id/lamanbahasa/artikel/1823
dilakukan
dalam
2. Baik: ada satu tata bahasa yang baik dan sejumlah tata bahasa yang
memadai, kamus, teks, sastra; rekaman audio dan video berkualitas tinggi
yang beranotasi jumlahnya memadai.
3. Cukup: mungkin ada tata bahasa yang memadai atau jumlahnya cukup,
kamus, dan teks, tetapi tidak ada media sehari-hari; rekaman audio dan
video mungkin ada dalam kualitas atau anotasi yang beragam.
4. Taklengkap: ada beberapa sketsa tata bahasa, senarai kata, teks yang
bermanfaat untuk penelitian bahasa, tetapi cakupannya kurang; rekaman
audio dan video mungkin ada dengan kualitas yang bervariasi, dengan atau
tanpa anotasi.
5. Kurang: hanya sedikit sketsa tata bahasa, sedikit senarai kata, dan teks yang
taklengkap; rekaman audio dan video tidak ada, tidak dapat dipakai, atau
tidak beranotasi.
6. Tanpa dokumentasi: tidak ada bahan.
Dengan diketahui keadaan dokumentasi suatu bahasa, tahap selanjutnya dapat
dirancang tugas khusus dan memungkinkan untuk mendesain proyek penelitian
bersama-sama dengan anggota masyarakat tutur suatu bahasa.
Pendokumentasian bahasa
Pendokumentasian bahasa belakangan ini gencar dilakukan oleh para peneliti
bahasa. Hal itu dilakukan mengingat banyak bahasa yang masih dituturkan pada
saat ini terancam kepunahan. Jika satu bahasa punah, tentu tidak mungkin
dilakukan pengecekan data terhadap penutur jati dan tidak mngkin pula dilakukan
pengumpulan sejumlah data tambahan. Dalam hal ini, dokumentasi bahasa tidak
hanya dianggap sebagai repositori data untuk penelitian ilmiah, tetapi dokumentasi
bahasa juga berperan penting dalam pemertahanan bahasa.
Himmelmann (2006: 15) berpendapat bahwa dokumentasi bahasa adalah
rekaman bahasa yang bersifat multiguna dan kekal. Multiguna dalam konteks itu
berarti bahwa dokumentasi bahasa meliputi rekaman sebanyak mungkin dan
beragam yang mencakup semua aspek bahasa. Dengan kata lain, dokumentasi
bahasa idealnya berisi semua register dan ragam, bukti bahasa sebagai praktik
sosial dan kecakapan kognitif, serta mencakup contoh penggunaan bahasa lisan
dan tulisan. Sementara itu, sifat dokumentasi bahasa yang kekal mengandung
perspektif jangka panjang yang dapat menjangkau masalah dan isu kebahasan di
masa yang akan datang. Jadi, tujuan pendokumentasian bahasa bukanlah
pembuatan rekaman yang sifatnya jangka pendek untuk tujuan-tujuan khusus
ataupun untuk kelompok-kelompok tertentu. Oleh karena itu, dokumentasi bahasa
yang ideal adalah rekaman yang dapat digunakan untuk generasi selanjutnya dan
masyarakat penutur yaang identitasnya masih belum diketahui dan yang ingin juga
mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan yang belum muncul pada saat
pendokumentasian dilakukan. Bentuk dokumentasi bahasa yang dimaksud adalah
berupa korpus data primer yang komprehensif.
Pendokumentasian bahasa termasuk dalam cabang linguistik dokumenter
(documentary linguistics). Dalam pandangan tradisional (linguistik struktural),
pendokumentasian bahasa pada dasarnya adalah menyusun tata bahasa, kamus,
Daftar Pustaka
Arka, I Wayan. 2013. Language Management and Minority Language Maintenance.
Dalam Language Documentation & Conservation vol. 7
Austin, Peter K. 2006. Data and Language Documentation. Dalam Jost Gippert,
Nikolaus P. Himmelmann, dan Ulrike Mosel, eds, Essentials of Language
Documentation. Berlin: Walter de Gruyter.