Anda di halaman 1dari 121

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATERI FLUIDA STATIK


UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK
KELAS XI IPA-A MA TAJUL ULUM BRABO GROBOGAN SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Dalam Ilmu Pendidikan Fisika

Oleh :
MUSTAIN
NIM : 063611005

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010

ABSTRAK
Mustain (NIM : 063611005). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) Pada Materi Fluida Statik Untuk Meningkatkan Keterampilan
Proses Peserta didik Kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Semester
Genap Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan
Tadris Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Pembelajaran fisika pada umumnya masih didominasi guru yang
menggunakan metode ceramah dan jarang melaksanakan kegiatan praktikum. Hal
ini menyebabkan peserta didik tidak terlibat dalam aktivitas kerja ilmiah sehingga
keterampilan proses peserta didik belum dikembangkan, akibatnya hasil belajar
peserta didik masih rendah dan kegiatan belajar peserta didik pun belum
menyentuh aspek afektif dan aspek keterampilan proses dari psikomotorik.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses peserta
didik kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan pada mata pelajaran
fisika materi pokok fluida statik melalui penerapan model pembelajaran Problem
Based Instruction.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus. Dimana tiap siklusnya meliputi 4 tahap yakni, perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Faktor yang diteliti adalah keterampilan
proses (aspek psikomotorik), aspek kognitif, dan aspek afektif. Data hasil belajar
keterampilan proses (aspek psikomotorik) dan afektif diperoleh melalui lembar
observasi. Sedangkan data hasil belajar kognitif diambil melalui nilai tes setiap
akhir siklus.
Dari hasil penelitian, hasil belajar kognitif peserta didik sebelum tindakan
masih di bawah rata-rata yaitu 56,11 dengan presentase ketuntasan 24,32%. Nilai
rerata hasil keterampilan proses (aspek psikomotorik) pada siklus I dan II
berturut-turut adalah 70,63 dan 81,25 dengan persentase ketuntasan 69,44% dan
94,44%. Sementara itu nilai tes rerata hasil belajar pada siklus I dan II berturutturut adalah 65,00 dan 74,17 dengan persentase ketuntasan 63,89% dan 91,67%.
Sedangkan nilai rerata hasil belajar afektif pada siklus I dan II berturut-turut
adalah 76,22 dan 78,47 dengan persentase ketuntasan 77,78% dan 91,67%.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan model pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI) dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan
keterampilan proses peserta didik kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum Brabo
Grobogan semester genap tahun ajaran 2009/2010.

DEKALARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa


skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.

Semarang, 1 Desember 2010


Deklarator,

Mustain
NIM. 063611005

MOTTO

mYt tb%x. y7s9'r& @. y#xs9$#ur u|t79$#ur yJ9$# b) 4 O= m/ y7s9 }s9 $tB #)s? wur
ZwqtB
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya.( Surat Al-Israa: 36)1

1.

Abdullah Sukarno, Al-Qur an dan Terjemahannya (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro)

hlm. 429

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan dan kebanggaan hati, kupersembahkan karya


tulis yang sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam
hidupku,
1. Ayahanda dan ibunda tercinta ( Matori dan Sumroah), ini adalah bagian dari
perjuangan, cita-cita, iringan doa restumu. Karena jasa dan kasih sayangmu
aku akhirnya dapat menyelesaikan kuliah. Pengorbananmu sungguh luar biasa
2. Adikku Darojatur rofiah dan Nur Alifah doa dan motivasi darimu semoga
mengantarkan aku menuju gerbang kesuksesan
3. Keluarga besarku di Demak yang selalu membantu, mendoakan dan memberi
semangat selama perjalanan hidupku
4. Siti Munawaroh dan keluarga besarnya yang telah memotivasi saya selama
kuliah
5. Semua mahasiswa Tadris Fisika, khususnya angkatan 2006, tempat berbagi
cerita selama berjuang bersama
6. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

Pada akhirnya semua itu punya arti karenanya, kupersembahkan karya


sederhana ini untuk segala ketulusan kalian semua.

Penulis

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Illahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan
bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih
terutama penulis sampaikan kepada:
1.

Dr. Sujai, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo


Semarang.

2.

Drs. H. Abdul Wahid, M. Ag selaku Ketua Jurusan Tadris yang telah


merestui pembahasan skripsi ini.

3.

Andi Fadllan, S.Si.,M.Sc., selaku pembimbing I dan Ismail, M.Ag., selaku


pembimbing II yang telah berkenan memberikan waktu, bimbingan dan
pengarahan dalam penulisan skripsi ini

4.

Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom sebagai dosen wali yang telah banyak
berjasa kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.

5.

Segenap Bapak dan Ibu Dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas


Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6.

Petugas perpustakaan, baik Fakultas, Institut IAIN Walisongo Semarang yang


telah memberikan ijin dan layanan yang ramah.

7.

Ali Masudi, S. Pd.I selaku Kepala MA Tajul Ulum Brabo Grobogan yang
telah memberikan izin tempat penelitian dalam skripsi ini.

8.

Syefudin, S. Si, selaku Guru Pembimbing penelitian.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya


untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin

Semarang, Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL -------------------------------------------------------------

ABSTRAK -------------------------------------------------------------------------

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ---------------------------------------------------

iii

HALAMAN PENGESAHAN ----------------------------------------------------

iv

DEKLARASI ----------------------------------------------------------------------

MOTTO -----------------------------------------------------------------------------

vi

PERSEMBAHAN -----------------------------------------------------------------

vii

KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------

viii

DAFTAR ISI -----------------------------------------------------------------------

DAFTAR LAMPIRAN -----------------------------------------------------------

xii

DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------

xiii

DAFTAR TABEL -----------------------------------------------------------------

xiv

BAB I :

PENDAHULUAN ----------------------------------------------------

A. Latar Belakang Masalah -----------------------------------------

B. Identifikasi Masalah ----------------------------------------------

C. Pembatasan Masalah ---------------------------------------------

D. Rumusan Masalah ------------------------------------------------

E. Penegasan Istilah--------------------------------------------------

F. Tujuan Penelitian -------------------------------------------------

G. Manfaat Penelitian------------------------------------------------

BAB II : LANDASAN TEORI -------------------------------------------------

A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction -------------

B. Metode Eksperimen ----------------------------------------------

14

C. Keteranpilan Proses ----------------------------------------------

15

D. Materi Fluida Statik ----------------------------------------------

17

E. Kajian Peneitian yang Relevan ---------------------------------

21

F. Hipotesis Tindakan ----------------------------------------------

23

10

10

BAB III : METODE PENELITIAN --------------------------------------------

24

A. Waktu dan Tempat Penelitian ----------------------------------

24

B. Subjek Penelitian -------------------------------------------------

24

C. Prosedur Penelitian ----------------------------------------------

24

D. Metode Pengumpulan Data -------------------------------------

32

E. Metode Analisis Data --------------------------------------------

34

F. Indikator Keberhasilan ------------------------------------------

36

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -------------------

37

A. Hasil Penelitian ---------------------------------------------------

37

B. Pembahasan Hasil Penelitian ----------------------------------

39

BAB V : KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP ----------------------

49

A. Kesimpulan -------------------------------------------------------

49

B. Saran ---------------------------------------------------------------

49

C. Penutup ------------------------------------------------------------

50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

11

11

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
Lampiran 2. RPP siklus I
Lampiran 3. RPP siklus II
Lampiran 4. Lembar kerja siswa untuk panduan guru siklus I
Lampiran 5. Lembar kerja siswa untuk panduan guru siklus II
Lampiran 6. Lembar kerja siswa untuk peserta didik siklus I
Lampiran 7. Lembar kerja siswa untuk peserta didik siklus II
Lampiran 8. Kriteria penskoran keterampilan proses siklus I
Lampiran 9. Kriteria penskoran keterampilan proses siklus II
Lampiran 10. Analisis nilai keterampilan proses siklus I
Lampiran 11..Analisis nilai keterampilan proses siklus II
Lampiran 12. Soal kognitif siklus I
Lampiran 13. Soal kognitif siklus II
Lampiran 14. Kunci jawaban soal kognitif siklus I dan II
Lampiran 15. Nilai pra siklus peserta didik
Lampiran 16. Analisis hasil belajar kognitif siklus I
Lampiran 17. Analisis hasil belajar kognitif siklus II
Lampiran 18. Kriteria penskoran afektif peserta didik siklus I dan II
Lampiran 19. Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus I
Lampiran 20. Analisis lembar observasi aspek afektif peserta didik siklus II
Lampiran 21. Daftar nama peserta didik
Lampiran 22. Daftar nama kelompok peserta didik
Lampiran 23. Dokumentasi pembelajaran

12

12

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berat benda di udara dan berat semu di air
Gambar 2.2 Tenggelam, melayang, dan terapung
Gambar 2.3 Benda mengapung
Gambar 3.1 Prosedur pelaksanaan PTK
Gambar 3.2 Alur penelitian tindakan kelas
Gambar 4.1 Perbandingan perolehan nilai kognitif siklus I dan II
Gambar 4.2 Perbandingan perolehan nilai afektif siklus I dan II
Gambar 4.3 Perbandingan perolehan nilai keterampilan proses siklus I dan II

13

13

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1

Hasil analisis nilai awal peserta didik

Tabel 4.2

Hasil belajar kognitif peserta didik siklus I dan II

Tabel 4.3

Hasil penilaian observasi aspek afektif peserta didik siklus I dan II

Tabel 4.4

Hasil penilaian keterampilan proses peserta didik siklus I dan II

14

14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional antara lain adalah membentuk manusia
Indonesia yang memiliki kemampuan ilmu pengetahuan serta teknologi
dengan sikap serta perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.
Sebagaimana tercantum dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional, yang menyatakan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan

kemampuan

dan

membentuk

watak

serta

peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar


menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2
Di dalam pendidikan guru memegang peranan sangat penting untuk
memajukan pendidikan nasional. Ini berarti guru memahami benar kedudukan
model pembelajaran yaitu sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk
mencapai tujuan. Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam
kelas agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa
untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu, guru seyogyanya
memiliki kemampuan untuk melakukan interaksi belajar-mengajar yang baik.
Salah satu kemampuan yang sangat penting adalah kemampuan mengatur
kelas.3

Sesuai dengan KTSP,

salah satu

standar

kompetensi yang

dikembangkan pada mata pelajaran fisika di SMA / MA adalah kemampuan


menganalisis

dan

memecahkan

masalah

kompleks.

Kemampuan

itu

dikembangkan melalui pengalaman langsung dengan melakukan penyelidikan


atau percobaan di laboratorium atau di kelas. Penyelidikan atau percobaan
yang dilaksanakan di laboratorium maupun di kelas dapat meningkatkan
keterampilan proses peserta didik.
2

Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI


tentang Pendidikan, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 8-9.
3
Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 1992), hlm. 63.

15

15

Berdasarkan hasil wawancara personal dengan guru mata pelajaran


Fisika MA Tajul Ulum Brabo Grobogan, ditemukan beberapa permasalahan di
antaranya; pertama, pelakasanaan pembelajaran Fisika masih didominasi
dengan metode ceramah. Kedua, guru jarang melaksanakan kegiatan
praktikum karena masih berorientasi terselesaikannya materi. Hal ini
menyebabkan peserta didik tidak terlibat dalam aktivitas kerja ilmiah yang
berarti keterampilan proses peserta didik belum dikembangkan. Ketiga,
penyampaian materi fisika belum sepenuhnya mengaitkan dengan kehidupan
nyata peserta didik. Keempat, kegiatan belajar peserta didik belum menyentuh
aspek psikomotorik dan aspek lain yang berkenaan dengan proses
pengembangan keterampilan proses peserta didik. Permasalahan tersebut
berakibat pada hasil belajar peserta didik yang masih rendah. Hal ini terlihat
pada nilai rata-rata mata pelajaran Fisika semester lalu di kelas XI IPA-A pada
dua tahun terakhir yaitu 56,1 dan 63,8 dengan persentase ketuntasan klasikal
85%. Sedangkan Hasil ini masih di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) sekolah yaitu sebesar 67.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, hendaknya guru dapat
mengubah strategi mengajar yang lama dengan strategi mengajar baru yang
lebih memberdayakan peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran,
sehingga mencapai hasil belajar yang lebih baik dan dapat mengembangkan
keterampilan proses peserta didik. Salah satunya melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). PBI merupakan suatu model
pembelajaran

yang

didasarkan

pada

banyaknya

permasalahan

yang

membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan


penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.4 Dengan PBI peserta didik
dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, mandiri serta meningkatkan kepercayaan diri.
Dalam KTSP, fluida statik merupakan sub materi pokok mekanika
fluida yang diberikan di kelas XI IPA SMA / MA semester 2. Materi fluida
4

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:


Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 67.

16

16

statik merupakan suatu materi yang dekat dengan kehidupan nyata. Banyak
peristiwa yang sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari yang
menggunakan prinsip-prinsip dalam materi fluida statik. Sebagai contoh,
pompa hidrolik ban sepeda merupakan penerapan hukum Pascal. Balon udara,
galangan kapal dan hidrometer merupakan penerapan hukum Archimedes.
Standar kompetensi pada sub materi pokok mekanika fluida adalah
peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem
kontinu dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan tujuan tersebut, maka
dalam proses pembelajaran materi fluida statik membutuhkan kegiatan
laboratorium untuk mengembangkan keterampilan proses peserta didik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka judul penelitian yang akan
dilakukan adalah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Pada Materi Fluida Statik Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Peserta didik Kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan Semester
Genap Tahun Ajaran 2009/2010.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka terdapat beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Belum efektifnya proses pembelajaran di MA Tajul Ulum Brabo
Grobogan, dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang selama ini
berlangsung masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat
konvensional yaitu metode ceramah.
2. Kegiatan praktikum jarang dilaksanakan sehingga keterampilan proses
peserta didik belum dikembangkan.

17

17

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penelitian ini hanya
meneliti tentang keterampilan proses peserta didik kelas XI IPA-A MA Tajul
Ulum Brabo Grobogan dengan menerapkan model pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI).
Berdasarkan materi-materi mekanika fluida yang ada seperti fluida
statik dan fluida dinamik. Penelitian ini hanya dibatasi pada fluida statik yang
meliputi prinsip Archimedes, melayang, terapung dan tenggelam.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan
yaitu :
1. Adakah peningkatan keterampilan proses fisika peserta didik kelas XI
IPA-A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan pada materi fluida statik melalui
penerapan model PBI ?
2. Bagaimana penerapan model PBI pada materi fluida statik dapat
meningkatkan keterampilan proses peserta didik kelas XI IPA-A MA Tajul
Ulum Brabo Grobogan?

E. Penegasan Istilah
1. Problem Based Instruction (PBI)
Pengajaran berdasarkan masalah adalah suatu pengajaran yang
menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari untuk belajar cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang bermanfaat dari materi
pelajaran.5
Belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus
dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan
lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan
dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan
5

18

Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm.109

18

itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai,
dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang
diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi
guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajarnya.6
2. Keterampilan Proses
Keterampilan

proses

yaitu

keterampilan

menemukan

dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan


mengembangkan sikap dan nilai yang dianut.7
Dalam penelitian ini, keterampilan proses yang diamati meliputi:
merancang eksperimen, mengamati, menghitung, mengukur, memprediksi,
membuat

hipotesis,

menginterpretasi data, menerapkan,

membuat

kesimpulan, dan mengkomunikasikan.


3. Fisika
Ilmu Fisika adalah ilmu yang berhubungan dengan materi dan
energi, dengan hukum-hukum yang mengatur gerakan partikel dan
gelombang, dengan interaksi antar partikel, dan dengan sifat-sifat molekul,
atom dan inti atom, dan dengan sistem-sistem berskala lebih besar seperti
gas, zat cair, dan zat padat.8
4. Materi fluida Statik
Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan memberikan sedikit
hambatan terhadap perubahan bentuk ketika mengalami tekanan.9 Materi
fluida statik merupakan sub materi pokok dari mekanika fluida yang
diberikan di kelas XI IPA SMA / MA semester genap dengan standar
kompetensi menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem
kontinu

dalam

menyelesaikan

masalah,

dan

kompetensi

dasar

menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan

Trianto, Op.cit., hlm. 67-68


Conny semiawan, Op.cit.,hlm. 18.
8
Paul A. Tippler, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1991), hlm.
7

1.
9

19

Supiyanto, FISIKA Jilid 2 untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Phibeta, 2006), hlm. 174.

19

dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam


penelitian ini, materi fluida statik yang akan diberikan meliputi prinsip
Archimedes, terapung, melayang, dan tenggelam.

F. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan keterampilan
proses fisika peserta didik kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan
pada materi fluida statik melalui penerapan model pembelajaran PBI

G. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
Manfaat

penelitian

ini

bagi

peserta

didik

adalah

dapat

meningkatkan keterampilan proses peserta didik yang berguna untuk


pemecahan masalah.
2. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah sebagai variasi metode
pembelajaran dalam upaya untuk mengembangkan keterampilan proses
peserta didik.
3. Bagi sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah yaitu diharapkan dengan
penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan sumber pemikiran sebagai
alternatif meningkatkan kualitas keterampilan, khususnya kualitas
keterampilan proses fisika di MA Tajul Ulum Brabo Grobogan.

20

20

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction


1. Pengertian Problem Based Instruction
Pengajaran berbasis masalah dikenal dengan nama lain seperti
Pembelajaran proyek (Project-based teaching), Pendidikan berdasarkan
pengalaman
(Authentic

(Experienced-based
learning)

education),

Pembelajaran

autentik

dan Pembelajaran berdasar kehidupan nyata

(Anchored instruction).10
Pembelajaran Problem Based Instruction merupakan suatu model
pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan

autentik,

yakni

penyelidikan

yang

membutuhkan

11

penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.

Sebagaimana firman Allah QS. Al Hujuraat ayat 6 :

7's#ygpg2 $JBqs% (#q7? br& (#qYt6tGs :*t6t^/ 7,$s O.u!%y` b) (#qZtB#u t%!$# $pkr't
tBtR OF=ys $tB 4n?t (#qs6Gs
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu 12
Setelah kita mempelajari serta membuktikan sendiri suatu
kebenaran tersebut, kita akan tahu fakta yang sebenarnya. Belajar
berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan
memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan
10

Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm.109
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 67
12
Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI,
1984) hal. 846
11

21

21

sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga
masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari
pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari
lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna
memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajarnya.
Problem Based Instruction merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
dan sekitarnya. Dengan Problem Based Instruction siswa dilatih menyusun
sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan memecahkan
masalah. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik, siswa dapat
membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan
menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan
lagi.13

2. Ciri-ciri Problem Based Instruction


Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran Problem
Based Instruction telah memberikan model pengajaran itu memiliki
karakteristik sebagai berikut:14
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran

berdasarkan

masalah

mengorganisasikan

pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara


sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
b. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun

pembelajaran

berdasarkan

masalah

mungkin

berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu


sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata
13
14

22

Ibit., hlm. 67-68


Ibit., hlm. 68

22

agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak


mata pelajaran.
c. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata
terhadap masalah nyata.
d. Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut
dapat berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.
Dalam pembelajaran Hukum Archimedes tentang gaya apung, produk
yang dapat dihasilkan adalah berupa laporan.
e. Kolaborasi atau kerjasama
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.

3. Tahap-tahap Problem Based Instruction


Problem Based Instruction terdiri dari 5 langkah atau tahap utama
yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Kelima tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:15
Tahapan
Tahap-1
Orientasi siswa pada
masalah

Tahap-2
Mengorganisasi
siswa untuk belajar

15

23

Tingkah Laku Guru


Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
menjelaskan
logistik
yang
dibutuhkan,
mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
yang dipilih
Guru membantu siswa untuk mendefiniskan dan
mengorganisasikan
tugas
belajar
yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

Ibid, hlm. 71

23

Tahap-3
Membimbing
penyelidikan
individual dan
kelompok
Tahap-4
Mengembangkan
dan menyajikan hasil
karya
Tahap-5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan


informasi
yang
sesuai,
melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
video serta membantu mereka berbagi tugas
dengan temannya.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan.

Menurut Ibrahim di dalam kelas Problem Based Instruction, peran


guru berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru di dalam kelas Problem
Based Instruction antara lain sebagai berikut:16
a. Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah
autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari;
b. Memfasilitasi/

membimbing

penyelidikan

misalnya

melakukan

pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan;


c. Memfasilitasi dialog siswa; dan
d. Mendukung belajar siswa.

4. Pelaksanaan Problem Based Instruction


Pelaksanaan model pembelajaran

Problem Based Instruction

meliputi dua kegiatan, yaitu tugas perencanaan dan tugas interaktif. 17


a. Tugas-tugas Perencanaan
Tugas-tugas perencanaan terdiri dari :
1) Penetapan tujuan
Pertama kali guru mendeskripsikan bagaimana pembelajaran
berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
16

Ibid, hlm. 72
Asep Jihad dan Abdul Haris., Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo,
2008), cet 1, hal. 38-41
17

24

24

2) Merancang situasi masalah yang sesuai


Situasi masalah yang baik harus memenuhi kriteria antara lain
autentik, tidak terdefinisi secara ketat, bermakna bagi siswa dan
sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya, luas, serta
bermanfaat.
3) Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Pembelajaran berdasarkan masalah memotivasi siswa untuk
bekerja dengan beragam material dan peralatan yang dapat
dilakukan di dalam kelas, perpustakaan atau laboratorium dan jika
dimungkinkan

di

luar

sekolah.

Untuk

itu,

guru

harus

mengumpulkan dan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan


untuk penyelidikan siswa dalam rangka memecahkan masalah.

b. Tugas Interaktif
Tugas-tugas interaktif terdiri dari :
1) Tahap 1. Orientasi siswa pada masalah
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya, guru
menyajikan situasi masalah dengan prosedur

yang jelas untuk

melibatkan siswa dalam identifikasi masalah. Situasi masalah harus


disampaikan secara tepat dan menarik. Biasanya memberi
kesempatan siswa untuk melihat, merasakan dan menyentuh
sesuatu atau menggunakan kejadian-kejadian di sekitar siswa
sehingga dapat memunculkan ketertarikan, rasa ingin tahu dan
motivasi.
2) Tahap 2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Siswa dikelompokkan secara bervariasi dengan memperhatikan
tingkat kemampuan, keragaman ras, etnis dan jenis kelamin yang
didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan.

25

25

3) Tahap 3. Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.


a) Pengumpulan data.
Siswa melakukan penyelidikan atau pemecahan masalah
dalam kelompoknya. Guru bertugas mendorong siswa untuk
mengumpulkan data dan melaksanakan penyelidikan sampai
mereka benar-benar memahami situasi masalah yang dihadapi.
Tujuan pengumpulan data yaitu agar siswa mengumpulkan cukup
informasi untuk membangun ide dan pengetahuan mereka sendiri.
b) Berhipotesis, menjelaskan dan memberikan pemecahan
Siswa mengajukan berbagai hipotesis, penjelasan dan
pemecahan dari masalah yang diselidiki. Pada tahap ini guru
mendorong semua ide, menerima sepenuhnya ide tersebut,
melengkapi dan membenarkan konsep-konsep yang salah.
4) Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru

meminta

salah

seorang

anggota

kelompok

untuk

mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dilanjutkan


dengan diskusi dan membimbing siswa jika mereka mengalami
kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui hasil sementara
pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
5) Tahap 5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
Guru menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir dan
keterampilan penyelidikan siswa serta proses menyimpulkan hasil
penyelidikan.
Dalam pembelajaran Problem Based Instruction atau pembelajaran
berdasarkan masalah, peserta didik disajikan pertanyaan atau masalah
kemudian mencari jawaban atas permasalahan yang disajikan, dan
diharapkan dapat mengubah cara belajar peserta didik, mengembangkan
rasa ingin tahunya dan menghubungkan konsep yang dipelajari dengan
alam lingkungannya. Jadi adanya informasi

dan pengalaman baru

mengakibatkan terjadinya perubahan dan membentuk pengetahuan baru


sebagai hasil dari proses belajar. Hasil yang dicapai peserta didik setelah

26

26

proses belajar mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam


penguasaan materi.
Pada proses pemecahan

masalah

yang dilakukan dengan

penyelidikan autentik melalui percobaan, maka keterampilan dan


kemampuan bertindak peserta didik dapat teramati dengan lembar
observasi keterampilan proses. Pada proses pembelajaran, keterlibatan dan
keaktifan peserta didik menunjukkan sikap dan minat peserta didik
terhadap pembelajaran yang dilakukan. Keterlibatan dan keaktifan peserta
didik diamati dengan lembar observasi afektif. Diharapkan dengan
tercapainya hasil belajar afektif dan keterampilan proses secara optimal
maka hasil belajar kognitif peserta didik dapat tercapai secara optimal
juga, sehingga dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dan
mengembangkan kecakapan hidup (life skill).

5. Kelebihan Problem Based Instruction


Pembelajaran Problem Based Instruction atau berdasarkan maslah
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran
yang lainnya, diantaranya sebagai berikut:
a) Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran. 18
b) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.19
c) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
d) Membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah
secara terampil.20
e) Merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif
dan menyeluruh.21
18

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


(Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 220
19
Ibid.
20
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2002), Cet. 2, hlm. 104
21
Ibid.

27

27

6. Kekurangan Problem Based Instruction


Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model
pembelajaran

Problem

Based

Instruction

juga

memiliki

kelemahan/hambatan dalam penerapannya yaitu Tidak semua mata


pelajaran dapat diterapkan dengan Problem Based Instruction.

B. Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Metode
eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak peserta didik untuk
melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang
sudah dibicarakan itu memang benar.22
Metode eksperimen dibagi menjadi dua yaitu eksperimen terbimbing
dan bebas. Penjelasan mengenai kedua metode eksperimen tersebut adalah
sebagai berikut:23
1. Eksperimen terbimbing
Dalam eksperimen terbimbing seluruh jalannya percobaan sudah
dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh peserta didik.
Petunjuk langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh peserta didik ada
dalam lembar kerja siswa (LKS).
2. Eksperimen bebas
Dalam eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk
pelaksanaan percobaan secara rinci. Guru hanya memberikan tugas
misalnya, peserta didik harus membuktikan apakah arus induk sama
dengan jumlah arus cabang pada rangkaian paralel.

Dalam penelitian ini metode eksperimen yang digunakan adalah


eksperimen terbimbing dengan tujuan untuk membantu mengarahkan proses

22

Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan,


(PT: Universitas Sanata Dharma.2007). Cet.1, hlm. 77
23
Ibid, hlm.78

28

28

penyelidikan peserta didik dalam rangka memahami dan menemukan konsepkonsep untuk memecahkan masalah.

C. Keterampilan Proses
Keterampilan proses merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
fisika.

Keterampilan

proses

yaitu

keterampilan

menemukan

dan

mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan


mengembangkan sikap dan nilai yang dianut.24
Menurut Conny Semiawan keterampilan proses dibagi menjadi
beberapa kategori, meliputi: observasi atau pengamatan, penghitungan,
pengukuran, klasifikasi, hubungan ruang dan waktu, pembuatan hipotesis,
perencanaan penelitian atau eksperimen, pengendalian variable, interpretasi
data, kesimpulan sementara, peramalan, penerapan, dan komunikasi. 25 Dalam
penelitian ini keterampilan proses yang diamati disesuaikan dengan tingkat
perkembangan peserta didik MA dan materi pelajaran yang diberikan.
Keterampilan

proses

yang

diamati

dalam

penelitian

ini

meliputi:

merencanakan penelitian atau eksperimen, observasi atau pengamatan,


penghitungan, pengukuran, peramalan, pembuatan hipotesis, interpretasi data,
penerapan, membuat kesimpulan, dan komunikasi. Keterampilan-keterampilan
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Merencanakan penelitian atau eksperimen.
Peserta didik di minta merangkai alat dan bahan sesuai percobaan
yang dilakukan kemudian menggambarkan susunan alat dan bahan
tersebut pada LKS.
2. Observasi atau pengamatan.
Peserta didik melakukan pengamatan pada percobaan yang
dilakukan. Pengamatan tersebut meliputi pengamatan terhadap penunjukan
skala neraca pegas dan ohauss, keadaan air ketika batu dimasukkan ke

24

Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (PT: Gramedia Wiasarana


Indonesia, Jakarta, 1992), hlm. 18.
25
Ibid. hal. 17

29

29

dalam gelas ukur dan keadaan telur ketika dimasukkan ke dalam larutan
garam.
3. Penghitungan.
Pada pengembangan keterampilan menghitung ini, peserta didik
disuruh menghitung gaya apung benda, volume dan massa jenis telur.
4. Pengukuran.
Pada kegiatan pengukuran, peserta didik dituntut untuk dapat
mengukur berat batu dengan menggunakan neraca pegas, mengukur berat
telur dan menimbang garam dengan menggunakan neraca ohauss,
mengukur volume air yang tumpah dengan menggunakan gelas ukur.
5. Peramalan.
Pada kegiatan ini peserta didik dituntut untuk dapat memprediksi
tentang apa yang akan terjadi dengan berat batu jika dimasukkan ke dalam
air, keadaan telur jika dimasukkan ke dalam air, keadaan telur jika
dimasukkan ke dalam larutan garam.
6. Pembuatan hipotesis.
Keterampilan pembuatan hipotesis ini menuntut kemampuan
peserta didik untuk memberikan alasan terhadap prediksi yang diberikan.
Misalnya, pemberian alasan terhadap predikssi bahwa berat batu dalam air
lebih kecil dibandingkan dengan berat batu di udara dikarenakan batu
memperoleh gaya angkat ke atas.
7. Interpretasi data.
Pada penelitian ini peserta didik harus mampu menafsirkan data
hasil percobaan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
8. Penerapan.
Keterampilan menerapkan pada penelitian menuntut peserta didik
untuk dapat mengaplikasikan konsep yang dimiliki dalam upaya
pemecahan masalah.
9. Kesimpulan.
Peserta didik di minta membuat kesimpulan dari semua kegiatan
yang telah dilakukan.

30

30

10. Komunikasi.
Kegiatan ini menuntut peserta didik untuk membuat laporan
percobaan secara tertulis kemudian menyampaikannya di depan kelas.
Keterampilan proses yang diajarkan melalui kegiatan praktikum
memberikan banyak manfaat bagi peserta didik. Manfaat yang diperoleh di
antaranya yaitu: melatih sikap ilmiah dalam diri mereka, seperti sikap jujur,
terbuka, pantang menyerah, keingintahuan yang besar dan kritis.

D. Materi Fluida Statik


Materi fluida statik merupakan sub materi pokok dari mekanika fluida
yang diberikan di kelas XI IPA SMA / MA semester genap dengan standar
kompetensi menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu
dalam menyelesaikan masalah, dan kompetensi dasar menganalisis hukumhukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini, materi
fluida statik yang akan diberikan meliputi prinsip Archimedes, terapung,
melayang, dan tenggelam.
1. Prinsip Archimedes
Benda-benda yang dimasukkan ke dalam fluida tampaknya
mempunyai berat yang lebih kecil daripada saat berada di luar fluida
tersebut. Sebagai contoh, sebuah batu besar yang mungkin akan sulit
diangkat dari tanah seringkali bisa diangkat dengan mudah dari dasar
sungai.

Batu

tersebut

mengalami

gaya

apung,

yang

besarnya:

Fa = f . g .V bf . Dengan keterangan Vbf merupakan volume batu yang

tercelup di air

dan

f adalah massa

jenis

fluida.

Hasil kali

f . g .V b = m f . g merupakan berat fluida yang mempunyai volume yang

sama dengan volume batu.


Dengan demikian, gaya apung yang bekerja pada batu sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh batu tersebut. Hasil ini valid,
tidak peduli bagaimanapun bentuk benda. Hal ini merupakan penemuan

31

31

Archimedes (287-212 SM) dan disebut sebagai prinsip Archimedes: gaya


apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan dalam fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkannya. 26
Dengan demikian dapat diuraikan bahwa, gaya apung sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda yang tercelup tersebut. Secara
matematis gaya apung dapat dituliskan:
Fa = m f . g
F a = f .V bf . g

dengan :
m f = massa benda yang tercelup fluida (kg)

f = massa jenis fluida (kg/m3)


Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)

g = percepatan gravitasi (m/s2)


Volume benda yang tercelup dalam fluida adalah Vbf . Jika benda
tercelup seluruhnya dalam fluida, maka Vbf = Vb (Vb = volume benda ).
1
Jika benda tercelup setengah bagian dalam fluida, maka Vbf = Vb
2

Berat semu dan berat di udara.


Jika benda ditimbang di udara, berat yang ditunjukkan neraca
adalah berat benda sesungguhnya gambar 2.1.(a) dimana:
wu = m.g
air

wu = m.g
(a)

26

32

Fa

w f = m. g

(b)

Douglas C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid I, (Jakarta : Erlangga, 2001). hlm. 333

32

Gambar 2.1 Berat benda di udara dan berat semu di air


Pada gambar 2.1.(b) benda yang tercelupkan ke dalam fluida akan
mengalami gaya ke atas. Dan Jika benda ditimbang dalam fluida, berat
yang ditunjukkan neraca adalah berat semu, W f , dimana :
w f = wu Fa

atau
Fa = wu w f

Hubungan massa jenis benda dan massa jenis fluida.


Jika suatu benda dengan massa jenis b dicelupkan seluruhnya ke
dalam fluida dengan massa jenis fluida f , maka berlaku:
Massa jenis benda
massa jenis fluida

Berat benda di udara


Gaya ke atas

b wu
=
f
Fa

2. Tenggelam, Melayang dan Terapung


Sebuah benda dikatakan tenggelam, melayang dan terapung bisa
dilihat pada gambar 2.2.

(c)
(b)
(a)
Gambar 2.2. Tenggelam, melayang, dan terapung

a. Tenggelam

33

33

Sebuah benda dikatakan tenggelam jika benda tersebut tercelup


seluruhnya dan berada di dasar suatu zat cair. Hal ini terjadi karena
berat benda lebih besar daripada gaya apung, dapat dituliskan:
w benda > F a

b .V b . g > f .V bf . g benda >

fluida

b. Melayang
Sebuah benda dikatakan melayang jika benda tersebut tercelup
seluruhnya tetapi tidak mencapai dasar dari zat cair tersebut. Dalam
keadaan ini berat benda sama dengan gaya apung dan volume benda
yang tercelup sama dengan volume zat cair yang dipindahkan.
w benda = F a

b .V b . g = f .V bf . g benda =

fluida

c. Terapung
Sebuah benda dikatakan terapung jika benda tersebut tercelup
sebagian di dalam zat cair. Dalam keadaan ini berat benda yang
tercelup dalam fluida sama dengan gaya apung.
w benda

tercelup

= Fa

b .V b . g = f .V bf . g
Oleh karena, hanya sebagian benda yang tercelup di dalam air,
maka volume benda yang tercelup di dalam air lebih kecil daripada
volume benda. Misalnya untuk benda yang tercelup

1
bagian maka
4

1
Vbf = Vb . Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan hubungan antara
4

massa jenis benda

benda <

b dengan massa jenis fluida

yaitu:

fluida

Jika volume benda yang tercelup dalam zat cair adalah Vbf dan
volume benda total adalah Vb berlaku:

34

34

b Vbf
=
f
Vb

Jika tinggi benda yang tercelup dalam zat cair adalah hbf dan
tinggi benda total adalah hb , maka berlaku
b hbf
=
f
hb
Volume benda yang muncul
di atas permukaan

hb
hbf
Volume benda yang
tercelup = Vbf

Gambar 2.3. Benda mengapung

Massa jenis benda yang mengapung. Untuk benda yang mengapung


dalam satu jenis fluida, maka massa jenisnya dirumuskan:
b =

f Vbf
Vb

E. Kajian penelitian yang relevan


Tinjauan pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap
penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan atau kekurangan yang ada
sebelumnya. Rumusan dan tinjauan pustaka sepenuhnya digali dari bahan
yang tertulis oleh para ahli di bidangnya yang berhubungan dengan penelitian.
Beberapa penelitian yang sudah teruji kesahihannya diantaranya
meliputi: penelitian Luluk Arifatul Kharida mahasiswa Universitas Negeri
Semarang, dengan judul skripsi Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Instruction) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

35

35

Siswa Pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan Kelas XI SMA Islam Sultan
Agung 1 Semarang . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas belajar
dan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata hasil
belajar kognitif siswa pada siklus 1 adalah 62,67 dengan ketuntasan belajar
86,67% peningkatan rata-rata hasil belajar kognitif ini sebesar 0,26 atau 26%.
Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 64,62
dengan ketuntasan 50% meningkat menjadi 76,42 dengan ketuntasan 86,67%.
Besar peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 0,33 atau 33%
aktivitas guru dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan. Pada
siklus 1 persentase aktivitas guru sebesar 66,67% meningkat menjadi 83,33%
pada siklus 2. Model pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu
modal yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.27
Penelitian yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Instruction Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok


Bahasan Kinematika Gerak Lurus Pada Siswa Kelas X Semester 1 Sma Negeri
1 Batang Tahun Pelajaran 2005/2006 oleh Gathot Sumarsono, mahasiswa
Universitas Negeri Semarang. Dari hasil penelitian, hasil belajar kognitif
siswa sebelum tindakan (pretes) diperoleh nilai tes rerata 65,2 dengan
ketuntasan klasikal 57,5% pada siklus 1, nilai tes rerata 69,3 dengan
ketuntasan klasikal 70% pada siklus 2 nilai tes rerata 76,4 dengan ketuntasan
klasikal 87,5%. Hasil belajar afektif pada siklus 1, nilai rerata siswa 75,43
dengan ketuntasan belajar klasikal 95% pada siklus 2 nilai rerata siswa 77,66
dengan ketuntasan klasikal100%, hasil belajar psikomotorik pada siklus 1,
nilai rerata 72,9 dengan ketuntasan belajar klasikal 70%. Pada siklus 2, nilai
rerata 77,7 dengan ketuntasan belajar klasikal 77,5%, sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapan Problem Based Instruction pada pokok
bahasan kinematika gerak lurus dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
27

Luluk Arifatul Kharida, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem


Based Instruction) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Elastisitas bahan
kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Sekripsi Program Pendidikan Fisika, Fakultas
FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2009

36

36

X SMA Negeri 1 Batang tahun pelajaran 2005/2006. peningkatan hasil belajar


dapat dilihat dari kenaikan rerata dan ketuntasan belajar klasikal dari satu
siklus ke siklus berikutnya. Diharapkan dengan penerapan Problem Based
Instruction

dalam

pembelajaran

fisika

dapat

membantu

system

mengembangkan kemampuan berfikir sehingga hasil belajar siswa bisa


optimal. 28
Dalam penelitian skripsi ini difokuskan penerapan Problem Based
Instruction untuk meningkatkan keterampilan proses peserta didik pada materi
fluida statik. Dalam hal penulisan membatasi pada pokok materi fluida statik
yaitu hukum Archimedes, kasus benda terapung, melayang, dan tenggelam.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Luluk Arifatul Kharida
menandakan bahwa penelitian memiliki kesamaan dalam hal model
pembelajaran yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction. Dan
terlepas dari perbedaan obyek penelitian, peneliti juga memiliki perbedaan
yang lain yaitu dalam penilitian ini masalah yang dihadapi oleh peserta didik
adalah masih lemahnya keterampilan proses. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Luluk Arifatul Kharida adalah masih rendahnya hasil belajar
siswa.

F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada latar belakang dan kerangka berfikir di atas, maka
dirumuskan sebuah hipotesis yaitu adanya peningkatan keterampilan proses
peserta didik kelas XI IPA-A MA Tajul Ulum Brabo Grobogan dengan
penerapan model PBI pada materi fluida statik.

28

Gathot Sumarsono, Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction


Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus Pada
Siswa Kelas X Semester 1 Sma Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2005/2006 Sekripsi Program
Pendidikan Fisika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2006

37

37

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 13 April
sampai 6 Mei 2010. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender
akademik sekolah dan silabus pembelajaran mata pelajaran Fisika kelas XI
semester genap. Adapun yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah MA
Tajul Ulum Brabo Grobogan yang berlokasi di Jl. Ponpes Sirojut Tholibin
Brabo Tanggung harjo Grobogan.

B. Subjek Penelitian
Subjek pelaku tindakan adalah peneliti dibantu dengan guru fisika MA
Tajul Ulum. Sedangkan subjek penerima tindakan adalah peserta didik kelas
XI IPA-A tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 36 peserta didik putri.

C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering
disebut Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 29
Karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain adalah sebagai
berikut:30
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional
2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
4. Bertujuan

memperbaiki

dan atau

meningkatkan kualitas

praktik

instruksional
29

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),


Cetakan Ketujuh, hlm. 3.
30
Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Yrama Widya, 2008), Cetakan
keempat, hlm. 16.

38

38

5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.


Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses
pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti gambar 3.1.

PERENCANAAN

TINDAKAN

REFLEKSI

OBSERVASI

Gambar 3.1. Prosedur Pelaksanaan PTK

1. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan ini direncanakan meliputi pra siklus dan dua
siklus, dengan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yaitu : Planning
(perencanaan), Action (tindakan), Observation (pengamatan), Reflection
(refleksi).31 Tahapan pada tiap siklusnya diterapkan dengan langkahlangkah sebagai berikut :
a. Planning (perencanaan),
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Observasi awal, mengidentifikasi masalah melalui wawancara
dengan guru mata pelajaran dan peserta didik.
2) Merumuskan masalah berdasarkan hasil observasi
3) Menyusun

skenario

model

pembelajaran

Problem

Based

Instruction, dengan menyusun perangkat pembelajaran antara lain:


RPP

(Rencana

Pelaksanaan

Pembelajaran)

dan

petunjuk

pelaksanaan percobaan sederhana atau demonstrasi


4) Menyiapkan alat dan bahan yang terkait dengan pelaksanaan
percobaan sederhana atau demonstrasi.
5) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis berbentuk soal pilihan
ganda untuk mengetahui hasil belajar kognitif peserta didik.
6) Menyusun lembar observasi untuk penilaian keterampilan proses
(aspek psikomotorik) dan afektif peserta didik. Lembar observasi
31

Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research) Pedoman
Praktis Bagi Guru Profesional, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 150.

39

39

keterampilan proses (aspek psikomotorik) dan afektif yang


digunakan berbentuk skala bertingkat dari 1 sampai dengan 4, yaitu
sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan

penskoran

dengan

kriteria

yang

sudah

ditetapkan.
b. Action (tindakan)
Pelaksanaan tindakan berupa penerapan rencana pembelajaran
yang telah direncanakan yaitu mata pelajaran fisika fluida statik
merupakan

sub

materi

pokok

dari

mekanika

fluida

dengan

menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction untuk


meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik.
c. Observation (pengamatan)
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal yang terjadi pada waktu proses dari penerapan model
pembelajaran Problem Based Instruction.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
dan data kualitatif yang terdiri dari data tentang keterampilan proses
psikomotorik peserta didik, data hasil belajar kognitif dan data hasil
pengamatan afektif peserta didik
d. Reflection (refleksi)
Refleksi merupakan kegiatan yang berkenaan dengan proses
dan dampak tindakan perbaikan yang dilakukan. Dari hasil observasi
atau pengamatan, peneliti merefleksi apakah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik. Jika
pelaksanaan siklus I tidak tuntas berdasarkan indikator keberhasilan,
maka dilaksanakan siklus berikutnya sampai indikator berhasil
tercapai.

40

40

Kemudian hasil analisis data siklus I digunakan sebagai refleksi


untuk perbaikan pada siklus berikutnya.. Secara lebih rinci prosedur
berdaur pelaksanaan PTK ini dapat digambarkan sebagai berikut :32

Permasalahan :

SIKLUS I

Pembelajaran monoton
berpusat pada guru/ ceramah,
kurang melibatkan peserta
didik, kurang memanfaatkan
laboratorium.
Hasil belajar belum optimal
Keterampilan proses belum
dikembangkan

Refleksi 1 :
Peserta didik mulai beradaptasi
dengan guru (peneliti) dan model
pembelajaran yang dilaksanakan
Pemberian motivasi
Pembimbingan secara merata

SIKLUS II

Belum
terselesaikan

Perencanaan I :

Pelaksanaan I :

Perumusan pembelajaran
Problem Based
Instruction (membuat
perangkat pembelajaran
dan kisi-kisi evaluasi)

Pelaksanaan pembelajaran
Problem Based Instruction
untuk meningkatkan
keterampilan proses dan hasil
belajar peserta didik.

Analisis Data I :

Pengamatan I :

Menganalisis data
hasil tes siklus 1 dan
lembar observasi
keterampilan proses
dan afektif

Pengamatan dan perekaman


seluruh proses belajar
mengajar oleh peneliti,
kemudian dievaluasi untuk
dijadikan landasan refleksi 1

Perencanaan II :

Pelaksanaan II :

Perumusan model pembelajaran


Problem Based Instruction
untuk meningkatkan
keterampilan proses dan hasil
belajar peserta didik

Refleksi II :
Peserta didik telah beradaptasi
dengan guru (peneliti) dan model
pembelajaran yang dilaksanakan
Indikator keberhasilan penelitian
tercapai

Pelaksanaan pembelajaran Problem Based


Instruction disertai perbaikan untuk
mengantisipasi hambatan yang teridentifikasi
pada siklus I

Analisis Data II :

Pengamatan II :

Menganalisis data
hasil tes siklus II dan
lembar observasi
keterampilan proses
dan afektif

Pengamatan seluruh proses


belajar mengajar oleh peneliti,
kemudian dievaluasi untuk
dijadikan landasan refleksi II.

Terselesaikan

Gambar 3.2. Alur Penelitian Tindakan Kelas (modifikasi Zainal Aqib)

32

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Cet I, (Bandung : Yrama Widya,
2006), hlm. 36.

41

41

2. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini, penulis sebagai
peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran fisika yaitu Syaefudin,
S. Si. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan adalah
sebagai berikut :
a. Siklus I
Siklus I dari penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam
3 pertemuan yaitu: pada hari kamis 15 april 2010, selasa 20 april 2010
dan kamis 22 april 2010, dengan rincian jadwal sebagai berikut:
No
1

Hari/Tanggal
Kamis,

Waktu
07.00-08.20

Selasa,

08.20-09.40

20 April 2010
3

Kamis,

Eksperimen

Hukum

Archimedes

15 April 2010
2

Kegiatan

Melanjutkan Eksperimen
Hukum Archimedes

07.00-08.20

Evaluasi siklus I

22 April 2010

1) Perencanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah:
a) Melakukan observasi awal untuk mengidentikasi masalah yang
berasal dari peserta didik dan guru. Identifikasi masalah yang
berasal dari peserta didik dengan melihat keterampilan proses
peserta didik untuk mata pelajaran fisika materi pokok sebelumnya
yaitu mekanika fluida. Identifikasi masalah yang berasal dari guru
dengan melakukan wawancara tentang metode pembelajaran yang
biasa digunakan pada mata pelajaran fisika
b) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi hukum
Archimedes sesuai silabus SMA atau MA dengan menerapkan
model pembelajaran PBI

42

42

c) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) materi hukum Archimedes


sesuai dengan model pembelajaran PBI untuk mengembangkan
keterampilan proses peserta didik
d) Menyusun soal post test yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar kognitif
e) Menyusun lembar penilaian yang berisi kriteria keterampilan
proses yang akan dikembangkan
f) Menyusun

lembar

observasi

berupa

lembar

afektif

dan

keterampilan proses dari psikomotorik yang akan digunakan untuk


menilai kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah guru
melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dengan
kegiatan sebagai berikut:
a) Guru membuka pelajaran dengan memaparkan fenomena alam
tentang prinsip Archimedes dan memberikan permasalahan kepada
peserta didik yang berkaitan dengan prinsip Archimedes
b) Guru memberikan respon dari jawaban peserta didik dan
memotivasinya untuk mencari fenomena lain yang menunjukkan
prinsip Archimedes
c) Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran yaitu
melaksanakan percobaan prinsip Archimedes
d) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok
e) Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk
percobaan
f) Guru membagi LKS yang berisi petunjuk pelaksanaan percobaan
dan pertanyaan-pertanyaan kepada masing-masing peserta didik
g) Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk
melaksanakan percobaan prinsip Archimedes
h) Peserta didik melakukan percobaan sesuai petunjuk dalam LKS

43

43

i) Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk menunjukkan hasil


percobaan dan hasil diskusi kelompoknya
j) Guru menjelaskan dan meluruskan hasil diskusi peserta didik.
3) Pengamatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah
melakukan pengamatan terhadap kemampuan afektif dan keterampilan
proses dari psikomotorik peserta didik yang dinilai dengan lembar
observasi selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui
sejauh mana efek tindakan pembelajaran dengan Problem Based
Instruction.
4) Refleksi
Semua data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan dan
proses observasi dikumpulkan dan dianalisis serta dievaluasi untuk
mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang dilakukan. Hasil
refleksi ini dijadikan acuan untuk memperbaiki kinerja dan melakukan
revisi terhadap perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
b. Siklus II
Siklus II dari penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam
3 pertemuan yaitu: pada hari selasa, 27 April 2010, kamis, 29 April
2010 dan selasa, 4 Mei 2010 dengan rincian jadwal sebagai berikut:
No
1

Hari/Tanggal
Selasa,

Waktu
08.20-09.40

27 April 2010

Kegiatan
Eksperimen

benda

melayang, terapung dan


tenggelam

Kamis,

07.00-08.20

29 April 2010

Melanjutkan Eksperimen
benda melayang, terapung
dan tenggelam

Selasa,

08.20-09.40

Evaluasi siklus II

4 Mei 2010

44

44

1) Perencanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu
berdasarkan observasi atau refleksi siklus I adalah:
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi
melayang, terapung dan tenggelam sesuai silabus SMA atau MA
dan model pembelajaran PBI
b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS) materi melayang, terapung
dan tenggelam sesuai dengan model pembelajaran PBI untuk
mengembangkan keterampilan proses peserta didik
c) Menyusun soal post test yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar kognitif
d) Menyusun lembar penilaian yang berisi kriteria keterampilan
proses yang akan dikembangkan
e) Menyusun

lembar

observasi

berupa

lembar

afektif

dan

keterampilan proses dari psikomotorik yang akan digunakan untuk


menilai kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu berdasarkan
observasi atau refleksi siklus I yaitu guru melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan dengan kegiatan sebagai
berikut:
a) Guru membuka pelajaran dengan memaparkan fenomena alam
tentang benda melayang, terapung dan tenggelam dan memberikan
permasalahan kepada peserta didik yang berkaitan dengan prinsip
materi melayang, terapung dan tenggelam
b) Guru memberikan respon dari jawaban peserta didik dan
memotivasinya untuk mencari fenomena lain yang menunjukkan
prinsip benda melayang, terapung dan tenggelam
c) Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran yaitu
melaksanakan percobaan prinsip benda melayang, terapung dan
tenggelam

45

45

d) Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok


e) Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk
percobaan
f) Guru membagi LKS yang berisi petunjuk pelaksanaan percobaan
dan pertanyaan-pertanyaan kepada masing-masinng peserta didik
g) Guru mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk
melaksanakan percobaan prinsip benda melayang, terapung dan
tenggelam
h) Peserta didik melakukan percobaan sesuai petunjuk dalam LKS
i) Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk menunjukkan hasil
percobaan dan hasil diskusi kelompoknya
j) Guru menjelaskan dan meluruskan hasil diskusi peserta didik.
3) Pengamatan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan
pengamatan terhadap kemampuan afektif dan keterampilan proses dari
psikomotorik peserta didik yang dinilai dengan lembar observasi
selama proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh
mana efek tindakan pembelajaran dengan Problem Based Instruction.
4) Refleksi
Hasil dari analisis pengamatan pada kemampuan afektif dan
keterampilan proses dari psikomotorik dan aspek kognitif peserta didik
pada siklus II, sudah mencapai KKM dan indikator pembelajaran,
maka penelitian selesai.

D. Metode Pengambilan Data


1. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah semua peserta didik kelas XI IPA-A MA
Tajul Ulum Brabo Grobogan.

46

46

2. Jenis Data
Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, ada dua jenis data yang
dikumpulkan yaitu:
a. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk numerik atau angka atau
dapat diukur dengan pasti (dinyatakan dalam bentuk angka).33 Dalam
hal ini peneliti menggunakan analisis statik deskriptif, yaitu statik yang
membahas mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian serta
penghitungan nilai-nilai dari suatu data lalu digambarkan kedalam
table/grafik. 34 Data kuantitatif pada penelitian ini terdiri dari:
1). Data tentang hasil evaluasi belajar peserta didik.
2). Data hasil penilaian keterampilan proses, dan
3). Data hasil penilaian afektif
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat
yang memberi gambaran tentang ekspresi peserta didik tentang tingkat
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran, pandangan atau sikap
peserta didik, serta aktifitas atau keterampilan belajar peserta didik.
Data kualitatif pada penelitian ini yaitu data tentang keterampilan
proses peserta didik dan data hasil pengamatan peserta didik.

3. Cara Pengambilan Data


Cara pengambilan data disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh
dalam penelitian yaitu:
a. Data kuantitatif yang terdiri dari:
1). Data hasil belajar kognitif peserta didik diambil dari nilai post test
yang diberikan pada setiap akhir siklus.
2). Data penilaian keterampilan proses peserta didik diambil dari
penilaian keterampilan proses melalui observasi dan LKS.
3). Data hasil belajar afektif peserta didik diambil dari penilaian
lembar observasi.
33

Turmudi dan Sri Harini, Metode Statistika, Pendekatan Teoritis dan Aplikatif, (Malang:
UIN-Malang Press, 2008), hlm. 26.
34
Danang Sunyonto, Ringkasan Statik Deskriptif, (Yogyakarta: Hanindita, 2002), hlm.1.

47

47

b. Data kualitatif terdiri dari: Data tentang keterampilan proses peserta


didik diambil dari penilaian keterampilan proses melalui observasi dan
LKS. Dan data hasil belajar afektif peserta didik diambil dari penilaian
lembar observasi.

E. Metode Analisis Data


Data yang diperoleh dari penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan
data kualitatif. Oleh karena itu, analisis data yang dilakukan berupa analisis
kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui
tes dan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi. Langkah-langkah
analisis data adalah sebagai berikut:
1. Data dari hasil tes kognitif
Penilaian aspek kognitif peserta didik diambil melalui tes evaluasi
peserta didik pada akhir pembelajaran setiap siklus. Tes evaluasi peserta
didik yaitu berupa tes pilihan ganda. Dari data hasil tes peserta didik pada
tiap siklus akan diketahui hasil ketuntasan belajar peserta didik dengan
rumus:35
Nilai =

Jumlah skor perolehan


skor maksimal

x100

2. Data hasil observasi


Dalam pemberian skor untuk lembar observasi tentang aspek
keterampilan proses dan afektif peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran digunakan skala bertingkat dengan rentang dari 1 sampai
dengan 4. Dengan demikian hasil observasi proses pembelajaran adalah
dengan menghitung jumlah skor pengamatan dengan teknik dan criteria
sebagai berikut:

35

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran. (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2008), hlm. 130.

48

48

a. Lembar observasi afektif peserta didik


Untuk mengetahui tentang afektif peserta didik dalam
mengikuti proses belajar mengajar, maka peneliti membuat 4 aspek
pengamatan yang meliputi: kedisiplinan, kerjasama, kejujuran dan
tanggung jawab. Kemudian dilakukan analisis pada instrument lembar
observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase.
Adapun perhitungan persentase afektif peserta didik adalah:
Nilai =

Jumlah skor perolehan


skor maksimal

x100

Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran oleh guru


adalah sebagai berikut:36
0 20

: afektif peserta didik gagal

20 40

: afektif peserta didik kurang

41 60

: afektif peserta didik cukup

61 80

: afektif peserta didik baik

81 100 : afektif peserta didik baik sekali

b. Lembar observasi keterampilan proses psikomotorik peserta didik


Untuk mengetahui tentang psikomotorik peserta didik dalam
mengikuti proses belajar mengajar, maka peneliti membuat 10 aspek
pengamatan yang meliputi: merancang eksperimen, mengamati,
menghitung,

mengukur,

menginterpretasi

data,

meramalkan,

membuat

hipotesis,

menerapkan,

menyimpulkan

dan

mengkomunikasikan. Kemudian dilakukan analisis pada instrument


lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui
persentase. Adapun perhitungan persentase keterampilan proses
peserta didik adalah:
Nilai =

36

49

Jumlah skor perolehan


skor maksimal

x100

Asep Jihad dan Abdul Haris, Ibid., hlm. 89.

49

Indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran oleh guru


adalah sebagai berikut:37
80 100 : afektif belajar baik sekali
66 79

: afektif belajar baik

56 65

: afektif belajar cukup

40 55

: afektif belajar kurang

30 39

: afektif belajar gagal

3. Persentase ketuntasan belajar klasikal peserta didik dihitung dengan


menggunakan rumus deskriptif persentase sebagai berikut:38
Persentase ketuntasan belajar klasikal =

n
x100 %
N

keterangan:
% = Persentase
n = Jumlah peserta didik yang tuntas secara klasikal
N = Jumlah seluruh peserta didik

F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam pembelajaran ini tercermin dengan
adanya peningkatan hasil belajar peserta didik di setiap siklusnya, berupa
peningkatan

belajar

kognitif,

afektif dan

keterampilan proses

dari

psikomotorik peserta didik.


Peserta didik dikatakan tuntas untuk aspek kognitif manakala
memperoleh nilai hasil belajar minimal 65% secara individual dan 85% secara
klasikal. 39 Untuk penilaian aspek afektif dan keterampilan proses dari
psikomotorik dikatakan tuntas manakala memperoleh nilai hasil belajar
minimal 75% secara individual dan ketuntasan klasikal 75%.40

37

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara,


2009), hlm. 245.
38
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito,1999), hlm. 184.
39
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kopetensi (PT: Remaja Roesdakarya, 2006), hlm. 99.
40
Ibid. hlm. 101-102.

50

50

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
1. Pra siklus
Pada

kegiatan

pembelajaran

sebelum

diterapkan

model

pembelajaran Problem Based Instruction, hasil belajar peserta didik masih


jauh dari target yang ditetapkan yaitu 67 dan ketuntasan hasil belajar
klasikal masih jauh di bawah ketuntasan hasil belajar klasikal yang
diharapkan yaitu 85 %. Hasil nilai tes ulangan peserta didik pada materi
pokok sebelum penelitian ditunjukkan tabel 4.1 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Hasil analisis nilai awal peserta didik


Hasil belajar kognitif peserta didik

Nilai Awal

Jumlah peserta didik tuntas belajar

Jumlah peserta didik tidak tuntas belajar

28

Rata-rata nilai peserta didik

56,11

Persentase ketuntasan

24,32%

2. Hasil belajar kognitif peserta didik


Setelah dilakukan analisis data hasil tes, diperoleh data mengenai
nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan klasikal pada
siklus I dan II yang disajikan pada tabel 4.2. dan gambar 4.1. Adapun
perhitungan selengkapnya disajikan pada lampiran 16 dan 17.
Tabel 4.2 Hasil belajar kognitif peserta didik siklus I dan II
No

51

Keterangan

Siklus I

Siklus II

Nilai tertinggi

85

85

Nilai terendah

45

45

Nilai rata-rata

65,00

74,17

Ketuntasan klasikal(%)

63,89

91,67

51

100
80
60
Siklus I
Siklus II

40
20
0
Nilai
tertinggi

Nilai ratarata

Gambar 4.1 Perbandingan perolehan nilai kognitif siklus I dan II

3. Hasil belajar afektif peserta didik


Penilaian hasil belajar afektif meliputi: kedisiplinan, kerjasama,
kejujuran dan tanggungjawab. Data hasil belajar afektif disajikan pada
tabel 4.3. dan gambar 4.2. Adapun perhitungan selengkapnya disajikan
pada lampiran 19 dan 20.

Tabel 4.3. Hasil penilaian observasi aspek afektif peserta didik siklus I dan
II
Skor
No
Aspek afektif
Siklus I
Siklus II
1

Kedisiplinan

83,33 %

78,47 %

Kerjasama

83,33 %

83,33 %

Kejujuran

70,14 %

74,31 %

Tanggung jawab

68,06 %

77,78 %

Nilai tertinggi

100

100

Nilai terendah

43,75

37,5

Nilai rata-rata

76,22

78,47

77,78 %

91,67 %

Ketuntasan klasikal

52

52

100
80
60
Siklus I

40

Siklus II

20
0
Nilai
tertinggi

Nilai ratarata

Gambar 4.2 Perbandingan perolehan nilai afektif siklus I dan II


4. Hasil keterampilan proses peserta didik
Hasil pengamatan keterampilan proses peserta didik disajikan pada
tabel 4.4. dan gambar 4.3. Adapun perhitungan selengkapnya disajikan
pada lampiran 10 dan 11.

Tabel 4.4. Hasil penilaian keterampilan proses peserta didik siklus I dan II
No

Aspek keterampilan proses

1 Merancang eksperimen
2 Mengamati
3 Menghitung
4 Mengukur
5 Meramalkan
6 Membuat hipotesis
7 Interpretasi data
8 Menerapkan
9 Menyimpulkan
10 Mengkomunikasikan
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Nilai rata-rata
Ketuntasan klasikal

53

Skor
Siklus I
Siklus II
68,06 %
78,47 %
61,11 %
85,42 %
77,78 %
72,22 %
56,94 %
85,42 %
91,67 %
75,00 %
81,94 %
72,22 %
61,81 %
89,58 %
70,83 %
88,89 %
70,83 %
97,92 %
65,28 %
67,36 %
90
95
50
65
70,63
81,25
69,44 %
94,44 %

53

100
80
60
Siklus I
Siklus II

40
20
0
Nilai
tertinggi

Nilai ratarata

Gambar 4.3 Perbandingan perolehan nilai keterampilan proses siklus I dan II

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Kondisi Awal Sebelum Tindakan (Pra Siklus)
Pada tahap sebelum tindakan ini yang dilakukan oleh peneliti
berupa pendokumentasian daftar nama peserta didik dan observasi
terhadap proses pembelajaran di dalam kelas. Dari kegiatan observasi ini
proses belajar-mengajar masih didominasi oleh guru, peserta didik hanya
duduk diam mendengarkan penjelasan materi pembelajaran yang
disampaikan. Peserta didik tidak pernah diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapat, guru tidak pernah melakukan demonstrasi di
depan kelas dan peserta didik jarang diajak ke laboratorium untuk
melakukan percobaan atau mengenal alat-alat yang ada di dalam
laboratorium, dan tidak pernah melakukan diskusi sehingga menyebabkan
rendahnya keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik. Hasil
wawancara peneliti terhadap peserta didik di dalam kelas menyatakan
bahwa selama ini kegiatan pembelajaran di dalam kelas hanya
menggunakan metode ceramah, jarang melakukan praktikum. Hal ini
diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Saefuddin, S. Si selaku guru fisika
MA Tajul Ulum Brabo Grobogan, bahwa selama ini proses pembelajaran
masih menggunakan metode ceramah (Selasa, 13 April 2010). Alasannya
sederhana, karena sangat sulit mengajak peran aktif peserta didik. Hasil

54

54

nilai tes ulangan peserta didik masih rendah, nilai rata-rata sebesar 56,11
dan ketuntasan klasikal sebesar 24,32 %.
Rendahnya keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran fisika sebelum tindakan menunjukkan bahwa strategi
yang digunakan oleh guru kurang tepat sehingga keterampilan proses dan
hasil belajar yang dicapai peserta didik menjadi rendah. Dengan berbekal
evaluasi itulah, peneliti membuat perubahan dalam sistem mengajar agar
aktivitas keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik meningkat.
Adapun desain pembelajarannya adalah dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Instruction.

2. Pembahasan siklus I
a. Pelaksanaan tindakan
Siklus I dilaksanakan pada hari kamis, 15 April 2010 dan
selasa, 20 April 2010, dengan materi hukum Archimedes. Pada awal
pembelajaran, guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran.
Guru memulai pembelajaran dengan memberi motivasi kepada peserta
didik yang berkaitan dengan materi hukum Archimedes dengan
memberi pertanyaan yaitu Pernahkah kalian berenang? Apa yang
kalian rasakan saat di dalam air dibandingkan di udara?. Kemudian
guru memberi permasalahan kepada peserta didik yang berkaitan
dengan materi hukum Archimedes dengan memberi pertanyaan yaitu
Apabila kita mengangkat sebuah batu di udara, kemudian dimasukkan
ke dalam air dan kita angkat kembali, maka ketika diangkat di dalam
air ternyata berat batu tersebut terasa lebih ringan dibandingkan pada
saat di udara. Mengapa demikian? Apakah berat batu tersebut
berkurang ketika berada di dalam air?. Kemudian guru meminta
peserta didik untuk menanggapi permasalahan yang telah diberikan.
Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 6 kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 6 orang sesuai nomor urut kelas. Guru
mendemonstrasikan tentang gaya apung dengan alat praktikum berupa

55

55

batu yang dicelupkan ke dalam air. Kemudian guru memberikan


kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan praktek dan diskusi
sesuai dengan apa yang didemonstrasikan oleh guru dengan
menyajikan panduan praktikum berbentuk LKS.
Kegiatan praktikum pada penelitian ini dilaksanakan pada hari
kamis, 15 april 2010, mulai pukul 07.00-08.20 selama 80 menit. Pada
pertemuan ini kegiatan praktikum yang dilakukan belum selesai
sepenuhnya sehingga dilanjutkan pertemuan berikutnya yaitu pada hari
selasa, tanggal 20 April 2010. Pada pertemuan kedua setelah
praktikum selesai, dilanjutkan dengan diskusi hasil praktikum. Setelah
diskusi kelompok, guru menunjuk dua orang peserta didik sebagai
perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan
hasil praktikum selama 5 menit. Dalam presentasi hasil praktikum,
peserta didik yang tidak presentasi diberikan kesempatan untuk
bertanya dan menyanggah pendapat temannya. Peserta didik yang
bertanya dan menyanggah temannya akan memperoleh tambahan nilai
pada penilaian keterampilan proses peserta didik. Saat pembelajaran
berlangsung, guru mengamati aktivitas peserta didik dan mencatatnya
dalam lembar observasi. Setiap selesai presentasi, guru dan peserta
didik yang tidak presentasi memberikan tepuk tangan sebagai
apresiasi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikum
dan diskusi, kemudian guru menyempurnakan dari jawaban peserta
didik yang belum tepat serta menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilakukan. Pada hari kamis, tanggal 22 April 2010, peserta didik
diberikan tes kognitif siklus I dimulai pukul 07.00-08.40 WIS.

b. Pengamatan
1). Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah pengamatan aktivitas afektif dan
keterampilan proses psikomotorik peserta didik. Berdasarkan

56

56

pengamatan terhadap aktivitas peserta didik, diperoleh hal-hal


sebagai berikut:
(a) Pada saat berlangsungnya siklus I, sebagian besar peserta didik
masih pasif dalam kegiatan praktikum. Terbukti dalam proses
kegiatan

praktikum

berlangsung,

peserta

didik

masih

kebingungan mengenai jalannya praktik. Dalam kegiatan ini,


yang bekerja hanya 2 atau 3 orang dalam tiap kelompok.
(b) Penilaian aktivitas afektif setiap peserta didik yang meliputi:
Kedisiplinan yaitu dengan memperhatikan peserta didik
waktu masuk kelas,
Bekerjasama dalam kelompok,
Kejujuran dalam mengerjakan LKS masing-masing peserta
didik,
Tanggungjawab peserta didik dalam membuat laporan
diskusi dan mengumpulkan LKS.
(c) Penilaian aktivitas keterampilan proses psikomotorik setiap
peserta didik yang meliputi:
Merancang eksperimen,
Mengamati,
Menghitung,
Mengukur,
Memprediksi/meramalkan,
Membuat hipotesis,
Menginterpretasi data,
Menerapkan,
Membuat kesimpulan,dan
Mengkomunikasikan

2). Pengamatan terhadap hasil tes kognitif peserta didik


Pada saat berlangsungnya tes siklus I, peserta didik
mengerjakan soal dengan tenang yaitu peserta didik semuanya

57

57

diam dan duduk di tempatnya masing-masing. Peserta didik tidak


ada yang membuat keributan dan peserta didik menyelesaikan tes
sesuai dengan waktu yang telah disediakan.

c. Refleksi
Setelah pelaksanaan dan pengamatan siklus I, peneliti bersama
kolaborator

melakukan refleksi untuk

mengetahui kelemahan-

kelemahan pada siklus I. Berdasarkan refleksi terhadap perencanaan,


pelaksanaan, pengamatan dan tes yang telah diberikan di siklus I, guru
melakukan perbaikan pada siklus II untuk meningkatkan keterampilan
proses peserta didik.
Kelemahan yang terjadi pada siklus I yaitu:
1). Peserta didik masih belum aktif dalam kegiatan praktikum,
kekompakan di dalam kelompok juga belum berjalan, hanya 2 atau
3 orang saja yang melakukan praktikum.
2). Peserta didik masih kesulitan dalam menggunakan neraca pegas
dan Ohauss.
3). Peserta didik untuk menjawab pertanyaan dalam LKS masih ragu
ini terbukti pada bagian menggambar rangkaian percobaan dan
membuat laporan praktikum dan diskusi masih ditanyakan.
Untuk

mengatasi

kelemahan

pada

siklus

ini

peneliti

membimbing mengenai jalannya praktikum supaya dalam kegiatan


praktikum bisa berjalan.
Dalam meningkatkan keterampilan proses peserta didik, maka
pada siklus II akan dilakukan perbaikan pembelajaran dengan Problem
Based Instruction. Berdasarkan hasil refleksi usaha yang dilakukan
guru agar keterampilan proses peserta didik pada siklus II dapat
meningkat adalah dengan meningkatkan keaktifan peserta didik saat
pembelajaran

dalam

kelompok

melalui

kegiatan

praktikum.

Peningkatan aktivitas peserta didik saat kegiatan praktikum dalam

58

58

kelompok dilakukan dengan pembagian tugas dan tanggung jawab


yang jelas kepada masing-masing anggota kelompok.
Secara garis besar, pelaksanaan pada siklus I masih perlu
ditingkatkan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterampilan proses
peserta didik maupun hasil belajar peserta didik, dapat disimpulkan bahwa
peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran Problem Based
Instruction. Peneliti harus memberikan motivasi agar peserta didik mau
belajar mandiri di rumah atau di ponpes, sehingga dapat menguasai materi
dan mengungkapkan kepada guru hal yang belum dimengerti yang
berkaitan dengan pelajaran. Berdasarkan hasil tes kognitif yang dilakukan,
terdapat 23 peserta didik (63,89%) yang tuntas belajar dan 13 peserta
didik (36,11%) yang belum tuntas belajar (lihat lampiran 16). Nilai ratarata yang dicapai peserta didik adalah 65,00 Sedangkan pengamatan hasil
observasi peserta didik yaitu; untuk aktivitas afektif cukup baik, nilai rataratanya adalah 76,22 dan aktivitas keterampilan prosesnya belum baik.
Nilai rata-rata untuk aktivitas keterampilan prosesnya adalah 70,63.
Peranan guru dalam memotivasi dan membimbing peserta didik
sangat penting. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan peserta didik
dalam hal keterampilan proses, berdiskusi dan memecahkan masalah.
Kegiatan siklus I perlu diperbaiki agar kemampuan peserta didik dalam
mempelajari materi pelajaran melalui pembelajaran Problem Based
Instruction dapat lebih meningkat.

3. Tindakan Siklus II
a. Pelaksanaan tindakan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 April 2010 dengan
materi prinsip benda melayang, terapung dan tenggelam, pada waktu
proses pembelajaran, guru banyak memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengungkapkan peristiwa yang pernah dialami
dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi dan
menanyakan tentang materi yang belum faham yang sudah dipelajari di

59

59

rumah atau di ponpes. Kemudian guru memberi kesempatan kepada


peserta didik lain yang bisa menjawab pertanyaan temannya. Kalau
belum bisa menjawab, guru baru menjelaskan kepada peserta didik.
Guru meminta peserta didik membentuk kelompok sesuai
dengan kelompoknya masing-masing kemudian guru memberi
motivasi serta meminta ketua kelompok memberi tugas dan tanggung
jawab kepada masing-msing anggotanya supaya kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik dan lancar. Guru mendemonstrasikan tentang
benda melayang, terapung dan tenggelam yaitu dengan mencelupkan
telur ke dalam air. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk melakukan praktik dan diskusi sesuai dengan apa
yang didemonstrasikan oleh guru dengan melihat LKS sebagai
panduan praktikum.
Pada

saat

praktikum

berlangsung,

guru

dan

observer

meningkatkan pemantauan kepada setiap kelompok yang sedang


melakukan praktikum selama 80 menit. Pada pertemuan ini kegiatan
praktikum yang dilakukan belum selesai sepenuhnya hanya sebagian
kelompok belum menyelesaikan sehingga dilanjutkan pertemuan
berikutnya yaitu pada hari kamis, tanggal 29 April 2010. Pada
pertemuan kedua setelah praktikum selesai kemudian dilanjutkan
diskusi hasil praktikum. Setelah diskusi kelompok, guru meminta dua
orang peserta didik dari setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil praktikum selama 5 menit. Peserta didik yang diminta
mempresentasikan hasil praktikum diminta kesediaannya untuk
mempresentasikan hasil diskusi dari praktikum. Dalam presentasi hasil
praktikum, peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya dan
menyanggah pendapat temannya. Peserta didik yang bertanya dan
menyanggah temannya akan memperoleh tambahan nilai pada
penilaian keterampilan proses peserta didik.. Setiap selesai presentasi,
guru dan peserta didik yang tidak presentasi memberikan tepuk tangan
sebagai apresiasi.

60

60

Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil praktikum,


guru menyempurnakan jawaban peserta didik yang belum tepat dan
menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan bersama peserta
didik. Pada hari selasa, tanggal 4 Mei 2010, peserta didik diberikan tes
kognitif siklus II dimulai pukul 08.20-09.40 WIS.

b. Pengamatan
1). Pengamatan terhadap aktivitas peserta didik
Pada siklus II aktivitas afektif maupun keterampilan proses
dari psikomotorik peserta didik meningkat, hal ini ditunjukkan dari
jumlah peserta didik yang bekerjasama dan menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru dari LKS semakin meningkat (lihat pada
lampiran aktivitas afektif dan keterampilan proses psikomotorik).
Pada siklus II, peserta didik semakin aktif dalam
berlangsungnya

praktikum,

masing-masing

kelompok

dapat

melakukan praktikum dan bekerjasama dengan sesama anggota


kelompoknya.
2). Pengamatan terhadap tes hasil belajar kognitif peserta didik
Pada saat berlangsungnya tes siklus II, peserta didik
mengerjakan soal dengan tenang yaitu peserta didik semuanya
diam dan duduk di tempatnya masing-masing. Peserta didik tidak
ada yang membuat keributan dan peserta didik selesai mengerjakan
tes sesuai dengan waktu yang telah disediakan.

c. Refleksi
Pada siklus II peserta didik semakin aktif dalam kegiatan
pembelajaran. Batas ketuntasan belajar telah mencapai kriteria yang
ditetapkan. Hasil wawancara peserta didik yaitu dengan pertayaan
Apa yang anda rasakan setelah dilakukan model pembelajaran
Problem Based Instruction (PBI)?
Abrizatul Amalia menyatakan:

61

61

Saya merasa senang dengan model pembelajaran PBI ini karena


dilakukan dengan praktikum, dengan pembelajaran praktikum ini tidak
menjenuhkan dan materi yang dipelajari menjadi lebih paham.41
Disamping itu peserta didik yang bernama Luthfiyatun Nisa
menyatakan:
Saya dan teman kelompok merasa senang dengan pembelajaran
PBI karena selain praktikum kita juga melakukan diskusi, dan materi
pelajaran dipelajari bersama-sama. 42
Dan Munawaroh menyatakan:
Saya merasa senang dan bisa menguasai materi pelajaran dengan
paham karena model pembelajaran PBI dilakukan dengan praktikum
dan diskusi, sehingga saya bisa memahami apa yang dimaksud pada
rumus yang dipelajari dan bisa mengusai keterampilan proses yang
dipraktikkan.43
Dari pernyataan di atas bahwa peserta didik lebih senang dan
merasa cocok dengan model pembelajaran PBI, karena dengan model
pembelajaran PBI peserta didik lebih bisa menguasai materi pelajaran
dan peserta didik menjadi bisa mengenguasai keterampilan proses
seperti meramalkan, membuat hipotesis, menginterpretasi data,
menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Beberapa kekurangan yang masih terjadi pada siklus II antara
lain faktor psikologi individu masing-masing peserta didik yang
berbeda sehingga ada peserta didik yang aktif dan pasif saat
pembelajaran berlangsung. Kelemahan dapat dijadikan masukan
kepada guru untuk lebih memperhatikan peserta didik yang masih
pasif.

Seperti pada siklus I, pembahasan yang diuraikan disini didasarkan


atas hasil refleksi diri. Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan
pembelajaran dan pemberian tes di akhir kegiatan. Pada siklus II ini
41

Wawancara dengan peserta didik yang bernama Abrizatul Amalia kelas XI IPA-A MA
Tajul Ulum Brabo Grobogan, hari kamis 7 Oktober 2010.
42
Wawancara dengan peserta didik yang bernama Luthfiyatun Nisa kelas XI IPA-A MA
Tajul Ulum Brabo Grobogan, hari kamis 7 Oktober 2010.
43
Wawancara dengan peserta didik yang bernama Munawaroh kelas XI IPA-A MA Tajul
Ulum Brabo Grobogan, hari kamis 7 Oktober 2010.

62

62

hasilnya sudah baik, karena rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik
74,17 Rata-rata hasil afektif dan keterampilan proses peserta didik sudah
baik, nilai rata-ratanya untuk aktivitas afektifnya adalah 78,47 dan untuk
keterampilan prosesnya adalah 81,25. Pada ranah kognitif dari siklus I ke
siklus II terjadi peningkatan sebesar 9,17, ranah afektif dari siklus I ke
siklus II terjadi peningkatan sebesar 2,25 dan keterampilan proses peserta
didik mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 10,62.
Perbaikan yang diberikan pada siklus II ini berupa pemberian
motivasi dan bimbingan peserta didik, peneliti juga meminta peserta didik
agar materi melayang, terapung dan tenggelam dibaca di rumah terlebih
dahulu. Sehingga pada siklus II ini, keaktifan peserta didik dalam
memecahkan masalah, hubungan antar peserta didik dengan kelompoknya
bertambah kompak, kemampuan peserta didik dalam mengemukakan
pendapat/

meramalkan,

menginterpretasi

data,

menghipotesis,

menganalisis bertambah lancar, dan kemampuan peserta didik dalam


menarik kesimpulan bertambah baik. Penerapan pembelajaran Problem
Based Instruction mampu menumbuhkan keberanian peserta didik dalam
bertanya,

mengemukakan

pendapat,

memecahkan

masalah

serta

meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar peserta didik.

63

63

BAB V
KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1

Pembelajaran

Problem

Based

Instruction

mampu

meningkatkan

keterampilan proses dan aspek afektif peserta didik saat pembelajaran baik
secara klasikal maupun kelompok dari siklus I ke siklus II. Hal ini tampak
dari

peningkatan nilai hasil observasi belajar peserta didik pada saat

proses belajar mengajar. Nilai rata-rata keterampilan proses (aspek


psikomotorik) pada siklus I adalah 70,63 dan pada siklus II mencapai
81,25. Ketuntasan belajar klasikal juga mengalami peningkatan dari 69,44
% pada siklus I dan 94,44 % pada siklus II. Sementara itu nilai rata-rata
aktivitas afektif pada siklus I adalah 76,22 dan pada siklus II mencapai
78,47. Ketuntasan belajar klasikal mengalami peningkatan dari 77,78 %
pada siklus I dan 91,67 % pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata hasil
belajar kognitif peserta didik dari 65,00 pada siklus I dan 74,17 pada
siklus II. Dan ketuntasan belajar klasikal peserta didik juga mengalami
peningkatan dari 63,89 % pada siklus I dan 91,67 % pada siklus II.
2

Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction, dalam


pembelajaran fisika, guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa
pembelajaran Problem Based Instruction adalah pembelajaran yang
didasarkan pada masalah nyata, siswa diminta melakukan demonstrasi
maupun praktikum untuk memecahkan masalah tersebut. Selanjutnya guru
membentuk 6 kelompok peserta didik yang terdiri dari 6 orang dan
membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing kelompok.
Kemudian peserta didik diarahkan untuk melakukan praktikum dan
menganalisis data yang didapat. Setelah peserta didik mendapat data
praktikum peserta didik mendiskusikan hasil praktikum tersebut.

64

64

B. Saran
Perkembangan ilmu pengetahuan menuntut guru untuk lebih kreatif
dalam pembelajaran. Model pembelajaran Problem Based Instruction dapat
dijadikan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan keterampilan proses
dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan
bahwa pembelajaran Problem Based Instruction layak dikembangkan sebagai
alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
fisika. Dan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.

C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari meskipun dalam penulisan ini telah berusaha
semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan
dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan
kemampuan yang penulis miliki.

Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi perbaikan
yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Amin.

65

65

DAFTAR PUSTAKA
Arifatul Kharida, luluk Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Instruction) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada pokok bahasan Elastisitas bahan kelas XI SMA Islam Sultan Agung
1 Semarang Sekripsi Program Pendidikan Fisika, Fakultas FMIPA
Universitas Negeri Semarang, 2009.
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi
Pressindo, 2008.
Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
RI tentang Pendidikan, Jakarta: Depag RI, 2006.
Giancoli, Douglas C, Fisika, Edisi Kelima Jilid I, Jakarta: Erlangga,
2001Semiawan, Conny dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 1992.
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kopetensi PT: Remaja Roesda Karya, 2006
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classroom Action Research)
Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional, Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2009.
Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban, Jakarta: Grasindo, 2004.
Paul

Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik


Menyenangkan, PT: Universitas Sanata Dharma, 2007. Cet.1.

dan

Paul A. Tippler, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 1991,
Sunyonto, Danang, Ringkasan Statik Deskriptif, Yogyakarta: Hanindita, 2002.
Sumarsono, gathot Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan
Kinematika Gerak Lurus Pada Siswa Kelas X Semester 1 Sma Negeri 1
Batang Tahun Pelajaran 2005/2006 Sekripsi Program Pendidikan
Fisika, Fakultas FMIPA Universitas Negeri Semarang, 2006
Supiyanto, FISIKA untuk SMA Kelas XI Jilid 2, Jakarta: Phibeta, 2006,
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Jakarta:Rineka Cipta, 2002, Cet. 2,

66

66

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,


2009.
, Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008,
Cetakan Ketujuh,
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito,1999.
Turmudi dan Sri Harini, Metode Statistika, Pendekatan Teoritis dan Aplikatif,
(Malang: UIN-Malang Press, 2008),
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2008.
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Cet I, Bandung: Yrama
Widya, 2006.
, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: CV Yrama Widya, 2008,
Cetakan keempat.

67

67

Lampiran 1
SILABUS
: MA Tajul Ulum
: FISIKA
: XI
: Genap
: 6 x 40 menit
: 2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah

Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas
Semester
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis
hukum-hukum
yang
berhubungan
dengan
fluida
statik dan dinamik
serta
penerapannya
dalam kehidupan
sehari-hari

Materi
Pembelajaran

Kegiatan Belajar

o
o
o

Fluida
Statik
Fluida
Dinamik

Menerapkan
konsep
tekanan
hidrostatis,
prinsip
hukum
Archimedes dan hukum pascall
melalui percobaan
Melakukan percobaan tentang
tegangan permukaan, kapilaritas,
dan gesekan fluida
Mendiskusikan penerapan konsep
dan prinsip fluida statis dalam
pemecahan masalah
Membuat alat peraga atau
demonstrasi penerapan hukum
Archimedes dan atau hukum
pascall secara berkelompok
Mendiskusikan karakteristik fluida
ideal, asas kontinuitas, dan asas
bernoulli dan penerapannya secara
klasikal
dalam
memecahkan
masalah
Membuat alat peraga atau
demonstrasi
penerapan
asas
bernoulli secara berkelompok

Indikator
o Memformulasikan hukum dasar
fluida statik
o Menerapkan hukum dasar fluida
statik pada masalah fisika seharihari
o Memformulasikan tegangan
permukaan zat cair

Penilaian
Penilaian kinerja (sikap dan
praktik), hasil karya
(produk), tes tertulis

Alokasi
Waktu
16 jam

Sumber/ Bahan/
Alat
Sumber: Buku FISIKA
yang relevan
Bahan: lembar kerja
siswa, bahan presentasi
Alat:Hidrometer, gelas
ukur, neraca, media
presentasi

o Memformulasikan gaya gesekan


fluida kental
o Memformulasikan hukum dasar
fluida dinamis
o Menerapkan hukum dasar fluida
dinamik pada masalah fisika
sehari-hari

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus : I
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester

: MA Tajul Ulum
: FISIKA
: XI IPA / Genap

Standar Kompetensi
2. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan
masalah
Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
1. Menemukan besar gaya apung pada benda yang tercelup ke dalam air
2. Menjelaskan hukum Archimedes
3. Menerapkan prinsip Archimedes untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan PBI:
1. Peserta didik mampu menemukan besar gaya apung pada benda yang tercelup ke dalam
air dengan benar
2. Peserta didik mampu menjelaskan hukum Archimedes dengan benar
3. Peserta didik mampu menerapkan hukum Archimedes untuk memecahkan masalah fisika
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar

B. Materi pembelajaran

: Hukum Archimedes

Aplikasi Hukum Archimedes

C. Alokasi Waktu : 2 pertemuan (4 40)


D. Model Pembelajaran

1. Model

: Problem Based Instruction (PBI)

2. Metode

: Diskusi dan Eksperimen


1

E. Rincian Proses Pembelajaran peserta didik


Pengorganisasian
No

Proses Pembelajaran peserta didik

waktu

Peserta
didik

1. Pendahuluan
Apersepsi:
Guru

bertanya

kepada

siswa

tentang

prinsip 5 menit

Archimedes dalam kehidupan sehari-hari


Apabila kita mengangkat sebuah batu diudara,
kemudian dimasukkan ke dalam air dan kita angkat
kembali, maka ketika diangkat dari dalam air ternyata
berat batu tersebut terasa lebih ringan dibandingkan
pada saat diudara. Mengapa demikian? Apakah berat
batu tersebut berkurang ketika berada di dalam air?
Motivasi: Pernahkah kalian berenang? Apa yang anda 3 menit

rasakan waktu di dalam air dibandingkan di udara


Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran
yaitu melaksanakan percobaan prinsip Archimedes

2 menit

5 menit

2. Kegiatan Inti :

Guru menjelalaskan sedikit materi yang berkaitan


dengan prinsip Archimedes

Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok

Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang 2 menit

Guru

membagi LKS

yang

berisi petunjuk
G

pelaksanaan percobaan dan pertanyaan-pertanyaan


kepada masing-masinng peserta didik

2 menit

digunakan untuk percobaan

1 menit

Guru mengarahkan dan membimbing peserta


G

didik untuk melaksanakan percobaan prinsip


Archimedes

50

1. Praktikum dilakukan secara berkelompok tetapi menit

LKS dikerjakan secara individu


2. Lakukanlah percobaan dengan teliti dan hatihati
2

G
2

3. Percobaan dilakukan menggunakan neraca


G

pegas menghitung berat benda di udara dan


diair serta gaya apung, dan menggunakan 3
jenis benda yang berbeda

4. Kelompok mendiskusikan hasil percobaan

Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk 5 menit


K

menunjukkan hasil percobaan dan hasil diskusi


3.

kelompoknya

Guru menjelaskan dan meluruskan hasil diskusi 5 menit


K

peserta didik.
Penutup

Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil


10

percobaan dan diskusi


Uji Kompetensi siklus: terlampir
F. Penilaian :
1. Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen

menit

: Tes tertulis dan Observasi


: Tes isian dan lembar observasi keterampilan proses dan afektif

G. Sumber Belajar :
1. FISIKA SMA, Buku fisika kelas XI jilid 2, Supiyanto
2. Alat dan bahan praktikum :
a.
b.
c.
d.

Neraca pegas
Gelas ukur
Bejana
Besi

e. Kelereng
f. Batu
g. Benang/tali
h. Air

Mengetahui
Guru Fisika

Grobogan, 13 April 2010


Peneliti

Syaefudin, S.Si

Mustaiin
Nim: 063611005
Kepala Madrasah
MA Tajul Ulum

Ali Masudi, S. Pd.I


3

Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus : II
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester

: MA Tajul Ulum
: FISIKA
: XI IPA / Genap

Standar Kompetensi
3. Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan
masalah
Kompetensi Dasar
2.2 Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator
4. Menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda tenggelam, melayang dan
terapung yang dilakukan saat bereksperimen dengan benar.
5. Menjelaskan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung
6. Menerapkan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung untuk memecahkan
masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan PBI:
1. Peserta didik mampu menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda
tenggelam, melayang dan terapung yang dilakukan saat bereksperimen dengan benar.
2. Peserta didik mampu menjelaskan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung
dengan benar
3. Peserta didik mampu menerapkan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung
untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan
benar.
B. Materi Pembelajaran

: Hukum Archimedes

Tenggelam, Melayang, dan Terapung

C. Alokasi Waktu : 2 pertemuan (4 40)

D. Metode pembelajaran
1.

Model

: Problem Based Instruction (PBI)

2.

Metode

: Diskusi dan Eksperimen

E. Rincian Proses Pembelajaran peserta didik


No

Pengorganisasian
waktu Peserta
didik

Proses Pembelajaran peserta didik

1. Pendahuluan
Apersepsi:
Guru bertanya kepada siswa tentang prinsip Benda 5 menit

Tenggelam, Melayang dan Terapung dalam kehidupan


sehari-hari
Tahukah kalian hanya dengan memasukkan telur ke
dalam air, kalian bisa membedakan anatara telur yang
segar dengan telur yang busuk. Mengapa demikian?
K

Motivasi:
Pernahkah kalian melihat kapal selam? Mengapa 3 menit
kapal selam bisa terapung melayang dan tenggelam
Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran 2 menit

yaitu melaksanakan percobaan prinsip Archimedes

2. Kegiatan Inti :

Guru menjelalaskan sedikit materi yang berkaitan 5 menit


dengan

prinsip

Tenggelam,

Melayang

dan

Terapung

Peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok

Peserta didik menyiapkan alat dan bahan yang 2 menit

2 menit

digunakan untuk percobaan

Guru

membagi LKS

yang

berisi petunjuk 1 menit

pelaksanaan percobaan dan pertanyaan-pertanyaan

kepada masing-masinng peserta didik

Guru mengarahkan dan membimbing peserta


didik untuk melaksanakan percobaan prinsip 50
menit
Tenggelam, Melayang dan Terapung yaitu:

1.

Praktikum dilakukan secara berkelompok


tetapi LKS dikerjakan secara individu

2.

Lakukanlah percobaan dengan teliti dan hatiG

hati
3.

Percobaan dilakukan menggunakan 3 gelas,


G

gelas pertama untuk benda tenggelam, gelas 2


untuk benda melayang dan gelas 3 untuk
benda terapung.
4.

Kelompok mendiskusikan hasil percobaan

Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk


menunjukkan hasil percobaan dan hasil diskusi 5 menit

kelompoknya

Guru menjelaskan dan meluruskan hasil diskusi


5 menit

peserta didik.

3. Penutup

Guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil 10


menit

percobaan dan diskusi

Uji Kompetensi siklus: terlampir


F. Penilaian Hasil Belajar :
1. Teknik Penilaian
: Tes Tertulis dan Observasi
2. Bentuk Instrumen
: Tes isian dan lembar observasi keterampilan proses dan afektif
G. Sumber Belajar :
1. FISIKA SMA, Buku fisika kelas XI jilid 2, Supiyanto
2. Alat-alat praktikum:
a. Neraca ohauss
d. Garam 1 kg
b. Bejana/tabung
e. Air
c. Telur
Mengetahui
Grobogan,27 April 2010
Guru Fisika
Peneliti

Syaefudin, S.Si

Mustaiin
Nim: 063611005
Kepala Madrasah
MA Tajul Ulum

Ali Masudi, S. Pd.I


6

Lampiran 4

Lembar Kerja Siswa (LKS)


Panduan guru
Siklus I
Materi Pokok

: Fluida statik

Jenis Percobaan

: Hukum Archimedes

H. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan PBI:
7. Peserta didik mampu menemukan besar gaya apung pada benda yang tercelup ke dalam
air dengan benar
8. Peserta didik mampu menjelaskan hukum Archimedes dengan benar
9. Peserta didik mampu menerapkan hukum Archimedes untuk memecahkan masalah fisika
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
I. Alat dan bahan
a. Neraca pegas

d. Besi

g. Benang/tali

b. Gelas ukur

e. Kelereng

h. Air

c. Bejana

f. Batu

J. Permasalahan
Apabila kita mengangkat sebuah batu di udara, kemudian dimasukkan ke dalam air dan kita
angkat kembali, maka ketika di angkat dari dalam air ternyata berat batu tersebut terasa lebih
ringan dibandingkan pada saat di udara.
Mengapa demikian? Apakah berat batu tersebut berkurang ketika berada di dalam air?
K. Kegiatan pembelajaran
No
1

Kegiatan

Keterampilan
proses

Menentukan besar gaya apung pada benda yang tercelup ke


dalam air:
a. Rangkailah alat dan bahan di atas untuk percobaan
menentukan besar gaya apung pada benda yang tercelup ke
dalam air
b. Gambarkan rangkaiannya!
Jawab:

Merancang
eksperimen

c. Setelah alat dan bahan terangkai dengan benar, timbanglah


batu saat berada di udara dengan neraca pegas. Amati

Mengamati dan
mengukur

penunjukan skala berat pada neraca pegas! berat batu di


udara adalah
Jawab:

wudara = .......N

d. Kemudian, timbanglah batu tersebut di dalam bejana yang

Mengamati dan
mengukur

berisi air. berat batu di dalam air adalah


Jawab: wair = .......N

e. Jadi berat batu di udaradengan berat batu di

Memprediksi

dalam air.
Jawab: Lebih berat

f. Hal ini terjadi karena


Jawab:

Membuat
hipotesis

Batu yang dicelupkan ke dalam air terasa lebih ringan


daripada di udara karena batu di dalam air mengalami gaya
apung, sedangkan batu di udara tidak mengalami gaya
apung sehingga lebih berat.

g. Berapakah selisih berat batu di udara dengan berat batu di

Menghitung

dalam air? Disebut apakah selisih berat batu di udara dengan


berat batu di dalam air?
Jawab: w = wudara wair = ......N (Gaya apung )

h. Sekarang masukkan batu ke dalam bejana yang berisi air


penuh, amati apa yang terjadi pada air? Berapa volume air

Mengamati dan
mengukur

yang tumpah?
Jawab:
Air tumpah (Volume air yang tumpah bisa dilihat pada
posisi air dalam gelas ukur)
Mengukur
8

i.

Timbanglah air yang terdapat dalam gelas ukur. Berapakah


berat air tersebut?
Jawab: wair = .......N

j.

Sekarang ulangi percobaan di atas mulai dari langkah c

Mengamati,
mengukur dan
menghitung

sampai i dengan balok besi dan kelereng, kemudian


masukkan hasilnya dalam table pengamatan di bawah ini!

Benda

Berat di

Berat di

Berat yang

udara

air

dipindahkan

wudara (N )

wair ( N )

w (N )

Besi
Kelereng

k. Hitung besar gaya apung masing-masing benda!


Benda

Menghitung

Gaya apung (N)

Batu
Besi
Kelereng

l.

Dari hasil poin j dan k, bandingkan gaya apung benda Menginterpretas


i data
dengan berat air yang dipindahkan! Tulislah kesimpulan
yang kalian peroleh!
Jawab:
Gaya apung sama dengan berat air yang dipindahkan oleh
benda

Menerapkan prinsip Archimedes untuk memecahkan masalah

Menerapkan

yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari:

Pada saat musim hujan, banyak terjadi bencana banjir yang


mengakibatkan jembatan penghubung antar desa rusak,
sehingga mobilitas warga antar desa terganggu. Untuk
mengatasi masalah tersebut warga desa bergotong royong
membuat jembatan alternatif penghubung desa yang di sebut

Jembatan ponton

Coba kalian jelaskan prinsip kerja jembatan tersebut


berdasarkan prinsip Archimedes!
Jawab:
Jembatan pontoon merupakan jembatan yang terbuat dari
drum-drum kosong yang berisi udara dan tertutup rapat
sehingga air tidak masuk ke dalamnya supaya memperoleh
gaya apung yang dialami drum tersebut besar. Gaya apung
pada drum dapat menopang beban yang lewat di atasnya.

Kesimpulan:

Menyimpulkan

a. Besar gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang


dicelupkan ke dalam air adalah.
Jawab: Sama dengan berat fluida yang dipindahkan

b. Pernyataan di atas merupakan


Jawab: Hukum Archimedes
c. Secara matematis, persamaan gaya apung yang bekerja pada
sebuah benda dapat dituliskan
Jawab: FA = w fluida yang dipindahkan
4

Buatlah laporan sederhana dari hasil percobaan yang telah kalian


lakukan, kemudian diskusikan dan laporkan hasil percobaan

Mengkomunika
sikan

tersebut di depan kelas.

10

10

Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Panduan guru
Siklus II
Materi Pokok

: Fluida statik

Jenis Percobaan

: Tenggelam, melayang dan terapung

H. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan PBI:
4. Peserta didik mampu menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda
tenggelam, melayang dan terapung yang dilakukan saat bereksperimen dengan benar.
5. Peserta didik mampu menjelaskan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung
dengan benar
6. Peserta didik mampu menerapkan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung
untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan
benar.
A. Alat dan bahan
d. Neraca ohauss

d. garam 1 kg

e. Bejana/tabung

e. Air

f. Telur
B. Permasalahan
Tahukah kalian hanya dengan memasukkan telur ke dalam air, kalian bisa membedakan
antara telur yang segar dengan telur yang busuk?
Mengapa demikian?

C. Kegiatan pembelajaran
No
1

Kegiatan

Keterampilan
proses

Menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda


melayang, terapung dan tenggelam:
d. Coba kalian rangkai alat dan bahan di atas untuk percobaan
menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda
melayang, terapung dan tenggelam.
e. Gambarkan rangkaiannya!
Jawab:

11

Merancang
eksperimen
11


f. Setelah alat dan bahan terangkai dengan benar, timbanglah
telur dengan neraca Ohauss. Amati penunjukan keseimbangan

Mengamati dan
mengukur

pada neraca ohauss sampai benar-benar seimbang. Berapakah


massa telur tersebut?
Jawab: m = .......gram

g. Isi bejana dengan air hingga menunjukkan volume tertentu.


Apa yang terjadi pada telur dan air di dalam bejana apabila

Mengamati dan
mengukur

telur dimasukkan ke dalam bejana tersebut? Setelah telur


dimasukkan ke dalam air, menjadi berapakah volume air
sekarang?
Jawab: Telur tenggelam dan permukaan air naik. Volume
telur menjadi =.ml

h. Dari jawaban d, hitunglah volume telur!

Menghitung

Jawab: Volume telur = Volume air akhir Volume air mulamula, atau
Volume telur = volume air yang naik

i.

Hitunglah massa jenis telur!


m
Jawab: = = ..... g 3
cm
V

j.

Menghitung

Apa yang akan terjadi jika telur dimasukkan ke dalam larutan


garam?

Memprediksi

Jawab: Telur mungkin melayang atau terapung

k. Hal ini terjadi karena


Jawab: Jika telur melayang massa jenis telur = massa jenis

Membuat
hipotesis

larutan garam
Jika telur terapung massa jenis telur < massa jenis larutan
garam
12

12

l.

Timbang 250 gr garam dan masukkan ke dalam bejana yang


berisi air dan telur. Aduk perlahan sampai bercampur dan

Mengukur,
mengamati dan
menghitung

amati apa yang terjadi pada telur? Berapakah massa jenis


larutan garam tersebut?
Jawab: Telur akan..
=

m
= ..... g 3
cm
V

m. Timbang 500 gr garam dan masukkan ke dalam bejana yang


berisi air dan telur. Aduk perlahan sampai bercampur dan

Mengukur,
mengamati dan
menghitung

amati apa yang terjadi pada telur? Berapakah massa jenis


larutan garam tersebut?
Jawab: Telur akan..
=

m
= ..... g 3
cm
V

n. Setelah melakukan percobaan di atas, isilah tabel di bawah ini

Mengukur

sesuai data yang anda peroleh!


Jawab:
Keadaan telur

Massa

jenis

air/

Massa jenis telur

larutan garam
Tenggelam
Melayang
Terapung

o. Dari tabel di atas, bagaimana perbandingan massa jenis

Menginterpretasi
data

air/larutan garam dengan massa jenis telur pada keadaan


tenggelam, melayang dan terapung? Tuliskan jawaban kalian!
Jawab:
Keadan tenggelam, massa jenis air lebih kecil daripada massa
jenis telur
Keadan melayang, massa jenis air sama dengan massa jenis
telur

13

13

Keadan terapung, massa jenis air lebih besar daripada massa


jenis telur
2

Menerapkan prinsip melayang, terapung dan tenggelam untuk

Menerapkan

memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari:


Jika ada 2 buah telur, satu diantara telur busuk. Bagaimana cara
kalian membedakan kedua telur tersebut? Mengapa kalian
melakukan hal tersebut?
Jawab: Saya akan memasukkan kedua telur tersebut ke dalam air.
Saya melakukan hal tersebut karena menerapkan prinsip
melayang, terapung dan tenggelam yaitu telur yang mengapung
berarti telur itu busuk karena massa jenis telur lebih kecil daripada
massa jenis air. Telur yang tenggelam berarti telur itu baik karena
massa jenis telur lebih besar daripada massa jenis air.

Kesimpulan:

Menyimpulkan

a. Syarat benda melayang adalah


Jawab:

fluida = benda

b. Syarat benda terapung adalah


Jawab:

fluida > benda

c. Syarat benda tenggelam adalah


Jawab:
4

fluida < benda

Buatlah laporan sederhana dari hasil percobaan yang telah kalian


lakukan, kemudian laporkan hasil percobaan tersebut di depan

Mengkomunika
sikan

kelas.

14

14

Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus I
Materi Pokok

: Fluida statik

Jenis Percobaan

: Hukum Archimedes

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan PBI:
1. Peserta didik mampu menemukan besar gaya apung pada benda yang tercelup ke dalam
air dengan benar
2. Peserta didik mampu menjelaskan hukum Archimedes dengan benar
3. Peserta didik mampu menerapkan hukum Archimedes untuk memecahkan masalah fisika
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan benar
B. Alat dan bahan
a. Neraca pegas

d. Besi

g. Benang/tali

b. Gelas ukur

e. Kelereng

h. Air

c. Bejana

f. Batu

C. Permasalahan
Apabila kita mengangkat sebuah batu di udara, kemudian dimasukkan ke dalam air dan kita
angkat kembali, maka ketika di angkat dari dalam air ternyata berat batu tersebut terasa lebih
ringan dibandingkan pada saat di udara.
Mengapa demikian? Apakah berat batu tersebut berkurang ketika berada di dalam air?

D. Kegiatan pembelajaran
No
1

Kegiatan
Menentukan besar gaya apung pada benda yang tercelup ke dalam air:
a. Rangkailah alat dan bahan di atas untuk percobaan menentukan
besar gaya apung pada benda yang tercelup ke dalam air
b. Gambarkan rangkaiannya!
Jawab:

c. Setelah alat dan bahan terangkai dengan benar, timbanglah batu


saat berada di udara dengan neraca pegas. Amati penunjukan skala
berat pada neraca pegas! berat batu di udara adalah

15

15

Jawab:

d. Kemudian, timbanglah batu tersebut di dalam bejana yang berisi


air. berat batu di dalam air adalah
Jawab:

e. Jadi berat batu di udaradengan berat batu di dalam air.


Jawab:

f. Hal ini terjadi karena


Jawab:

g. Berapakah selisih berat batu di udara dengan berat batu di dalam


air? Disebut apakah selisih berat batu di udara dengan berat batu di
dalam air?
Jawab:

h. Sekarang masukkan batu ke dalam bejana yang berisi air penuh,


amati apa yang terjadi pada air? Berapa volume air yang tumpah?
Jawab:

i.

Timbanglah air yang terdapat dalam gelas ukur. Berapakah berat


air tersebut?
Jawab:

j.

Sekarang ulangi percobaan di atas mulai dari langkah c sampai i


dengan balok besi dan kelereng, kemudian masukkan hasilnya
dalam table pengamatan di bawah ini!

Benda

Berat di udara

Berat di air

Berat yang dipindahkan

wudara (N )

wair ( N )

w (N )

Besi
16

16

Kelereng

k. Hitung besar gaya apung masing-masing benda!


Benda

Gaya apung (N)

Batu
Besi
Kelereng

l.

Dari hasil poin j dan k, bandingkan gaya apung benda dengan


berat air yang dipindahkan! Tulislah kesimpulan yang kalian
peroleh!
Jawab:

Menerapkan prinsip Archimedes untuk memecahkan masalah yang


terjadi dalam kehidupan sehari-hari:

Pada saat musim hujan, banyak terjadi bencana banjir yang


mengakibatkan jembatan penghubung antar desa rusak, sehingga
mobilitas warga antar desa terganggu. Untuk mengatasi masalah
tersebut warga desa bergotong royong membuat jembatan
alternatif penghubung desa yang di sebut.

Coba kalian jelaskan prinsip kerja jembatan tersebut berdasarkan


prinsip Archimedes!
Jawab:

Kesimpulan:
p. Besar gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang
dicelupkan ke dalam air adalah.
Jawab:

q. Pernyataan di atas merupakan


Jawab:

17

17


r. Secara matematis, persamaan gaya apung yang bekerja pada
sebuah benda dapat dituliskan
Jawab:

Buatlah laporan sederhana dari hasil percobaan yang telah kalian


lakukan, kemudian diskusikan dan laporkan hasil percobaan tersebut
di depan kelas.

18

18

Lampiran 7
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Siklus II
Materi Pokok

: Fluida statik

Jenis Percobaan

: Tenggelam, melayang dan terapung

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan PBI:
1. Peserta didik mampu menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda
tenggelam, melayang dan terapung yang dilakukan saat bereksperimen dengan benar.
2. Peserta didik mampu menjelaskan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung
dengan benar
3. Peserta didik mampu menerapkan prinsip benda tenggelam, melayang dan terapung
untuk memecahkan masalah fisika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dengan
benar.
D. Alat dan bahan
a. Neraca ohauss

d. garam 1 kg

b. Bejana/tabung

e. Air

c. Telur
E. Permasalahan
Tahukah kalian hanya dengan memasukkan telur ke dalam air, kalian bisa membedakan
antara telur yang segar dengan telur yang busuk?
Mengapa demikian?
F. Kegiatan pembelajaran
No
1

Kegiatan
Menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda melayang,
terapung dan tenggelam:
a. Coba kalian rangkai alat dan bahan di atas untuk percobaan
menentukan massa jenis larutan air garam pada saat benda
melayang, terapung dan tenggelam.
b. Gambarkan rangkaiannya!
Jawab:

c. Setelah alat dan bahan terangkai dengan benar, timbanglah telur

19

19

dengan neraca Ohauss. Amati penunjukan keseimbangan pada


neraca ohauss sampai benar-benar seimbang. Berapakah massa
telur tersebut?
Jawab:

d. Isi bejana dengan air hingga menunjukkan volume tertentu. Apa


yang terjadi pada telur dan air di dalam bejana apabila telur
dimasukkan ke dalam bejana tersebut? Setelah telur dimasukkan
ke dalam air, menjadi berapakah volume air sekarang?
Jawab:

e. Dari jawaban d, hitunglah volume telur!


Jawab:

f. Hitunglah massa jenis telur!


Jawab:

g. Apa yang akan terjadi jika telur dimasukkan ke dalam larutan


garam?
Jawab:

h. Hal ini terjadi karena


Jawab:

i.

Timbang 250 gr garam dan masukkan ke dalam bejana yang


berisi air dan telur. Aduk perlahan sampai bercampur dan amati
apa yang terjadi pada telur? Berapakah massa jenis larutan garam
tersebut?
Jawab:

j.

Timbang 500 gr garam dan masukkan ke dalam bejana yang


berisi air dan telur. Aduk perlahan sampai bercampur dan amati
apa yang terjadi pada telur? Berapakah massa jenis larutan garam
tersebut?

20

20

Jawab:

k. Setelah melakukan percobaan di atas, isilah tabel di bawah ini


sesuai data yang anda peroleh!
Jawab:
Keadaan telur

Massa jenis

Massa jenis telur

air/larutan garam
Tenggelam
Melayang
Terapung

Dari tabel di atas, bagaimana perbandingan massa jenis air/larutan


garam dengan massa jenis telur pada keadaan tenggelam,
melayang dan terapung? Tuliskan jawaban kalian!
Jawab:

Menerapkan prinsip melayang, terapung dan tenggelam untuk


memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari:
Jika ada 2 buah telur, satu diantara telur busuk. Bagaimana cara kalian
membedakan kedua telur tersebut? Mengapa kalian melakukan hal
tersebut?
Jawab:

Kesimpulan:
d. Syarat benda melayang adalah
Jawab:

e. Syarat benda terapung adalah


Jawab:

f. Syarat benda tenggelam adalah


Jawab:

21

21

Buatlah laporan sederhana dari hasil percobaan yang telah kalian


lakukan, kemudian laporkan hasil percobaan tersebut di depan kelas.

22

22

Lampiran 8

KRITERIA PENSKORAN KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK


Siklus I
(Menentukan besar gaya apung)
No

Keterampilan

Indikator

Skor

Merangkai alat

Dapat merangkai alat dan

Dapat merangkai alat dan bahan tanpa bantuan guru

dan bahan

bahan percobaan

Dapat merangkai alat dan bahan namun dengan bantuan guru

Dapat merangkai alat dan bahan tanpa bantuan guru namun masih ada 1-2 alat yang

proses
1

keterangan

rangkaiannya salah
1

Mengamati

Mengukur

Menuliskan hasil

Menuliskan 4-5 hasil pengamatan sesuai kenyataan

pengamatan terhadap

Menuliskan 3 hasil pengamatan sesuai kenyataan

percobaan yang

Menuliskan 2 hasil pengamatan sesuai kenyataan

dilakukan

Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan

Menggunakan alat ukur

Dapat menggunakan neraca pegas untuk menimbang massa benda dan menyebutkan

dan menyebutkan
satuannya secara benar
1

Tidak dapat merangkai alat dan bahan

hasil pengukuran beserta satuannya secara benar


3

Dapat menggunakan neraca pegas untuk menimbang massa benda dan menyebutkan
1

hasil pengukuran namun salah menyebutkan satuannya


2

Dapat menggunakan neraca pegas untuk menimbang massa benda namun tidak dapat
menyebutkan hasil pengukuran beserta satuannya secara benar

Menghitung

Menggunakan persamaan

Tidak dapat menggunakan neraca pegas untuk menimbang massa benda

Dapat menggunakan persamaan gaya apung dan massa jenis air dengan benar tanpa

dengan benar tanpa


menggunakan alat bantu

menggunakan alat bantu hitung


3

hitung yaitu :
1. Gaya apung

menggunakan alat bantu hitung namun salah


2

Memprediksi

Memprediksi apa yang

Tidak dapat menggunakan persamaan gaya apung dan massa jenis air

Dapat memprediksi jika batu di masukkan ke dalam air maka berat batu di dalam air
lebih ringan dari pada di udara dan juga volume air yang dipindahkan

akan terjadi tentang suatu

Dapat memprediksi namun prediksi beratnya kurang tepat

peristiwa yaitu:

6
2

Menghipotesis

Dapat menggunakan persamaan gaya apung dan massa jenis air dengan benar dengan
menggunakan alat bantu hitung

2. Massa jenis air

Dapat menggunakan persamaan gaya apung dan massa jenis air dengan benar tanpa

1. Gaya apung

Dapat memprediksi namun salah

2. volume air yang

Tidak dapat memprediksi

dipindahkan

Mengajukan jawaban

Dapat menduga jika batu di dalam air, maka berat batu tersebut lebih ringan dari pada
2

sementara (dugaan)
tentang suatu masalah

di udara karena batu di dalam air mengalami gaya apung


3

Dapat menduga namun salah dalamm menjelaskan apa yang menyebabkan berat batu di
dalam air lebih ringan daripada di udara

Dapat menduga namun tidak tahu apa yang menyebabkan berat batu di dalam air lebih
ringan daripada di udara

Menginterpreta

Menafsirkan data dari

sikan data

hasil percobaan

Tidak dapat menduga

Dapat menafsirkan data hasil percobaan ke dalam bentuk kalimat pertanyaan dengan
benar

Dapat menafsirkan data hasil percobaan ke dalam bentuk kalimat pertanyaan namun
kurang tepat

Dapat menafsirkan data hasil percobaan ke dalam bentuk kalimat pertanyaan namun
salah

Menerapkan

Menerapkan konsep

Tidak dapat menafsirkan

Dapat menerapkan konsep prinsip Archimedes untuk memecahkan masalah dalam

Archimedes dalam
memecahkan masalah

kehidupan sehari-hari serta mampu menjelaskan dengan tepat


3

dalam kehidupan seharihari

Dapat menerapkan konsep prinsip Archimedes untuk memecahkan masalah dalam


kehidupan sehari-hari namun kurang tepat dalam menjelaskan

Dapat menerapkan konsep prinsip Archimedes untuk memecahkan masalah dalam


kehidupan sehari-hari namun tidak mampu menjelaskan

1
3

Tidak dapat menerapkan konsep prinsip Archimedes untuk memecahkan masalah dalam
3

kehidupan sehari-hari

Membuat

Membuat kesimpulan

kesimpulan

berdasarkan analisa dari


data

Membuat kesimpulan tentang prinsip Archimedes berdasarkan analisa dari keseluruhan


data yang ada

Membuat kesimpulan tentang prinsip Archimedes berdasarkan analisa dari keseluruhan


data, namun hanya sebagian data yang tepat

Membuat kesimpulan tentang prinsip Archimedes berdasarkan analisa dari hanya


sebagian data yang diperoleh

10

Tidak dapat membuat kesimpulan tentang prinsip Archimedes

Dapat menyusun laporan sederhana sesuai dengan prosedur penulisan laporan yang

Mengkomunika

Menyusun laporan

sikan

sederhana dan

sudah ditentukan dan mampu menyampaikannya di depan kelas dengan baik

menyampaiakan hasil

Dapat menyusun laporan sederhana namun kurang sesuai dengan prosedur penulisan

percobaan

laporan yang sudah ditentukan dan mampu menyampaikannya di depan kelas


Dapat menyusun laporan sederhana namun kurang sesuai dengan prosedur penulisan
laporan yang sudah ditentukan dan kurang baik dalam menyampaikannya di depan

kelas
Tidak dapat menyusun laporan sederhana

Lampiran 9

KRITERIA PENSKORAN KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK


Siklus II
(Menentukan mssa jenis larutan air garam pada saat benda melayang, terapung dan tenggelam)
No

Keterampilan
proses

Indikator

Skor

keterangan

Merangkai alat

Dapat merangkai alat dan

Dapat merangkai alat dan bahan tanpa bantuan guru

dan bahan

bahan percobaan

Dapat merangkai alat dan bahan namun dengan bantuan guru

Dapat merangkai alat dan bahan tanpa bantuan guru namun masih ada 1-2 alat yang
rangkaiannya salah

Mengamati

Mengukur

Menuliskan hasil

Menuliskan 4-5 hasil pengamatan sesuai kenyataan

pengamatan terhadap

Menuliskan 3 hasil pengamatan sesuai kenyataan

percobaan yang

Menuliskan 2 hasil pengamatan sesuai kenyataan

dilakukan

Tidak dapat menuliskan hasil pengamatan

Menggunakan alat ukur

Dapat menggunakan neraca ohauss untuk menimbang telur dan menyebutkan hasil

dan menyebutkan
satuannya secara benar
5

Tidak dapat merangkai alat dan bahan

pengukuran beserta satuannya secara benar


3

Dapat menggunakan neraca ohauss untuk menimbang telur dan menyebutkan hasil
5

pengukuran namun salah menyebutkan satuannya


2

Dapat menggunakan neraca ohauss untuk menimbang telur namun tidak dapat
menyebutkan hasil pengukuran beserta satuannya secara benar

Menghitung

Menggunakan persamaan

Tidak dapat menggunakan neraca ohauss untuk menimbang massa telur

Dapat menggunakan persamaan massa jenis dengan benar tanpa menggunakan alat

massa jenis dengan benar


tanpa menggunakan alat

bantu hitung
3

bantu hitung yaitu:


1. larutan air garam

bantu hitung namun salah


2

Memprediksi

Memprediksi apa yang

Dapat menggunakan persamaan massa jenis dengan benar dengan menggunakan alat
bantu hitung

2. telur

Dapat menggunakan persamaan massa jenis dengan benar tanpa menggunakan alat

Tidak dapat menggunakan persamaan massa jenis

Dapat memprediksi jika telur di masukkan ke dalam larutan air garam, posisi telur

akan terjadi tentang suatu

mungkin melayang, terapung atau tenggelam

peristiwa yaitu:

Dapat memprediksi namun prediksi posisi telur kurang tepat

1. benda melayang

Dapat memprediksi namun salah

2. benda terapung

Tidak dapat memprediksi

Dapat menduga jika telur dimasukkan ke dalam larutan air garam maka telur akan

3. benda tenggelam
6

Menghipotesis

Mengajukan jawaban
sementara (dugaan)
tentang suatu masalah

melayang jika massa jenis telur sama dengan massa jenis larutan air garam dan telur
akan terapung jika massa jenis telur lebih kecil daripada massa jenis larutan air garam
6

Dapat menduga namun salah dalam menjelaskan apa yang menyebabkan telur dapat
3

melayang atau terapung


Dapat menduga namun tidak tahu apa yang menyebabkan telur dapat melayang atau

terapung
Tidak dapat menduga

1
7

Menginterpreta

Menafsirkan data dari

sikan data

hasil percobaan

Dapat menafsirkan data hasil percobaan ke dalam bentuk kalimat pertanyaan dengan
benar

Dapat menafsirkan data hasil percobaan ke dalam bentuk kalimat pertanyaan namun
kurang tepat

Dapat menafsirkan data hasil percobaan ke dalam bentuk kalimat pertanyaan namun
salah

Menerapkan

Menerapkan konsep

Tidak dapat menafsirkan

Dapat menerapkan konsep prinsip melayang, terapung dan tenggelam untuk

melayang, terapung dan

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta mampu menjelaskan dengan

tenggelam dalam
memecahkan masalah

tepat
3

dalam kehidupan sehari-

Dapat menerapkan konsep prinsip melayang, terapung dan tenggelam untuk


memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari namun kurang tepat dalam

hari

menjelaskan
2

Dapat menerapkan konsep prinsip melayang, terapung dan tenggelam untuk


memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari namun tidak mampu menjelaskan

Tidak dapat menerapkan konsep prinsip melayang, terapung dan tenggelam untuk

Membuat

Membuat kesimpulan

kesimpulan

berdasarkan analisa dari


data

memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

Membuat kesimpulan tentang prinsip melayang, terapung dan tenggelam berdasarkan


analisa dari keseluruhan data yang ada

Membuat kesimpulan tentang prinsip melayang, terapung dan tenggelam berdasarkan


analisa dari keseluruhan data, namun hanya sebagian data yang tepat
Membuat kesimpulan tentang prinsip melayang, terapung dan tenggelam berdasarkan

analisa dari hanya sebagian data yang diperoleh


Tidak dapat membuat kesimpulan tentang prinsip melayang, terapung dan tenggelam

1
10

Mengkomunika

Menyusun laporan

sikan

sederhana dan

sudah ditentukan dan mampu menyampaikannya di depan kelas dengan baik


Dapat menyusun laporan sederhana namun kurang sesuai dengan prosedur penulisan

menyampaiakan hasil
percobaan

Dapat menyusun laporan sederhana sesuai dengan prosedur penulisan laporan yang

laporan yang sudah ditentukan dan mampu menyampaikannya di depan kelas


Dapat menyusun laporan sederhana namun kurang sesuai dengan prosedur penulisan
laporan yang sudah ditentukan dan kurang baik dalam menyampaikannya di depan

kelas
Tidak dapat menyusun laporan sederhana

Lampiran 12
Soal siklus I
Materi: Hukum Archimedes
Berilah tanda silang (X) pada lembar jawaban yang menurut anda paling benar!
1. Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapat gaya ke atas yang besarnya.
a. Sama dengan berat benda
b. Sama dengan berat zat cair seluruhnya
c. Sama dengan berat benda di zat cair
d. Sama dengan berat zat cair yang dipindahkan
e. Sama dengan sebagian berat benda di zat cair

2. Sepotong benda di udara beratnya 50 N. setelah dimasukkan ke dalam air beratnya menjadi 30
N. jika massa jenis air 1 g cm 3 dan g = 10 m s 2 maka volume benda tersebut adalah.
a. 2 10 3 m 3

d. 5 10 3 m 3

b. 3 10 3 m 3

e. 6 10 3 m 3

c. 4 10 3 m 3
3. Sebuah batu volumenya 0,5 m 3 tercelup seluruhnya ke dalam zat cair yang massa jenisnya
1,5 g cm 3 . Jika percepatan gravitasi 10 m s 2 , maka batu akan mendapat gaya apung sebesar
a. 1.500 N

d. 7.500 N

b. 3.000 N

e. 9.000 N

c. 4.500 N

4. Alat-alat yang bukan merupakan penerapan hukum Archimedes ialah.


a. Kapal laut

d. Jembatan poton

b. Galangan kapal

e. Dongkrak hidrolik

c. Balon udara
5. Sebuah gunung es mempunyai massa jenis 0,92 g cm 3 dan massa jenis air laut 1,03 g cm 3 ,
persentase volume gunung es yang muncul di atas permukaan laut adalah..
a. 100 %

d. 11 %

b. 98 %

e. 9 %

c. 89 %

xi

xi

6. Gaya apung yang bekerja pada sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair sama dengan
berat fluida yang dipindahkan, merupakan pernyataan.
a. Hukum utama hidrostatik
b. Hukum archimedes
c. Hukum pascal
d. Hukum boyle
e. Hukum kekekalan energi mekanik

7. Kapal laut yang kelebihan barang dapat terapung di laut, akan tetapi kapal tersebut tenggelam
ketika memasuki sungai. Hal tersebut terjadi karena.
a. Kapal tidak bisa mempertahankan keseimbangannya
b. Gaya keatas dilaut lebih kecil dari pada disungai
c. Gaya keatas dilaut lebih besar dari pada disungai
d. Gaya keatas dilaut sama dengan gaya ke atas disungai
e. Hukum Archimedes tidak berlaku

8. Grafik di bawah ini yang menunjukkan hubungan gaya angkat ke atas dengan kedalaman benda
adalah.
a.

Fa

b.

Fa

d.

Fa

c. Fa

e.

Fa

9. Gaya Archimedes yang bekerja pada sebuah benda di dalam zat cair sebanding dengan..
a. Berat zat cair
b. Berat zat cair dan volume benda
c. Berat dan massa jenis zat cair
d. Volume benda dan massa jenis zat cair
e. Volume benda, berat zat cair, dan massa jenis zat cair
xii

xii

10. Sebuah benda yang mempunyai massa jenis 1 dengan 3 4 bagian volumenya tercelup ke dalam
fluida, maka massa jenis fluida 2 adalah
a. 1 2 1

d. 5 6 1

b. 2 3 1

e. 4 3 1

c. 2 5 1

11. Gaya ke atas mempunyai dimensi


a. MLT 2

d. L2T 1

b. ML2T 1

e. L3T 1

c. ML3T 1
12. Hidrometer merupakan alat yang digunakan untuk
a. mengukur tekanan zat cair
b. mengukur laju alir zat cair
c. mengukur massa jenis zat cair
d. mengukur kekentalan zat cair
e. mengukur volume zat cair

13. Penggunaan hidrometer menerapkan prinsip


a. Hukum boyle
b. Hukum pascal
c. Hukum utama hidrostatik
d. Hukum Archimedes
e. Hukum kekekalan energi mekanik

14. Ketika sebuah balon udara di isi dengan udara panas yang massa jenisnya lebih kecil dari massa
jenis udara, maka
a. berat udara yang dipindahkan lebih kecil dari gaya angkat ke atas pada balon
b. berat udara yang dipindahkan lebih besar dari gaya angkat ke atas pada balon
c. berat udara yang dipindahkan lebih kecil sama dengan gaya angkat ke atas pada balon
d. berat udara yang dipindahkan lebih basar sama dengan gaya angkat ke atas pada balon
e. berat udara yang dipindahkan sama dengan gaya angkat ke atas pada balon

xiii

xiii

15. Gaya apung pada benda yang dicelupkan ke dalam air merupakan akibat
a. bertambahnya tekanan seiring bertambahnya kedalaman
b. berkurangnya berat benda di dalam air
c. berkurangnya tekanan seiring bertambahnya kedalaman
d. bertambahnya tekanan seiring berkurangnya kedalaman
e. berkurangnya tekanan seiring berkurangnya kedalaman

16. Sebuah benda berat di udara 20 N dan di dalam air 18 N. Jika percepatan gravitasi 10 m s 2 .
Berapakah besar gaya ke atas oleh zat cair dan berapakah massa jenis benda tersebut berturutturut adalah

a. 2 N dan 10000 kg m 3
b. 2 N dan 20000 kg m 3
c. 2 N dan 40000 kg m 3
d. 4 N dan 10000 kg m 3
e. 4 N dan 20000 kg m 3

17. Berat sesungguhnya dari sebuah benda adalah 3 N. Jika ditimbang di dalam air beratnya
menjadi 2,25 N, dan jika ditimbang di dalam suatu cairan lain beratnya menjadi 1,125 N. jika
massa jenis air 1000 kg m 3 , berapakah massa jenis cairan tersebut?
a. 2000 kg m 3
b. 2500 kg m 3
c. 3000 kg m 3
d. 3500 kg m 3
e. 4000 kg m 3

18. Sepotong kaca di udara memiliki berat 25 N dan massa jenis 2,5 10 3 kg m 3 . Bila massa jenis
air 1 10 3 kg m 3 dan percepatan gravitasi 10 m s 2 , maka berat kaca di air adalah.
a. 5 N
b. 10 N
c. 15 N
d. 20 N
xiv

xiv

e. 25 N

19. Jembatan ponton di buat dari drum yang terapung di atas permukaan air. Setiap drum terisi
udara sehingga secara keseluruhan bermassa 20 kg dan volum rata-rata 2 m 3 . Tentukan berat
maksimum yang dapat di tahan oleh drum tersebut.
a. 2 10 2 N
b. 2 10 3 N
c. 2 10 4 N
d. 2 10 5 N
e. 2 10 6 N
20. Sebuah benda dapat melayang di dalam suatu zat cair jika.
a. Berat zat cair yang dipindahkan sama dengan gaya Archimedes
b. Berat benda sama dengan gaya ke atas
c. Volum zat cair yang dipindahkan sama dengan volum benda
d. Massa jenis kurang dari massa jenis zat cair
e. Besar gaya Archimedes sama dengan gaya ke atas

xv

xv

Lampiran 13
Soal siklus II
Materi: Melayang, terapung dan tenggelam

Berilah tanda silang (X) pada lembar jawaban yang menurut anda paling benar!
1. Sebuah benda bermassa 10 kg dan massa jenisnya 5000 kg m 3 dicelupkan seluruhnya ke dalam
air yang massa jenisnya 1000 kg m 3 . Jika percepatan gravitasi 10 m s 2 , maka gaya ke atas
yang di alami benda tersebut adalah
a. 20 N

d. 200 N

b. 50 N

e. 500 N

c. 100 N

2. Kapal laut dapat terapung di atas air karena


a. Adanya gaya apung yang besar sehingga dapat mengimbangi berat kapal
b. Adanya alat yang dapat mengatur keluar masuknya air dalam kapal, sehingga kapal tidak
tenggelam
c. Adanya gaya apung yang bernilai kecil sehingga dapat mengimbangi berat kapal
d. Adanya gaya apung yang besarnya sama dengan berat kapal
e. Adanya gaya apung yang arahnya ke atas

3. Sebuah benda terapung dipermukaan suatu zat cair dengan 1 bagian muncul di permukaan.
4

Bila massa jenis zat cair 800 kg m 3 , maka massa jenis benda tersebut adalah kg m 3
a. 1200

d. 600

b. 1000

e. 400

c. 800

4. Sebuah balok es terapung di dalam bejana berisi air, jika di ketahui massa jenis es dan air
masing-masing adalah 900 kg m 3 dan 1000 kg m 3 . Maka bagian es yang terendam dalam air
adalah

a. 90%

d. 25%

b. 75%

e. 10%

c. 60%

xvi

xvi

5. Dalam bejana berisi air, terapung segumpal es yang massa jenisnya 900 kg m 3 . Volume bagian
es yang tercelup adalah 0,18 m 3 . Volume es seluruhnya
a. 0,2 m 3

d. 0,5 m 3

b. 0,3 m 3

e. 0,6 m 3

c. 0,4 m 3

6. Sebuah benda berongga akan terapung dalam air jika


a. Gaya Archimedes benda < berat benda
b. Gaya Archimedes benda = berat benda
c. Gaya Archimedes benda > berat benda
d. Massa jenis benda = massa jenis air
e. Massa jenis benda < massa jenis air

7. Apabila kita menjatuhkan telur baru dan telur pada air segar maka telur baru akan tenggelam,
sedangkan telur busuk akan terapung. Telur busuk tersebut dapat terapung karena
a. Telur busuk lebih ringan dari pada telur baru
b. Kuning dan putih telurnya sudah mengering sehingga massa jenis rata-ratanya lebih kecil
dari pada air segar
c. Adanya gaya apung yang besar
d. Massa jenis telur busuk lebih besar daripada air segar
e. Tekanan hidrostatis yang di alami telur busuk sangat kecil

8. Ketika kita terlentang di atas permukaan air laut maka tubuh kita tidak tenggelam, hal tersebut
terjadi karena
a. Sebagian permukaan tubuh yang tercelup dalam air memindahkan air, sehingga bekerja gaya
apung yang dapat mengimbangi berat badan kita
b. Massa jenis badan kita lebih kecil dari pada massa jenis air
c. Gaya gravitasi yang bekerja lebih kecil dari pada gaya gravitasi normal
d. Berat jenis badan kita lebih kecil dari pada berat jenis air
e. Adanya hukum pascal

9. Ketika kita memasukkan telur ke dalam air segar maka telur akan tenggelam, akan tetapi apabila
kita memasukkan telur ke dalam air garam maka telur akan terapung. Hal tersebut terjadi
karena
xvii

xvii

a. Massa jenis air garam lebih besar dari pada massa jenis telur
b. Massa jenis air garam lebih kecil dari pada massa jenis telur
c. Massa jenis air garam sama dengan massa jenis telur
d. Berat jenis air garam lebih kecil dari pada berat jenis telur
e. Berat jenis air garam sama dengan berat jenis telur

10. Kapal selam merupakan peralatan yang memanfaatkan prinsip


a. Hukum pascal
b. Hukum Archimedes
c. Hukum pokok hidrstatis
d. Hukum boyle
e. Hukum stokes

11. Sebuah benda berat di udara 20 N dan di dalam air 18 N. Massa jenis benda adalah
a. 20.000 kg m 3
b. 19.500 kg m 3
c. 10.000 kg m 3
d. 18.000 kg m 3
e. 17.500 kg m 3

12. Sebuah benda dimasukkan ke dalam air, ternyata 25% dari benda tersebut terapung di atas
permukaan air. Massa jenis benda tersebut adalah
a. 0,25 g cm 3
b. 0,40 g cm 3
c. 0,50 g cm 3
d. 0,60 g cm 3
e. 0,75 g cm 3

13. Balon udara dapat terbang di udara karena memanfaatkan prinsip


a. Hukum Archimedes

d. Hukum stokes

b. Hukum pascal

e. Hukum pokok hidrstatis

c. Hukum boyle

xviii

xviii

14. Kapal selam memiliki sebuah bagian pemberat yang dapat di isi dengan air. Fungsi dari bagian
pemberat itu adalah sebagai
a. Alat untuk masuknya air dan udara
b. Alat yang dapat di isi air dan udara secara bergantian agar kapal selam dapat terapung,
melayang dan tenggelam dengan mudah
c. Alat perangkat kapal selam di dalam air
d. Pelengkap agar kapal selam dapat berfungsi dengan baik
e. Pelengkap agar kapal selam dapat berbelok di dalam air

15. Benda dapat terapung di permukaan air apabila


a. Berat benda lebih besar dari gaya apung
b. Berat benda lebih kecil dari pada gaya apung
c. Berat benda sama dengan gaya apung
d. Gaya apung sebanding dengan berat benda
e. Gaya apung yang diberikan mempengaruhi berat benda

16. Sebuah benda terapung diatas permukaan minyak yang massa jenisnya 0,8 g cm 3 . Jika 40%
volumenya berada di atas permukaan minyak, tentukan massa jenis benda itu dalam g cm 3 .
a. 0,28 g cm 3

d. 0,68 g cm 3

b. 0,48 g cm 3

e. 0,75 g cm 3

c. 0,84 g cm 3

17. Ketika timah di masukkan ke dalam air maka timah tersebut akan tenggelam, hal tersebut terjadi
karena
a. Massa jenis timah sama dengan massa jenis air
b. Massa jenis timah lebih besar dari pada massa jenis air
c. Massa jenis timah lebih kecil dari pada massa jenis air
d. Berat timah lebih kecil dari pada gaya apung
e. Berat timah sama dengan gaya apung

18. Besarnya bagian suatu benda yang dapat muncul dipermukaan air bergantung pada faktor di
bawah ini, kecuali
a. Volume zat cair yang dipindahkan
b. Massa jenis benda
xix

xix

c. Massa jenis zat cair


d. Berat benda
e. Elastisitas benda

19. Sebuah batu diikatkan pada sebuah tali lalu dicelupkan pada sebuah danau. Semakin dalam batu
tenggelam semakin kecil gaya yang harus kita berikan untuk menahan batu ini, hal tersebut
terjadi karena
a. Tekanan yang diberikan pada batu semakin dalam semakin besar, namun perbedaan tekanan
antara permukaan atas dan permukaan bawah selalu sama
b. Tekanan yang diberikan pada batu semakin dalam semakin kecil, namun perbedaan tekanan
antara permukaan atas dan permukaan bawah selalu sama
c. Tekanan yang diberikan pada batu semakin dalam semakin besar, namun perbedaan tekanan
antara permukaan atas dan permukaan bawah selalu berbeda
d. Tekanan yang diberikan pada batu semakin dalam semakin kecil, namun perbedaan tekanan
antara permukaan atas dan permukaan bawah selalu berbeda
e. Tekanan yang diberikan pada batu semakin dalam semakin besar, namun perbedaan tekanan
antara permukaan atas dan permukaan bawah selalu berbeda akibat adanya gaya apung

20. Sebuah benda dapat tenggelam dalam zat cair karena.


a. Berat benda lebih besar dari gaya Archimedes
b. Massa jenis benda kurang dari massa jenis zat cair
c. Volum benda sama dengan volum zat cair
d. Gaya Archimedes lebih besar dari berat benda
e. Massa jenis zat cair lebih besar dari massa jenis benda

xx

xx

Lampiran 14
Kunci jawaban soal kognitif
Siklus I
1.

11.

2.

12.

3.

13.

4.

14.

5.

15.

6.

16.

7.

17.

8.

18.

9.

19.

10.

20.

Siklus II

xxi

1.

11.

2.

12.

3.

13.

4.

14.

5.

15.

6.

16.

7.

17.

8.

18.

9.

19.

10.

20.

xxi

xxii

xxii

xxiii

xxiii

xxiv

xxiv

Lampiran 18

KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF


No
1

Aspek
penilaian
Kediplinan

Skor

Kriteria Penskoran

Hadir dalam kelas sebelum guru masuk

Hadir dalam kelas 5 menit setelah guru masuk

Hadir dalam kelas 5 s/d 10 menit setelah guru


masuk

Bekerjasama

Hadir didalam kelas 10 menit setelah guru masuk

Bekerja sama dengan semua anggota kelompok

Bekerja sama dengan 4-3 orang anggota kelompok

Bekerja sama dengan 2-1 orang anggota kelompok

Individual/tidak mau bekerja sama dengan anggota


kelompok

Kejujuran

Mengerjakan LKS tanpa menyontek orang lain

Mengerjakan LKS dengan menyontek orang lain


sebanyak 1 kali

Mengerjakan LKS dengan menyontek orang lain


sebanyak 2-3 kali

Mengerjakan LKS dengan menyontek orang lain


sebanyak lebih dari 3 kali

Tanggung

Mengumpulkan LKS dan laporan tepat waktu

jawab

Mengumpulkan LKS tepat waktu tetapi tidak


mengumpulkan laporan tepat waktu

Mengumpulkan LKS dan laporan tidak tepat waktu


tetapi masih dekat dari waktu yang telah ditentukan

Mengumpulkan LKS dan laporan tidak tepat waktu


dan jauh dari waktu yang telah ditentukan

xxv

xxv

xxvi

xxvi

xxvii

xxvii

xxviii

xxviii

Lampiran 22

Daftar Kelompok Peserta didik

xxix

Kelompok I

Kelompok II

1. Abrizatul Amalia

1. Husnul Khotimah

2. Aini Istiqomah

2. Idatun Khasanah

3. Bilqis Nafilatal Laili

3. Ifshohin Nuthqiyah

4. Dafiniyatul Ulum

4. Indana Mashlahatur Rifqoh

5. Fatimatuz Zahroh

5. Istianatul Fatkiyah

6. Firda Magfiroh

6. Khikmatul Fitriyah

Kelompok III

Kelompok IV

1. Khodijatul Muna

1. Nimah Khoiriyah

2. Luthfiyatun Nisa

2. Novia Khoirun Nikmah

3. Masula

3. Nur Faizah

4. Mega Anonik Mebelyana

4. Nur Fatimah

5. Miftahul Jannah

5. Nur Khoifah

6. Munawaroh

6.

Kelompok V

Kelompok VI

1. Nurul Qomariyah

1. Susi Susanti

2. Sanna Tasniyah

2. Ulil Maunatul Choiriah

3. Siti Karomah

3. Yuni Setyaningsih

4. Siti Luluk Nurjanah

4. Zakiyatul Fakiroh

5. Siti Muawanah

5. Kharisatul Khabibah

6.

6. Neni Krismawati

Siti Sofiah

Nurul Azizah

xxix

Lampiran 23

Dokumentasi pembelajaran

Peserta didik saat melakukan percobaan prinsip Archimedes (Siklus I)

Peserta didik saat mengerjakan tes evaluasi (Siklus I)

xxx

xxx

Peserta didik saat melakukan percobaan benda melayang, terapung dan tenggelam (Siklus II)

Peserta didik saat mengerjakan tes evaluasi (Siklus II)

xxxi

xxxi

Anda mungkin juga menyukai