Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tanaman Jagung


-

Akar
Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar

seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar
yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan akar seminal akan
melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah. Akar adventif adalah akar
yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar
adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus ke atas antara 7-10
buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar adventif berkembang menjadi
serabut akar tebal. Akar seminal hanya sedikit berperan dalam siklus hidup
jagung. Akar adventif berperan dalam pengambilan air dan hara. Akar kait atau
penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas
permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap
tegak dan mengatasi rebah batang. (Effendi, 1984).
-

Batang
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk

silindris dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku. Pada buku terdapat tunas yang
berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol
yang produktif .
-

Daun
Jumlah daun umumnya berkisar antara 10-18 helai, rata-rata munculnya

daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap daun. Tanaman jagung di

Universitas Sumatera Utara

daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif lebih banyak dibanding di daerah
beriklim sedang (temperate) (Suprapto dan Marzuki, 2002).
-

Bunga
Jagung disebut tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan

dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Tanaman jagung adalah protandri, di
mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari
sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Penyerbukan pada jagung terjadi
bila serbuk sari dari bunga jantan menempel pada rambut tongkol (putik). Hampir
95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari tanaman lain (serbuk silang)
dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri (serbuk sendiri), oleh
karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop).
Terlepasnya serbuk sari berlangsung 3-6 hari bergantung pada varietas, suhu, dan
kelembaban (Sudaryono, 1998).
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.
Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada
bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang
terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang
jumlahnya selalu genap (Suprapto dan Marzuki, 2002).
Syarat Tumbuh
-

Iklim
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis dan dapat menyesuaikan diri

dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung tidak menuntut persyaratan


lingkungan yang terlalu ketat. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara
500 LU-400 LS.

Universitas Sumatera Utara

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di


daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah
dengan ketinggian optimum antara 0 - 600 m dpl merupakan ketinggian yang baik
bagi pertumbuhan tanaman jagung. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk
pertumbuhan terbaiknya antara 27-32 0C (Warisno, 1998).
Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.
Intensitas sinar matahari sangat penting bagi tanaman, terutama dalam masa
pertumbuhan. Sebaiknya tanaman jagung mendapatkan sinar matahari langsung,
dengan demikian, hasil yang akan diperoleh akan maksimal. Tanaman jagung
yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat atau merana, produksi biji yang
dihasilkan pun kurang baik.
Jagung termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak,
terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga dan saat pengisian biji.
Pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan
selama masa pertumbuhan.
-

Tanah
Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol (berasal dari

gunung berapi), Latosol dan Grumosol. Tanah bertekstur lempung atau liat
berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah terbaik untuk pertumbuhan tanaman
jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur,
gembur dan kaya humus.
Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara
tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung antara
5,6-7,5. Pada tanah yang memiliki pH kurang dari 5,5, tanaman jagung tidak bisa

Universitas Sumatera Utara

tumbuh maksimal karena keracunan ion aluminium (Warisno, 1998). Kandungan


P dalam jaringan tanaman dapat mempercepat masa berbunga tanaman Mochamat
Bintoro (2000).
Kesuburan tanah banyak dihubungkan orang dengan keadaan lapisan
olahnya (top soil). Pada lapisan ini, biasanya sistem perakaran tanaman
berkembang dengan baik, untuk itu, pengolahan tanah sebelum penanaman dan
pengolahan tanah pada waktu pemeliharaan tanaman memegang peran penting
bagi suburnya tanaman. Pada pengolahan tanah, perbandingan kandungan zat
padat, cair dan udara di dalam lapisan olah menjadikan tanah gembur dan
menguntungkan bagi pertumbuhan akar tanaman.
Sistem Jarak Tanam
Tajuk tanaman, perakaran serta kondisi tanah menentukan jarak antar
tanaman, hal ini berkaitan dengan penyerapan sinar matahari dan penyerapan
unsur hara oleh tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman. Pada umumnya, produksi yang tinggi per satuan luas akan
dicapai dengan populasi yang tinggi, akan tetapi, penampilan masing-masing
tanaman secara individu menurun karena persaingan terhadap cahaya dan faktorfaktor tumbuh lainnya (Setyati, 2002).
Jumlah populasi tanaman per hektar merupakan faktor penting untuk
mendapatkan hasil maksimal. Produksi maksimal dicapai bila menggunakan jarak
tanam yang sesuai. Semakin tinggi tingkat kerapatan suatu pertanaman
mengakibatkan semakin tinggi tingkat persaingan antar tanaman dalam hal
mendapatkan unsur hara dan cahaya. Liu (2004) menyatakan jika peningkatan

Universitas Sumatera Utara

populasi masih di bawah peningkatan kompetisi maka peningkatan produksi akan


tercapai pada populasi yang lebih padat.
Sistem jarak tanam mempengaruhi cahaya, CO2 , angin dan unsur hara
yang diperoleh tanaman sehingga akan berpengaruh pada proses fotosintesa yang
pada akhirnya memberikan pengaruh yang berbeda pada parameter pertumbuhan
dan produksi jagung (Barri, 2003). Jarak yang lebih sempit mampu meningkatkan
produksi per luas lahan dan jumlah biji namun menurunkan bobot biji
(Maddonni, 2006). Sedangkan menurut Liu (2004) variasi jarak tanam
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, indeks luas daun,
indeks panen serta jumlah tongkol namun berpengaruh nyata terhadap produksi
per ha.
Menurut Purwono dan Rudi (2005), umur tanaman berkaitan dengan jarak
tanam. Tanaman berumur sedang, jarak tanamnya adalah 75 x 25 cm dengan satu
tanaman per lubang, sedangkan untuk jagung berumur genjah, jarak tanamnya
50 x 20 cm dengan satu tanaman per lubang.
Penyebab

perbedaan

hasil dari pengaruh

jarak

tanam terhadap

pertumbuhan dan produksi jagung belum diketahui secara pasti. Menurut Barbieri
(2000), faktor iklim mempengaruhi produksi jagung pada jarak tanam yang
berbeda. Dengan curah hujan yang lebih banyak akan menghasilkan produksi
jagung lebih tinggi pada jarak yang lebih sempit. Tetapi, menurut Westgate
(1997) jarak tanam tidak memberikan pengaruh pada produksi jagung karena
tergantung pada intersepsi radiasi sinar matahari.

Universitas Sumatera Utara

Jumlah Tanaman Per Lubang Tanam


Jarak tanam berpengaruh terhadap jumlah tanaman per lubang tanam,
jarak tanam yang sempit (50 cm x 20 cm) sebaiknya 1 tanaman per lubang tanam
sedangkan jarak tanam yang lebar (100 cm x 40 cm) dapat ditanami 2 tanaman per
lubang tanam (Purwono dan Rudi, 2007).
Kerapatan tanaman per hektar dapat didekati dengan pengaturan jarak
tanam dan jumlah tanaman per lubang. Jarak tanam optimal untuk setiap jenis
tanaman untuk setiap daerah, berbeda-beda akibat perbedaan tingkat kesuburan
tanah, curah hujan dan cahaya serta umur panen (Setyati, 2002).
Berdasarkan hasil penelitian Sudika (2007) pada tanaman jagung varietas
Arjuna, jarak tanam 70 cm x 25 cm dengan dua tanaman per lubang dapat
memberikan hasil yang paling tinggi yakni 23,808 kg/plot (7,086 t/ha)
dibandingkan dengan jarak tanam 75 cm x 25 cm dengan 1 tanaman per lubang
tanam (4,631 t/ha) dan 80 cm x 25 cm dengan 1 tanaman per lubang tanam
(3,474 t/ha).
Semakin banyak jumlah tanaman per lubang tanam, maka jumlah tanaman
per hektar akan semakin banyak dan hal ini dapat meningkatkan jumlah produksi
tanaman, tetapi dapat menurunkan bobot biji (Maddonni, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai