuransi atas kredit tersebut. Dalam asuransi kredit, yang
menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit (bank dan/atau lembaga keuangan) dan
yang ditanggung oleh penanggung adalah risiko kredit di mana tidak diperolehnya
kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya terdiri atas para pengusaha).
Asuransi kredit bertujuan :
1.
Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak diperolehnya kembali
2.

kredit yang diberikan kepada para nasabahnya.


Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan perkreditan baik kredit
perbankan maupun kredit lainnya diluar perbankan.
Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih giat membantu para

nasabahnya dalam menyediakan modal untuk mengembangkan usahanya. Pengelolaan


asuransi kredit di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT Asuransi Kredit
Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor pusat di Jakarta, di mana yang menjadi
tertanggung adalah bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan lembaga-lembaga
keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan yang diberikan oleh PT Askrindo, bank
membayar premi atas kredit yang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank, tetapi
dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi tersebut kepada nasabahnya
yang memperoleh kredit. Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan nasabahnya,
tetapi bank pemberi kredit.
K. Pengertian Asuransi Syariah
Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam
bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
risiko/ bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta
mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan
untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/
anggota/ peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional

perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan
kepada perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong
menolong atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi
ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama
manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.
Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang artinya :
"Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong
menolong dalam dosa dan permusuhan"

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung,
antara lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya
dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh
kredit, sebagai tabungan dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta
dapat membantu meningkatkan kegiatan usaha.
Seiring perkembangan program syariah di berbagai lembaga keuangan, dalam
usaha perasuransian pun juga terdapat asuransi syariah. Asuransi syariah merupakan
sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/ menghibahkan
sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi
musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan
disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta investasi dari
dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.
B. Saran
1. Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini memiliki
banyak manfaat bagi pihak tertanggung, seperti yang telah kami uraikan dalam materi
makalah ini.
2. Bagi masyarakat muslim, asuransi syariah dapat dijadikan alternatif pilihan proteksi
yang menawarkan program asuransi sesuai syariat Islam.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1626
http://asuransisyariah.net/
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta :
Salemba Empat.
http://www.gudangmakalah.com/2015/01/contoh-makalah-asuransi-pengertian.html

Anda mungkin juga menyukai