Anda di halaman 1dari 10

Fraktur, Dislokasi dan Cedera pada Extremitas Superior

Pendahuluan
Pada dasarnya semua manusia memiliki tulang untuk menopang tubuh, serta sendi dan
otot yang berperan dalam pergerakkannya untuk aktivitas sehari-hari, namun ada
kalanya aktivitas yang kita lakukan baik secara disengaja maupun tidak dapat
menimbulkan cedera pada tulang dan sendi, yang pada akhirnya akan menganggu fungsi
dan pergerakkannya. Salah satu cedera pada tulang yang sering terjadi pada manusia
adalah fraktur yaitu berupa patahnya tulang atau terputusnya kontuinitas tulang. 1 Fraktur
yang paling sering terjadi adalah fraktur Colles dimana fraktur ini disebabkan oleh
seseorang yang menggunakan lengan untuk menopang tubuh pada saat terjatuh. 1
Biasanya fraktur ini juga diikuti oleh terjadinya dislokasi pada sendi. Frekuensi
terjadinya fraktur dan dislokasi ini cukup sering dan dapat terjadi pada usia muda
maupun tua dengan berbagai faktor pendukung lainnya, dengan begitu pembahasan
topik ini diperlukan untuk membuat pengertian lebih dalam mengenai fraktur pada
tulang dan dislokasi pada sendi yang mungkin terjadi.
Isi
Tulang
Struktur Tulang
Struktur tulang yang dapat dilihat dengan mata telanjang adalah struktur kasarnya atau
biasa disebut secara makroskopik.1 Pada pembahasan kali ini adalah terutama mengenai
os radius, yaitu merupakan suatu tulang bagian lateral lengan bawah yang berpasangan
dengan tulang ulna pada bagian medialnya. Bagian kepala lebih kecil dengan bentuk
menyerupai piring serta ujung distal radius berukuran lebih besar.2

Gambar No.1 Struktur Makroskopik Tulang


Secara makroskopis terlihat tulang terdiri dari dua jenis jaringan yaitu jaringan kompak
(padat) dan jaringan spon. Jaringan kompak tulang berbentuk keras dan padat contohnya
dijumpai pada tulang pipih dan tulang pipa, selain itu jaringan yang mempunyai struktur
seperti spons dapat dijumpai pada ujung tulang pipa. 1
Bila dipotong secara melintang maka terlihat beberapa lingkaran yang terdiri dari (lihat
gambar No.2) :1

Saluran Havers : berisi urat saraf, pembuluh darah, dam aliran limfe
Lamela : lempeng tulang
Lakuna : mengandung sel tulang
Kanalikuli : memancar diantara lakuna dan menghubungkan dengan saluran
havers

Gambar No.2 Struktur Mikroskopik Tulang

Kelainan pada Tulang

Contoh kelainan pada tulang adalah fraktur yakni berupa patah tulang atau terputusnya
kontinuitas jaringan tulang.1 Fraktur ini dapat terjadi karena dikenai stress yang lebih
besar daripada yang dapat diabsorpsinya, seperti halnya pada kasus yang di dapat
fraktur yang dialami diakibatkan karena os radius yang digunakan untuk menopang
seluruh berat tubuh saat terjatuh. Fraktur yang terjadi pada os radius dengan posisi
tangan pronasi menahan berat tubuh disebut dengan Fraktur Colles.3
Fraktur Colles adalah patah transvers dari ujung bawah radius, kira-kira 2 cm diatas
pergelangan. Secara klasik fraktur ini juga dapat disebabkan oleh karena jatuh dengan
bertumpu pada tangan yang teregang. 4 Fraktur jenis ini umumnya terjadi pada orang
yang lanjut usia yang rentan mengalami osteoporosis (diatas 50 tahun) karena kepadatan
tulang menjadi berkurang dan memudahkan tulang untuk mengalami fraktur.1 Sehingga
fraktur Colles merupakan fraktur pada penghujung tulang radius sebelum pertemuan
lengan dengan pergelangan tangan, biasanya menyebabkan tulang akan beralih tempat
dan menyebabkan kecacatan dengan bentuk garpu pada pergelangan tangan.5

Gambar No.3 Colles Fraktur

Sendi
Struktur Sendi
Sendi merupakan suatu ruangan saat permukaan dari dua tulang bertemu dan
berdekatan.3 Salah satu contoh sendi yang paling umum dalam tubuh adalah sendi
synovial yang memiliki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi oleh tulang
rawan hialin. Sendi synovial ini memiliki struktur anatomi :3

Ball and socket joints (bahu dan pinggul) - glenohumeral

Hinge joints (siku dan lutut)

Sendi memiliki beberapa komponen penunjang :3

Kapsula sendi : lapisan yang melapisi sendi

Ligamen : jaringan yang menghubungkan satu tulang dengan yang lain

Tulang rawan hialin : jaringan yang menutupi kedua ujung tulang

Cairan synovial : pelumas pada kapsula sendi

Ujung tulang-tulang yang masuk dalam formasi persendian ditutupi oleh tulang rawan
hialin, dan ligamen diperlukan untuk mengikat tulangnya bersama.1
Secara mikroskopik tampilan sendi dilumasi dan disii oleh cairan synovial, mempunyai
banyak ruang mikroskopik yang terisi cairan, menyebabkan sendi menjadi elastis dan
kembali pada posisinya meskipun setiap hari mengalami kompresi.6
Gerakan Sendi Bahu
Sendi bahu tersusun dari fossa glenoid yang berartikulasi dengan caput humerii yang
secara proporsional lebih besar yang memungkinkan pergerakan sendi menjadi lebih
besar, dengan begitu sendi bahu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk
mengalami dislokasi dibandingkan dengan jenis sendi yang lainnya, berhubungan
dengan longgarnya ligamen kapsul dan permukaan persendian yang dangkal maka ada
banyak kemungkinan untuk bergerak.1

Gambar No.4 Sendi pada Bahu


Kelainan pada sendi
4

Dislokasi adalah pemisahan lengkap dari permukaan-permukaan yang disebabkan


tertariknya kapsul. Dislokasi juga dapat diartikan sebagai terlepasnya sendi dari tempat
yang seharusnya, karena terpeleset dari tempat yang seharusnya maka sendi itupun
menjadi macet dan tidak mampu menggerakan tulang-tulang yang dihubungkan. 7
Sebuah sendi apabila pernah mengalami dislokasi akan membuat ligamen menjadi
kendur dan membuat sendi tersebut menjadi mudah untuk mengalami dislokasi
kembali.7 Apabila dislokasi disertai juga dengan fraktur maka perawatannya akan sulit
dan harus dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.7
Dislokasi pada sendi bahu akan menyebabkan gerakan yang sangat terbatas dan rasa
nyeri yang hebat bila bahu digerakan. Tanda lainnya adalah berupa lengan menjadi
kaku, siku agak terdorong menjauhi sumbu tubuh dan ujung tulang bahu akan lebih
menonjol keluar.7
Otot
Struktur Otot
Sistem muskular terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas
pergerakan tubuh. Otot melekat pada tulang melalui struktur fibrosa yang disebut
tendon.2
Otot terdiri dari :2
* 75% air,
* 20% protein,
* dan 5% garam mineral, glikogen, dan lemak.
Semua otot memiliki suplai darah yang baik dari arteri-arteri di dekatnya. Kebanyakan
otot mempunyai tendon pada salah satu atau kedua ujungnya. Tendon terdiri dari
jaringan fibrosa dan biasanya berbentuk seperti tali. Jaringan fibrosa juga membentuk
lapisan pelindung atau serabut otot yang dikenal sebagai fasia.2

Bagian-bagian otot secara mikroskopik dapat dibagi menjadi :2

Sarkolema : suatu membran yang melapisi sel otot, untuk melindungi otot

Sarkoplasma : cairan yang merupakan tempat miofibril

Miofibril : Serat-serat pada otot

Kerja Otot
Bila suatu otot berkontraksi, salah satu ujungnya biasanya diam sedangkan yang lain
bergerak kearah ujung yang diam. Ujung diam disebut origo sedangkan yang bergerak
disebut insertio.2
Otot tidak dapat mendorong, meskipun bisa berkontraksi tanpa memendek sehingga
mempertahankan sendi diam pada posisi tertentu. Bila kontraksi hilang maka otot
menjadi lunak. Otot ini tidak pernah bekerja sendiri, untuk melakukan suatu gerakan
biasanya diperlukan kerjasama beberapa otot seperti pada menulis dan kegiatan lainnya,
kerja harmonis ini disebut koordinasi otot.2
Mekanisme Pergerakkan Otot
Kontraksi Otot
Kontraksi otot terjadi akibat impuls saraf, impuls saraf yang bersifat elektrik
dihantarkan ke sel-sel otot secara kimiawi dan hal ini dlakukan oleh sambungan sarafotot. Impuls saraf sampai ke sambungan otot-saraf mengandung gelembung asetilkolin.
2

Asetilkolin akan dilepas dicelah antara saraf dan otot, asetilkolin akan menempel pada

sel otot, ion-io kalsium dibebaskan sebagai respon terhadap rangsangan saraf, karena
itulah ion kalsium merupakan ion yang esensial untuk kontraksi dan relaksasi otot. Ion
kalsium ini pada akhirnya akan berikatan dengan troponin C lalu akan terjadi interaksi
dengan tropomiosin yang membuat aktin dan mioson berikatan, melepaskan energi yang
membuat otot berkontraksi.8 Kontraksi ini otot-otot dapat menggerakan tulang-tulang
yang menempel pada otot.2
Otot rangka juga dikenal sebagai otot lurik, gambaran lurik yang berada di otot ini
karena adanya protein yang membentuk otot yang disebut aktin dan myosin, apabila
otot berkontraksi maka gambaran lurik akan menyempit dan ini diperkirakan karena
gerakan suatu protein terhadap protein lain dan dideskripsikan sebagai sliding atau
pergeseran filamen.2
6

Relaksasi Otot
Pada relaksasi, Energi yang telah dikeluarkan dari hasil interaksi antara aktin dan
myosin digantikan dengan masuknya ATP baru pada myosin yang membuat aktin
melepaskan ikatannya pada miosin, dengan lepasnya aktin dan miosin maka
menyebabkan otot kembali berelaksasi.2
Terdapat sebuah mekanisme pada otot dimana berbagai kelompok serabut otot
melakukan kontraksi dan relaksasi secara bergantian sehingga setiap otot memiliki
kesempatan untuk beristirahat dan juga untuk bekerja.2

Gambar No.5 Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot


Sumber Energi untuk Kontraksi Otot
Untuk bisa berkontraksi, serabut otot memerlukan energi yang didapat dari oksidasi
makanan, tertutama glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan akan disimpan di hati dan
di otot dalam bentuk glikogen. Namun glukosa yang diperlukan bagi tubuh akan diurai
menjadi suatu senyawa yang kaya energi yaitu ATP.2 Apabila otot harus melakukan
kontraksi, energi ATP akan dilepas seiring dengan perubahannya menjadi ADP. Bila
terdapat cukup oskigen maka asam piruvat akan dipecah menjadi karbondioksida dan
air dan juga dilepaskan energi, namun apabila oksigen tidak mencukupi, asam piruvat
diubah menjadi asam laktat dan akan menumpuk menyebabkan kelelahan otot. 2

Kelelahan otot karena penumpukkan asam laktat yang ditimbulkan membuat perasaan
tidak nyaman seperti pegal-pegal.

Gambar No.6 Sumber Energi Kontraksi Otot


Jaringan ikat yang berperan
Jaringan ikat berfungsi sebagai pengikat, penyokong, serta penghubung satu jaringan
dengan jaringan yang lainnya. Jaringan ikat tidak terdapat pada permukaan luar tubuh..
Jaringan ikat mengandung banyak pembuluh darah, kecuali pada tulang rawan. 9
Matriks jaringan ikat memiliki jalinan yang bergantung pada serabut yang dimilikinya,
serabut kolagen, serabut elastin, dan serabut retikuler.9
Jaringan ikat dikelompokkan menjadi 6 kelompok utama :9
a. jaringan ikat longgar
b. jaringan lemak
c. jaringan ikat padat
d. jaringan tulang rawan
e. jaringan tulang
f. jaringan ikat darah
8

Jaringan tulang
Suatu struktur yang keras sesuai dengan fungsi sebagai pemberi bentuk tubuh, penyusun
rangka tubuh, dan pelindung alat-alat vital tubuh.9
Jaringan otot
Jaringan otot dapat dibagi menjadi :3
a. Otot lurik, merupakan otot yang menempel pada rangka. Otot lurik mempunyai
banyak inti sel. Otot lurik bekerja dibawah kesadaran.
b. Otot polos
c. Otot jantung
Ligamen adalah sekumpulan jaringan fibrosa yang tebal yang merupakan akhir dari
suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.3
Penutup
Tulang, otot, dan persendian pada manusia saling bekerja bersamaan satu dengan yang
lain dan memiliki mekanisme yang sistematis untuk mendukung terjadinya pergerakkan
yang memungkinkan manusia untuk melakukan aktivitasnya. Namun diluar itu, cacat
atau cidera juga dapat terjadi pada salah satu anggota badan sehingga timbulah
hambatan gerak pada penderita.

Daftar pustaka

1. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi untuk

paramedis. Jakarta:

Gramedia; 2005.h.20-2,94-5.
2. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC;
2004.h.169-70, 193-9.
3. Suratun, Haryati, Santana

M.

Klien

gangguan

sistem

muskoskeletal. Jakarta: EGC; 2008.h.148-52,10-1.


4. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga;
2003.h.60.
5. Compston J. Panduan persatuan perubatan bagi osteoporosis.
Johor: Penerbitan Pelangi.h.26-7.
6. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2008.h.124.
7. M Kartono. Pertolongan Pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2007.h.32-3.
8. Fawcett, Bloom. Buku ajar histology. Jakarta: EGC; 2007.h244-5.
9. Ariebowo M, Ferdinand F. Praktis belajar biologi. Jakarta:
Grafindo Media Pratama;2006.h.43-4

10

Anda mungkin juga menyukai