PENDAHULUAN
Dalam pemenuhan standar pelayanan minimal, harus diakui bahwa terlepas dari pencapaian
secara kuantitatif terhadap sasaran yang telah ditetapkan, masih banyak produk
pemeliharaan jalan tol yang tidak mencapai sasaran yang direncanakan secara kualitatif.
Indikasi mengenai hal ini terlihat dari adanya kerusakan dini yang terjadi pada lapis
konstruksi jalan, serta masih banyaknya lubang di permukaan jalan, yang mengisyaratkan
adanya permasalahan selama proses terbentuknya produk pemeliharaan jalan tol tersebut.
Pencapaian sasaran akhir produk pemeliharaan jalan tol dengan tingkat mutu pelayanan
mantap seringkali tidak didukung oleh perencanaan yang matang dan spesifikasi teknis yang
sesuai, sehingga pencapaian pada tahap implementasinya juga mengalami penyimpangan
dari target mutu yang telah ditetapkan.
Makalah ini mencoba menggambarkan permasalahan yang dihadapi oleh PT Jasa Marga
(Persero) Tbk dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan aset jalan tol dan mencari upaya
optimalisasi dalam menjalankan kegiatan tersebut sehingga terwujud mutu pelayanan jalan
tol yang secara mantap memenuhi SPM dengan biaya pemeliharaan yang seoptimal
mungkin, dan menjadi kompetitif dalam kerangka perusahaan yang modern.
Halaman | 1
1.2. Permasalahan
Permasalahan pemeliharaan jalan tol yang selama ini ditemui adalah permasalahan multidisiplin yang melibatkan banyak pihak. Secara skematis struktur permasalahan tersebut
dapat dilihat pada Gambar 1.
Pelaksanaan
MASALAH
Program
/Desain
- Kurang memahami
dokumen kontrak
- Waktu sempit (pada
crash program)
- Curah hujan tinggi
- Mental (Attitude)
Proyek/Satgas
Pengadaan
- Prosesnya "bertele-tele"
- Jumlah paket pengadaan
yang sangat banyak
- Rentang nilai pengadaan
sangat besar.
- Tidak berorientasi
pada performa.
Supervisor
- Skill kurang
- Man month terbatas
- Kurang memahami
dokumen kontrak
- Komposisi tim kurang
Produk
Pemeliharaan
Aset Jalan Tol
- Mutu rendah
- Dimensi kurang
- Addendum
waktu dan biaya
besar.
- Kelengkapan
produk kurang
- Kelengkapan
dokumen kurang
Kontraktor
- Klasifikasi kontraktor
- Sistem sub kontraktor
- Tender arisan
- Kemampuan teknis
kurang
- Banting harga
- Kerusakan dini
- Biaya pml besar
dan tidak terpola
- Tidak optimal
Semua pihak yang terlibat dalam proses pemeliharaan jalan tol memiliki kontribusi terhadap
pencapaian sasaran produk pemeliharaan jalan tol yang tidak sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan.
Secara garis besar permasalahan pemeliharaan jalan tol dapat dikelompokan ke dalam 3
(tiga) kelompok permasalahan, yaitu:
1. Program/desain.
2. Proses pengadaan.
3. Pengendalian pelaksanaan.
proses pengadaan memakan waktu yang cukup lama sehingga pelaksanaan fisik
pekerjaan pemeliharaan seringkali mundur dari rencana jadwal;
jumlah paket pengadaan sangat banyak, dengan rentang nilai yang sangat besar;
Jalan
Tol
(P2JT)/Satgas
Cabang,
Konsultan
Supervisi,
dan
II. PEMBAHASAN
2.1 Sasaran Bidang Pemeliharaan
Sasaran pokok pemeliharaan jalan tol yang utama adalah mewujudkan kinerja jalan tol yang
memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) dengan indikator:
Selain itu juga harus dipenuhi standar pelayanan yang berkaitan dengan pemeliharaan jalan
tol yaitu pemenuhan kondisi marka jalan 100% dengan reflektivitas >80%, serta kondisi 100%
untuk penerangan jalan umum (PJU) wilayah perkotaan dan pagar rumija.
Secara teoritis, teknik pencapaian efisiensi yang digunakan adalah mencari titik optimal
antara kinerja yang diinginkan (reliabilitas kondisi jalan tol) dan biaya yang harus dikeluarkan
untuk mencapai standar minimal kinerja jalan tol. Secara grafis konsep ini dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar
2. Konsep
Optimalis
asi
Pemelihar
aan Aset
Jalan Tol
Semakin
tinggi
intensitas
pemelihar
aan yang dilakukan, semakin tinggi biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan, namun
risiko kerusakan struktur menurun sehingga biaya perbaikan kerusakan struktur juga
menurun. Sebaliknya, semakin rendah intensitas pemeliharaan semakin rendah biaya
pemeliharaan namun biaya perbaikan kerusakan struktur meningkat (tinggi).
Titik optimum adalah kondisi yang di dalamnya biaya dan intensitas pemeliharaan berada
pada tingkat yang paling menguntungkan (optimum). Strategi pencapaian sasaran harus
menerapkan konsep ini.
Halaman | 4
Hasil inspeksi
lapangan
85 % Dana
tersedia
Kebutuhan
Pemeliharan
Aset Jalan Tol
MMS
Standar
pelayanan
Program
terseleksi
15 % Dana
tersedia
Saat ini pemanfaatan dana untuk perbaikan kerusakan minor sudah mulai diterapkan
dalam paket Perawatan Jalan Tol yang termasuk ke dalam Pekerjaan Pemeliharaan
Periodik Jalan Tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tahun 2007.
dressing
pada
permukaan
jalan
tol
yang
aspal
cenderung
mengalami
penuaan/ageing. Strategi ini akan mengurangi resiko kerusakan struktur yang lebih parah
yang nantinya membutuhkan biaya perbaikan struktur yang cukup besar.
2.2.3 Penyederhanaan Proses Pengadaan
Berdasarkan Keputusan Direksi No.01/KPTS-DIR/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Perusahaan, secara teoritis waktu yang dibutuhkan
untuk proses pelelangan/seleksi adalah 2 (dua) bulan, namun pada prakteknya sampai
dengan penandatanganan kontrak bisa memakan waktu kurang lebih 3 (tiga) bulan. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya prosedur yang harus dilalui, belum lagi banyaknya jumlah
kontrak yang harus diselesaikan, sehingga proses administrasi pengadaan memerlukan
waktu yang lama.
Halaman | 5
Halaman | 6
Secara umum, pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan selama ini menggunakan kontrak yang
terfokus kepada proses pelaksanaan pekerjaan dan volume pekerjaan yang dilaksanakan.
Dengan bentuk kontrak ini, perusahaan masih menanggung risiko hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh Kontraktor, di mana kontraktor tidak dibebani tanggung jawab untuk menjaga
performa selama masa layan produk yang dihasilkan.
Dalam sistem PBMC yang ideal, PT Jasa Marga (Persero) Tbk. membuat ikatan kontrak
kinerja dengan kontraktor pelaksana pekerjaan pemeliharaan jalan tol. Kontraktor
melakukan seluruh aktivitas pemeliharaan yang mencakup perencanaan dan penjadwalan
pekerjaan sampai dengan implementasi. PT Jasa Marga (Persero) Tbk. hanya melakukan
supervisi terhadap kinerja kontraktor dalam hal pemenuhan kinerja (tolok ukur), serta
melakukan verifikasi dan pembayaran setiap periode tertentu yang disepakati dalam
kontrak. Dengan sistem ini, pemakaian sumber daya menjadi lebih efisien. Kedua pihak, PT
Jasa Marga (Persero) Tbk. dan kontraktor menanggung risiko yang adil dan dengan
sendirinya akan ditemukan inovasi-inovasi baru di bidang teknologi pemeliharaan jalan tol.
Saat ini sistem PBMC telah mulai diberlakukan di lingkungan pekerjaan pemeliharaan jalan
tol yaitu dengan adanya kontrak Pekerjaan Pemeliharaan Periodik pada ruas-ruas jalan tol
yang dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dengan jaminan kinerja selama 2 (dua)
tahun. Namun sampai dengan saat ini, proses perencanaan masih dipegang penuh oleh
pihak pemberi tugas. Di masa mendatang, secara bertahap diharapkan PT Jasa Marga
(Persero)
Tbk.
dapat
mengimplementasikan
sistem
PBMC
secara
penuh,
dan
memperluasnya ke bidang selain pemeliharaan jalan tol, seperti pemeliharaan PJU dan
pagar rumija.
Halaman | 7
Permasalahan dalam pencapaian sasaran pemeliharaan aset jalan tol secara garis besar
terbagi atas 3 (tiga) kelompok yaitu masalah program/desain, proses pengadaan dan
pengendalian pelaksanaan.
Sasaran pokok pemeliharaan jalan tol yaitu mewujudkan kinerja jalan tol yang memenuhi
Standar Pelayanan Minimal (SPM), hanya akan terwujud apabila digunakan konsep
optimalisasi, yaitu mengupayakan pemeliharaan optimal berupa keuntungan maksimum
dengan batasan anggaran biaya pemeliharaan dan target kinerja kondisi aset yang
diinginkan.
Saat ini sistem PBMC telah mulai diberlakukan di lingkungan pekerjaan pemeliharaan
jalan tol namun proses perencanaan masih dipegang penuh oleh pihak pemberi tugas.
3.2. Saran
Untuk mempertajam peran dalam segi tiga fungsional secara periodik perlu dilaksanakan
pelatihan personil untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian dan wawasan terkini
(inovasi) dalam bidang pemeliharaan jalan tol.
Secara
bertahap
diharapkan
PT
Jasa
Marga
(Persero)
Tbk.
dapat
segera
Halaman | 9