BAB II
DAFTAR PUSTAKA
2.1. Konsep Teori Gastritis
2.1.1. Definisi Gastritis
Gastritis adalah proses infalamasi pada mukosa dan
submukosa lambung yang sangat sering dijumpai di klinik
karena diagnosis biasanya hanya berdasarkan gejala klinis
tanpa ada pemeriksaan histopatologi (Hirlan, 2006). Gastritis
timbul karena rusaknya atau berkurangnya faktor defensif
normal mukosa atau karena faktor agresif limen yang berlebih
seperti asam dan pepsin (Kumar, et aL., 2005). Gastritis sering
dianggap
penyakit
kekambuhan
ringan,
gastritis
hingga
namun
dapat
kematian.
menyebabkan
Beberapa
faktor
12
dikonsumsi
pada
umumnya
kurang
baik
sehingga
makanan
umumnya
yang
tidak
dikonsumsi
sesuai
sehingga
penderita
gastritis
mengakibatkan
pada
frekuensi
sering
menimbulkan
(Sulastri, 2012).
Endotoksin
bakteri
kekambuhan
(setelah
penyakit
menelan
gastritis
makanan
Pylory
juga
lebih
sering
dianggap
sebagai
lambung
dan
menghancurkan
mukosa
pelindung,
13
akut
biasanya
merupakan
bersifat
penyakit
jinak
yang
dan
sering
sembuh
lambung
pada
sebagian
besar
kasus
merupakan
mukosa
menjadi
ganggren
atau
perforasi.
14
plasma
merupakan
proses
terjadinya
gastritis
atau
maligna
dari
lambung
atau
oleh
bakteri
15
sering
mengeluhkan
tidak
nyaman pada
gastritis
akut
disebabkan
beberapa
faktor
16
(Muttaqin,
2011).
Penyebab
gastritis
telah
di
Nonsteroid/OAINS
(Indomestasin,
Ibuprofen,
dan
5-fluoro-2-deoxyuridine),
Salisilat,
dan
Digitalis
penting
alkali
untuk
aktivasi
enzim-enzim
makanan
dan
minuman
bersifat
iritan,
makanan
17
mukosa,
yang
dapat
menimbulkan
respon
pada
setiap
organ,
dan
lama
makanan
di
lambung
antara
3-4
jam
maka
jadwal
makan
seharusnya
18
dikonsumsi
penderita
gastritis
kurang
baik
sehingga
seimbang
dengan
kebutuhan
tubuh
dan
tetap
sehingga
mengakibatkan
frekuensi
kekambuhan
epitel
kolumner
yang
berfungsi
untuk
dinding
dinding
lambung
dari
pencernaan
19
mukosa
dengan
diperburuk
oleh
histamin
dan
kecil,
yang
mengakibatkan
terjadinya
bengkak,
duodenal
diketahui
sebagai
penghambat
difusi
barier
pada
tonjolan/terlipat,
membran
Sejalan
mukosa
dengan
dengan
adanya
perkembangan
penyakit
B12
dalam
badan
menipis
secara
merata
yang
20
Gejala
tersebut
bisa
naik
ke
kerongkongan
yang
penyakit
gastritis
juga
terjadi
karena
mukosa
lambung
obat
spesifik
untuk
21
adalah
Amoksisilin
oral,
Tetrasiklin
oral,
atau
22
mual,
menyembuhkan
inflamasi
dan
meningkatkan
meningkatkan
efektifitas.
Memastikan H.
23
akut
biasanya
akan
mereda
jika
agen
2008).
Terapi
cairan
diberikan
untuk
mencegah
yang
perdarahan
merupakan
yang
terjadi
kedaruratan
cukup
medis;
banyak
terkadang
sehingga
dapat
Food Combining
Definisi Food Combining
Food combining adalah pola makan yang dikombinasikan
24
tubuh,
khususnya
berhubungan
dengan
sistem
kebutuhan
asam
basa
dan
siklus
alamiah
tubuh
(Gunawan, 2009).
1.2. Unsur Gizi dalam Food Combining
Karbohidrat, lemak dan protein merupakan unsur dasar
makanan yang paling berperan dalam proses pencernaan dan
juga termasuk dalam zat gizi yang harus di peroleh tubuh dalam
jumlah besar, dan vitamin mineral hanya sedikit dibutuhkan
tubuh.
Hampir
semua
makanan
mengandung
karbohidrat,
25
26
pengurangan
karbohidrat,
terutama
untuk
dengan
gula
yakni
berbentuk
27
pada
protein
hewani
jika
konsumsi
berlebih
akan
complete
protein)
juga
berfungsi
membantu
menjadikan
(incomplete
jaringan
protein)
yang
baru,
tidak
protein
dapat
tidak
lengkap
digunakan
untuk
asam
ditentukan
oleh
presentasi
volum
dari
28
29
untuk
mempercayai
dirinya
bahwa
dirinya
bisa
dan
menekan
angka
kekambuhan,
terutama
pada
penderita gastritis.
1.2.
(menurunnya
fungsi
30
jantung,
gagal
ginjal,
hepatomegali,
seplenomogali,
konsultasi
padahal
bila
dokter
penyakit
karena
gastritis
dianggap
ini
terus
gangguan
kecil
dibiarkan,
akan
prinsip-prinsip
dasar
yang
harus
di
terapkan
untuk
pertama,
mengkonsumsi
buah-buahan
tanpa
Aturan
kedua,
dilarang
mencampur
protein
31
menyebabkan
pembentukan
radikal
bebas
dalam
tubuh
(Marsden, 2008).
Sebuah penelitian tahun 1963 yang dilaporkan dalam
American Journal pembahasan penyakit pencernaan dan gizi
menunjukkan grafik keasamaan isi perut diberbagai makanan,
pertama saat makanan tinggi protein dan tinggi pati bergabung
dalam perut. Protein tingkat keasaman tinggi untuk pemecahan
molekul dan pati dengan tingkat keasaman jauh dibawah tingkat
keasaman
protein.
Tercatat
saat
pati
memasuki
lambung
mencerna
pati
menjadi
terganggu
karena
tingkat
Buah-buah
dan
Sayur-sayuran
dalam
Food
Combining
Supaya keseimbangan kadar air selalu terjaga, air yang
terbuang melalui proses eliminasi seperti Co2, urine, feses,
keringat hasrus selalu diganti dengan yang baru. Tidak cukup
hanya minum delapan gelas air putih sehari karena air putih
tidak mengandung cukup nutrisi, agar metabolisme seimbang
dan penyerapan nutrisi maksimal tubuh membutuhkan elemen
pembentuk basa yang terdapa pada buah buahan dan sayursayuran (Gunawan, 2009).
32
gudang
kaya
antioksidan,
nutrisi
yang
diyakini
terkait
dengan
penuaan,
antioksidan
mampu
esensial
mengandung
(Marsden,
berbagai
jenis
2009).
serat
Buah-buhan
makanan
yang
selain
sangat
ditunda
lain,
dalam
perut
buah-buahan
karena
tadi
dikonsumsi
bukan
saja
dengan
menghilang
33
bakteri-bakteri mulai
bekerja.
pati
Protein
membusuk
dan
berfermentasi,
pencernaannya
makanan
tinggi
kandungan
airnya
34
nikmatilah
sebagai
kudapan-kudapan
yang
terpisah
(Marsden, 2008).
Sayuran juga memiliki faktor pembentuk basa seperti
buah-buahan yang membedakan adalah komposisi zat gizi dan
strukturnya. Kandungan gula dan asam pada buah-buahan
cukup tinggi sedangkan pada sayur-sayuran sangat rendah
sehingga
bisa
dikombinasikan
dengan
protein
atau
pati,
pemula
belum
terbiasa
dalam
melakukan
diif
food
35
Ada 4 fase
No
Fase
.
1. Fase
Pencernaan
Waktu
pukul
Aturan
12 Merupakan saat yang tepat untuk
siang
malam
pencernaan
masih
aktif
tidak
dianjurkan
makan
fase berikutnya
8 Merupakan saat-saat
Fase
pukul
penyerapan
malam 4 tubuh
dan asimilasi
pagi
dan
istirahat
di
manan
kita
sedang
memulai
proses
pikiran
untuk
penyerapan,
mengedarkan
mengasimilasi,
zat
dan
makanan
dan
dan
mengganggu
telat
proses
tidur
akan
penyerapan
energi
difokuskan
untuk
Fase
pukul
Pembuangan
pagi
siang
disaat tidur.
4 Merupakan proses dimana terjadi
36
food
combining
yang
memaksimalkan
energi
dari
tetap
bahwa
37
mencerna
digunakan
dalam
makanan.
sistem
Semakin
pencernaan
boros
energi
menyebabkan
yang
tubuh
karbohidrat,
dan
beberapa
lemak
dalam
38
sejumlah
residua
atau
abu
mineral
yang
seperti
sulfur
[S],
fosfor
[P],
dan
klor
[CL].
mineral
logam
seperti
potassium/Kalium
[K],
membentuk
basa
tetapi
buah
ini
cukup
banyak
39
2.3. Pengaruh
Food
combining
terhadap
frekuensi
kekambuhan gastritis
Food combining merupakan sebuah seni mengatur asupan
makan untuk mencegah gangguan pencernaan seperti gastritis.
Prinsip pencernaan tubuh yang alami adalah sesuai dengan
waktu pembuangan (4 pagi 12 siang), pencernaan (12 siang
40
makanan
yang
diatur
sesuai
dengan
siklus
sitem
lebih
meningkatkan
keasaman
lambung
dan
akan
asam
hidroklorat
dan
karenanya
mengganggu
protein
(Herbert
keseimbangan
Shelton,
asam
basa
dalam
tubuh
Marsden
terutama
2008).
pada
41
sistem
pencernaan
dengan
memepercepat
proses
dihindari
(Marsden, 2008).
dengan
menerapkan
diit
food
combining
42
potensial
penyembuhan
dibagi
jaringan
menjadi
(Schwarz,
fase
yaitu
2000).
fase
Proses
vascular
43