Anda di halaman 1dari 2

Syafiq Syaikhul Akbar

155090701111003

Transistor
Transistor adalah komponen elektronika aktif yang terdiri dari tiga terminal
semikonduktor; basis, emitor dan kolektor. Transistor sendiri dapat bersifat
isolator maupun konduktor. Kedua sifat ini memungkinkan transistor digunakan
sebagai saklar (switch) maupun sebagai penguat (amplifier) pada sebuah
rangkaian. Asal kata Transistor sendiri adalah sebuah akronim dari Transfer
Resistor, dimana kedua hal ini menggambarkan fungsinya yakni sebagai suatu
komponen yang nilai resistansi antar terminalnya dapat diatur.
Transistor dibentuk dari 2 buah Dioda P-N sehingga Transistor dapat
dianalogikan sebagai penggabungan 2 buah Dioba. P-N pertama adalah EmiterBasis dan P-N kedua adalah Basis Kolektor. Konstruksinya sendiri ada dua; P-N-P
dan N-P-N. Perbedaan keduanya terletak pada susunan semikonduktor P dan N
pada transistor tersebut. Jenis transistor ini sendiri disebut Bipolar Junction
Transistor (BJT). Pada BJT, terdapat kemungkinan untuk menggunakan 3 jenis
konfigurasi rangkaian; common base, common collector dan common emitter
dimana setiap konfigurasi memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda.
Perancangan rangkaian transistor umumnya mengacu pada parameter; Voltage
Gain, Current Gain, Impedansi Input, Impedansi Output, dan Frekuensi Respon.
Common Base (Basis Bersama) adalah konfigurasi yang kaki Base-nya diground-kan dan digunakan bersama untuk Input maupun Output. Oleh sebab itu
Common Base juga sering disebut dengan istilah Grounded Base. Pada
konfigurasi ini, sinyal Input masuk ke Emitter dan sinyal Output masuk ke
Collector. Konfigurasi ini sendiri tidak menghasilkan penguatan pada arus,
namun menghasilkan penguatan tegangan antara sinyal Input dan Output.
Hambatan masukannya pun rendah dan beda fase Input/Output adalah 0 o.
Umumnya Konfigurasi ini digunakan pada rangkaian yang memerlukan
Impedansi Input yang rendah.
Berkebalikan dengan Common Base, Common Collector (Kolektor
Bersama) memiliki fungsi penguatan arus namun tidak menghasilkan penguatan
tegangan. Pada konfigurasi Common Collector, Input dikirimkan ke Base
Transistor sedangkan Outputna diperoleh dari Emitter Transistor sedangkan
Collectornya di-ground-kan dan digunakan bersama untuk Input maupun Output.
Konfigurasi ini sering disebut juga Emitter Follower karena tegangan sinyal
Output pada Emitter hamper sama dengan tegangan Input Base. Bagaimana
pun, resistansi Input pada konfigurasi ini tinggi, namun beda fase yang terjadi
antara Input dan Output adalah tetap 0o. Konfigurasi Common Collector
umumnya digunakan sebagai buffer alias stabilisator.
Dibandingkan dengan kedua konfigurasi lainnya, Common Emitter adalah
konfigurasi yang paling umum digunakan. Hal ini dikarenakan konfigurasi ini
dapat menguatkan tegangan dan arus secara bersamaan. Common Emitter
adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitter Transistor di-ground-kan dan
dipergunakan bersama untuk Input dan Output. Pada konfigurasi ini, sinyal Input

dimasukkan ke Base dan sinyal Output diperoleh dari Collector. Bagaimana pun,
penguatan tegangan yang terjadi tidak sebesar Common Base dan penguatan
arus yang didapat pun tidak sebesar Common Emitter, meski keduanya dapat
bekerja bersamaan. Beda fase Input dan Output sendiri adalah 180 o. Konfigurasi
ini umumnya digunakan untuk penguat dan output logika.
Perhitungan penguatan tegangan dan penguatan arus dapat diperoleh
berdasarkan rumus sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai