Anda di halaman 1dari 20

PERATURAN UMUM KEPEGAWAIAN

BAGIAN PERSEKOLAHAN UMUM


YAYASAN KANISIUS
SURAT KEPUTUSAN
Nomor : 02 / YAPPAN / VII / 2016

TENTANG
PERATURAN UMUM KEPEGAWAIAN
BAGIAN PERSEKOLAHAN UMUM YAYASAN YAPPAN ROKAN
HULU
BADAN PENGURUS YAYASAN YAPPAN
MENIMBANG :
a. Bahwa dalam usaha mencapai tujuan SMK YAPPAN Pasir
Pengaraian, yaitu memberi pengajaran dan mendidik anak-anak
menjadi manusia yang berjiwa mandiri. Bertanggung jawab, berakhlakul
karimah, berkompetensi serta dapat bersaing di pasar kerja, diperlukan
pegawai-pegawai yang memiliki semangat pengabdian, jujur,
cerdas, terampil serta bertanggung jawab;
b. Bahwa untuk mewujudkan kualitas pegawai yang demikian itu
diperlukan adanya Peraturan Umum Kepegawaian yang
mengatur antara lain penerimaan, pembinaan, pengangkatan,
hak dan kewajiban pegawai, tata tertib serta disiplin kerja;
c. Bahwa peraturan tertulis yang disusun secara sistematik dan
disesuaikan
dengan
perkembangan
keadaaan,
sangat
diperlukan.
MENGINGAT
:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1974
tentang pokok kepegawaian;
2. Peraturan-peraturan pemerintah tentang kepegawaian;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan YAPPAN
Rokan Hulu.
MEMPERHATIKAN :
1. Kemampuan finansial ( keuangan ) Bagian Persekolahan Umum
Yayasan YAPPAN Pasir Pengaraian;
2. Rapat kerja para pembina/penasehat yayasan untuk merevisi
Peraturan Umum Kepegawaian Bagian Persekolahan Umum
Yayasan YAPPAN Pasir Pengaraian, pada tanggal 19 Maret 2016.
3. Kemampuan finansial Yayasan.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN

PERATURAN UMUM KEPEGAWAIAN


BAGIAN PERSEKOLAHAN UMUM YAYASAN YAPPAN ROKAN
HULU

BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Jatidiri
(1) Bagian Persekolahan Umum SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
adalah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan
Yayasan YAPPAN Rokan Hulu dan berkedudukan di Pasir
Pengaraian.
(2) Bagian Persekolahan Umum SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
memiliki Visi dan Misi mendidik kaum muda agar berkembang
menjadi manusia yang berjiwa mandiri, bertanggung jawab, berakhlakul
karimah, berkompetensi serta dapat bersaing di pasar kerja.
.
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
(1) Peraturan Umum Kepegawaian ini dimaksudkan untuk
memberikan landasan tentang kedudukan, hak dan kewajiban
yang berlaku secara timbal balik dalam hubungan kerja antara
Bagian Persekolahan Umum Yayasan YAPPAN sebagai
pengelola karya dengan para pegawai yang bekerja dalam
lingkungannya.
(2) Peraturan Umum Kepegawaian ini bertujuan agar setiap
pegawai Bagian Persekolahan Umum Yayasan YAPPAN memiliki
pegangan dalam melaksanakan tugasnya demi terwujudnya
tujuan pendidikan Yayasan YAPPAN.
Pasal 3
Pengertian
(1) Yayasan adalah seperti dimaksud dalam pasal 1 di atas.

(2) Kantor Pusat adalah Satu Unit Organisasi sebagai Ketua


Yayasan Pelaksana Operasional yang bertanggungjawab
langsung kepada Badan Pengurus dan membawahi Kantorkantor Cabang.
(3) Ketua Yayasan ialah Ketua Pusat yang diangkat oleh
Pembina/Pengawas dan Badan Pengurus Yayasan YAPPAN.
(4) Pegawai adalah setiap orang yang mempunyai hubungan kerja
dengan Yayasan dan menerima gaji/honorarium dari Yayasan,
baik Pegawai Edukatif maupun Pegawai non-Edukatif.
(5) Keluarga adalah satu isteri yang sah dan anak sendiri yang
sah atau anak yang diangkat secara sah menurut hukum.
(6) Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat
seorang pegawai dalam rangkaian susunan kepegawaian dan
digunakan sebagai dasar penggajian.
(7) Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab dan wewenang seorang pegawai.
(8) Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas
prestasi dan pengabdian pegawai terhadap Yayasan.
(9) Gaji adalah keseluruhan penghasilan berupa sejumlah uang
yang diberikan oleh Yayasan kepada Pegawai Tetap Yayasan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(10) Honorarium adalah imbalan berupa sejumlah uang yang
diberikan oleh Yayasan kepada Pegawai Tidak Tetap Yayasan
sesuai dengan peraturan Yayasan yang berlaku.
(12) Pemerintah ialah Pemerintah Republik Indonesia
BAB II
STATUS KEPEGAWAIAN
Pasal 4
Klasifikasi Pegawai
(1)

Berdasarkan
hubungan
kerjanya,
pegawai
Bagian
Persekolahan Umum Yayasan YAPPAN dibagi dalam 2 (dua)
golongan, yaitu:
a. Pegawai Tetap
b. Pegawai Tidak Tetap
(2)
Bedasarkan
bidang
pekerjaannya,
status
pegawai
dibedakan atas :
a. Pegawai Edukatif
b. Pegawai non-Edukatif
Pasal 5
Pegawai Tidak Tetap
(1)

Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang bekerja dalam


dinas Yayasan untuk jangka waktu tertentu menurut
kebutuhan unit karya dengan menerima imbalan berupa
honorarium.

(2)

Berdasarkan jumlah jam kerjanya. Pegawai Tidak Tetap


dibedakan menjadi:
a. Pegawai Tidak Tetap purna waktu, yaitu 6 (enam) hari /
minggu
b. Pegawai Tidak Tetap paruh waktu, yaitu kurang dari 6 hari /
minggu

Pasal 6
Pegawai Tetap
(1) Pegawai Tetap adalah pegawai yang telah diangkat menjadi
tenaga kerja tetap berdasarkan Surat Keputusan Yayasan,
dengan menetapkan pangkat dan jabatan serta bekerja untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
(2) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dipekerjakan pada Yayasan,
termasuk Pegawai Tetap.
(3) Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Yayasan, harus
mentaati Peraturan Umum Kepegawaian Yayasan.
BAB III
PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN PEGAWAI
Pasal 7
Penerimaan Pegawai
(1) Penerimaan pegawai dilakukan oleh Yayasan berdasarkan
formasi yang ada dengan melalui seleksi.
(2) Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelamar.
a. Warganegara Indonesia atau warganegara asing yang
memiliki izin kerja di Indonesia.
b. Mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang
diperlukan;
c. Berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan surat
keterangan kepolisian;
d. Berbadan
sehat,
yang dibuktikan
dengan
surat
keterangan dokter;
e. Bersedia ditempatkan di mana saja di lingkungan
Yayasan.
f. Syarat-syarat lain yang ditentukan oleh Yayasan, antara
lain: menguasai penggunaan komputer, dll.
(3) Pelamar diterima sebagai Pegawai Tidak Tetap melalui
kontrak kerja, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Lama kontrak kerja Pegawai Tidak Tetap, baik purna waktu
maupun penggal waktu, adalah 1 (satu) tahun.
b. Pegawai Tidak Tetap memiliki hak-hak sebagaimana
ditetapkan dalam surat kontrak kerja.

c.

Pegawai Tidak Tetap wajib mentaati ketentuan-ketentuan


yang berlaku di Yayasan.
d. Hubungan kerja berakhir demi hukum dengan habisnya
waktu yang ditetapkan dalam kontrak kerja tanpa ada
kewajiban apa pun dari kedua belah pihak satu terhadap
yang lain.
e. Atas kesepakatan kedua belah pihak, kontrak kerja dapat
diperbaharui sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan
Ketua Yayasan.
(4) Bagi Calon Pegawai Tetap masa kontrak dimaksudkan
sebagai masa penilaian berkenaan dengan kepribadian dan
kemampuannya dalam melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya.

Pasal 8
Pengangkatan Pegawai Tetap
(1) Calon pegawai yang telah menjalani masa kontrak diangkat
oleh Yayasan menjadi Pegawai Tetap dalam pangkat tertentu
menurut peraturan yang berlaku, apabila telah memenuhi
syarat-syarat :
a. Telah menunjukkan kesetiaan dan ketaatan penuh kepada
Pancasila dan UUD45, serta loyalitas terhadap Visi dan
Misi Yayasan.
b. Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik.
c. Telah menunjukkan kecakapan dalam melakukan tugas.
d. Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan
rohani.
e. Telah menandatangani Surat Kesepakatan Kerja Bersama
(SKKB).
(2) Kecuali yang disebut pada ayat (1), semua unsur Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dari calon pegawai
tersebut mencapai nilai baik.
Pasal 9
Penetapan Pangkat dan Golongan Permulaan
(1) Penetapan pangkat dan golongan calon pegawai pada
permulaan didasarkan pada faktor pendidikan formal yang
dibuktikan dengan Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah
dan Akta atau Diploma yang dimilikinya.
(2) Pangkat-pangkat dan golongan yang diberikan pada
pengangkatan pertama adalah :
a. Juru Muda, golongan ruang I/a: bagi mereka yang
sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sekolah Dasar;

b. Juru Muda Tingkat 1, golongan ruang I/b : bagi mereka


yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sekolah
Menengah Tingkat Pertama.
c. Pengatur Muda, golongan ruang II/a : bagi mereka yang
sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sekolah Menengah
Umum, Sekolah Menengah Kejuruan, Diploma II dan Akta
II.
d. Pengatur Muda Tingkat 1, golongan ruang II/b : bagi
mereka yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sarjana
Muda, Diploma III, Akademi.
e. Pengatur, golongan ruang II/c : bagi mereka yang
sekurang-kurangnya memiliki Diploma III dan Akta IIII.
f. Pengatur Tingkat 1, golongan ruang II/d : bagi mereka
yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sarjana, Pasca
Sarjana, tanpa Akta IV
g. Penata Muda, golongan ruang III/a : bagi mereka yang
sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sarjana, Pasca
Sarjana, dan Akta IV.
h. Penata Muda Tingkat 1, golongan ruang III/b : bagi mereka
yang sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Doktor dengan
mempertahankan disertasi pada Perguruan Tinggi yang
berwewenang.
(3) Untuk pengangkatan penjaga / pesuruh, Ijazah maksimal
yang diakui adalah Ijazah Sekolah Menengah Pertama dan
untuk pengangkatan Tata Usaha (TU) sekolah, Ijazah
maksimal yang diakui adalah Ijazah DIII.
(4) STTB/ijazah/Gelar/Akta sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dan ayat (3) di atas adalah STTB/Ijazah/Gelar/Akta Negeri
dan Swasta yang ditetapkan sederajat dengan Negeri oleh
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Pasal 10
Penetapan Masa Kerja
(1) Masa kerja golongan calon pegawai yang sudah
berpengalaman kerja sebagai Pegawai Tetap pada Yayasan
Pendidikan sesuai dengan SK yang diberikan.
(2) Masa kerja golongan calon pegawai yang sudah
berpengalaman kerja pada Yayasan pendidikan swasta di luar
instansi yang disebut pada butir (1) diatas tidak diakui.
(3) Pegawai Tidak Tetap purnawaktu yang diangkat menjadi
Pegawai Tetap, masa kerja golongannya diakui 0 tahun, 0
bulan.
BAB IV
KEWAJIBAN DAN HAK PEGAWAI
Pasal 11
Kewajiban Pegawai

Setiap pegawai wajib :


(1) Mematuhi tata tertib dan disiplin kerja yang berlaku di
lingkungan Yayasan.
(2) Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, didasari
semangat pengabdian dan tanggung jawab.
(3) Ikut serta berjuang demi tercapainya Visi dan Misi Yayasan
sebagai lembaga pendidikan.
Pasal 12
Hak Pegawai
Setiap pegawai berhak atas :
(1) Imbalan berupa gaji dan tunjangan, atau honorarium sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
(2) Kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat/golongan. ( kenaikan
honorarium) sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(3) Cuti sesuai dengan peraturan yang berlaku.
(4) Jaminan hari tua/pensiun sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
BAB V
TATA TERTIB DAN DISIPLIN KERJA
Pasal 13
Jam Kerja
(1) Pada dasarnya jam kerja pegawai adalah 7 jam sehari dan 40
jam seminggu untuk 6 hari kerja dalam satu minggu, yang
pelaksanaannya diatur dengan ketentuan tersendiri.
(2) Kelebihan jam kerja diperhitungkan sebagai kerja lembur.
Pasal 14
Disiplin Dan Etos Kerja
(1)

Setiap pegawai wajib :


a. Setia kepada Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
b. Menjunjung tinggi Visi dan Misi Yayasan.
c. Menjunjung tinggi martabat dan citra sekolah SMK
YAPPAN Pasir Pengaraian.
d. Menjalankan dan mengamalkan prinsip-prinsip moral
dan atau nilai-nilaiI Islami dalam menjalankan tugaskewajibannya.
e. Mematuhi dan menjalankan semua tata tertib dan
peraturan yang berlaku pada Yayasan.
f.
Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang serasi,
saling mendukung, penuh rasa saling menghargai serta
menghormati.
g. Menjaga dan memegang teguh rahasia jabatan.

h.

Menggunakan
dan
memelihara
dengan
penuh
tanggungjawab semua fasilitas dan sarana - prasarana
yang disediakan oleh Yayasan.
(2)
Setiap pegawai dilarang :
a. Melakukan
usaha
dan
atau
perbuatan
yang
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
b. Melakukan usaha dan atau perbuatan yang dapat
merugikan Yayasan baik secara moral maupun material.
c. Melakukan tindakan yang melanggar kesusilaan:
pelacuran,
perjudian,
pengguguran
kandungan,
pengedar/pemakai NARKOBA, dan pelanggaran hukum
lainya..
d. Tidak menjalankan kewajiban-kewajiban umum sebagai
seorang beragama Islam.
e. Melanggar disiplin kerja.
f.
Membocorkan rahasia jabatan.
g. Menyalahgunakan wewenang.
h. Menyalahgunakan uang sekolah / Yayasan.
i.
Menolak penugasan dari atasan yang berwewenang.
j.
Menjadi Pegawai tetap di luar Yayasan YAPPAN Rokan
Hulu.
Pasal 15
Tingkat dan Jenis Sanksi
(1) Kepada setiap pegawai yang melanggar tata tertib dan
disiplin kerja dapat dikenakan sanksi.
(2) Tingkat dan jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) pasal ini terdiri dari :
1. Sanksi ringan :
a)
teguran lisan
b)
teguran tertulis.
2. Sanksi sedang :
a) penundaan kenaikan gaji berkala paling lama 1 (satu)
tahun.
b) penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan berkala
paling lama 1 (satu) tahun.
c)
penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1
(satu) tahun.
d)
pembebasan tugas sementara (schorsing).
3.
Sanksi berat :
a)
penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih
rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun.
b)
pembebasan dari jabatan.
c)
pemutusan hubungan kerja (PHK).
(3) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pasal ini tergantung pada berat-ringannya pelanggaran.
(4) Kewenangan memberikan sanksi :
a.
Sanksi ringan oleh Pemimpin Unit Karya setempat.

b.
c.
d.

Sanksi sedang oleh Ketua Yayasan.


Sanksi berat oleh Pembina/Pengawas Yayasan.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilaksanakan oleh
Ketua Yayasan sebagai pemegang delegasi dari Badan
Pengurus
Yayasan
YAPPAN
atas
usulan
Pembina/Pengawas Yayasan.
Pasal 16
Pemindahan Tugas

(1) Kalau ada alasan kuat, seorang pegawai dapat mengajukan


permintaan untuk pindah tugas. Permintaan pindah ini
diajukan secara tertulis 3 (tiga) bulan sebelumnya, dan
biasanya hanya pada awal tahun pelajaran baru.
(2) Demi kepentingan guru, murid atau sekolah, Yayasan
berwenang memindahkan seorang pegawai ke sekolah atau
kantor, dan atau memberi tugas baru kepadanya.
(3) Yayasan berwenang memindah seorang pegawai yang
melanggar tata tertib dan atau disiplin kerja sebagai sanksi.
BAB VI
PEMBINAAN DAN EVALUASI KINERJA PEGAWAI
Pasal 17
Aspek Pembinaan
Pembinaan pegawai bertujuan untuk menjamin efektivitas dan
efisiensi penyelenggaraan karya pendidikan Yayasan
Pasal 18
Aspek Pembinaan
Ada 3 (tiga) aspek pembinaan kepegawaian :
a.
Pembinaan semangat Islami dan memasyarakat;
b.
Pembinaan kepribadian dan mental spiritual;
c.
Pembinaan pengetahuan dan kemampuan profesional.
Pasal 19
Kebijakan Pembinaan
(1) Kebijakan pembinaan pegawai berada di tangan Badan
Pengurus Yayasan YAPPAN, dan secara operasional menjadi
tanggungjawab Kepala Sekolah.
(2) Ketentuan
pelaksanaan
pembinaan
ditetapkan
dan
dijalankan oleh Ketua Yayasan serta Kepala Sekolah
Pasal 20
Evaluasi Kinerja Pegawai

(1) Dalam
mengevaluasi
kinerja
pegawai,
Yayasan
menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
yang akan diatur secara tersendiri.
(2) Evaluasi Kinerja pegawai tersebut menjadi dasar pembinaan
pegawai.
(3) Evaluasi Kinerja pegawai dilaksanakan setahun sekali.
BAB VII
PENGGAJIAN PEGAWAI
Pasal 21
Gaji Pokok
Yayasan memberi gaji pokok kepada para Pegawai Tetap menurut
standar tabel gaji yang dipakai pada saat Rapat Yayasan Pada
Tgl.19 Maret 2016 sesuai yang berlaku.
Pasal 22
Kenaikan Gaji Berkala
(1) Kepada pegawai diberikan kenaikan gaji berkala apabila
dipenuhi syarat-syarat :
a. Telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan
untuk kenaikan gaji berkala (2 tahun sekali).
b. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sekurang-kurangnya
rata-rata bernilai baik.
(2) Apabila pegawai yang bersangkutan belum memenuhi syarat
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf b pasal ini,
maka kenaikan gaji berkalanya dapat ditunda paling lama
untuk waktu 1 (satu) tahun.
(3) Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka
kenaikan gaji berkala tersebut diberikan mulai bulan
berikutnya dari masa penundaan itu.

Pasal 23
Kenaikan Pangkat
(1) Pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan oleh Yayasan, berhak mendapat kenaikan pangkat.
(2) Kenaikan pangkat ke dalam pangkat yang setingkat lebih
tinggi dapat diberikan kepada Pegawai tetap, jika ia telah 5
(lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dari setiap unsur
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam dua tahun terakhir.

(3) Kenaikan pangkat maksimum (batas tertinggi di mana


seorang pegawai tidak dapat naik pangkat lagi), dipengaruhi
oleh dua hal, yaitu latar belakang pendidikan/ijazah/STTB
yang dimiliki dan jabatan/tempat di mana ia bekerja.
(5) Pangkat maksimum (batas tertinggi di mana seorang
pegawai tidak dapat naik pangkat lagi) seperti yang dimaksud
dalam ayat 3 (tiga) pasal 23 di atas adalah :
1. Kenaikan pangkat reguler atas dasar latar belakang
pendidikan/Ijazah pendidikan formal ditentukan sebagai
berikut :
a) Pengatur Muda Tingkat
I, golongan ruang II/b bagi yang memiliki Surat Tanda Ta
mat Belajar Sekolah Dasar;
b)
Pengatur Tingkat
I, golongan ruang II/d bagi yang memiliki Surat Tanda T
amat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama;
c)
Penata
Muda, golongan ruang III/a bagi yang memiliki Surat Tan
da TamatBelajar Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama;
d)
Penata Muda Tingkat I, golongan
ruang III/b bagi yang memiliki Surat
Tanda Tamat Belajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekola
h Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 3 (tiga) tahun, Sekolah
Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 4 (empat) tahun, Ijazah
Diploma I;
e)
Penata, golongan ruang III/c bagi yang memiliki Ijazah
Sarjana Muda, atau Diploma II;
f)
Penata Tingkat
I, golongan ruang III/d bagi yang memiliki Ijazah Sekol
ah Guru Pendidikan
Luar Biasa, Ijazah Diploma III, Ijazah Sarjana Muda, Ijaza
h Akademi;
g) Pembina, golongan ruang IV/a bagi yang memiliki Ijazah
Sarjana (S1) atau Ijazah Diploma IV;
h)
Pembina Tingkat
I, golongan ruang IV/b bagi yang memiliki Ijazah Dokter, I
jazah Apoteker dan Ijazah Magister (S2) atau Ijazah lain yang
setara;
i)
Pembina Utama
Muda, golongan ruang IV/c bagi yang memiliki IjazahDoktor
(S3).
2.

Kenaikan pangkat reguler berdasarkan jabatan/tempat


dimana pegawai ditempatkan adalah
sebagai berikut :
Jabatan/tempat
Maksimum

kerja

Pangkat

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

Kepala SD/TK
Panata Tingkat
I (III/d)
Kepala SMP
Pembina (IV/a)
Kepala
SMU/SMK
Pembina Tingkat I (IV/b)
Guru SD/TK
Penata (III/c)
Guru SMP
Penata Tingkat
I (III/d)
Guru SMU/SMK
Pembina (IV/a)
Tata
Usaha
Penata
Tingkat I (III/d)
Penjaga Sekolah / Tukang Kebun
Pengatur Tingkat
I (II/d)

(6)

Untuk mendapatkan kenaikan pangkat/golongan, pegawai


yang bersangkutan harus mengajukan secara resmi ke
Direktur Yayasan Kanisius Pusat lewat Direktur Cabang,
minimal 3 bulan sebelumnya.
(7)
Untuk mendapatkan kenaikan pangkat/golongan dari II/d
ke III/a dan dari III/d ke IV/a, pegawai yang bersangkutan
harus mengikuti pembinaan dan lulus ujian dinas yang
diselenggarakan oleh Majelis Pendidikan Katolik (MPK)
Keuskupan Agung Semarang.
(8)
Kecuali lulus ujian dinas yang diselenggarakan oleh MPK
KAS, setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurangkurangnya bernilai baik.
Pasal 24
Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah
(1)
Kenaikan pangkat sebagai penyesuaian ijazah, dapat
diberikan kepada Pegawai Tetap yang memperoleh STTB, Ijazah
atau Akta lebih tinggi dari yang dimiliki sebelumnya.
(2)
Kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
baru dapat diberikan apabila.
a.
yang bersangkutan diberi jabatan/tugas yang memerlukan
pengetahuan keahlian yang diperolehnya dalam pendidikan itu;
b.
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dalam pangkat yang
dimilikinya dan
c.
setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan sekurangkurangnya bernilai baik.
BAB VIII
TUNJANGAN-TUNJANGAN
Pasal 25
Tunjangan Keluarga
(1)

Di samping mendapat gaji pokok, kepada Pegawai Tetap


juga diberikan tunjangan keluarga berupa :

a.
b.

tunjangan anak sebesar 2% dari gaji pokok;


tunjangan isteri sebesar 10% dari gaji pokok.
(2)
Di dalam pasal ini yang dimaksud:
a.
anak ialah anak yang berusia tidak lebih dari 21 tahun,
belum pernah menikah, tidak mempunyai penghasilan sendiri
yang tetap dan tidak dimintakan tunjangan oleh pegawai lainnya.
b.
isteri adalah satu isteri yang sah menurut hukum.
(3)
Anak yang telah melampaui batas usia 21 tahun, tetapi
belum melebihi 25 tahun, hanya dapat diberikan tunjangan anak
apabila berdasarkan bukti yang sah ternyata masih sekolah dan
tidak mendapat beasiswa atau ikatan dinas baik dari Pemerintah
maupun dari instansi swasta lainnya.
(4)
Jumlah anak yang dapat dimintakan tunjangan sebanyakbanyaknya 3 (tiga) orang.
(5)
Tunjangan anak dan isteri tidak diberikan lagi apabila anak
dan atau isteri tersebut telah meninggal dunia, atau apabila anak
tersebut sudah mempunyai penghasilan sendiri yang tetap dan
tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dan (3) di atas.
Pasal 26
Tunjangan Tenaga Kependidikan
(1)

Tunjangan Tenaga Kependidikan adalah tunjangan yang


diberikan kepada Pegawai Edukatif.
(2)
Yayasan memberikan tunjangan tenaga kependidikan
kepada Pegawai Edukatif sesuai dengan kemampuan Yayasan.
Pasal 27
Tunjangan Pangan
(1)
Kepada Pegawai Tetap dan anggota keluarganya setiap
bulan diberikan tunjangan pangan, sesuai kemampuan Yayasan.
(2)
Yayasan berusaha memberikan tunjangan pangan seperti
dimaksud dalam ayat (1) di atas dalam bentuk uang berdasarkan
harga beras yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Pasal 28
Tunjangan Kesehatan
(1)
Agar mendapat tunjangan jaminan kesehatan, setiap
Pegawai Tetap wajib membayar iuran kesehatan sesuai ketentuan
Yayasan.
(2)
Setiap Pegawai Tetap Yayasan, bila sakit, berhak mendapat
penggantian biaya pengobatan dan perawatan.
(3)
Penggantian biaya pengobatan dan perawatan untuk
pegawai sendiri termaksud ayat (2) ditetapkan sebesar 80% dari
jumlah biaya yang telah disetujui, sedangkan isteri dan anak-anak
yang masuk daftar gaji dibayar 70% dari jumlah biaya yang
disetujui.
(4)
Ketentuan lebih lanjut mengenai besarnya biaya
pengobatan dan perawatan maksimum yang dimaksud dalam
ayat 2 dan 3 di atas, diatur dalam ketentuan tersendiri.

Pasal 29
Tunjangan Cacat (Invalid)
(1)
Apabila seorang Pegawai Tetap mengalami kecelakaan
sewaktu ia sedang menjalankan tugasnya, dan kecelakaan itu
terjadi semata-mata disebabkan oleh tugasnya, sehingga ia
menjadi cacat seumur hidup entah secara fisik ataupun mental
dan karenanya tidak mampu lagi melakukan pekerjaan guna
memperoleh nafkahnya, maka kepadanya diberikan tunjangan
cacat atau pensiun cacat sesuai peraturan YADAPEN.
(2)
Apabila seorang Pegawai Tetap mengalami kecelakaan atau
jatuh sakit sehingga dia tidak mampu bekerja lagi, padahal masa
kerjanya belum mencapai empat (4) tahun, kepadanya diberikan
pesangon sesuai kemampuan Yayasan.
(3)
Apabila seorang Pegawai Tidak Tetap mengalami
kecelakaan yang serupa, maka kepadanya juga akan diberikan
pesangon yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijaksanaan
Direktur Cabang.
(4)
Apabila dianggap perlu, Direktur dapat membentuk sebuah
komisi yang terdiri dari beberapa orang ahli, untuk meneliti dan
menentukan apakah kecelakaan yang dialami oleh pegawai itu
benar-benar terjadi di dalam dan semata-mata sebagai akibat
tugas yang diberikan kepadanya.
BAB IX
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
Pasal 30
Pensiun Pegawai
(1)
Agar hari tuanya terjamin, maka setiap Pegawai Tetap oleh
Direktur Yayasan dimasukkan menjadi peserta Dana Pensiun yang
diselenggarakan oleh YADAPEN.
(2)
Pegawai Tetap yang menjadi peserta Dana Pensiun
YADAPEN diwajibkan membayar iuran sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh Yayasan.
(3)
Peraturan dan ketentuan-ketentuan tersendiri lebih lanjut
mengenai YADAPEN, akan dijelaskan melalui keteranganketerangan tersendiri yang dikeluarkan oleh YADAPEN.
(4)
Ketentuan-ketentuan dalam pasal ini tidak berlaku bagi
Pegawai Tidak Tetap.
Pasal 31
Penghargaan Pengabdian
Kepada pegawai tetap Yayasan yang telah berkarya di Yayasan
secara terus-menerus selama 25 tahun atau setelah memasuki
masa pensiun diberikan penghargaan yang wujudnya akan
ditentukan oleh Direktur Cabang.

BAB X
HARI LIBUR DAN CUTI
Pasal 32
Hari Libur dan Cuti Tahunan
(1)

Hari-hari libur bagi pegawai diatur sesuai dengan hari libur


yang ditetapkan secara resmi oleh Pemerintah.
(2)
Hari-hari libur untuk Pegawai Edukatif di luar hari-hari libur
dalam ayat (1), diatur sesuai dengan jadwal dan kegiatan sekolah
berdasarkan kalender pendidikan.
(3)
Pegawai non-Edukatif yang telah bekerja sekurangkurangnya selama satu tahun tanpa terputus-putus berhak
menerima cuti selama 12 hari kerja yang dapat diambil secara
terpisah masing-masing sehari atau dua hari untuk keperluan
pribadi atau keperluan mendadak.
(4)
Bila tedapat alasan-alasan yang penting maka berdasarkan
pertimbangan Pemimpin cuti tersebut dalam ayat (3) dapat
diambil secara sekaligus.
(5)
Permohonan cuti hendaknya diajukan paling lambat
seminggu sebelumnya kecuali jika terjadi peristiwa mendadak
yang tidak dapat diduga sebelumnya.
(6)
Tidak masuk kerja tanpa izin (absen) karena keperluankeperluan tertentu yang sifatnya insidental diperhitungkan
dengan jumlah cuti dan libur yang berlaku dalam tahun yang
bersangkutan.
(7)
Cuti yang tidak diambil dalam tahun takwim yang
bersangkutan dengan sendirinya dinyatakan hapus, tidak dapat
dialihkan pada tahun berikutnya, dan tidak diberikan ganti rugi.

Pasal 33
Cuti Sakit
(1)
Bila berdasarkan nasihat dokter yang ditunjuk oleh Direktur,
seorang pegawai perlu mendapatkan istirahat selama jangka
waktu tertentu karena sakit, maka kepadanya dapat diberikan
cuti sakit selama-lamanya 6 (enam) bulan dengan mendapat
gaji :
a.
100% selama istirahat 3 (tiga) bulan pertama;
b.
60% selama 3(tiga) bulan berikutnya.
(2)
Apabila penyakit yang dideritanya itu bersifat kronis dan
menurut pendapat dokter yang bersangkutan memerlukan waktu
penyembuhan yang lebih lama, maka cuti sakit itu dapat
diberikan selama 12 (dua belas) bulan dengan mendapat gaji :
a.
100% selama 4 (empat) bulan yang pertama;
b.
80% selama 4 (empat) bulan yang kedua, dan
c.
60% selama 4 (empat) bulan berikutnya.

(3) Dalam hal penyakit kronis, Direktur berhak meminta yang


bersangkutan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit
yang ditunjuk oleh Direktur.
(4)
Apabila setelah masa cuti berakhir tetapi pegawai yang
bersangkutan belum dapat menjalankan tugasnya seperti
sediakala, maka cuti hanya dapat diperpanjang atas dasar
kesepakatan antara Yayasan dengan pegawai tersebut.
(5)
Ketentuan-ketentuan menurut ayat (1), (2) dan (3) ini tidak
berlaku bagi Pegawai Tidak Tetap.
Pasal 34
Cuti Bersalin
(1)

Pegawai wanita yang akan melahirkan anaknya berhak atas


cuti bersalin.
(2)
Lamanya cuti bersalin adalah 1 (bulan) sebelum dan 2 (dua)
bulan sesudah persalinan. Apabila ada seorang pegawai wanita
mengambil cuti bersalin 2 (dua) minggu sebelum persalinan,
maka haknya sesudah persalinan tetap 2 (dua) bulan.
(3)
Apabila berdasarkan keterangan dokter pegawai tersebut
mempunyai kelainan-kelainan sehingga tidak dapat menjalankan
kembali tugasnya setelah ia mengakhiri cutinya, maka kepadanya
dapat diberikan cuti sakit menurut ketentuan pasal 33 peraturan
ini.
Pasal 35
Cuti Karena Alasan Penting
(1)

Setiap Pegawai Tetap berhak atas cuti karena alasan


penting yang lamanya ditentukan oleh Direktur.
(2)
Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah
cuti karena:
a.
pernikahan Pegawai Tetap yang lajang, selama 3 hari.
b.
pernikahan anak Pegawai Tetap, selama 3 hari.
c.
isteri pegawai melahirkan, selama 3 hari.
d.
keluarga inti, orangtua, dan mertua meninggal dunia,
selama 3 hari.
(3)
Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, pegawai
yang bersangkutan mengajukan secara tertulis kepada atasan
langsung.
(4)
Lama cuti lebih dari 3 (tiga) hari hanya bisa dengan ijin
tertulis dari Direktur.
Pasal 36
Cuti di Luar Tanggungan Yayasan
(1)
Apabila karena suatu hal yang sangat penting, seorang
pegawai selama jangka waktu tertentu tidak dapat menjalankan

tugasnya di luar cuti-cuti tersebut di atas, kepadanya dapat diberi


cuti di luar tanggung Yayasan untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan.
(2)
Selama menjalankan cuti termaksud dalam ayat (1),
pegawai yang bersangkutan tidak berhak menerima gaji dan;
atau tunjangan penghasilan lainnya yang berhubungan dengan
jabatannya. Masa cuti tersebut tidak dihitung sebagai masa kerja
untuk mendapatkan kenaikan gaji berkala, cuti tahunan, kenaikan
tingkat dan tidak berlaku pula sebagai masa kerja pensiun.
(3)
Apabila sesudah mengakhiri cuti di luar tanggungan
Yayasan tersebut, pegawai yang bersangkutan tidak bersedia
menjalankan tugasnya seperti semula maka ia akan diberhentikan
tanpa mendapatkan uang pesangon.
(4)
Pegawai yang tidak bisa menjalankan tugasnya, diusahakan
pensiun yang dipercepat, apabila sudah memenuhi syarat.
BAB XI
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Pasal 37
Alasan Pemutusan Hubungan Kerja
(1)

Bila Pemimpin bermaksud mengatakan PHK dengan seorang


pegawai di luar kehendak pegawai itu sendiri, maka maksud
tersebut harus diberitahukan sejak 3 (tiga) bulan sebelumnya,
kecuali dalam hal-hal yang sifatnya sangat mendesak sehingga
pemberhentian tersebut tidak dapat ditunda lagi.
(2)
Bila pegawai melakukan PHK (mengundurkan diri), dia harus
mengajukan surat permohonan 3 (tiga) bulan sebelumnya, kecuali
dalam kasus yang sifatnya demikian mendesak sehingga
pengajuan permohonan dimaksud tidak mungkin dilaksanakan.
(3)
Pegawai mencapai umur pensiun, sesuai peraturan Dana
Pensiun YADAPEN
(4)
Pegawai meninggal dunia.
Pasal 39
Uang Pesangon dan Uang Jasa
(1)
Apabila karena adanya pengurangan pegawai sebagai
akibat penutupan/pembubaran usaha-usaha Yayasan baik
sebagian ataupun seluruhnya. Pemimpin terpaksa melakukan
pemutusan hubungan kerja, maka kepada pegawai yang
bersangkutan dapat diberikan uang pesangon dan uang jasa.
(2)
Besarnya uang pesangon ditetapkan sebagai berikut :
a.
Masa kerja Yayasan kurang dari 1 (satu) tahun, sebesar 1
(satu) bulan penghasilan tetap terakhir.
b.
Masa kerja Yayasan 1 (satu) tahun atau lebih, tetapi kurang
dari 2 (dua) tahun, sebesar 2 (dua) bulan penghasilan tetap
terakhir.

c.
Masa kerja Yayasan 2 (dua) tahun atau lebih, tetapi kurang
dari 3 (tiga) tahun, sebesar 3 (tiga) bulan penghasilan terakhir.
d.
Masa kerja Yayasan 3 (tiga) tahun atau lebih, tetapi kurang
dari 4 (empat) tahun, sebesar 4 (empat) bulan penghasilan tetap
terakhir.
e.
Masa kerja Yayasan 4 (empat) tahun atau lebih, sebesar 5
(lima) bulan penghasilan tetap terakhir (jumlah maksimal).
(3)
Besarnya uang jasa ditetapkan sebagai berikut:
a.
Masa kerja Yayasan 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 10 (sepuluh) tahun, sebesar 1 (satu) bulan penghasilan tetap
terakhir.
b.
Masa kerja Yayasan 10 (sepuluh) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun, sebesar 2 (dua) bulan
penghasilan tetap terakhir.
c.
Masa kerja Yayasan 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 20 (dua puluh) tahun, sebesar 3 (tiga) bulan
penghasilan tetap terakhir.
d.
Masa kerja Yayasan 20 (dua puluh) tahun atau lebih kurang
dari 25 (dua puluh lima) tahun, sebesar 4 (empat) bulan
penghasilan terakhir.
e.
Masa kerja Yayasan 25 (duapuluh lima) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 30 tahun (tiga puluh) tahun, sebesar 5 (lima)
bulan penghasilan terakhir (jumlah maksimal).
(4)
Uang pesangon dan uang jasa dibayarkan secara tunai
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pemutusan hubungan kerja
tersebut mulai berlaku.
(5)
Jumlah uang pesangon dan uang jasa bagi Pegawai Tidak
Tetap, ditetapkan maksimal 3 (tiga) bulan honorarium terakhir
saat diadakan pemutusan hubungan kerja.
(6)
Pegawai yang berhenti atas permohonan sendiri tidak
berhak atas pesangon
(7)
Pegawai yang berhenti atas dasar umur (pensiun) tak
berhak atas pesangon selain pensiun bulanan.
BAB XII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 40
Perselisihan
(1)
Bila timbul suatu perselisihan yang tidak dapat diselesaikan
dengan jalan musyawarah antara Direktur (Pemimpin) dengan
pegawai, maka masalahnya dapat diserahkan kepada Tim
Penengah.
(2)
Tim Penengah termaksud dalam ayat (1) terdiri 3 orang,
yaitu :
a.
satu orang ditunjuk oleh Direktur sebagai anggota;
b.
satu orang ditunjuk oleh pegawai yang bersangkutan
sebagai anggota, dan

c.
(3)

satu orang lagi disetujui oleh kedua belah pihak yang


berselisih, sebagai anggota merangkap ketua.
Keputusan yang diambil oleh Tim Penengah bersifat
mengikat.

Pasal 41
Jasa Baik Wali Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS)
(1)
Bila lewat jalur yang disebut dalam pasal 40 ayat 1,2,3, di
atas belum mencapai hasil yang memuaskan kedua belah pihak,
maka kedua belah pihak dapat meminta jasa baik dari Wali Gereja
Keuskupan Agung Semarang (KAS).
(2)
Keputusan yang diambil oleh Wali Gereja Keuskupan Agung
Semarang, bersifat mengikat, mutlak dan tidak dapat diganggu
gugat lagi.
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 42
Pelaksanaan Peraturan
(1)
Semua pegawai yang bekerja dalam lingkungan Yayasan
Kanisius Unit Persekolahan Umum terikat sepenuhnya pada
peraturan ini.
(2)
Hal-hal yang tidak atau belum diatur di dalam peraturan ini
akan diatur dengan ketetapan peraturan tersendiri.
(3)
Selama hal-hal seperti dimaksud dalam ayat (2) pasal 42 di
atas belum ditetapkan di dalam suatu peraturan, Direktur dapat
mengambil kebijakan sejauh tidak bertentangan dengan jiwa dan
semangat peraturan ini, dan juga tidak merugikan pegawai yang
bersangkutan.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Perubahan Peraturan
Apabila karena perkembangan zaman dan keadaan, peraturan ini
dipandang tidak sesuai lagi, maka dapat diadakan perubahan
sebagian atau seluruhnya.
Pasal 44
Masa Berlakunya Peraturan

(1)
Peraturan Umum Kepegawaian ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan berlaku Ad Experimentum dalam jangka waktu 5
(lima) tahun. Peraturan ini tidak berlaku surut.
(2)
Semua peraturan yang bertentangan atau tidak sejalan
dengan Peraturan Umum Kepegawaian Bagian Persekolahan
Umum Yayasan Kanisius ini tidak berlaku lagi sejak tanggal
penetapan.
Ditetapkan di : Semarang
pada Tanggal : 01 Juli 2010
BADAN PENGURUS YAYASAN KANISIUS

TTD.
TTD
ROMO PAULUS SUPARNO,
SJ

ROMO F.A.
SUGIARTA, SJ

KETUA
BENDAHARA

Anda mungkin juga menyukai