ELEKTROCARDIOGRAFI II
Deni Supriyanti
HIPERCCI JATENG/ ICU RSI SULTAN AGUNG
INTERPRETASI EKG
Yang paling gampang adalah dengan cara menghitung axis QRS rata-rata pada
bidang frontal.
Axis normal terletak antara -30 s/d +110 derajat. Deviasi axis ke kiri (LAD) antara -30 s/d -90
derajat dan deviasi ke kanan (RAD) antara +110 s/d -180 derajat.
3.
Menentukan Hipertropi
a. Hipertrofi Atrium Kanan ( RAH )
196
RAD
LAD
(gustizealmeow.blogspot.com/2012)
198
Pada fase awal terjadi infark perubahan EKG yang pertama timbul adalah
terbentuknya gelombang T yang tinggi sekali ( Hyper Acut T).
Pada fase akut umumnya gelombang Q patologis disertai adanya elevasi segmen ST
atau hanya berupa elevasi segmen ST
Sedangkan pada fase sub akut atau recent gelombang Q patologis disertai
gelombang T terbalik.
Pada fase old gambaran EKG nya berupa gelombang Q patologis, segmen ST dan
gelombang T notmal kembali.
Adapun untuk menentukan lokasi ischemia atau infark digunakan ketentuan sebagai
berikut:
-
Kelainan pada daerah Anterolateral di Lead V5 Lead V5, Lead I dan Lead AVL
Kelainan pada daerah Inferior di Lead II, Lead III dan Lead AVF
resiprokal)
-
Kelainan pada daerah Infark Ventrikel kanan di Lead V1, Lead V3R dan Lead V4R.
(Chuchum .2010)
199
Irama : teratur
Frekuensi HR : umumnya normal antara 60-100 x/menit
Gel. P : normal, setiap gel.p selalu diikuti gel QRS dan T
Interval PR : normal
Gel. QRS : lebar lebih dari 0,12 detik
Catatan : ada bentuk rsR (M shape) di V1 dan V2. Gel S yang lebar dan dalam di
lead 1,II aV1, dan V6. Perubahan ST segmen dan gel T Di V1 dan V2
Irama : teratur
Frekwensi HR : umumnya normal antara 60-100x/menit
Gel. P : normal, setiap gel. P selalu diikuti gel QRS dan T
Interval PR : normal
Gel. QRS : lebar lebih dari 0,12 detik.
Catatan :
ada bentuk rsR (M Shape) di VS dan V6. Gel Q yang lebar dan dalam di V1 dan V2. ST
segmen dan gel t di VS dan V6
200
Irama EKG yang tidak mempunyai kriteria tersebut diatas disebut Disritmia.
201
Catatan:
Irama EKG yang normal impuls (sumber listrik) nya berasal dari Nodus SA, maka iramanya
disebut dengan irama sinus (Sinus Rhythm).
202
Irama
: Teratur
Frekuensi (HR)
: 60 100 x/m
Gelombang P
Interval PR
: Normal 0.06 0.12 detik
Gelombang QRS
JENIS-JENIS ARITMIA
Sinus Takikardi
Irama
: Teratur
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
: Normal 0.06 0.12 detik
Gelombang QRS
203
Sinus Bradikardi
Irama
: Teratur
Frekuensi (HR)
: < 60 x/m
Gelombang P
Interval PR
: Normal 0.06 0.12 detik
Gelombang
QRS
Sinus Aritmia
Irama
: Tidak teratur
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
: Normal 0.06 0.12 detik
Gelombang QRS
204
Sinus Arrest
Terdapat episode hilangnya satu atau lebih gelombang P, kompleks QRS, dan T.
Hilangnya gelombang P, QRS, T tidak menyebabkan kelipatan jarak antara R-R
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
: Normal 0.06 0.12 detik
Gelombang QRS
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
205
Irama
: Teratur
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
Atrial Flutter
Irama
Frekuensi (HR)
: bervariasi
Gelombang P
Interval PR
: Normal (0,06-0,12 detik)
Gelombang QRS
206
Irama
Frekuensi (HR)
: bervariasi
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
Irama
: teratur
Frekuensi (HR)
: 40 60 x/m bervariasi
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
Frekuensi (HR)
: tidak normal sesuai dengan letak asal impuls
Gelombang P
: memendek atau tidak ada
Interval PR
: Normal (0,06-0,12 detik)
207
Gelombang QRS
Takikardi Junctional
Irama
: teratur
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
Irama Idioventrikuler
Irama
: teratur
Frekuensi (HR)
: 20-40 x/menit
Gelombang P
: Tidak terlihat
Interval PR
: Tidak ada
Gelombang QRS
: >0,12 detik
208
Ventrikel Ekstasistol
Irama
Frekuensi (HR)
: Tidak ada
Gelombang P
: Tidak ada
Interval PR
: > 0,12 detik
Gelombang QRS
209
5. Ventrikel Ekstrasistol R on T
Ventrikel Takikardi
Irama
: teratur
Frekuensi (HR)
Gelombang P
: Tidak terlihat
Interval PR
: Tidak ada
Gelombang QRS
Irama
: tidak teratur,
Frekuensi (HR)
Gelombang P
: Tidak ada
Interval PR
: Tidak ada
Gelombang QRS
210
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
AV Blok Derajat 1
Irama
: teratur
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
Gelombang QRS
211
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
Interval PR
: tidak teratur
: 60 100 x/menit atau < 60 x/menit
: normal, tetapi ada satu gelombang P yang tidak diikuti
gelombang QRS dalam 1 siklus
: Makin lama makin panjang sampai ada gelombang P
yang tidak diikuti gel QRS, kemudian siklus berulang:
Normal (0.06 - 0,12 detik)
Gelombang QRS
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
: tidak teratur
: biasanya < 60 x/m
: Normal, ada satu atau lebih gelombang P yang tidak
diikuti gelombang QRS
: Normal/memanjang secara konstan kemudian ada blok
Interval PR
: Normal (0.06 - 0,12 detik)
Gelombang QRS
212
AV Blok Derajat 3
Irama
Frekuensi (HR)
Gelombang P
: teratur
: < 60 x/m
: normal, tetapi gelombang P dan QRS berdiri sendiri,
sehingga gelombang P kadang diikuti, kadang tidak
: Memanjang > 0.02 detik
Interval PR
: Normal (0.06 - 0,12 detik)
Gelombang QRS
(Awaluddin.2009)
KESIMPULAN
Kontraksi dan relaksasi dari otot jantung akan memberikan perubahan potensial aksi kelistrikan
yang dapat dianalisis dengan hasil rekaman elektrokardiogram (EKG). Ada dua istilah yang perlu
dipahami, pertama elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas otot jantung, kedua
elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.
Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang
dipasang pada permukaan tubuh. Dengan EKG tersebut dapat diinterpretasi gangguan gangguan
yang terjadi pada jantung dan system konduksinya.
213
References
Dharma Surya. (2009). Sistematika Interprestasi EKG. Jakarta
http : //af gaan heart.wordpress.com/2013/02/03/right-bundle-branch-block-rbbb/
http : //gustizealmeow.blogspot.com/2012/08/ bagaimana-mendiagnosis-left-ventrikular.html
Kidd, P. S. & Switzer, M.
Monitoring. In: Kidd, P. S. & Wagner, K. D. (eds.) High Acuity Nursing. 3rd ed. New Jersey:
Prentice-Hall.
Pranatu Sunoto. (2011).Kursus Elektro Kardiografi.cetakan ke 6. Kardiologi Fakultas
Kedokteran Airlangga. RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
Sumiarty. Chuchum .(2010).Cara Praktis Membaca EKG. Surya Gemilang.Jakarta
Utami, R.S. & Awaluddin S. (2009). Interpretasi EKG Sederhana. Modul Pelatihan EKG Bagi
Perawat. Unpublished. Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNDIP
214