Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1. Apakah diagnosis sudah tepat?

Telah dilaporkan sebuah kasus dari seorang pasien usia 27 tahun


yang masuk ke PONEK RSUD. Palembang Bari pada tanggal 02 Mei
2016 pukul 16.16 WIB RSUD. Palembang Bari dengan keluhan utama
mules seperti ingin melahirkan sejak sehari sebelum masuk rumah sakit.
Dari anamnesis didapatkan identitas pasien, keluhan utama,
riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
dalam keluarga, dan riwayat obstetrikus. Dari identitas pasien didapatkan
status penikahan dan tingkat pendidikan serta usia ibu untuk menentukan
bahwa ibu berada dalam usia reproduktif yang aman dan sehat antara 20
30 tahun.
Dari keluhan utama didapatkan pasien sedang hamil 35-36 minggu
dengan keluhan mules seperti ingin melahirkan sejak sehari SMRS.
Keluhan mules dirasakan dengan nyeri dirasakan pasien hingga ke
pinggang. Keluhan mules disertai dengan keluar darah dan lendir. Selain
itu, pasien juga mengeluhkan terdapat bengkak pada kedua kaki dan juga
hipertensi sejak kehamilan 7 bulan.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut membuncit dengan
palpasi dirasakan fundus teraba bokong, DJJ (+) 140 x/menit teratur, dan
HIS (+) 3x/30 menit. Hal ini memprediksikan bahwa pasien ini sedang
hamil dengan presentasi kepala. Dengan perkiraan tinggi fundus uteri
adalah 4 jari dibawah proccessus xiphoideus atau dengan panjang 34 cm.
Maka diagnosis pada kasus ini belum tepat, karena dari pemeriksaan tinggi
fundus uteri didapatkan hasil yang menunjukkan jika os hamil aterm.
Pemeriksaan USG pada kasus ini sudah dilakukan, akan tetapi
deskripsi yang ada dalam rekam medik tidak lengkap, sehingga
mempersulit untuk meneggakkan diagnosis pada kasus ini.

27

4.2. Apakah tatalaksana sudah tepat?

Untuk penatalaksanaan pada kasus ini, pasien dirawat di rumah


sakit atas indikasi Preeklampsia berat dengan rencana akan dilakukan
seksio sesarea.
Dilakukan pemeriksaan laboratorim darah berupa pemeriksaan Hb,
Urin Lengkap, golongan darah, waktu perdarahan, dan waktu pembekuan
sebagai bahan rujukan pre-operatif. Pemeriksaan laboratorium pada kasus
ini tidak lengkap karena tidak dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, liver
dan pemeriksaan lainnya untuk mengetahui apakah preeklampsianya sudah
mengganggu organ lain atau tidak.
Penatalaksanaan medikamentosa sudah tepat, dan diberikan injeksi
D5% + MgSO4 1flesh gtt 20x/menit bertujuan untuk tokolitik dan
mencegah terjadinya kejang pada PEB itu sendiri. Nifedipine 3x1 dan
dopamet 3x1 sebagai antihipertensi, dexametason 2x2 sebagai pematangan
paru.

Ceftriaxone 3 x 1gr IV sebagai antibiotik, dikombinasikan dengan

injeksi Metronidazole 3 x 500mg IV yang merupakan antibiotik anaerob.


Untuk menghilangkan rasa nyeri post operatif, pasien ini diberikan Injeksi
Tramadol 3 x 100 mg IV. Pemberian vitamin c dosis tinggi sebanyak 2 x 2
IV sebagai vitamin untuk daya tahan tubuh. Pemberian obat injeksi ini
diberikan paling tidak selama 2 hari pasca operasi. Kemudian, digantikan
dengan obat oral berupa antibiotik Cefixime 2 x 1 per oral dan
Metronidazole 3 x1, analgetik berupa As. Mefenamat 3 x 1 per oral, dan
diteruskan pemberian nifedipine 3x1 dan dopamet 3x1 sebagai
antihipertensi. Setelah hari IV post operatif, IVFD dan kateter dapat
dilepas dan pasien diperkenankan untuk pulang.
Setelah pulang, pasien disarankan untuk kontrol ulang minimal 1
kali pada 12 hari post operasi untuk pelepasan perban anti air serta
pengecekan bekas jahitan. Apabila terdapat keluhan-keluhan yang
mengganggu disarankan untuk segera menghubungi dokter.

28

Anda mungkin juga menyukai