Anda di halaman 1dari 22

Paradigma Islam Sepanjang

Sejarah
Kelompok 2
Dara Narulita (1106009293)
Ika Agustini (1106022420)
Mutiara Hikmah (1106008901)
Rani Apriana (1106002671)
Rike Dian A. Firdauz
Vita Puji Lestari (1106009583)

Outline
Prinsip prinsip paradigma Islam
Paradigma Sepanjang Sejarah
Rational Economic Man Positivisme
Keadilaan

Pareto Optimum

Efisiensi

Tanpa Intervensi Negar

Hisbah

Tidak ada Totalitarian


Dilema: Ideal dan Realita

Kelompok 1

Definisi
Paradigma
cara pandang
orang terhadap
diri dan
lingkungannya
yang akan
mempengaruhiny
a dalam berpikir (
kognitif), bersikap
(afektif), dan
bertingkah laku (
konatif).[1]

Islam Rahmatan Lil


alamiin
Perbaikan Sosial-Ekonomi
dan Politik : tugas utama
ajaran Islam
Kesejahteraan hakiki
dalam kerangka syariah :
Kuantitas vs Kualitas
Keadilan : Kedudukan
Terpenting dalam Maqasidh
Pengaturan diri dalam
Islam

[1] Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu


Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal. 27.

Komunikasi:

Suatu

Islam Rahmatan Lil Alamin


MUAMALAH
the Principle of Universal
Complementarity;

Nilai - Nilai
the Principle of the
Abolition of Usury

the Principle of
Justice in Al-Hisba

Maka ketika manusia dalam aktivitas ekonominya tidak


menanamkan nilai nilai Islam, maka :

Narko
ba

Thats Why

Judi

Prostit
usi

: Islam Rahmatan Lil pemilik modal

Rahmatan Lil alamiin

Penggusu
ran Lahan

Islam

Perbaikan Sosial
Ekonomi
Perbaikan sosial-Ekonomi

Ikhtiar

Melanggengkan

Tugas utama ajaran Islam

Syukur & Qanaah

KETIDAKADILAN

Allah Tidak akan Mengubah keadaan suatu


kaum, hingga mereka mengubah keadaan
mereka sendiri

Kesejahteraan Hakiki dalam


Syariah
KUANTITAS
Ekonomi

Konvensio
nal

v
s

KUALITAS
Ekonomi

Islam

Perilaku Ideal dalam

paradigma

Islam tidak berarti SELALU MENGORBANKAN


KEPENTINGAN PRIBADI, tapi berusaha
memenuhi kepentingan pribadi dalam
batas kepentingan sosial dan

Keadilan : Kedudukan
Terpenting dalam Maqasidh

ADIL
Tidak ada hak
yang dirampas,
semuanya
merasa ridha
atas apa yang
diperolehnya
Selfishn
ess

Distribusi
merata 100%

Altrui
sm

Pengaturan Diri dalam Islam


Kebaikan dari dalam
diri manusia itu
sendiri

Keyakinan atas
ganjaran di akhirat

Manusia membentengi diri


dari penyakit hati dalam
aktivitas ekonominya

Melahirkan perspektif
jangka panjang

"Sungguh menakjubkan urusan seorang


mukmin, semua urusannya baik baginya dan
kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh
seorang mukmin. Apa bila ia mendapat
kesenangan ia bersyukur dan itulah yang
terbaik untuknya. Dan apabila mendapat
musibah ia bersabar dan itulah yang terbaik

Rational
Economic Man
Materi
al

Spiritu
al

Keshalihan
Mekanisme Pasar

Material > Spiritual : serakah, individualistis, arogan


Material < Spiritual : penyimpangan (menolak
kekayaan)

GAGA
L

Keseimbangan

Keseimbangan Ideal (Material Vs Spiritual)


dibenarkan secara umum pada awal sejarah Islam.
Namun tidak terjadi setelahnya.

Kritik para ulama dan


ahli sufi yang shalih=
ganjaran keras dari
penguasa lalim

Pajak

Melemahkan solidaritas
pemerintah dan rakyat
realisasi keseimbangan
bergerak jauh ke belakang

Masalah-masalah
Sosial Ekonomi dalam
Masyarakat

Budaya konsumsi Barat (melalui PD II) memperbesar jurang


perbedaan antara norma Islam dan gaya hidup yang berlaku

Keprihatinan para ulama


dan pemimpin Vs
tuduhan mass media
barat dengan sebutan
anti modernis dan
fundamentalis

Korupsi, kehidupan glamour turunnya tingkat


tabungan domestik ketidakseimbangan
makroekonomi karena pembayaran hutang
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
rendah

Positivis
me

Kenetralan
mutlak
antara
seluruh
tujuan / bebas dari posisi etika tertentu
atau
pertimbangan-pertimbangan
normatif

Segala sumber daya


adalah milik Tuhan,
sedangkan manusia
hanya
pemegang
amanah saja

Pertanggungjawaban
kepada
Allah atas penggunaannya yang
sesuai dengan syarat-syarat
dan kondisi-kondisi pemberian
amanah
yang
didefinisikan
dalam syariah

Sesungguhnya tidak ada


sama sekali ruang untuk
bebas nilai

Kamu tidak diciptakan dengan sia-sia, dan


kamu pasti akan diminta
pertanggungjawaban. Tuhan akan
mempertanyakan segala sesuatu yang kamu
miliki dan apa yang telah kamu lakukan
dengannya." (Abu Yusuf)

Keadilan
Ibnu Taymiyyah
Keadilan adalah nilai
utama
dari
Tauhid
(mengimani bahwa Allah
Yang Maha Esa).

Keadilan
Ibnu Khaldun
Sangat mustahil bagi
sebuah Negara untuk
dapat berkembang
tanpa keadilan.

salah satu tujuan pokok


syariah
Segala sesuatu yang baik adalah

bagian dari keadilan, dan seluruh hal


yang buruk adalah bagian
dari
ketidakadilan
dan
kezhaliman.
Begitulah, menegakkan keadilan atas
siapa dan untuk apa saja adalah
tugas siapa pun, dan kezhaliman
tidak boleh dilakukan kepada siapa
pun. Kezhaliman itu mutlak tidak
dibenarkan baik terhadap seorang
Muslim atau non-Muslim, bahkan juga
terhadap orang yang berbuat tidak
adil sekalipun.
Kategori Penindasan:
Merapas harta orang lain
Memaksa mengerjakan suatu
pekerjaan yang tidak disukai
Membuat tuntutan yang tidak adil
Menimpakan kepada mereka beban
yang tidak sesuai dengan syariah

Kritikan mengenai kondisi


social-ekonomi dan sistem
politik:
Sayyid Qutb : Keadilan dalam kerangka ajaran Islam adalah sebuah
unsure pokok yang komprehensif dan terpenting dalam semua aspek
kehidupan manusia
Sayyid Mawdudi menganggap bahwa sebuah kewajiban penting
bagi masyarakat Islam untuk menegakkan keadilan pada tingkat
individu maupun social dengan tujuan menghapuskan semua
bentuk ketidakadilan dari masyarakat, menciptakan keseimbangan
dalam semua lingkup kehidupan, dan membebaskannya dari hal-hal
yang ekstrim dan berlebihan, dan menjadikan setiap sector
masyarakat mampi meraih semua hak-hak mereka dan
menyelesaikan semua kewajiban mereka.
Baqir al-Sadr menganggap bahwa keadilan ini adalah hal penting
bagi masyrakat Muslim bukan hanya untuk merespon seruan Islam
terhadap keadilan sosial, tapi juga untuk lebih memahami semua
aspek implikasinya.

Beberapa kaidah
fiqih;

Pareto Optimum?

Pengorbanan atau kerugian pribadi mungkin diharuskan untuk mengamankan


pengorbanan atau kerugian publik, dan manfaat yang lebih kecil mungkin harus
dikorbankan demi merealisasikan manfaat yang lebih besar (Kaidah 26).
Kerugian yang lebih besar mungkin dapat dicegah dengan kerugian yang lebih kecil
(Kaidah 27).
Kepentingan mayoritas yang lebih besar harus diutamakan daripada kepentingan
minoritas yang lebih kecil; kepentingan publik lebih utama daripada kepentingan pribadi
(Kaidah 28).
Menghilangkan kesusahan dan penderitaan harus lebih diutamakan daripada upaya
untuk meraih kemanfaatan (Kaidah 30).
Penderitaan harus dihilangkan sedapat mungkin (Kaidah 31).

Kaidah-kaidah Fiqih

Pareto Optimum

Konsep Pareto Optimum tidak masuk


dalam paradigma Ilmu Ekonomi Islam

Efisiensi
Nabi Muhammad SAW bersabda; Allah SWT telah mewajibkan ihsan atas
segala sesuatu, dan bahwa Allah SWT mencintai seseorang yang jika
mengerjakan sesuatu, ia melakukannya dengan sempurna (itqan).
Efisien : tidak menghamburhamburkan sumber daya
Pertanggungjawaban mencakup seluruh sumber daya, termasuk hidup manusia (umr),
ilmu pengetahuan dan teknologi (ilmu), kekayaan (maal), serta kapabilitas tubuh
manusia (jasad).
Penggunaan sumber daya yang paling efisien diartikan dengan pengertian Pareto
Optimum (ekonomi konvensional)
Maqashid (ekonomi Islam). kelebihan output tidak didestruksi melainkan
didistribusikan ke kaum miskin

Mungkinkah tanpa intervensi


negara?
Mungkin saja masyarakat acuh tak acuh terhadap
kepentingan orang lain/bersama yang bisa
disebabkan karena keterbatasan dan prioritas
sosial dalam penggunaan sumber daya.
Maka dari itu peran NEGARA perlu sebagai mitra,
katalisator dan fasilitator untuk merealisasikan visi
Islam
Negara juga memberikan peran penting melalui
pendidikan, dorongan dan pencegahan tingkah
laku yang membahayakan masyarakat.

Hal apakah yang perlu dilakukan


negara?
Menjamin keadilan dan menjalankan segala sesuatu yang
penting untuk meraih kemakmuran masyarakat luas

Menyediakan barang-barang publik bagi pembangunan dan


kesejahteraan umum

Menyediakan jasa subsidi bagi semua orang yang perlu


dibantu dan mereka yang masih belum mampu membantu diri
sendiri, tapi sebatas pada hal-hal dasar dan dipenuhi dari
sumber daya yang tersedia.

Hisbah
Arti Luas

untuk menjamin berjalannya kebaikan


pada saat kebajikan menurun,
mencegah kejahatan pada saat
tingkat kejahatan meningkat.

Arti
Sempit

mengawasi pasar-pasar untuk


menjamin keadilan dan tata niaga
yang adil dalam interaksi manusia.

Penulis

al-Mawardi, Abu Yala, al-Ghazali,


Abdurrahman al-Syayzari, dan
lainnya.

Tidak Ada Totalitarian


Ajaran Islam

Bagaimana dengan
yang dikabarkan di TV
mengenai negara Islam?
Membasmi
korupsi

Keadilan sosialekonomi

Pembangunan dan
kemakmuran

Sosialis

Sosialisme hanya
menimbulkan
kesengsaraan saja,
dengan kontrol yang
berlebihan dan
kebijakan yang tidak
sehat.

Dilema: Ideal dan Realita


Bentuk negara Islam yang benar-benar sesuai dengan
cita-cita Islam tidak selalu dapat diwujudkan.

Demokrasi yang dikombinasikan dengan implementasi


syariah sangat dibutuhkan untuk mencapai masyarakat
yang adil dan sejahtera.

Kenyataannya, mayoritas negara Islam tidak memiliki


demokrasi dan perundang-undangan syariah.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai