Anda di halaman 1dari 41

MODUL

TELEKOMUNIKASI I

PENYUSUN :
ABD. RAHMAN. P

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN

AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN


MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2015

KATA PENGANTAR

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmatNya

sehingga

Telekomunikasi

Modul
dan

Telekomunikasi

Navigasi

Udara

untuk

Akademi

Taruna/i
Teknik

Jurusan

dan

Teknik

Keselamatan

Penerbangan Makassar ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.


Modul

ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan Proses

Belajar Mengajar Telekomunikasi I yang merupakan Referensi mata kuliah


Telekomunikasi I pada Jurusan Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara di ATKP
Makassar. Modul ini diharapkan dapat membantu Taruna/i dalam mempersiapkan
dan melaksanakan Proses Belajar mengajar dengan lebih baik, terarah, dan
terencana. Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaannya dan semua
kegiatan yang harus dilakukan oleh Taruna/i.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Telekomunikasi I ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna penyempurnaan modul Telekomunikasi I ini
dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Makassar,

Februari 2015

Penyusun

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 1


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

DESKRIPSI JUDUL
Modul ini membahas tentang dasar-dasar sistem telekomunikasi yang
diuraikan dalam 3 bagian pokok,
pengertian

telekomunikasi,

telekomunikasi,

pola

yakni: Pendahuluan, berisi tentang

elemen-elemen

komunikasi,

spektrum

dasar

dalam

sistem

elektromagnetik

dan

bandwidth. Teknik modulasi, berisi tentang konsep modulasi dalam


telekomunikasi, jenis modulasi analog AM, FM, dan PM, dan jenis modulasi
digital, ASK, FSK, dan PSK. Bagian terakhir membahas tentang Media
transmisi, baik media kawat seperti twisted pair, koaksial dan serat
optik, maupun

media

non

kawat dengan jenis lintasan Gelombang

Tanah, Gelombang Langit, dan Gelombang langsung.


Setelah

menguasai materi ajar yang diberikan melalui modul ini,

diharapkan Taruna dapat memperoleh pengetahuan dasar yang memadai


untuk disampaikan kepada Taruna, dan mendapatkan landasan yang
cukup kuat untuk dapat mempelajari lebih lanjut tentang Sistem
Telekomunikasi.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 2


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................... 2
Deskripsi Judul...................................................................................................... 3
Daftar Isi............................................................................................................... 4
Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran Modul.............................................................................. 5
2. Pokok / Sub Pokok Bahasan.............................................................................. 5
3. Materi Ajar
3.1.Pendahuluan......................................................................................................... 6
3.1.1. Sistem Telekomunikasi........................................................................... 6
3.1.2...............Pola Komunikasi / Metode Dasar Komunikasi.....................................8
3.1.2.1. Arah Komunikasi...................................................................
3.1.2.2. Type Sinyal yang Di transmisikan.........................................
3.1.2.3. Keaslian Sinyal.....................................................................
3.1.3. Spektrum Elektromagnetik.................................................................9
3.1.4.. Bandwidth
...........................................................................................................
10
3.2.Teknik Modulasi
.............................................................................................................................
14
3.2.1. Konsep Modulasi
...........................................................................................................
14
3.2.2. Jenis Teknik Modulasi
...........................................................................................................
16
3.2.2.1. Modulasi Analog
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 3
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

...............................................................................................
16
3.2.2.2. Modulasi Digital
...............................................................................................
23
3.3. Media Transmisi
..28
3.3.1. Media Kawat
...........................................................................................................
28
3.3.2. Media Non Kawat
...........................................................................................................
31
Daftar Pustaka
.............................................................................................................................
31

KEGIATAN BELAJAR
1. Tujuan Pembelajaran Modul
Setelah

meguasai

materi

ajar

yang

diberikan

melalui

modul

ini,

diharapkan Taruna dapat


memahami

dasar-dasar

sistem

telekomunikasi,

yakni:

pengertian

telekomunikasi, elemenelemen dasar dalam sistem telekomunikasi, pola komunikasi, spektrum


elektromagnetik dan bandwidth. Juga dapat memahami konsep modulasi
dalam telekomunikasi, jenis modulasi analog AM, FM, dan PM, dan jenis
modulasi

digital,

ASK,

FSK,

dan

PSK. Peserta

juga diharapkan dapat

menjelaskan jenis media transmisi, baik media kawat seperti twisted pair,
koaksial dan serat optic, maupun media non kawat dengan jenis lintasan
Gelombang Tanah, Gelombang Langit, dan Gelombang langsung.
2. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 4


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

2.1. Pendahuluan:

definisi

umum

komunikasi,

kendala

dalam

komunikasi, perkembangan media elektronik.


(a) Sistem Telekomunikasi: Blok diagram Sistem Telekomunikasi,
pengertian dasar:
transmitter, receiver, kanal, derau.
1.2. Pola komunikasi
1.2.1. Arah Informasi: simpleks, dupleks
1.2.2. Tipe sinyal yang ditransmisikan: sinyal analog, sinyal digital
1.2.3. Keaslian sinyal: sinyal baseband, sinyal hasil modulasi
1.3. Spektrum

elektromagnetik:

pengertian,

manfaat

pada

telekomunikasi
1.4. Bandwidth: pengertian, menentukan BW dari sinyal dengan BW
terbatas dan sinyal dengan BW tak terbatas, main lobe, BW 3 dB
2.2.

Teknik Modulasi
2.1 Konsep modulasi: pengertian modulasi, pemanfaatan modulasi.
2.2 Jenis Teknik modulasi
2.2.1. Modulasi analog: pengertian, jenis modulasi: AM, FM, PM.
Persamaan sinyal
AM, FM, dan PM, bentuk sinyal, perbandingan AM,FM, dan PM
2.2.2. Modulasi Digital: pengertian, jenis modulasi: ASK, FSK, PSK,
QPSK,
persamaan sinyal, bentuk sinyal, cara pembangkitan.

2.3.

Media transmisi: pengertian

2.4.

Media kawat: twisted pair, koaksial, serat optik; karakteristik dan

pemanfaatan.
3.2. Media non kawat: perambatan gelombang radio; gelombang tanah,
gelombang langit, gelombang langsung, pemantulan.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 5


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

MATERI AJAR
BAB I
METODE DASAR KOMUNIKASI
Pendahuluan
Komunikasi: Proses pertukaran informasi. Informasi dapat berupa suara, gambar,
data, dll. Kendala komunikasi:
- Bahasa
Proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik jika pemberi dan penerima
informasi tidak menggunakan bahasa yang sama. Kendala ini dapat diatasi

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 6


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

dengan mempelajari bahasa yang dipahami kedua belah pihak, atau


menggunakan penerjemah.
- Jarak
* Dekat = bicara langsung
* Agak Jauh

= mengirimkan sinyal yang dapat terlihat/terdengar secara

langsung, misalnya: asap, terompet, cahaya, dll.


* Jauh = dengan berkirim surat, atau melalui media elektronik
Perkembangan Media Elektronik:
Tahun 1844 = Morse mematenkan telegraf
Tahun 1876 = Bell menemukan dan mematenkan telepon
Tahun 1887 = Hertz menemukan gelombang radio
Sejak

ditemukannya

gelombang

radio,

komunikasi

elektronik

berkembang sangat pesat:


Tahun 1923 = Televisi ditemukan
Tahun 1954 = Siaran televisi berwarna dimulai
Tahun 1962 = Komunikasi satelit pertama

1. Sistem Telekomunikasi
Secara umum, Sistem Telekomunikasi dapat digambarkan dalam diagram
blok berikut:

Gambar 1 : Sistem
Telekomunikasi
Information Source
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 7
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

(Sumber Informasi) : Merupakan pesan yang ingin disampaikan. Dapat


berupa suara, gambar, data, kode, dll.
Transmitter (Tx):
Rangkaian yang mengubah informasi yang akan dikirimkan ke dalam bentuk
sinyal yang sesuai
dengan media yang akan dilaluinya.
Contoh :
Microphone : getaran suara = sinyal listrik
Pemancar radio : sinyal listrik = gel. elektromagnetik
Channel (Kanal):
Media pengiriman sinyal dari satu tempat ke tempat lain
Contoh:
Kabel : kawat, serat optik
Udara : gelombang elektromagnetik
Receiver (Rx):
Mengubah kembali sinyal yang diterima dari media komunikasi ke bentuk
semula (informasi)
Catatan: Receiver dan transmitter harus merupakan pasangan modulasidemodulasi yang sesuai.

Noise (derau):
Energi random yang tidak diinginkan, tetapi selalu muncul dalam setiap
proses transmisi
Terjadi di semua titik
Diterima bersama-sama sinyal informasi
Mengganggu sinyal yang dikirimkan, sehingga menimbulkan kesalahan pada
penerimaan
Tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dikendalikan
Contoh:
Gangguan pada atmosfir, mis. Petir
Kebocoran saluran tegangan tinggi
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 8
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

2. Pola Komunikasi / Metode Dasar Komunikasi


Komunikasi elektronik dapat diklasifikasikan menurut:
a. Arah informasi = satu arah dua arah
b. Tipe sinyal yang ditransmisikan = sinyal analog sinyal digital
c. Keaslian sinyal = Sinyal baseband sinyal yang dimodulasi
a. Arah Informasi
* Simpleks: Komunikasi satu arah

= Informasi berjalan hanya ke

satu arah. Misalnya pada siaran radio dan televisi.


* Dupleks: Komunikasi dua arah = Informasi berjalan dari dua arah
yang berlawanan
--

Full dupleks (FDx): Kedua tempat yang berkomunikasi dapat


mengirim dan menerima informasi secara bersamaan. Misalnya
percakapan telepon

--

Half Duplex (HDx): Kedua tempat yang berkomunikasi, mengirim


dan menerima informasi secara bergantian. Misalnya pada
percakapan melalui interkom.

b. Tipe sinyal yang ditransmisikan


Sinyal analog
Adalah bentuk dari komunikasi elektronik berupa proses pengiriman
informasi pada gelombang elektrognetik, dan bersifat variable serta
berkelanjutan / Perubahan nilai(amplituda) sinyal berlangsung secara
kontinyu.
Contoh:

Sinyal digital

Gambar 2. Sinyal Analog

Merupakan hasil teknologi yang mengubah sinyal tersebut


menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 secara terputusputus (discrete) untuk proses pengiriman informasi yang mudah,
cepat dan akurat. Sinyal tersebut disebut bit. Perubahan nilai
sinyal (amplituda) berlangsung secara diskrit.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 9


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Gambar 3. Sinyal Digital


Signal Analog
1. Besrfifat Continue
2. Bagus Digunakan
Untuk Komunikasi
Yang Lalu Lintasnya
Rendah
3. Kemungkinan Error
Besar
4. Perbaikan Error Sulit
5. Mudah Terkena Noise
6. Kapasitas Informasi
Sedikit
7. Sukar Di lakukan
Modifikasi Informasi
8. Menggunakan Konsep
Frekwensi
9. Boros Bandwitdh

Signal Digital
1. Bersifat Descrite (0 &
1)
2. Bagus di gunakan
Untuk Komunikasi Yang
Lalu Lintasnya Tinggi
3. Kemungkinan Error
Kecil
4. Perbaikan Error Lebih
Mudah
5. Lebih Tahan Terhadap
Noise
6. Kapasitas Informasi
Lebih Besar
7. Lebih Mudah di
Lakukan Modifikasi
Informasi
8. Menggunakan Konsep
Biner/Bit
9. Lebih Hemat
Bandwitdh

Tabel 1 : Perbedaan Signal Analog &


Signal Digital

c.

Keaslian Sinyal
Sinyal

Baseband: Sinyal informasi yang masih menampakkan

spektrum frekuensi asalnya.


Contoh:

- Sinyal suara pada pembicaraan telepon kabel


- Sinyal digital pada transmisi data antar komputer

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 10


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Sinyal Hasil Modulasi: Sinyal asal (baseband) ditumpangkan kepada


suatu sinyal pembawa yang mempunyai frekuensi yang jauh lebih
tinggi. Prosesnya disebut modulasi, digunakan untuk mengatasi
ketidaksesuaian karakter sinyal dengan media( kanal) yang digunakan.
Contoh:

- Sinyal AM (Amplitude Modulation) = modulasi analog


- Sinyal PSK (Phase Sift Keying) = modulasi digital

BAB II
PROPAGASI GELOMBANG RADIO
1. PROPAGASI GELOMBANG SECARA UMUM
1.1.

Pengertian

Propagasi adalah peristiwa perambatan gelombang radio dari antena


pemancar ke antena penerima.
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 11
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Gelombang radio adalah suatu gelombang yang terdiri dari garis-garis


gaya listrik (E) dan garis-garis magnet (H) yang merambat di ruang
bebas (free space) dan mempunyai kecepatan sebesar kecepatan
cahaya (3 x 108 meter/detik).
Susunan dari garis-garis gaya listrik dan garis-garis gaya magnet yang
terdapat

dalam

gelombang

radio

disebut

TRANSVERSE

ELECTROMAGNETICS (TEM), dan susunan garis gaya adalah :


a. Garis gaya elektrik (E) tegak lurus gaya magnet (H)
b. Garis gaya listrik

(E)

tegak lurus arah rambatan.

c. Kumpulan garis-garis gaya yang terbanyak merupakan harga kuat


medan maksimum
Gelombang radio selalu mempunyai :
a. Kuat medan listrik (E) dan kuat medan magnet (H).
b. Arah rambatan
c. Frekwensi (f)
d. Panjang gelombang ()
e. Polarisasi
Gambaran dari suatu gelombang elektromagnetik bidang XYZ dapat
dilihat segabai
berikut :

Gambar 4 : Gelombang Elektromagnetik


Polarasi gelombang radio adalah arah dari garis gaya listrik (E)
1.2.

Macam macam polarisasi gelombang radio adalah :

a. Polarasi linier yaitu bila arah garis gaya listriknya merupakan garis
lurus.
Polarasi ini terdiri menjadi dua :

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 12


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

1) Polarasi vertical, yaitu apabila arah garis gaya listriknya tegak


lurus terhadap permukaan bumi/tanah
2) Polarasi linier horizontal, yaitu bila arah garis gaya listriknya
sejajar terhadap permukaan bumi/tanah
b. Polarasi non linier yaitu bila arah garis gaya listriknya melingkar.
Polarasi ini terbagi menjadi dua :
1) Polarasi non linier positif, yaitu bila arah garis gaya listriknya
melingkar searah jarum jam.
2) Polarasi non linier negatif, yaitu bila arah garis gaya
listriknya melingkar berlawanan arah jarum jam.
Pembagian Frekwensi Gelombang Radio
Frekwensi gelombang radio di kelompokkan menjadi :
a. Very Low Frequency ( VLF )

: 3 - 30 KHz

b. Low Frequency ( LF )

: 30 300 KHz

c. Medium Frequency ( MF )

: 300 3000 KHz

d. High Frequency ( HF )

: 3 30 MHz

e. Very High Frequency ( VHF )

: 30 300 MHz

f.

: 300 3000 MHz

Ultra High Frequency ( UHF )

g. Super High Frequency ( SHF ) : 3 30 GHz


h. Extra High Frequency (EHF )

: 30 300 GHz

Hubungan antara panjang gelombang dan frekwensi dinyatakan sebagai


berikut :

Dimana :

1.3.

panjang gelombang (mzKm)

frekwensi (Hz, KHz)

3 x 108 meter / detik

Macam macam Gelombang Radio

Gelombang radio ditinjau dari perambatannya dibedakan menjadi :


a. Gelombang ( Surface Wave / Ground Wave )
b. Gelombang Angkasa ( Sky Wave / Ionospheric Wave )
c. Gelombang ( Space Wave )

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 13


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

2. GELOMBANG TANAH (GROUND WAVE)


2.1.

Pengertian

Adalah gelombang radio yang perambatannya selalu mengikuti bentuk


permukaan bumi/tanah
Yang termasuk dalam gelombang tanah adalah gelombang radio yang
mempunyai Frekwensi <3 Mhz. Oleh karna gelombang tanah merambat
mengikuti

bentuk

Permukaan

tanah/bumi,

maka

gelombang

ini

mengalami kehilangan energy yang


Disebabkan oleh :
a. Adanya penyebaran di antenna pemancar ( Spreading Loss )
b. Adanya

redaman

tanah

karna

gelombang

ini

akan

selalu

menginduksi tanah sepanjang perambatan


Penggunaan

gelombang

tanah

ini

paling

efektif

adalah

dengan

menggunakan polarisasi Vertical. Hal ini di sebabkan karna adanya


redaman tanah yang akan lebih besar pada polarisasi horizontal di
bandingkan dengan polarisasi vertikal.
2.2.

Besarnya Kuat Medan Yang Diterima


Untuk menghitung besarnya kuat medan yang di terima antena
penerima, dimisalkan bahwa daya pancar di antenna pemancaran
sebesar Pt (Kwatt) dan jarak antenna pemancar dengan antena
penerima = d (Km) serta antenna yang digunakan adalah antenna
istotropik, maka :

E (F)
d (Km)

...

antena isotropik
E=

Kuat medan gelombang tanah yang langsung diterima sejauh


km, bila faktor tanah di abaikan.

F=

Kuat medan gelombang tanah yang diterima sejauh km, bila


faktor redaman tanah diperhitungkan.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 14


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

d=

ABD. RAHMAN,P

Jakarak antenna pemancar ke antenna penerima (Km).

A = Faktor redaman tanah (0 < 1)


Kuat medan gelombang tanah yang diterima bila factor redaman
tanah di perhitungkan adalah :
F=

Faktor redaman tanah x kuat medan gelombang langsung

atau :
F =
E

Melalui perhitungan matematis yang kompleks biasanya, E dapat di


peroleh sebagai
berikut :

E=

173 Pt
d

Maka untuk antena isotropic, besarnya kuat medan yang di terima


adalah :

F=

173 Pt
d
Dimana :

F = Kuat medan gelombang tanah yang di terima sejauh di Km (m


Volt/m)
A = Faktor redaman air (kali)
d = Jarak antenna Tx Rx (Kwatt)
Pt = Daya pacar antenna Tx (Kwatt)

Jika seandainya antenna Tx bukan merupakan Antena Isotropik, maka :


Pt (iso) = G . Pt (ant.lain)

Sehingga

F=A

173 G. Pt
d

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 15


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Apabila diketahui bahwa :


G=

.D

maka :

F=A

173 . D . Pt
d

Dimana :
F

Kuat medan gelombang tanah yang di terima (m Volt/m)

Faktor redaman tanah (kali)

Gain antenna pemancar terhadap antenna Isotropik (kali)

Efisiensi antena pemancar terhadap yang digunakan (%)

Faktor pengarahan antena pemancar (kali)

Pt

Daya pancar antena Tx (Kwatt)

Jarak antena Tx Rx (Km)

Besar kecilnya factor redaman tanah (A) dipengaruhi oleh :


a. Polarisasi gelombang radio yang digunakan
b. Frekuensi yang di gunakan
c. Jarak antara antena Tx Rx
d. Konduktivitas tanah ()
e. Konstanta dielektrium tanah ()
Untuk menghitung besarnya factor redaman tanah (A) dapat digunakan
rumus-rumus sebagai berikut :
a. Untuk daerah yang kering, dapat kita gunakan rumus dari ANALISA
SOMMERFELD
b. Untuk daerah rawa-rawa sungai atau daerah-daerah basah, kita
gunakan rumus dari ANALISA AUSTIN & COHAN.
a. ANALISA SOMMERFELD
Besarnya factor redaman tanah menurut Sommerfeld dapat
dilihat pada grafik faktor redaman tanah (Gambar 4), dimana
grafik tersebut hanya berlaku dengan persyaratan :

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 16


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

d ( Tx Rx ) ( Km )

80
f (MHz)
3

Jadi bila jarak antena Tx Rx lebih besar dari persyaratan di


atas, maka faktor redaman tanah (A) dianggap sama dengan nol
(0) sehingga kuat medan yang diterima (F) sama dengan nol (0).
Sedangkan bila jarak antena Tx Rx memenuhi persyaratan di
atas , maka besarnya faktor redaman tanah (A) adalah :
1

< A 1
dan besarnya A ini dapat di hitung dengan rumus sebagai
berikut :
1) Bila gelombang tanah berpolarisasi VERTIKAL Besarnya A
dapat di hitung yaitu :
a)

Jika

+1
X
P=1+

b) Jika

+1
X

< 0,3 maka :

d .f 2
X 1012
C .

-12

> 3 maka :

P=

.d. f
C .( +1)

( Setelah P didapat , maka kita lihat dalam grafik ).


c) Jika 0,3 <

+1
X
P=

< 3

.d
x.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 17


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

maka :

cos b

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

dimana :

cos b =

tg b =

+1
X

x
x +( +1) .2
2

( Setelah di P didapat, kita lihat dalam grafik ).


2) Bila gelombang tanah berpolarisasi HORISONTAL :
Besarnya A dapat dihitung yakni :

P=

.d. x
. cos b

tg b =

Dimana :

1
x

Catatan :

Konstanta dielektrikum tanah

suatu konstanta yang besarnya = 1.8 . 1012

Konduktivitas tanah ( Mho/cm )

Frekwensi yang digunakan ( Hz )

jarak antenna Tx Rx ( Km )

Cepat rambat gelombang radio ( Km/dtk )

1800 - b

Panjang gelombang ( Km )

Cara pembacaan grafik faktor redaman tanah


Di dalam grafik terdapat 5 kurva, dimana masing-masing
kurva berlaku untuk besaran
sudut b yang berbeda-beda.
b

00

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 18


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

300

600

900

1800

Jadi apabila besarnya b misalnya = 0 0 maka digunakan kurva


b = 00 dan seterusnya. tetapi jika ada kita dapatkan b yang
tidak sama dengan kurva-kurva tersebut, maka dapat di
tempuh jalan sebagai berikut :
1) b

00

berlaku untuk b = 00 s/d 150

2) b

300

berlaku untuk b = 150 s/d 450

3) b

600

berlaku untuk b = 450 s/d 750

4) b

900

berlaku untuk b = 75 0 s/d

1800

berlaku untuk b = 135 0 s/d

1350
5) b
3600

b. ANALISA AUSTIN & COHAN


Jika kita akan menghitung kuat medan yang di terima dari
gelombang tanah Yang merambat di daerah berair/basah, maka
kita gunakan analisa dari AUSTIN & COHAN, dimana dalam
rumus inikita tidak akan menghtung Besarnya faktor redaman
tanah melainkan kita dapatkan langsung besarnya Kuat medan
yang di terima dari gelombang tersebut.
Besarnya kuat medan yang di terima adalah :

F=377

h. I
.d

sin

.e

0.0015 . d

.mVolt/m

Dimana :
F

kuat medan gelombang tanah yang di terima di


antenna Rx ( mVot/m)

tinggi efektif antenna Tx (km)

arus yang mengalir dalam antenna Tx ( Amperem)

panjang gelombang di udara (km)

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 19


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

jarak antara antenna Tx Rx ( km )

bilangannormal (2,7)

sudut yang terbentuk antara TX, pusat bumi dan Rx

(radian)

a = jari jari

bumi

2.3 Fading Pada Gelombang Tanah


Yang di maksud dengan Fading adalah berubah ubahnya kuat medan
penerimaan Dalam waktu relative singkat, karena adanya perubahan
keadaan dari lapisan Atmosphere atau penyebab lain secara mendadak.
Keadaan lapisan Atmosphere yang berubah dan akan mengakibat
adanya fading Ini, yaitu :
a) Temperature dari lapisan tersebut.
b) Tekanan udara di lapisan Atmosphere.
c) Tekanan uap air.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 20


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

Grafik faktor redaman tanah

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 21


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

ABD. RAHMAN,P

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

3. GELOMBANG ANGKASA / GELOMBANG LANGIT (SKY WAVE)


3.1.

Pengertian Gelombang Angkasa

Gelombang angkasa adalah gelombang radio yang merambat langsung


ke atas bumi. Ke dalam atmosphere, dan dalam kondisi kondisi tertentu
dapat di pantulkan Kembali ke bumi oleh lapisan ionosphere. Yang
termasuk dalam gelombang angkasa Adalah gelombang radio yang
mempunyai frekwensi di antara 3 s/d 30 Mhz.
Penggunaan gelombang angkasa ini adalah untuk sistem komunikasi
jarak jauh dan jangkauan yang dapat di capai oleh sistem komunikasi ini
tergantung dari tinggi rendahnya lapisan ionosphere sebagai lapisan
pemantul.

3.2.

Lapisan Ionosphere

Lapisan Ionosphere ini terletak di lapisan Atmosphere bumi dan berada


pada ketinggian 50 400 Km di atas permukaan bumi.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 22


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Lapisan ionosphere ini terletak di atas lapisan stratosphere dan di sebut


dengan lapisan ionosphere karena lapisan ini terkena sinar matahari,
maka akan terjadi proses

ionosasi. Proses ionosasi yaitu proses

terurainya molekul molekul udara menjadi ion ion positif dan ion ion
negartif yang berdiri dalam keadaan bebas. Ion ion inilah yang akan
membanti gelombang angkasa untuk di pantulkan kembali ke permukaan
bumi.
Proses ionisasi yang terjadi pada lapisan ionosphere di pengaruhi oleh
besar

kecilnya

intensitas

sinar

matahari,

sehingga

pada

lapisan

ionosphere ini akan terjadi pengelompokan ion ion tersebut.


Hal ini di karenakan matahari bersnar tidak merata dan lapisan
ionosphere terletak pada jarak yang berbeda beda terhadap matahari.

Sifat sifat Lapisan Ionosphere Terhadap Gelombang Angkasa


Berdasarkan sifat sifat lapisan terhadap gelombang angkasa, maka
lapisan Ionosphere dibagi menjadi :
a. Siang hari :
Lapisan Ionosphere pada siang hari di kelompokan menjadi :
1) Lapisan D
2) Lapisan E
3) Lapisan F1
4) Lapisan F2
b. Malam hari :
Pada malam hari lapisan ini di kelompokan menjadi :
1) Lapisan E
2) Lapisan F
Pengelompokan lapisan Ionospher ini jika terjadi pada saat jumlah ion
ion mancapai maksimum, istilah lapisan dig anti menjadi LAYER
Sifat sifat lapisan Ionosphere terhadap gelombang angkasa adalah :
1)

Lapisan D
a) Lapisan ini terdapat pada ketinggian 50 90 Km di atas
permukaan bumi.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 23


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

b) Lapisan ini terjadi pada waktu siang hari.


c) Lapisan

ini

akan

memantulkan

gelombang

radio

yang

mempunyai frekwensi LF dn VLF, dan melemahkan/meredam


gelombang radio yang berfrekwensi MF dan HF.

2)

Lapisan E
Lapisan E teridir dari 2 bagian yaitu :
a) Lapisan E teratur( E regular )
(1) Lapisan ini terdapat di ketinggian 110Km di atas permukaan
bumi.
(2) Lapisan ii memantulkan gelombang radio MF dan HF.
b) Lapisan E tidak teratur ( E sporadis )
(1) Lapisan ini terdapat di ketinggian 90 130 Km di atas permukaan
bumi.
(2) Berbentuk lapisan tipis tipis yang menyebar.
(3) Mencegah frekwensi frekwensi yang normalnya dapat
menembus lapisan E dan memungkinkan adanya transmisi
jarak jauh pada frekwensi sangat tinggi (VHF )

3)

Lapisan F1
a) Lapisan ini terdapat di ketinggian 170 250 Km di atas
permukaan bumi.
b) Terjadi hanya di siang hari.
c) Lapisan ini akan meredam seluruh gelombang radio yang
melewatinya.

4)

Lapisan F2
a) Lapisan ini terdapat di ketinggian 250 400 Km di atas
permukaan bumi.
b) Terjadi hanya pada siang hari saja.
c) Lapisan ini memantulkan gelombang radio yang mempunyai
frekwensi HF.

5)

Lapisan F

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 24


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

a) Lapisan ini merupakan gabungan dari lapisan f1 dan f2 di malam


hari.
b) Lapisan ini terdapat di ketinggian 300 Km di atas permukaan
bumi.
c) Lapisan ini akan memantulkan gelombang radio yang mempunyai
frekwensi HF.

3.3 Penggunaan Gelombang Angkasa


Jika

kita menggunakan gelombang angkasa untuk komunikasi, ada

beberapa hal yang harus kita ketahui, yaitu :


a. Tinggi Semu lapisan Ionosphere ( h )
Yaitu ketinggian yang dapat di capai oleh suatu energy gelombang
radio dengan frekwensi HF, apabila kecepatannya = kecepatan
cahaya.
b. Frekwensi Kritis ( fc )
Yaitu frekwensi tersebar yang masih dapat di pantulkan oleh lapisan
ionosphere dengan sudut luncur vertical pada suatu tempat dan
waktu tertentu.
c. Frekwensi Kegunaan Maksimum ( MUF )
Yaitu frekwensi terbesar yang dapat di gunakan untuk hubungan
pada jarak tertentu dan saat serta sudut luncur tertentu pula.
d. Sudut Kritis / Critical Angle ( Ac )
Yaitu sudut datang terkecil pada lapisan pertama F2/F, dimana
gelombang Angkasa yang mempunyai frekwensi MUF masih dapat
di pantulkan kembali Ke bumi.
e. Jarak maksimum satu hop ( d max ).

3.4.

Redaman Pada Gelombang Angkasa

Dalam sistem hubungan HF dimana gelombang radio yang di pancarkan


merupakan Gelombang angkasa, maka daya yang di pancarkan dari antenna
pemancar sampai Dengan antena penerima akan mengalami redaman sebagai
berikut :
a. Redaman yang di sebabkan oleh penyebaran di antenna pemancar
( Spreading loss ).

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 25


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

b. Redaman pada perambatan dari antenna pemancar sampai antenna


penerima yang di sebabkan oleh adanya pemindahan energy electron yang
bermuatan ke electron electron bebas sepanjang perambatan gelombang
radi ( Non Deviative Absorbiton ).
c. Redaman pada lapisan pemantul ( lapisan ionosphere ), yaitu pada saat
terjadinya pembiasan sampai dengan pemantulan dari gelombng
angkasa tersebut ( Deviative Absorbtion ).
3.5.

Fading Pada Gelombang Angkasa

Fading adalah berubahnya kuat medan penerimaan dari gelombang radio


yang diakibatkan oleh faktor external. Yang menyebabkan terjadinya
fading tersebut adalah :

a. GEJALA DELINGER ( Delinger Effect/Phenomena )


Yaitu fading yang di sebabkan oleh adanya ledakan ledakan
matahari, sehingga terbentuk banyak sekali electron electron bebas
pada lapisan ionosphere yang tidak tertentu arah bergetarnya. Hal
inilah yang menyebabkan bahwa energy yang melekat pada electron
tersebut tersebar, yang akan mengakibatkan adanya penurunan daya
terima dalam waktu relative singkat.
b. BADAI MAGNET ( Magnetic Storm )
Yaitu fading yang di sebabkan oleh adanya perubahan jumlah
electron bebas akibat berubahnya gaya tarik / gaya tolak dari kutub
magnet bumi.

4. GELOMBANG RUANG
4.1. Pengertian Gelombang Ruang
Gelombang ruang adalah gelombang radio ang dalam perambatannya
dari antena pemancar ke antenna penerima melalui ruang bebas. Yang
termasuk dalam gelombang

ruang ini adalah gelombang radio yang

mempunyai frekwensi lebih besar dari 30 Mhz (VHF ke atas ), Jika kita
menggunakan gelombang ruang dan menginginkan gelombang tersebut

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 26


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

bebas dari redaman tanah, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai


berikut :
a. Untuk gelombang ruang yang berpolarasi vertical, tinggi antenna
pemancar harus lebih besar dari 2 (h > 2 ).

>2

b. Untuk gelombang ruang yang berpolarisasi horizontal tinggi antenna


pemancar harus lebih besar dari o,1 ( h>0,1)

>0,1

4.2. Redaman Pada Gelombang Ruang


Pada perambatan gelombang ruang dari antenna pemancar ke antenna
penerima,

Gelombang

ini

akan

mengalami

macam

kehilangan

energy/redaman yaitu :
a. Akibat penyebaran di antenna pemancar ( Spreading Loss )
b. Akibat redaman di kapisan atmosphere ( ruang bebas )
Redaman pada penyebaran di antenna pemancar relatif sangat keci,
sehingga dalam
Perhitungan sering diabaikan, sedangkan redaman pada perambatan di
ruang bebas tersebut bias di sebut dengan Redaman Transmisi Dasar Di
Ruang Bebas ( Basic transmission loss in free space ) yang diberi notasi
Lbf. Besarnya Lbf ini dapat dihitungkan sebagi berikut :
Jika
dimisalkan
kita
menggunakan antenna isotropic
untuk antena pemancar dan
antena penerima, serta daya
pancar di antena pemancar = Pt
(Kwatt), maka besarnya Lbf
adalah :

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 27


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Lbf

Pt
Pr =

Dimana :
Pr = Daya pancar di antena pemancar.
Pr = Daya terima di antena penerima.
Jika diketahui bahwa daya terima per satuan luas = Pr , maka :
Pr = Pr . Aiso
Pr =

Pt
4 d 2

dan Aiso =

2
4

Sehingga :
Pr = Pr . Aiso
=

Pt
4 d 2

2
4

4 d 2

Pt

Oleh karna itu besarnya Lbf adalah :


2

Lbf =

Pt
Pr

Lbf =

4d

4d

Pt 2

Pt

4d

2
2

kali

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 28


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

kali

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Jika dihotung dalam satuan Decibel, maka diperoleh :

Lbf = 10 log

4 d 2

dB

Untuk frekwensi dalam ordo Mhz :


Lbf = 32,45 + 20 log d + 20 log f ( dB )
dimana : Lbf = redaman transmisi dasar di ruang bebas (dB)
d

= jarak antena Tx Rx (Km)

= frekwensi yang di gunakan (MHz)

Untuk frekwensi dalam ordo G z :


Lbf = 92,45 + 20 log d + 20 log f (dB)
dimana : Lbf = redaman transmisi dasar diruang bebas (dB)
d

= jarak antena Tx Rx (Km)

= frekwensi yang di gunakan (GHz)

4.3. Penggunaan Gelombang Ruang


Gelombang ruang dapat digunakan untuk :
a. Sistem hubungan Line Of Sight (LOS) , antara lain :

b.

1)

Sistem Komunikasi Radio Relay Terrestrial

2)

Sistem Komunikasi Satelit


Sistem hubungan Hambur atau Sistem Komunikasi Trans

Horison antara lain :


1)

Sistem komunikasi Knife Edge Diffiraction atau Mountain

Diffraction.
2)

Sistem Komunikasi Double Knife Edge Diffraction

3)

Sistem Komunikasi Over Round Obstacle Diffraction


4)

Sistem Komunikasi Over Sperical Earth Diffiraction atau

Smooth Earth Diff raction


5)

Sistem Komunikasi Troposcatter

a. Sistem Hubungan Lone Of sight (LOS)


JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 29
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Yang dimaksud dengan sistem hubungan Line Of Sight adalah suatu


hubungan dimana antena penerima terletak dalam suatu garis
pandang atau garis lurus, dan perambatan gelombang radop terletak
dalam daerah yang bebas hambatan (antara kedua antenna tersebut
tidak boleh ada benda yang menghambat/menghalangi lintasan
gelombang radio ).
Dari definisi di atas, maka pada sistem komunikasi LOS Radio Relay
Terrestrial Akan mempunyai persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi, dikarenakan pada sistem komunikasi ini terdapat beberapa
hal yang mungkin akan menyebabkan antenna pemancar dan
antenna

penerima

tidak

bebas

hambatan,

yaitu

antara

lain

disebabkan oleh kelengkungan bumi, ketinggian dari bangunan


maupun tumbuh-tumbuhan. Sedangkan pada sistem komunikasi
satelit, hambatan yang terjadi dalam sistem LOS akan relative kecil.
1) Sistem Komunikasi LOS Radio Relay Terrestrial
Yang dimaksud dengan sistem komunikasi LOS Radio Relay
Terrestrial

adalah

sistem

hubungan

LOS

dimana

antenna

pemancar dan antena Oleh karena kedua antena dari sistem ini
terletak di permukaan bumi, Maka pengaruh kelengkungan bumi
dan benda-benda di sekelilingnya Harus kita perhitungkan.
Dalam propagasi, persyaratan dari sistem komunikasi ini adalah :
Lintasan gelombang radio harus mempunyai lintasan yang
bebas
Hambatan pada daerah Fresnell pertama.
Daerah Fressnell
Yang dimaksud dengan Daerah Fresnell adalah suatu daerah
diLapisan Atmosphere yang terbentuk ellips dan berada diantara
Antenna Tx - RX, dimana apabila pada kulit permukaan daerah
Tersebut terdapat benda pemantul gelombang radio maka jarak
yang ditempuh oleh gelombang radio tersebut secara langsung
dan yang melalui pantulan akan berselisih n x 1/2 .

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 30


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Bila :
a + b d = n x 1/2
Dimana : n = bilangan bulat positif (0, 1, 2, 3, )
maka daerah elips tersebut disebut dengan Daerah
Fresnell.
d = Jarak lintasan gelombang langsung.
a = Jarak yang ditempuh gelombang datang (incidect wave)
b = Jarak yang ditempuh gelombang pantul (reflected wave)
Sedangkan Daerah Fresnell Pertama adalah daerah Fresnell
dimana selisih jarak antara gelombang langsung dan gelombang
pantul adalah sebesar 1/2

atau dengan kata lain Daerah

Fresnell yang n nya = 1 .


Jadi Daerah Fresnell Pertama :
a + b d = 1 x 1/2
n=1
Alasannya dipilih Daerah Fresnell Pertama sebagai persyaratan
dari sistem komunikasi LOS Radio Relay Terrestrial adalah :
Bahwa gelombang langsung dan gelombang pantul
merupakan 2 gelombang yang sephasa di antena
penerima.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 31


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Hal ini dapat kita buktikan sebagai berikut :


(1) Perbedaan phasa dari gelombang langsung dan gelombang
pantul karena selisih jarak yang ditempuh sebesar 1/2

(180)
(2) Perbedaan phasa pada gelombang pantul titik pantul adalah
sebesar 180
Jadi dari kedua hal diatas, maka perbedaan phasa antara
gelombang langsung dengan gelombang pantul adalah sebesar
180 + 180 = 360 atau sephasa dan hal ini yang menjadikan
dasar dipilihnya Daerah Fresnell Pertama sebagai persyaratan
sistem komunikasi LOS Radio Relay Terrestrial.

Keterangan gambar :
h1 = Tinggi antena pemancar sebenarnya
h1 = Tinggi efektif antena pemancar (dalam perhitungan h1 =
h1).
h2 = Tinggi antena pertma sebenarnya.
h2 = Tinggi efektif antar penerima (dalam perhitungan h2 =
h2)
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 32
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

hs = Height Shielding, yaitu ketinggian obstacle yang dihitung


dari permukaan bumi.
hc

= Height Clearance, yaitu jarak yang dihitung dari lintasan


gelombang langsung ke ujung obstacle.

Besarnya hc ini adalah :


hc =

h1 . d 2+ h2. d 1
d 1. d 2
h s
d
2. Ka
t

Kedalaman daerah Fresnell I, yaitu jarak yang


dihitung dari garis lintasan gelombang

langsung ke

kulit daerah Fresnell I dan berada di atas obstacle (t


berimpit dengan hc).
Besarnya t adalah :

t=

. d 1. d 2
d

d1 = Jarak antena pemancar dengan obstacle.


d2 = Jarak antena penerima dengan obstacle.
a=

Jarak yang ditempuh oleh gelombang datang (jarak


antena Tx dengan ujung
obstacle).

b=

Jarak yang ditempuh oleh gelombang pantul setelah


pantulkan oleh obstacle (jarak Rx dengan ujung obstacle).

Dari uraian gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa


persyaratan sistem komunikasi LOS Radio Relay Terrestrial dapat
dinotasikan sebagai berikut :
hc t

atau :

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 33


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

h1 . d 2+ h2. d 1
d 1. d 2
h s
d
2. Ka

. d 1. d 2
d

b.

Faktor K
adalah pengali jari-jari bumi yang sebenarnya agar mendapatkan besaran
jari-jari bumi efektif sehingga kita dapat menggambar lintasan gelombang
radio sebagai garis lurus.
Hal ini dikarenakan lintasan gelombang radio yang sebenernya agar
mendapatkan besaran jari jari bumi efektif sehingga kita dapat
menggambar lintasan gelombang radio sebagai garis lurus.
besarnya index bias pada masing masing lapisan atmosphere dapat di
hitung dengan rumus :

N=

77,6
4810 e
P+
T
T

dimana :
N
n
T
P
e

=
=
=
=
=

Refracivity
indeks bias
temperature lapisan atmosphere ( 0K )
temperature lapisan atmosphere ( milli Bar )
tekanan uap air ( milliar Bar )

Dari persamaan di atas, kemudian di kembangkan sehingga yang di


katakan mempengaruhi lintasan gelombang radio adalah besarnya indeks
bias di pengaruhi oleh tinggi lapisan dan dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
M=

[ ]
n+

h
a

106

Sehingga perubahan Modulus Refraction (M) terhadap tinggi inilah yang


menjadi penyebab dari lengkungan lintasan gelombang radio.

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 34


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Persamaan differensial dari Modulus Refraction dapat di hitung sebagai


berikut :

dM
dh

dn 1
+
dh a

dari persamaan

K=

1
dM
a.
dh

. 106

dM
dh

dapat dihitung besarya faktor K yaitu :

106

dimana :
a = jari jari bumi
Besarnya faktor K ini selalu merupakan bilangan pasif atau 0.
Hal hal yang dapat menyebabkan lintasan gelombang radio melengkung
adalah karena adanya indeks bias yang berbeda beda di lapisan
atmosphere.
c)

Kurva M-Profile

Kurva M-Profile adalah kurva/grafik yang menunjukan besarnya M


terhadap suhu
ketiggian tertentu.
Macam macam kurva M-Profile adalah :

(1)

(1)

Kurva M-Profile Linier Standard.

(2)

Kurva M-Profile Linier Non Standard.

(3)

Kurva M-Profile Non Linier Non Standard.

Kurva M-Profile Linier Standard

h
besarnya M

Yaitu grafik/kurva yang menunjukan


terhadap h, dimana perubahan M

terhadap h
selalu konstan dan grafik ini berbentuk
garis lurus.
1 km
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 35
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P
Pada kurva ini, perubahan M

terhadap tinggi
(dM/dh) adalah sebesar 118 unit/km,
sehingga
jika di hitung besarnya faktor K adalah :
M
6

300

10
6370.118

157
118

418

K=

10
a .dM /d h

4
3

Jadi lapian atmosphere yang termasuk ke dalam kurva ini. untuk


menggambarkan lintasan gelombang ruang lurus di perlukan faktor
K sebesar 4/3
(2)

Kurva M-Profile Linier Non Standard

h
menunjukkan besar
(h), dimana perubahan M

Yaitu grafik/kurva yang


nya M terhadap
terhadap h tidak sama, akan tetapi grafik
ini masih merupakan lurus.
Pada kurva ini, perubahan M terhadap h

(dM/dh)
adalah :
M

0 dM/dh < 118


118 < dM/dh 157

Jadi pada keadaan ini, untuk menggambar


kan lintasan gelombang ruang menjadi
diperlukan faktor K sebesar :
atau :
K > 4/3
4/3 > K 1

lurus

(3)

atau :

Kurva M-profile Non Linier Non Standard


Yaitu grafik/kurva yang menunjukan besarnya M terhadap tinggi
(h), diamana perubahan M terhadap h tidak selalu sana (konstan)
dan grafiknya berbentuk garis lengkung.
Secara garis besar, kurva ini di kelompokan dalam 4 macam, yaitu :
h
(a)

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 36


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

Kurva ini mempunyai cirri bahwa h makin tingg


dM/dh semakin
kecil dan kurva ini disebut Kurva M-Profile Sub Standard.
(b)

Kurva ini mempunyai cirri bahwa h makin tinggi dM/dh semakin


besar dan kurva ini disebut Kurva M-profile super standard.
Kurva ini mempunyai ciri bahwa h makin tinggi dM/dh semakin
besar dan kurva ini disebut Kurva M-Profile Super Standard.

(c)

Kurva ini mempunyai ciri bahwa pada ketinggian tertentu dM/dh


nya = 0 (M konstan ) dan kurva ini disebut Kurva M-Profile surface
Duct.
(d)

Kurva ini mempunyai cirri adanya dM/dh = 0 lebih dari sekali dan
kurva ini
disebut Kurva M-Profile Elevated Duct.
Pada daerah0daerah yang lapisan atmosphere nya termasuk kedalam
Kurva
M-Profile Non Linier Standard, maka sistem LOS Radio Relay Terrestrial
sering
mendapat gangguan Fading, yaitu :
(1) Fading Type K
Yaitu fading yang terjadi apabila lapisan atsmophere nya
termasuk
ke dalam Kurva M-Profile Sub Standard dan Super Standard.
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 37
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

(2) Fading Duct


Yaitu fading yang terjadi apabila lapisan atsmophere nya
termasuk
ke dalam Kurva M-Profile Surface Duct dan Elevated Duct.
(e)

Perhitungan Daya Terima Pada Sistem LOS Radio Relay Terrestrial


Dalam perhitungan ini diasumsikan besarnya daya yang diterima

pada input
penerima adalah gelombang langsung (besarnya gelombang
pantul di
abaikan). Untuk menghitung besarnya gelombang pantul diperlukan
perhitungan yang lebih komplek. Gambar lintasan gelombang
langsung hop
pada sistem Radio Relay Terrestrial adalah seperti pada gambar
berikut :
Lbf
Tx

Rx

Lfeo

Lfeo

Lbr

Lbr

Tx

BUMI

Rx

P (Rx) = P(Tx) Lbr(Tx) Lfee(Tx) + G(Tx) Lbf + G(Rx) Lfee(Rx) Lbr(Rx)


atau :
P (Rx) = P(Tx) Lbro(total) Lfee(total) Lbf + G(total)
dimana :
P (Rx)
P (Tx)
Lbr (Tx)
Lbr (Rx)
Lbf
Lbr (total)
Lfee(Tx)
Lfee (Rx)
Lfee (total)
G (Tx)
G (Rx)

=
=
=
=
=
=
=
=
=
=

=
Daya terima input penerima (dBm, dBW)
Daya output pesawat pemancar (dBm, dBW)
Redaman pada Branching Circuit di bagian pemancar (dB)
Redaman pada Branching Circuit di bagian penerima (dB)
Redaman transmisi dasar di ruang bebas (dB)
Lbr(Tx) + Lbr(Rx)
Redaman feeder antena di bagian pemancar (dB)
Redaman feeder antena di bagian penerima (dB)
Lfee(Tx) + Lfee(Rx)
Gain antena pada arah pancaran (dB)
Gain antena pada arah penerima (dB)

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 38


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I

ABD. RAHMAN,P

DAFTAR PUSTAKA

1. Simon Haykin, An Introduction to analog & Digital Communications, John


Wiley & Sons
2. Kennedy, George & Bernard Davis, Electronics Communication
Systems, McGraw Hill
3. Lapatine, Sol, Electronics In Communication, John Wiley & Sons
4. Frenzel, Louis E., Communication Electronics, McGraw Hill
5. ewijaya.wordpress.com,Komunikasi Serat Optik
6. Telecommunication Club, Elektromagnetic Wave Propagation, Teknik
Elektro UII
7.

www.ryszard.struzak.com, Radio Wave Propagation Basics

8. Kharagpur , Quartenary Phase Shift Keying, Version 2 ECE IIT


Course
JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 39
NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

TELEKOMUNIKASI I
9. courseware.politekniktelkom.ac.id/

JURUSAN TEKNIK DAN TELEKOMUNIKASIPage 40


NAVIGASI UDARA ANGKATAN VI

ABD. RAHMAN,P

Anda mungkin juga menyukai