Anda di halaman 1dari 9

OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL

DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk.


MODERN YANG KOMPETITIF
Oleh: Ir. Hasanudin, M.Eng.Sc.
dan Ir. Tia Astuti, M.Sc.
I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PT Jasa Marga (Persero) Tbk dalam menjalani peran barunya sebagai perusahaan publik
pengelola jalan tol menghadapi tantangan yang semakin besar, yaitu antara lain tuntutan
pemakai jalan terhadap mutu pelayanan jalan tol yang semakin kritis; yang mau tak mau
memaksa pengelola jalan tol untuk mencari cara terbaik dalam melakukan pemeliharaan
jalan tol sehingga memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), mencapai tingkat mutu
pelayanan mantap dengan biaya seminimal mungkin (cost effective).

Dalam pemenuhan standar pelayanan minimal, harus diakui bahwa terlepas dari pencapaian
secara kuantitatif terhadap sasaran yang telah ditetapkan, masih banyak produk
pemeliharaan jalan tol yang tidak mencapai sasaran yang direncanakan secara kualitatif.
Indikasi mengenai hal ini terlihat dari adanya kerusakan dini yang terjadi pada lapis
konstruksi jalan, serta masih banyaknya lubang di permukaan jalan, yang mengisyaratkan
adanya permasalahan selama proses terbentuknya produk pemeliharaan jalan tol tersebut.

Pencapaian sasaran akhir produk pemeliharaan jalan tol dengan tingkat mutu pelayanan
mantap seringkali tidak didukung oleh perencanaan yang matang dan spesifikasi teknis yang
sesuai, sehingga pencapaian pada tahap implementasinya juga mengalami penyimpangan
dari target mutu yang telah ditetapkan.

Makalah ini mencoba menggambarkan permasalahan yang dihadapi oleh PT Jasa Marga
(Persero) Tbk dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan aset jalan tol dan mencari upaya
optimalisasi dalam menjalankan kegiatan tersebut sehingga terwujud mutu pelayanan jalan
tol yang secara mantap memenuhi SPM dengan biaya pemeliharaan yang seoptimal
mungkin, dan menjadi kompetitif dalam kerangka perusahaan yang modern.

Halaman | 1

1.2. Permasalahan
Permasalahan pemeliharaan jalan tol yang selama ini ditemui adalah permasalahan multidisiplin yang melibatkan banyak pihak. Secara skematis struktur permasalahan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 1.

Pelaksanaan

MASALAH

Program
/Desain

- Inspeksi jarang dilakukan


- Data base tidak akurat
- Tidak mengikuti
standar pemeliharaan
- Belum ada standar
harga satuan

- Kurang memahami
dokumen kontrak
- Waktu sempit (pada
crash program)
- Curah hujan tinggi
- Mental (Attitude)
Proyek/Satgas

Pengadaan

- Prosesnya "bertele-tele"
- Jumlah paket pengadaan
yang sangat banyak
- Rentang nilai pengadaan
sangat besar.
- Tidak berorientasi
pada performa.

Supervisor
- Skill kurang
- Man month terbatas
- Kurang memahami
dokumen kontrak
- Komposisi tim kurang

Produk
Pemeliharaan
Aset Jalan Tol

- Mutu rendah
- Dimensi kurang
- Addendum
waktu dan biaya
besar.
- Kelengkapan
produk kurang
- Kelengkapan
dokumen kurang

Kontraktor
- Klasifikasi kontraktor
- Sistem sub kontraktor
- Tender arisan
- Kemampuan teknis
kurang
- Banting harga

- Kerusakan dini
- Biaya pml besar
dan tidak terpola
- Tidak optimal

Gambar 1. Struktur Masalah Pemeliharaan Jalan Tol

Semua pihak yang terlibat dalam proses pemeliharaan jalan tol memiliki kontribusi terhadap
pencapaian sasaran produk pemeliharaan jalan tol yang tidak sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan.

Secara garis besar permasalahan pemeliharaan jalan tol dapat dikelompokan ke dalam 3
(tiga) kelompok permasalahan, yaitu:
1. Program/desain.
2. Proses pengadaan.
3. Pengendalian pelaksanaan.

1.2.1 Permasalahan Program


Pemrograman dan perencanaan (desain) merupakan langkah awal proses pemeliharaan
aset jalan tol, sehingga permasalahan yang timbul dalam tahap kegiatan ini dapat
memberikan pengaruh terhadap pencapaian sasaran secara keseluruhan. Pada tahap ini
permasalahan yang timbul adalah:

inspeksi jarang atau tidak secara kontinu dilakukan;

data base pemeliharaan tidak akurat karena jarang diperbarui;

desain tidak mengikuti standar pemeliharaan;

belum ada standar perhitungan harga satuan.


Halaman | 2

1.2.2 Permasalahan Pengadaan


Kegiatan pengadaan seringkali menjadi faktor penghambat dalam pencapaian sasaran
produk pemeliharaan. Permasalahan utama di bidang pengadaan pemeliharaan adalah :

proses pengadaan memakan waktu yang cukup lama sehingga pelaksanaan fisik
pekerjaan pemeliharaan seringkali mundur dari rencana jadwal;

jumlah paket pengadaan sangat banyak, dengan rentang nilai yang sangat besar;

baik dokumen pengadaan maupun prosesnya tidak berorientasi kepada kinerja


pelayanan jalan tol.

1.2.3 Permasalahan Pengendalian Pelaksanaan


Pengendalian pelaksanaan di lapangan adalah hal yang sangat membutuhkan perhatian.
Dapat dikatakan bahwa tinggi-rendahnya mutu produk pekerjaan pemeliharaan tergantung
kepada kehandalan segitiga fungsional, yang terdiri atas pihak Proyek Pemeliharaan dan
Peningkatan

Jalan

Tol

(P2JT)/Satgas

Cabang,

Konsultan

Supervisi,

dan

Pelaksana/Kontraktor. Permasalahan dalam segitiga fungsional ini akan mempengaruhi


secara langsung pencapaian sasaran produk pemeliharaan jalan tol. Masalah yang paling
sering timbul adalah kurang dipahaminya isi dokumen kontrak, waktu pelaksanaan yang
sempit karena crash program, curah hujan yang tinggi, dan relatif rendahnya kualitas
Konsultan Supervisi atau Kontraktor yang menangani pekerjaan pemeliharaan.

Apabila permasalahan pemeliharaan mulai dari tingkat pemrograman/desain sampai


dengan tingkat pelaksanaan tidak dipecahkan dengan baik maka pemeliharaan aset jalan
tol akan menghasilkan produk dengan :

mutu rendah atau kinerja buruk;

dimensi desain yang tidak terpenuhi;

kemungkinan relatif besarnya penambahan waktu/biaya (Addendum) kontrak;

kelengkapan produk/dokumen yang kurang;

Permasalahan pemeliharaan jalan tol sebagaimana disebutkan di atas perlu dipecahkan


dengan baik sehingga sasaran dapat terwujud dengan baik pula.

II. PEMBAHASAN
2.1 Sasaran Bidang Pemeliharaan
Sasaran pokok pemeliharaan jalan tol yang utama adalah mewujudkan kinerja jalan tol yang
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan indikator:

Tingkat kekesatan jalan (skid resistance) > 0,33 meter.

Tingkat ketidakrataan jalan (roughness) < 4 m/km.


Halaman | 3

Permukaan jalan tol bebas lubang (zero potholes).

Selain itu juga harus dipenuhi standar pelayanan yang berkaitan dengan pemeliharaan jalan
tol yaitu pemenuhan kondisi marka jalan 100% dengan reflektivitas >80%, serta kondisi 100%
untuk penerangan jalan umum (PJU) wilayah perkotaan dan pagar rumija.

2.2 Strategi Pencapaian Sasaran


Dalam pencapaian sasaran tentu dibutuhkan biaya, yang anggaran setiap tahunnya relatif
terbatas. Oleh karena itu strategi pencapaian sasaran adalah mempertimbangkan kondisi
aset jalan tol saat ini dan prediksi kondisi ke depan sesuai kinerja yang diinginkan dengan
biaya pemeliharaan seminimum mungkin (cost effective).

Secara teoritis, teknik pencapaian efisiensi yang digunakan adalah mencari titik optimal
antara kinerja yang diinginkan (reliabilitas kondisi jalan tol) dan biaya yang harus dikeluarkan
untuk mencapai standar minimal kinerja jalan tol. Secara grafis konsep ini dapat dilihat pada
Gambar 2.

Gambar
2. Konsep
Optimalis
asi
Pemelihar
aan Aset
Jalan Tol
Semakin
tinggi
intensitas
pemelihar
aan yang dilakukan, semakin tinggi biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan, namun
risiko kerusakan struktur menurun sehingga biaya perbaikan kerusakan struktur juga
menurun. Sebaliknya, semakin rendah intensitas pemeliharaan semakin rendah biaya
pemeliharaan namun biaya perbaikan kerusakan struktur meningkat (tinggi).

Titik optimum adalah kondisi yang di dalamnya biaya dan intensitas pemeliharaan berada
pada tingkat yang paling menguntungkan (optimum). Strategi pencapaian sasaran harus
menerapkan konsep ini.

Halaman | 4

2.2.1. Optimalisasi Program dan Penggunaan Dana


Kerangka pikir optimalisasi program dan penggunaan dana disajikan dalam bentuk
diagram pada Gambar 3.

- Kondisi struktur jalan tol


- Parameter teknis :
- kerataan
- lendutan
- kekesatan
- kondisi visual
- lalu lintas
- Parameter keuangan :
- Harga satuan
- Inflasi/Ekskalasi
- Umur Rencana

Hasil inspeksi
lapangan

85 % Dana
tersedia

Kebutuhan
Pemeliharan
Aset Jalan Tol

MMS

Standar
pelayanan

Program
terseleksi

15 % Dana
tersedia

Pemeliharaan Skala Besar,


misal : overlay dan scrap fill
Perbaikan skala kecil, misal :
patching dan potholing

Inspeksi lapangan rutin

Gambar 3. Kerangka Pikir Optimalisasi Program dan Penggunaan Dana


Strategi ini akan menjamin ketersediaan dana (15% dana tersedia) untuk perbaikan
kerusakan skala kecil yang terjadi sewaktu-waktu, misalnya penambalan lubang di jalan
tol.

Saat ini pemanfaatan dana untuk perbaikan kerusakan minor sudah mulai diterapkan
dalam paket Perawatan Jalan Tol yang termasuk ke dalam Pekerjaan Pemeliharaan
Periodik Jalan Tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tahun 2007.

2.2.2 Preventive Maintenance


Preventive Maintenance adalah melakukan pemeliharaan jalan tol sebelum atau pada awal
terjadinya kerusakan, berdasarkan hasil inspeksi lapangan dan prediksi kerusakan; contoh:
surface

dressing

pada

permukaan

jalan

tol

yang

aspal

cenderung

mengalami

penuaan/ageing. Strategi ini akan mengurangi resiko kerusakan struktur yang lebih parah
yang nantinya membutuhkan biaya perbaikan struktur yang cukup besar.
2.2.3 Penyederhanaan Proses Pengadaan
Berdasarkan Keputusan Direksi No.01/KPTS-DIR/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Perusahaan, secara teoritis waktu yang dibutuhkan
untuk proses pelelangan/seleksi adalah 2 (dua) bulan, namun pada prakteknya sampai
dengan penandatanganan kontrak bisa memakan waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya prosedur yang harus dilalui, belum lagi banyaknya jumlah
kontrak yang harus diselesaikan, sehingga proses administrasi pengadaan memerlukan
waktu yang lama.

Halaman | 5

Lamanya proses pengadaan dapat berdampak

bergesernya jadwal pelaksanaan fisik

pekerjaan pemeliharaan. Kegiatan yang semula direncanakan di saat musim panas,


akhirnya baru bisa dimulai pada saat musim hujan mulai tiba. Akibatnya mutu pekerjaan
pemeliharaan menjadi kurang baik dan hasilnya cenderung cepat rusak kembali. Hal ini
berdampak langsung tingginya biaya pemeliharaan.

Penyederhanaan proses pengadaan, seperti pembuatan standar dokumen kontrak,


pembakuan perhitungan harga perhitungan sendiri, pengelompokan paket pekerjaan
sehingga jumlah kontrak tidak terlalu banyak adalah contoh strategi yang sangat baik untuk
memecahkan permasalahan di tahap pengadaan. Dengan demikian personil pengendali
pekerjaan mempunyai waktu yang cukup untuk mengendalikan seluruh kegiatan
pemeliharaan mulai dari inspeksi, penyusunan program, persiapan pengadaan, sampai
dengan pengendalian/ pengawasan fisik di lapangan.

Dalam tahapan perencanaan termasuk pengadaan, penyusunan rencana pengelolaan risiko


(RPR) berperan penting dalam mengantisipasi segala risiko yang menyangkut baik mutu,
waktu, maupun biaya pekerjaan. Strategi-strategi untuk mengoptimalkan produk pekerjaan
pemeliharaan jalan tol dapat diuraikan dalam RPR dan dipantau/dikelola oleh Pengelola
Risiko sampai dengan masa akhir pekerjaan dan menjadi masukan bagi penyusunan RPR
selanjutnya untuk program sejenis ataupun lainnya.

2.2.4 Revitalisasi Segitiga Fungsional


Strategi untuk revitalisasi segitiga fungsional ini akan berdampak langsung pencapaian
sasaran melalui peningkatan mutu produk pemeliharaan sehingga sangat penting untuk
dilakukan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah:

peningkatan keterampilan dan keahlian personil pengendali pelaksanaan pekerjaan oleh


Proyek P2JT/Satgas Cabang melalui pendidikan dan pelatihan dengan silabus yang
terstruktur dan tepat sasaran (aplikatif/berdasarkan pengalaman).

Penyempurnaan proses penyaringan personil tenaga ahli konsultan supervise. Dalam


penyaringan ini diutamakan yang memiliki sertifikat keahlian dan pengalaman di jalan
tol, karena peran kKonsultan ini dalam pencapaian roduk pemeliharaan yang bermutu
sangatlah besar.

Perbaikan sistem pengadaan kontraktor dengan penilaian terhadap inovasi/metode


pelaksanaan sehingga tidak saja berorientasi kepada harga tetapi juga mutu, waktu,
biaya, serta kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Halaman | 6

Pada tahap pengendalian pelaksanaan, pengelolaan risiko ada di tangan Proyek


P2JT/Satgas Cabang yang bertanggung jawab atas evaluasi dan pelaporan kegiatan serta
tindak lindung risiko yang telah dilakukan untuk menjadi masukan bagi penyusunan RPR
selanjutnya sekaligus menjadi penilaian bagi keefektifan hubungan segitiga fungsional ini.

2.2.5 Penerapan Performance Based Maintenance


Performance Based Maintenance Contract (PBMC) merupakan strategi yang sangat handal
untuk mencapai sasaran karena sistem ini memberikan jaminan akan adanya kinerja jalan
tol yang memenuhi standar kualitas pelayanan sepanjang waktu. Di samping itu efektivitas
sumber daya pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dapat dicapai, sehingga terwujud
pemeliharaan yang efisien.

Secara umum, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan selama ini menggunakan kontrak yang
terfokus kepada proses pelaksanaan pekerjaan dan volume pekerjaan yang dilaksanakan.
Dengan bentuk kontrak ini, perusahaan masih menanggung risiko hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh Kontraktor, di mana kontraktor tidak dibebani tanggung jawab untuk menjaga
performa selama masa layan produk yang dihasilkan.

Dalam sistem PBMC yang ideal, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. membuat ikatan kontrak
kinerja dengan kontraktor pelaksana pekerjaan pemeliharaan jalan tol. Kontraktor
melakukan seluruh aktivitas pemeliharaan yang mencakup perencanaan dan penjadwalan
pekerjaan sampai dengan implementasi. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. hanya melakukan
supervisi terhadap kinerja kontraktor dalam hal pemenuhan kinerja (tolok ukur), serta
melakukan verifikasi dan pembayaran setiap periode tertentu yang disepakati dalam
kontrak. Dengan sistem ini, pemakaian sumber daya menjadi lebih efisien. Kedua pihak, PT
Jasa Marga (Persero) Tbk. dan kontraktor menanggung risiko yang adil dan dengan
sendirinya akan ditemukan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi pemeliharaan jalan tol.

Saat ini sistem PBMC telah mulai diberlakukan di lingkungan pekerjaan pemeliharaan jalan
tol yaitu dengan adanya kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Periodik pada ruas-ruas jalan tol
yang dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dengan jaminan kinerja selama 2 (dua)
tahun. Namun sampai dengan saat ini, proses perencanaan masih dipegang penuh oleh
pihak pemberi tugas. Di masa mendatang, secara bertahap diharapkan PT Jasa Marga
(Persero)

Tbk.

dapat

mengimplementasikan

sistem

PBMC

secara

penuh,

dan

memperluasnya ke bidang selain pemeliharaan jalan tol, seperti pemeliharaan PJU dan
pagar rumija.

Halaman | 7

III. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan

Identifikasi permasalahan pemeliharaan aset jalan tol memberikan gambaran bahwa


secara kualitatif produk pemeliharaan jalan tol belum sepenuhnya mencapai sasaran yang
disebabkan oleh permasalahan yang bersifat multi-disiplin yang melibatkan banyak pihak.
Oleh karena itu, strategi untuk mencapai sasaran tingkat mutu pelayanan mantap dan
memenuhi SPM perlu disusun secara terencana dengan memperhatikan permasalahan
yang ada.

Permasalahan dalam pencapaian sasaran pemeliharaan aset jalan tol secara garis besar
terbagi atas 3 (tiga) kelompok yaitu masalah program/desain, proses pengadaan dan
pengendalian pelaksanaan.

Sasaran pokok pemeliharaan jalan tol yaitu mewujudkan kinerja jalan tol yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM), hanya akan terwujud apabila digunakan konsep
optimalisasi, yaitu mengupayakan pemeliharaan optimal berupa keuntungan maksimum
dengan batasan anggaran biaya pemeliharaan dan target kinerja kondisi aset yang
diinginkan.

Strategi optimalisasi dapat berupa optimalisasi program dan penggunaan dana,


penerapan preventive maintenance, penyederhanaan proses pengadaan, revitalisasi
peran segitiga fungsional (Proyek P2JT/Satgas Cabang, Konsultan Supervisi dan
kontraktor), dan penerapan sistem Performance Based Maintenance (PBMC).

Saat ini sistem PBMC telah mulai diberlakukan di lingkungan pekerjaan pemeliharaan
jalan tol namun proses perencanaan masih dipegang penuh oleh pihak pemberi tugas.

3.2. Saran

Budaya preventive maintenance perlu ditekankan sebagai strategi optimalisasi agar


sasaran mutu untuk memenuhi SPM akan senantiasa terjamin dan pencapaiannya
berjalan secara efisien.

Penyederhanaan proses pengadaan seperti pembuatan standar dokumen kontrak,


pembakuan perhitungan harga perhitungan sendiri, pengelompokan paket pekerjaan
sehingga jumlah kontrak tidak terlalu banyak, perlu dilakukan untuk menghemat waktu
dan tenaga dalam proses pengadaan.

Untuk mempertajam peran dalam segi tiga fungsional secara periodik perlu dilaksanakan
pelatihan personil untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan wawasan terkini
(inovasi) dalam bidang pemeliharaan jalan tol.

Secara

bertahap

diharapkan

PT

Jasa

Marga

(Persero)

Tbk.

dapat

segera

mengimplementasikan sistem PBMC secara penuh, dan memperluasnya ke bidang selain


pemeliharaan jalan tol, seperti pemeliharaan PJU dan pagar rumija. Dengan penerapan
Halaman | 8

strategi-strategi ini, diharapkan pelaksanaan kegiatan di bidang pemeliharaan jalan tol


dapat lebih optimal dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dapat maju menjadi perusahaan
yang selalu modern dan lebih kompetitif.

Halaman | 9

Anda mungkin juga menyukai