TENTANG
PERATURAN UMUM KEPEGAWAIAN
BAGIAN PERSEKOLAHAN UMUM YAYASAN YAPPAN ROKAN
HULU
BADAN PENGURUS YAYASAN YAPPAN
MENIMBANG :
a. Bahwa dalam usaha mencapai tujuan SMK YAPPAN Pasir
Pengaraian, yaitu memberi pengajaran dan mendidik anak-anak
menjadi manusia yang berjiwa mandiri. Bertanggung jawab, berakhlakul
karimah, berkompetensi serta dapat bersaing di pasar kerja, diperlukan
pegawai-pegawai yang memiliki semangat pengabdian, jujur,
cerdas, terampil serta bertanggung jawab;
b. Bahwa untuk mewujudkan kualitas pegawai yang demikian itu
diperlukan adanya Peraturan Umum Kepegawaian yang
mengatur antara lain penerimaan, pembinaan, pengangkatan,
hak dan kewajiban pegawai, tata tertib serta disiplin kerja;
c. Bahwa peraturan tertulis yang disusun secara sistematik dan
disesuaikan
dengan
perkembangan
keadaaan,
sangat
diperlukan.
MENGINGAT
:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1974
tentang pokok kepegawaian;
2. Peraturan-peraturan pemerintah tentang kepegawaian;
3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan YAPPAN
Rokan Hulu.
MEMPERHATIKAN :
1. Kemampuan finansial ( keuangan ) Bagian Persekolahan Umum
Yayasan YAPPAN Pasir Pengaraian;
2. Rapat kerja para pembina/penasehat yayasan untuk merevisi
Peraturan Umum Kepegawaian Bagian Persekolahan Umum
Yayasan YAPPAN Pasir Pengaraian, pada tanggal 19 Maret 2016.
3. Kemampuan finansial Yayasan.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Jatidiri
(1) Bagian Persekolahan Umum SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
adalah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan
Yayasan YAPPAN Rokan Hulu dan berkedudukan di Pasir
Pengaraian.
(2) Bagian Persekolahan Umum SMK YAPPAN Pasir Pengaraian
memiliki Visi dan Misi mendidik kaum muda agar berkembang
menjadi manusia yang berjiwa mandiri, bertanggung jawab, berakhlakul
karimah, berkompetensi serta dapat bersaing di pasar kerja.
.
Pasal 2
Maksud dan Tujuan
(1) Peraturan Umum Kepegawaian ini dimaksudkan untuk
memberikan landasan tentang kedudukan, hak dan kewajiban
yang berlaku secara timbal balik dalam hubungan kerja antara
Bagian Persekolahan Umum Yayasan YAPPAN sebagai
pengelola karya dengan para pegawai yang bekerja dalam
lingkungannya.
(2) Peraturan Umum Kepegawaian ini bertujuan agar setiap
pegawai Bagian Persekolahan Umum Yayasan YAPPAN memiliki
pegangan dalam melaksanakan tugasnya demi terwujudnya
tujuan pendidikan Yayasan YAPPAN.
Pasal 3
Pengertian
(1) Yayasan adalah seperti dimaksud dalam pasal 1 di atas.
Berdasarkan
hubungan
kerjanya,
pegawai
Bagian
Persekolahan Umum Yayasan YAPPAN dibagi dalam 2 (dua)
golongan, yaitu:
a. Pegawai Tetap
b. Pegawai Tidak Tetap
(2)
Bedasarkan
bidang
pekerjaannya,
status
pegawai
dibedakan atas :
a. Pegawai Edukatif
b. Pegawai non-Edukatif
Pasal 5
Pegawai Tidak Tetap
(1)
(2)
Pasal 6
Pegawai Tetap
(1) Pegawai Tetap adalah pegawai yang telah diangkat menjadi
tenaga kerja tetap berdasarkan Surat Keputusan Yayasan,
dengan menetapkan pangkat dan jabatan serta bekerja untuk
jangka waktu yang tidak ditentukan.
(2) Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dipekerjakan pada Yayasan,
termasuk Pegawai Tetap.
(3) Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan pada Yayasan, harus
mentaati Peraturan Umum Kepegawaian Yayasan.
BAB III
PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN PEGAWAI
Pasal 7
Penerimaan Pegawai
(1) Penerimaan pegawai dilakukan oleh Yayasan berdasarkan
formasi yang ada dengan melalui seleksi.
(2) Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelamar.
a. Warganegara Indonesia atau warganegara asing yang
memiliki izin kerja di Indonesia.
b. Mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang
diperlukan;
c. Berkelakuan baik, yang dibuktikan dengan surat
keterangan kepolisian;
d. Berbadan
sehat,
yang dibuktikan
dengan
surat
keterangan dokter;
e. Bersedia ditempatkan di mana saja di lingkungan
Yayasan.
f. Syarat-syarat lain yang ditentukan oleh Yayasan, antara
lain: menguasai penggunaan komputer, dll.
(3) Pelamar diterima sebagai Pegawai Tidak Tetap melalui
kontrak kerja, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Lama kontrak kerja Pegawai Tidak Tetap, baik purna waktu
maupun penggal waktu, adalah 1 (satu) tahun.
b. Pegawai Tidak Tetap memiliki hak-hak sebagaimana
ditetapkan dalam surat kontrak kerja.
c.
Pasal 8
Pengangkatan Pegawai Tetap
(1) Calon pegawai yang telah menjalani masa kontrak diangkat
oleh Yayasan menjadi Pegawai Tetap dalam pangkat tertentu
menurut peraturan yang berlaku, apabila telah memenuhi
syarat-syarat :
a. Telah menunjukkan kesetiaan dan ketaatan penuh kepada
Pancasila dan UUD45, serta loyalitas terhadap Visi dan
Misi Yayasan.
b. Telah menunjukkan sikap dan budi pekerti yang baik.
c. Telah menunjukkan kecakapan dalam melakukan tugas.
d. Telah memenuhi syarat-syarat kesehatan jasmani dan
rohani.
e. Telah menandatangani Surat Kesepakatan Kerja Bersama
(SKKB).
(2) Kecuali yang disebut pada ayat (1), semua unsur Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dari calon pegawai
tersebut mencapai nilai baik.
Pasal 9
Penetapan Pangkat dan Golongan Permulaan
(1) Penetapan pangkat dan golongan calon pegawai pada
permulaan didasarkan pada faktor pendidikan formal yang
dibuktikan dengan Surat Tanda Tamat Belajar atau Ijazah
dan Akta atau Diploma yang dimilikinya.
(2) Pangkat-pangkat dan golongan yang diberikan pada
pengangkatan pertama adalah :
a. Juru Muda, golongan ruang I/a: bagi mereka yang
sekurang-kurangnya memiliki Ijazah Sekolah Dasar;
h.
Menggunakan
dan
memelihara
dengan
penuh
tanggungjawab semua fasilitas dan sarana - prasarana
yang disediakan oleh Yayasan.
(2)
Setiap pegawai dilarang :
a. Melakukan
usaha
dan
atau
perbuatan
yang
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
b. Melakukan usaha dan atau perbuatan yang dapat
merugikan Yayasan baik secara moral maupun material.
c. Melakukan tindakan yang melanggar kesusilaan:
pelacuran,
perjudian,
pengguguran
kandungan,
pengedar/pemakai NARKOBA, dan pelanggaran hukum
lainya..
d. Tidak menjalankan kewajiban-kewajiban umum sebagai
seorang beragama Islam.
e. Melanggar disiplin kerja.
f.
Membocorkan rahasia jabatan.
g. Menyalahgunakan wewenang.
h. Menyalahgunakan uang sekolah / Yayasan.
i.
Menolak penugasan dari atasan yang berwewenang.
j.
Menjadi Pegawai tetap di luar Yayasan YAPPAN Rokan
Hulu.
Pasal 15
Tingkat dan Jenis Sanksi
(1) Kepada setiap pegawai yang melanggar tata tertib dan
disiplin kerja dapat dikenakan sanksi.
(2) Tingkat dan jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) pasal ini terdiri dari :
1. Sanksi ringan :
a)
teguran lisan
b)
teguran tertulis.
2. Sanksi sedang :
a) penundaan kenaikan gaji berkala paling lama 1 (satu)
tahun.
b) penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan berkala
paling lama 1 (satu) tahun.
c)
penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1
(satu) tahun.
d)
pembebasan tugas sementara (schorsing).
3.
Sanksi berat :
a)
penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih
rendah untuk paling lama 1 (satu) tahun.
b)
pembebasan dari jabatan.
c)
pemutusan hubungan kerja (PHK).
(3) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pasal ini tergantung pada berat-ringannya pelanggaran.
(4) Kewenangan memberikan sanksi :
a.
Sanksi ringan oleh Pemimpin Unit Karya setempat.
b.
c.
d.
(1) Dalam
mengevaluasi
kinerja
pegawai,
Yayasan
menggunakan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)
yang akan diatur secara tersendiri.
(2) Evaluasi Kinerja pegawai tersebut menjadi dasar pembinaan
pegawai.
(3) Evaluasi Kinerja pegawai dilaksanakan setahun sekali.
BAB VII
PENGGAJIAN PEGAWAI
Pasal 21
Gaji Pokok
Yayasan memberi gaji pokok kepada para Pegawai Tetap menurut
standar tabel gaji yang dipakai pada saat Rapat Yayasan Pada
Tgl.19 Maret 2016 sesuai yang berlaku.
Pasal 22
Kenaikan Gaji Berkala
(1) Kepada pegawai diberikan kenaikan gaji berkala apabila
dipenuhi syarat-syarat :
a. Telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan
untuk kenaikan gaji berkala (2 tahun sekali).
b. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sekurang-kurangnya
rata-rata bernilai baik.
(2) Apabila pegawai yang bersangkutan belum memenuhi syarat
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) huruf b pasal ini,
maka kenaikan gaji berkalanya dapat ditunda paling lama
untuk waktu 1 (satu) tahun.
(3) Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka
kenaikan gaji berkala tersebut diberikan mulai bulan
berikutnya dari masa penundaan itu.
Pasal 23
Kenaikan Pangkat
(1) Pegawai yang telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan oleh Yayasan, berhak mendapat kenaikan pangkat.
(2) Kenaikan pangkat ke dalam pangkat yang setingkat lebih
tinggi dapat diberikan kepada Pegawai tetap, jika ia telah 5
(lima) tahun dalam pangkat yang dimilikinya dari setiap unsur
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan sekurang-kurangnya bernilai
baik dalam dua tahun terakhir.
kerja
Pangkat
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Kepala SD/TK
Panata Tingkat
I (III/d)
Kepala SMP
Pembina (IV/a)
Kepala
SMU/SMK
Pembina Tingkat I (IV/b)
Guru SD/TK
Penata (III/c)
Guru SMP
Penata Tingkat
I (III/d)
Guru SMU/SMK
Pembina (IV/a)
Tata
Usaha
Penata
Tingkat I (III/d)
Penjaga Sekolah / Tukang Kebun
Pengatur Tingkat
I (II/d)
(6)
a.
b.
Pasal 29
Tunjangan Cacat (Invalid)
(1)
Apabila seorang Pegawai Tetap mengalami kecelakaan
sewaktu ia sedang menjalankan tugasnya, dan kecelakaan itu
terjadi semata-mata disebabkan oleh tugasnya, sehingga ia
menjadi cacat seumur hidup entah secara fisik ataupun mental
dan karenanya tidak mampu lagi melakukan pekerjaan guna
memperoleh nafkahnya, maka kepadanya diberikan tunjangan
cacat atau pensiun cacat sesuai peraturan YADAPEN.
(2)
Apabila seorang Pegawai Tetap mengalami kecelakaan atau
jatuh sakit sehingga dia tidak mampu bekerja lagi, padahal masa
kerjanya belum mencapai empat (4) tahun, kepadanya diberikan
pesangon sesuai kemampuan Yayasan.
(3)
Apabila seorang Pegawai Tidak Tetap mengalami
kecelakaan yang serupa, maka kepadanya juga akan diberikan
pesangon yang besarnya ditentukan berdasarkan kebijaksanaan
Direktur Cabang.
(4)
Apabila dianggap perlu, Direktur dapat membentuk sebuah
komisi yang terdiri dari beberapa orang ahli, untuk meneliti dan
menentukan apakah kecelakaan yang dialami oleh pegawai itu
benar-benar terjadi di dalam dan semata-mata sebagai akibat
tugas yang diberikan kepadanya.
BAB IX
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
Pasal 30
Pensiun Pegawai
(1)
Agar hari tuanya terjamin, maka setiap Pegawai Tetap oleh
Direktur Yayasan dimasukkan menjadi peserta Dana Pensiun yang
diselenggarakan oleh YADAPEN.
(2)
Pegawai Tetap yang menjadi peserta Dana Pensiun
YADAPEN diwajibkan membayar iuran sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh Yayasan.
(3)
Peraturan dan ketentuan-ketentuan tersendiri lebih lanjut
mengenai YADAPEN, akan dijelaskan melalui keteranganketerangan tersendiri yang dikeluarkan oleh YADAPEN.
(4)
Ketentuan-ketentuan dalam pasal ini tidak berlaku bagi
Pegawai Tidak Tetap.
Pasal 31
Penghargaan Pengabdian
Kepada pegawai tetap Yayasan yang telah berkarya di Yayasan
secara terus-menerus selama 25 tahun atau setelah memasuki
masa pensiun diberikan penghargaan yang wujudnya akan
ditentukan oleh Direktur Cabang.
BAB X
HARI LIBUR DAN CUTI
Pasal 32
Hari Libur dan Cuti Tahunan
(1)
Pasal 33
Cuti Sakit
(1)
Bila berdasarkan nasihat dokter yang ditunjuk oleh Direktur,
seorang pegawai perlu mendapatkan istirahat selama jangka
waktu tertentu karena sakit, maka kepadanya dapat diberikan
cuti sakit selama-lamanya 6 (enam) bulan dengan mendapat
gaji :
a.
100% selama istirahat 3 (tiga) bulan pertama;
b.
60% selama 3(tiga) bulan berikutnya.
(2)
Apabila penyakit yang dideritanya itu bersifat kronis dan
menurut pendapat dokter yang bersangkutan memerlukan waktu
penyembuhan yang lebih lama, maka cuti sakit itu dapat
diberikan selama 12 (dua belas) bulan dengan mendapat gaji :
a.
100% selama 4 (empat) bulan yang pertama;
b.
80% selama 4 (empat) bulan yang kedua, dan
c.
60% selama 4 (empat) bulan berikutnya.
c.
Masa kerja Yayasan 2 (dua) tahun atau lebih, tetapi kurang
dari 3 (tiga) tahun, sebesar 3 (tiga) bulan penghasilan terakhir.
d.
Masa kerja Yayasan 3 (tiga) tahun atau lebih, tetapi kurang
dari 4 (empat) tahun, sebesar 4 (empat) bulan penghasilan tetap
terakhir.
e.
Masa kerja Yayasan 4 (empat) tahun atau lebih, sebesar 5
(lima) bulan penghasilan tetap terakhir (jumlah maksimal).
(3)
Besarnya uang jasa ditetapkan sebagai berikut:
a.
Masa kerja Yayasan 5 (lima) tahun atau lebih tetapi kurang
dari 10 (sepuluh) tahun, sebesar 1 (satu) bulan penghasilan tetap
terakhir.
b.
Masa kerja Yayasan 10 (sepuluh) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 15 (lima belas) tahun, sebesar 2 (dua) bulan
penghasilan tetap terakhir.
c.
Masa kerja Yayasan 15 (lima belas) tahun atau lebih tetapi
kurang dari 20 (dua puluh) tahun, sebesar 3 (tiga) bulan
penghasilan tetap terakhir.
d.
Masa kerja Yayasan 20 (dua puluh) tahun atau lebih kurang
dari 25 (dua puluh lima) tahun, sebesar 4 (empat) bulan
penghasilan terakhir.
e.
Masa kerja Yayasan 25 (duapuluh lima) tahun atau lebih
tetapi kurang dari 30 tahun (tiga puluh) tahun, sebesar 5 (lima)
bulan penghasilan terakhir (jumlah maksimal).
(4)
Uang pesangon dan uang jasa dibayarkan secara tunai
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum pemutusan hubungan kerja
tersebut mulai berlaku.
(5)
Jumlah uang pesangon dan uang jasa bagi Pegawai Tidak
Tetap, ditetapkan maksimal 3 (tiga) bulan honorarium terakhir
saat diadakan pemutusan hubungan kerja.
(6)
Pegawai yang berhenti atas permohonan sendiri tidak
berhak atas pesangon
(7)
Pegawai yang berhenti atas dasar umur (pensiun) tak
berhak atas pesangon selain pensiun bulanan.
BAB XII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 40
Perselisihan
(1)
Bila timbul suatu perselisihan yang tidak dapat diselesaikan
dengan jalan musyawarah antara Direktur (Pemimpin) dengan
pegawai, maka masalahnya dapat diserahkan kepada Tim
Penengah.
(2)
Tim Penengah termaksud dalam ayat (1) terdiri 3 orang,
yaitu :
a.
satu orang ditunjuk oleh Direktur sebagai anggota;
b.
satu orang ditunjuk oleh pegawai yang bersangkutan
sebagai anggota, dan
c.
(3)
Pasal 41
Jasa Baik Wali Gereja Keuskupan Agung Semarang (KAS)
(1)
Bila lewat jalur yang disebut dalam pasal 40 ayat 1,2,3, di
atas belum mencapai hasil yang memuaskan kedua belah pihak,
maka kedua belah pihak dapat meminta jasa baik dari Wali Gereja
Keuskupan Agung Semarang (KAS).
(2)
Keputusan yang diambil oleh Wali Gereja Keuskupan Agung
Semarang, bersifat mengikat, mutlak dan tidak dapat diganggu
gugat lagi.
BAB XIII
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 42
Pelaksanaan Peraturan
(1)
Semua pegawai yang bekerja dalam lingkungan Yayasan
Kanisius Unit Persekolahan Umum terikat sepenuhnya pada
peraturan ini.
(2)
Hal-hal yang tidak atau belum diatur di dalam peraturan ini
akan diatur dengan ketetapan peraturan tersendiri.
(3)
Selama hal-hal seperti dimaksud dalam ayat (2) pasal 42 di
atas belum ditetapkan di dalam suatu peraturan, Direktur dapat
mengambil kebijakan sejauh tidak bertentangan dengan jiwa dan
semangat peraturan ini, dan juga tidak merugikan pegawai yang
bersangkutan.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 43
Perubahan Peraturan
Apabila karena perkembangan zaman dan keadaan, peraturan ini
dipandang tidak sesuai lagi, maka dapat diadakan perubahan
sebagian atau seluruhnya.
Pasal 44
Masa Berlakunya Peraturan
(1)
Peraturan Umum Kepegawaian ini berlaku sejak tanggal
ditetapkan dan berlaku Ad Experimentum dalam jangka waktu 5
(lima) tahun. Peraturan ini tidak berlaku surut.
(2)
Semua peraturan yang bertentangan atau tidak sejalan
dengan Peraturan Umum Kepegawaian Bagian Persekolahan
Umum Yayasan Kanisius ini tidak berlaku lagi sejak tanggal
penetapan.
Ditetapkan di : Semarang
pada Tanggal : 01 Juli 2010
BADAN PENGURUS YAYASAN KANISIUS
TTD.
TTD
ROMO PAULUS SUPARNO,
SJ
ROMO F.A.
SUGIARTA, SJ
KETUA
BENDAHARA