Anda di halaman 1dari 11

Sedimentasi Material Asal Batubara

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah


Geologi Batubara

Disusun Oleh :
Muhammad Teguh
NPM 270110130089
Kelas / Semester : A/ 5

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015

Daftar Isi
Hal
Bab I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
3. Tujuan........................................................................................................................1
Bab II ISI
1. Material Asal Batubara..............................................................................................2
Bab III PENUTUP
1. Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari
karbon, hidrogen dan oksigen.
Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
B. Rumusan Makalah
1. Apa pengertian dari batubara?
2. Bagaimana sedimentasi batubara?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian batubara.
2. Untuk mengetahui sedimentasi batubara.

BAB 2
ISI
2.1 Sedimentasi Material Asal Batubara
2.1.1

Definisi Batubara dan Sedimentasi Material Asal Batubara


Batubara adalah batuan sedimen yang mudah terbakar dimana lebih dari 50%-

70%

volumenya

merupakan

bahan

organik

yang

merupakan

material

karbonan(Raharjo,2007). Bahan utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa


jejak kulitpohon, daun, akar, struktur kayu, spora, dammar, dan lain-lain. Selanjutnya
bahanorganik

tersebut

mengalami

pembusukan

(dekomposisi)

sehingga

menyebabkanperubahan sifst-sifat fisik maupun kimia baik sebelum ataupun sesudah


tertutup olehendapan lainnya. Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon (C),
hidrogen

(H2),oksigen (O2). Analisa unsur memberikan rumus empiris seperti

C137H97O9NS untukbituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit.


Batubara termasuk dalam golongan batuan sedimen nonklastik yang dapat
terbakar dan menghasilkan energi. Ganesa batubara berasal dari tumbuhan yang tidak
mengalami proses pembusukan dan penghancuran yang sempurna karena adanya
bakteri anaerob, berwarna coklat sampai hitam yang sejak pengendapannya terkena
proses fisika dan kimia, yang mana mengakibatkan pengayaan kandungan karbon.
Batubara termasuk dalam batuan sedimen yang terbentuk akibat pembusukan
sisa-sisa tumbuhan yang terjadi selama puluhan atau jutaan tahun. Sesuai dengan
bahan asalnya batubara terdiri dari elemen-elemen arang (karbon), oksigen, belerang,
hidrogen dan beberapa mineral logam dalam bentuk dan jumlah bayangan (traces).
Batubara merupakan mineral bahan bakar (fuel mineral), yang berasal dari
tumbuhan-tumbuhan yang hidup dan kemudian mati secara insitu. Dibuktikan dengan
terdapatnya akar dan batang pada lempung yang biasanya berada diatas(roof) dan
bawah(floor) lapisan batubara.
Setelah 68 tahun (1913-1981), dengan berkembangnya ilmu perbatubaraan
Elliott, 1981, menjawab bahwa batubara adalah batuan atau mineral yang secara
kimia dan fisika adalah heterogen yang mengandung unsur-unsur karbon (C)
hidrogen(H) dan oksigen (O) sebagai unsur utama dan belerang(S) serta nitrogen (N)
sebagai unsur tambahan. Zat lain yaitu senyawa anorganik pembentuk abu (ash)
tersebar sebagai partikel zat mineral terpisah-pisah diseluruh senyawa batubara.
2.1.2 Material Penyusun Batubara

1. Maseral
teramati

merupakan

bagian

terkecil

dari

batubara

yang

bisa

dengan mikroskop. Maseral dikelompokkan berdasarkan tumbuhan atau

bagian tumbuhanpenyusunnya menjadi tiga grup, yakni:


a. Vitrinit ialah hasil dari proses pembatubaraan materi humic yang berasal
dariselulosa (C6H10O5) dan lignin dinding sel tumbuhan yang mengandung
serat kayu(woody
adalah

bahan

tissues)

seperti

batang,

akar,

dan

daun.

Vitrinit

utama 30penyusun batubara di Indonesia (80%). Di bawah

mikroskop, kelompok maseralini memperlihatkan

warna pantul yang lebih

terang daripada kelompok liptinite,namun lebih gelap dari kelompok inertinite,


berwarna mulai dari abuabu tuahingga abuabu terang. Kenampakan di bawah
mikroskop tergantung dari tingkatpembatubaraannya (rank), semakin tinggi
tingkat pembatubaraan maka warnanyaakan semakin terang. Kelompok vitrinite
mengandung unsur hidrogen dan zatterbang yang persentasenya berada diantara
inertinite dan liptinite. Mempunyaiberat jenis 1,31,8 dan kandungan oksigen
yang tinggi serta kandungan volatillematter sekitar 35,75%.
b. Liptinit, Liptinit tidak berasal dari materi yang dapat terhumifikasikan
melainkanberasal dari sisa tumbuhan atau dari dari jenis tanaman tingkat rendah
seperti spora, ganggang (algae), kutikula, getah tanaman (resin) dan serbuk sari
(pollen).Berdasarkan morfologi dan bahan asalnya, kelompok liptinite
dibedakan menjadi sporinite (spora dan butiran pollen), cutinite (kutikula),
resinite (resin/damar),exudatinite (maseral sekunder yang berasal dari getah
maseral liptinite lainnyayang
suberinite

(kulit

kayu/serat

keluar

pada

proses

pembatubaraan),

gabus),fluorinite (degradasi dari resinite),

liptodetrinite (detritus dari maseral liptinitelainnya), alginite (ganggang) dan


bituminite (degradasi material algae).Relatif kaya dengan ikatan alifatik
sehingga kaya akan hidrogen atau bisa jugasekunder, terjadi selama proses
pembatubaraan dari bitumen. Sifat optisnya yaknimemiliki reflektivitas rendah
dan fluoresense tinggi, dari liptinit mulai gambut danbatubara
rendah sampai pada

pada

rank

batubara sub bituminus relatif stabil(Taylor et.al.,

1998). Di bawah mikroskop, kelompok liptinite menunjukkan warnakuning


muda hingga kuning tua di bawah sinar fluoresence, sedangkan di bawahsinar
biasa kelompok ini terlihat berwarna abu-abu sampai gelap. Liptinit
mempunyai berat jenis 1,01,3 dan kandungan hidrogen yang paling

tinggidibanding dengan maseral lain, sedang kandungan volatille matter sekitar


66%.
c. Inertinit, Inertinit disusun dari materi yang sama dengan vitrinit dan liptinit
tetapi dengan proses dasar yang berbeda. Kelompok inertinite diduga
berasal dari tumbuhan yang sudah terbakar dan sebagian lagi berasal dari hasil
proses oksidasi maseral lainnya atau proses decarboxylation yang disebabkan
oleh jamur dan bakteri. Kelompok ini mengandung unsur hidrogen paling
rendah dan karakteristik utamanya adalah reflektansi yang tinggi diantara dua
kelompok lainnya.Pemanasan

pada

awal

penggambutan

inertinit

kaya

Sifat

khas

inertinit

tinggi,

sedikit

akan karbon.
atau

menyebabkan

adalah

reflektivitas

tanpa flouresense, kandungan hidrogen, aromatis kuat

karena beberapa penyebab, seperti pembakaran (charring), mouldering dan


penghancuran oleh jamur, gelifikasi biokimia dan oksidasi serat tumbuhan.
Sebagian besar inertinit sudah pada bagian awal
Inertinit

mempunyai

berat

jenis

1,52,0

proses

pembatubaraan.

dan kandungan karbon yang

paling tinggi dibanding maseral lain serta kandungan volattile matter sekitar
22,9%. Maseral menghasilkan materi yang mudah menguap(volatile matter).
Materi ini banyak dihasilkan oleh liptinit yaitu sekitar 66%sedangkan vitrinit
menghasilkan 35,75% dan inertinit menghasilkan 22,9%.
2. Mikrolitotip merupakan asosiasi antara satu dan lebih

maseral

lain.

Adapunsusunan komposisinya sebagai berikut :


a. Monomaseral Vitrite > 95%
Liptite L > 95%
Inertite I > 95%.
b. Bimaseral Clarite V+L > 95%
Vitrinertite V+I >95%
Durite I+L > 95%.
c. Trimaseral Duroclarite V > I,L
Vitrinertoliptite L > I,V
Clorodurite I > V,L.
3. Litotip ditujukan

untuk

membedakan

secara

makroskopi

penyusun

lapisanbatubara berdasarkan kilap, warna dan tipe perlapisannya. Ada enam litotip
yang dibagi menjadi dua tipe berdasarkan genesa, unsur kimia dan petrografinya.
Tipe Humic Coal dibentuk oleh vegetasi yang tumbuh di atas permukaan tanah
atau air(rawa). Tipe Spropelic Coal terbentuk dari akumulasi pengendapan vegetasi
yangmengambang di bawah permukaan air, seperti alga.Adapun

materi

anorganik yang menyusun batubara menurut pembentukannya dibagi dalam


3 kategori, yaitu:
1. Syngenetic anorganik matter. Merupakan materi anorganik yang berasal dari
tumbuhan pembentuk batubara.Contoh: Silika.
2. Syngenetic inorganic/organic complexs. Materi anorganik yang terbentuk selama
tahap awal penggambutan, berasal dari luar
angin

kedalam

gambut.

Contoh:

yang

terbawa

oleh

Mineralzirkon(ZrSiO4)

dan

air

atau

pertukaran

hidrogen dalam karbonat menjadi kalsiumkarbonat.


3. Epigenetic minerals. Terbentuk setelah proses konsolidasi batubara oleh kristalisasi
dalam rekahan atau lubang atau oleh alterasi mineral yang terendapkan secara
primer. Contoh: Piritdan mineral karbonat.
2.1.3

Material Pembentuk Batubara,


Hampir seluruh pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis

tumbuhan pembentuk batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah


sebagai berikut:
1. Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal.
Sangat

sedikit

endapan

batubara

dari

perioda

ini.

2. Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga.
Sedikit

endapan

batubara

dari

perioda

ini.

3. Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk
batubara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga
dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
4. Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur
Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus,
mengandung

kadar

getah

(resin)

tinggi.

Jenis

Pteridospermae

seperti

gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti


di Australia, India dan Afrika.
5. Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern,
buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
2.1.4

Lingkungan Pengendapan Batubara

Pembentukan batubara terjadi pada kondisi reduksi di daerah rawa-rawa lebih


dari 90% batubara di dunia terbentuk pada lingkungan paralik. Daerah seperti ini
dapat dijumpai di dataran pantai, laguna, delta, dan fluviatil.
Di dataran pantai, pengendapan batubara terjadi pada rawa-rawa di lelakang
pematang pasir pantai yang berasosiasi dengan sistem laguna ke arah darat. Di
daerah ini tidak berhubungan dengan laut terbuka sehingga efek oksidasi au laut
tidak ada sehingga menunjang pada pembentukan batubara di daerah rawa-rawa
pantai.
Pada lingkungan delta, batubara terbentuk di backswamp clan delta plain.
Sedangkan di delta front dan prodelta tidak terbentuk batubara disebabkan oleh
adanya pengaruh air laut yang besar clan berada di bawah permulcaan air laut.
Pada lingkungan fluviatil terjadi pada rawa-rawa dataran banjir atau ,th.alplain dan belakang tanggul alam atau natural levee dari sistem sungai yang areander. Umumnya batubara di lingkungan ini berbentuk lensa-lensa karena membaii
ke segala arah mengikuti bentuk cekungan limpahnya.
1.

Endapan

Batubara

Paralik

Lingkungan paralik terbagi ke dalam 3 sub lingkungan, yakni endapan lmuhara


belakang pematang (back barrier), endapan batubara delta, endapan Dwubara
antar delta dan dataran pantai (Bustin, Cameron, Grieve, dan Kalkreuth,
Ketiganya mempunyai bentuk lapisan tersendiri, akan tetapi pada , wnumnya
tipis-tipis, tidak menerus secara lateral, mengandung kadar sulfur, abu dar.
nitrogen yang tinggi.
2.

Endapan

Batubara

Belakang

Pematang

(back

barrier)

Batubara belakang pematang terakumulasi ke arah darat dari pulau-pulau


pcmatang (barrier island) yang telah ada sebelumnya dan terbentuk sebagai
ai.:hat dari pengisian laguna. Kemudian terjadi proses pendangkalan cekungan
antar pulau-pulau bar sehingga material yang diendapkan pada umumnya
tergolong ke dalam klastika halus seperti batulempung sisipan batupasir dan
batugamping. Selanjutnya terbentuk rawa-rawa air asin dan pada keadaan ini
cn.iapan sedimen dipengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga moluska dapat
berkembang dengan baik sebab terjadi pelemparan oleh ombak dari laut terbuka
le laguna yang membawa materi organik sebagai makanan yang baik bagi
penghuni laguna. Sedangkan endapan sedimen yang berkembang pada
umumnya tcrdiri dari perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan

batubara dan batugamping. Struktur sedimen yang berkembang ialah lapisan


bersusun, silang siur dan laminasi halus. Endapan batubara terbentuk akibat dari
meluasnya permukaan rawa dari pulau-pulau gambut (marsh) yang ditumbuhi
oleh tumbuhan air tawar.
3.

Endapan

Batubara

Delta

Berdasarkan bentuk dataran deltanya, batubara daerah ini terbentuk pada


beberapa sub lingkungan yakni delta yang dipengaruhi sungai, gelombang
pasang surut. dataran delta bawah dan atas, dan dataran aluvium. Kecepatan
pengendapan sangat berpengaruh pada penyebaran dan ketebalan endapan
batubara. Batubara daerah ini tidak menerus secara lateral akibat dari perubahan
fasies yang relatif pendek dan cepat yang disebabkan oleh kemiringan yang
tajam sehingga ketebalan dan kualitasnya bervariasi. Pada umumnya batubara
tersebut berasal dari alang-alang dan tumbuhan paku.
4.

Endapan

Batubara

Antar

Delta

dan

Dataran

Pantai

Batubara daerah ini terbentuk pada daerah rawa yang berkembang di :jerah
pantai yang tenang dengan water table tinggi dan pengaruh endapan liaaik
sangat kecil. Daerah rawa pantai biasanya banyak ditumbuhi oleh :umbuhan air
tawar dan air payau. Batubara ini pada umumnya tipis-tipis dan secara lateral
tidak

lebih

dari

km.

Batubara lingkungan ini kaya akan abu, sulfur, nitrogen, dan mengandung fosil
laut. Di daerah tropis biasanya terbentuk dari bakau dan kaya sulfur. Kandungan
sulfur tinggi akibat oleh naiknya ion sulfat dari air laut dan oleh salinitas bakteri
anaerobik.

Cekungan Pengendapan Batubara

Pada Zona Tumbuka

BAB 3
KESIMPULAN
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat
fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara
http://www.scribd.com/doc/54111008/Sifat-Fisik-Batubara#scribd
Charles V. Nielsen and George F. Richardson. 1982 Keystone Coal Industry Manual (1982)

Anda mungkin juga menyukai