A.
Pengertian Ekonomi
Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang
pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan
tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,
konsumsi dan atau distribusi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ekonomi menurut beberapa ahli:
Adam Smith
Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara
Mill J. S
Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan
Abraham Maslow
Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan
masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala
sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam
suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
Hermawan Kartajaya
Ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat diatasnya.
Paul A. Samuelson
Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya
untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai
komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Bila membicarakan tentang ekonomi, secara otomatis kita juga akan
membicarakan mengenai ilmu ekonomi dimana ilmu ekonomi merupakan sebuah ilmu
kajian yang membahsa dan memperlajari tentang ekonomi itu sendiri. Secara umum,
ilmu ekonomi dibagi menjadi 2. yaitu ilmu ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro.
Ilmu ekonomi makro mempelajari perilaku ekonomi sebagai keseluruhan
tentang kehidupan ekonomi dan ilmu ekonomi mikro lebih memfokuskan pada
B.
1.1.
Pengertian Kelangkaan
Semua kebutuhan manusia yang semakin beragam diawali dengan jenis
kebutuhan yang sederhana, yang pada masa saat ini sangat mudah diperoleh. Sebagai
homo economicus, keinginan manusia tidak terbatas. Sifat ketidakpuasan yang menjadi
sifat dasar manusia membuatnya selalu menginginkan berbagai keperluan bagi
hidupnya supaya ia lebih makmur senantiasa, padahal apa yang diinginkan itu bukan
kebutuhan yang penting. Di sinilah kita mengenal perbedaan kata keinginan (wants) dan
kebutuhan (needs).
Kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas itu dapat mewujud
menjadi permintaan yang terbatas (unlimited demand). Tetapi kita harus sadar bahwa
apabila seluruh kebutuhan dan keinginan manusia harus dipenuhi, maka harus
disediakan pula barang dan jasa yang tidak terbatas. Hal ini menjadi mungkin apabila
tersedia sumber daya yang tidak terbatas. Sayangnya, sumber daya yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia (antara lain tanah, tenaga kerja, modal,
dan kewirausahaan ) terbatas jumlahnya (limited resources). Sumber daya yang terbatas
disebut pula dengan faktor-faktor produksi yang terdiri: tanah (land), tenaga kerja
(labour), modal (capital), dan kewirausahaan (entrepreneur). Semua faktor produksi ini
terbatas jumlahnya, dan keterbatasan faktor-faktor produksi ini dinamakan dengan
kelangkaan (scarcity).
Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelangkaan adalah
ketidakmampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang berupa faktorfaktor produksi (faktor-faktor yang diperlukan dalam proses produksi).
1.2.
c.
Keserakahan manusia
Sifat manusia yang serakah bisa mengakibatkan kelangkaan barang dan jasa.
Contoh: Penebangan hutan secara liar dan tidak terkontrol pada akhirnya dapat
memusnahkan hutan itu sendiri. Padahal hutan berfungsi sebagai faktor
produksi alam yang bisa menghasilkan barang, seperti kertas, kayu lapis,
mebel, pensil, dan lain-lain. Hutan juga bisa menghasilkan jasa, seperti sebagai
tempat rekreasi, tempat penelitian, tempat perlindungan satwa liar, dan lainlain. Pemusnahan hutan berarti memusnahkan barang dan jasa.
d.
e.
Bencana alam
Barang dan jasa pada satu saat bisa hilang atau rusak bila terkena bencana
alam. Berhektar-hektar padi bisa puso atau rusak terkena bencana banjir.
Puluhan ribu rumah, gedung, kantor, sekolah yang menyediakan barang dan
jasa bisa hancur seketika terkena gempa bumi. Ini berarti bencana alam
menyebabkan barang dan jasa bersifat langka.
f.
h.
1.3.
Masalah Ekonomi
Kelangkaan sumber daya
bagaimana agar sumber daya yang ada dapat digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa secara cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia. Karena tidak seluruh
alat pemuas kebutuhan dapat diproduksi dengan sumber daya yang ada, maka manusia
harus memutuskan (a) apa yang harus diproduksi. Kemudian, karena barang dan jasa
yang akan diproduksi tidak mungkin dihasilkan dalam jumlah tak terbatas, maka
manusia harus menentukan (b)berapa banyak suatu barang atau jasa harus diproduksi.
Akhirnya, karena jenis barang dan jasa yang diproduksi hanya terbatas dan dalam
jumlah yang terbatas, maka manusia juga harus memutuskan (c) kepada siapa hasil
produksi tersebut diserahkan. Ketiga keputusan di atas merupakan inti dari ilmu
ekonomi atau merupakan masalah ekonomi.
Meskipun sumber daya yang ada dimuka bumi ini bersifat langka, tetapi
kadangkala suatu barang atau jasa dapat diperoleh secara gratis atau tanpa pengorbanan.
Barang seperti ini disebut barang bebas (free good). Contohnya adalah oksigen di
udara. Sistem atmosfir bumi menghasilkan oksigen dan oksigen merupakan benda
pemuas kebutuhan manusia yang dapat diperoleh tanpa membayar atau melakukan
pengorbanan ekonomi. Akan tetapi, sifat kelangkaan sumber daya kadangkala berubah
karena tempat, waktu, atau perubahan bentuk. Pasir di gurun adalah barang bebas (free
goods), tetapi pasir yang akan digunakan untuk membangun rumah merupakan barang
langka. Demikian juga oksigen yang dapat dihirup dari udara bebas tanpa harus
membayar. Jika oksigen telah dimasukkan ke dalam tabung untuk pertolongan pasien
rumah sakit, maka oksigen telah menjadi barang langka. Barang langka seringkali
disebut sebagai barang ekonomi (economic goods).
Manusia sebagai salah satu pemakai dari sumber daya yang ada di bumi ini,
sudah sebaiknya bertanggungjawab dalam pemakaiannya karena apabila kita memakai
sumber daya dengan tidak memeperhatikan kegunaannya secara utuh, maka dapat
berdampak makin berkurangnya sumber daya tersebut sehingga sulit untuk dicari
(kelangkaan sumber daya).
1.4.
1.
Untuk
negara
yang
menganut
sistem
ekonomi
komando,
untuk
c.
Untuk
negara
yang
menganut
sistem
ekonomi
campuran,
untuk
Untuk
negara
yang
menganut
sistem
ekonomi
komando,
untuk
c.
3.
a.
b.
Untuk negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, masala untuk siapa
barang dan jasa diproduksi dipecahkan melalui mekanisme harga. Para
produsen hanya akan memproduksi barang yang diinginkan orang tersebut.
Pemeliharaan sistem dalam suatu perekonomian kapitalis dijamin oleh
harga-harga keluaran yang biasanya cukup tinggi, sehingga produsen
mampu menutup bukan hanya pengeluaran produk sehari-harinya tetapi
juga penyusutan barang-barang modal dan perolehan keuntungannya.
Dalam arti luas, mekanisme harga juga menentukan tingkat pertumbuhan
ekonominya.
c.
(equity)
dan
keadilan
(fairness),
pemerintah
biasanya
b.
kita dapat menentukan kebutuhan apa saja yang perlu segera dipenuhi dan
mana yang masih bisa ditunda pemenuhannya.
2.
c.
Memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan efektif serta menggali
yang belum terangkat.. Kegiatan ini perlu dilakukan agar sumber daya yang
ada tidak cepat rusak atau puna dan yang baru dapat dimanfaatkan secara
optimal. Contohnya : memperbaiki barang yang rusak.
2.
Menyelenggarakan
pendidikan
dan
pelatihan
ketrampilan
untuk
d.
e.
f.
1.6.
berarti kita melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi adalah kegiatan yang
dilakukan manusia untuk memperoleh barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan
hidup. Membuat pilihan ekonomi berarti kita berusaha mendapatkan kenikmatan yang
sebesar-besarnya dari kebutuhan yang hendak kita penuhi. Manusia melakukan pilihan
dikarenakan jumlah barang dan jasa benda pemuas kebutuhan terbatas, sedangkan jenis
dan jumlah kebutuhantidak terbatas. Memilih berarti mempertimbangkan kebutuhan
mana yang kita penuhi terlebih dahulu dan kebutuhan mana yang hendak di tunda atau
kita korbankan. Ini juga berarti ada kesempatan yang hilang terhadap kebutuhan barang
yang lain, atau dengan kata lain, untuk mendapatkan sesuatu, orang harus melepaskan
sesuatu.
Ketika Anda mengambil suatu pilihan maka ada pilihan lain yang Anda
korbankan. Pengorbanan semacam ini oleh para ahli ekonomi disebut sebagai biaya
peluang atau biaya opportunitas (opportunity cost) atau biaya implisit, ada juga biaya
eksplisit yaitu biaya sehari-hari. Jadi biaya peluang adalah bahwa suatu sumber daya
yang sudah digunakan untuk tujuan tertentu, tidak dapat sekaligus digunakan untuk
tujuan yang lain. Persoalan memilih dan mempertimbangkan antara pengorbanan dan
hasil tersebut dapat dijelaskan dengan contoh sederhana sebagai berikut, apabila waktu
Anda dipergunakan untuk sekolah, maka Anda harus melepaskan atau mengorbankan
kesempatan untuk mencari penghasilan (uang).
1.7.
Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi adalah tindakan manusia dengan mengeluarkan pengorbanan
terbuka yang paling minimal untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam
melakukan kegiatan ekonomi orang berpedoman pada prinsip ekonomi, karena
kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhan jumlahnya
terbatas. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, orang harus bertindak berdasarkan etika
dan rasional. Tindakan ekonomi berdasarkan etika berkaitan dengan cara-cara atau
proses pencapaian tujuan yang positif. Sedangkan tindakan rasional berkaitan dengan
tindakan hemat atau efisien. Ukuran hemat dikaitkan dengan membandingkan antara
pengorbanan yang dikeluarkan dengan manfaaat yang diperoleh. Jadi, hemat atau
efisien itu merupakan dasar bertindak ekonomi.
1.8.
merupakan orang Amerika pertama yang menerima Hadiah Nobel Ekonomi pada tahun
1970. Dia juga seorang penasehat ekonomi kepada Presiden Amerika, John F. Kennedy
selama bertahun-tahun. Hal ini juga disebut kurva transformasi karena sementara
bergerak turun kurva, kita berada dalam efek yang mentransfer yang baik
(mengucapkan A) ke dalam suatu barang (katakanlah B yang baik) dengan tepat
menggeser sumber daya dari satu ke yang lain baik. Poin luar PPC dikatakan teknologi
tidak layak atau didapat.
Ini adalah konsep ekonomi yang penting sejauh tersedia (terbatas) sumber daya
yang terbatas dan peluang produksi (pilihan) yang bersangkutan.Tujuan setiap negara
akan menghasilkan komoditi yang dapat dijual di dalam negeri dan di pasar
internasional dengan harga yang menguntungkan.Dengan kata lain, barang-barang yang
tepat harus diproduksi dengan input faktor yang tepat pada waktu yang tepat.
Definisi
Produksi Kemungkinan Curve (PPC) adalah kurva yang menunjukkan
kemungkinan kombinasi dari dua barang ekonomi ekonomi dapat menghasilkan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia. Hal ini kadang-kadang disebut Produksi
Kemungkinan Frontier, Produksi Kemungkinan Batas dan Transformasi Curve sebagai
konsep menggambarkan kapasitas produktif potensi ekonomi.
Asumsi dari konsep - PPC
Para ekonom mengkritik konsep PPC dengan alasan yang berbeda karena
didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu seperti;
1.
2.
3.
4.
5.
PPC ditarik asalkan negara teknologi diberikan dan tetap konstan selama periode
tersebut.
6.
7.
8.
Hal ini juga diasumsikan bahwa produksi hanya berkaitan dengan periode
pendek daripada jangka panjang.
2.
3.
Ketiga, mengarah pada alokasi sumber daya yang efisien ekonomi yang
langka. Lebih banyak sumber daya harus dialihkan ke komoditas yang ekonomi
menuntut lebih dari komoditas lain.
4.
5.
Hal ini sangat berguna dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial masyarakat.
6.
Last but not least, PPC dapat digunakan oleh produsen untuk membuat
keputusan mereka mengenai penggunaan faktor-faktor produksi dan membantu
dalam penentuan biaya produksi.
PPC, oleh karena itu, menunjukkan pengangguran sumber daya, Kemajuan
2.
3.
Efisien
peruntukan
barang
yang
diproduksi
di
kalangan
konsumen.
Biasanya konsep ini diterapkan untuk masing-masing negara. Juga konsep ini
2.1
Masalah Kependudukan
Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat
usaha untuk mengelola ledakan penduduk dengan baik, yang merupakan bahaya besar.
Jumlah penduduk yang tidak terkendali akan mendatangkan sejumlah persoalan, seperti
pengangguran dan dampak sosial lain. Pernyataan ini mengemuka dalam Roundtable
Discussion memperingati Hari Kependudukan Sedunia 11 Juli 2004 lalu di Hotel
Borodudur Jakarta. Diskusi yang diselenggarakan Ikatan Peminat dan Ahli Demografi
(IPADI) dihadiri ketua IPADI HM Rozy Munir, Sekretaris Wakil Presiden RI Prof Dr
Prijono Tjiptoherijanto, Kepala BKKBN Dr Sumarjati Arjoso, Kepala BKKBN DKI
Jakarta Dra Kasmiyati MSc dan sejumlah pakar bidang kependudukan.
Menurut Prof Dr Prijono Tjiptoherijanto, krisis ekonomi telah mengendurkan
perhatian orang terhadap program keluarga berencana. Karena, ketika krisis alat
kontrasepsi menjadi barang mahal, banyak peserta KB yang tidak mampu lagi untuk
mendapatkan alat dan obat kontrasepsi. Alat kontrasepsi yang awalnya mudah
didapatkan sekarang harus membeli sehingga banyak di antara peserta KB mandiri yang
tidak dapat lagi menyediakan alat kontrasepsi. Untuk itu perhatian pemerintah harus
menjadi bagian dari kebijakan yang menyeluruh. Political will menjadi sangat penting
seiring dengan era otonomi daerah, tegasnya sambil mengemukakan, calon presiden
yang tampil tidak satupun yang mengedepankan visi dan misi kependudukan.
Untuk itu pihaknya mendesak organisasi profesi untuk menyampaikan pokok
pikiran berkaitan dengan kelembagaan kependudukan. Selama ini calon presiden hanya
a.
a.
yang
signifikan
terhadap
kesejahteraan penduduk.
c.
Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat
kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung
dengan dua cara, yaitu:
Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang
menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode.
Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang
menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi
atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
b. Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada
periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat
diketahui melalui tiga cara, yaitu:
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang
menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu
perseribu penduduk dalam kelompok yang sama.
Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang
menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang lahir
hidup.
Besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh faktor pendorong dan
faktor penghambat kelahiran. Sedangkan tinggi rendahnya angka kematian
penduduk dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat kematian
faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) Pernikahan usia dini (usia muda).
4) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan
dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak lakilaki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
5) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum
memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
1) Adanya program Keluarga Berencana (KB).
2) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi PNS.
4) Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.
Faktor pendorong kematian (promortalitas)
1) Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
2) Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
3) Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
4) Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
5) Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
Faktor penghambat kematian (antimortalitas)
1) Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
2) Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
3) Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit
dapat diobati.
4) Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan
tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal
tersebut.
c. Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat
ke tempat lain. Terdiri dari :
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi,
dan remigrasi.
Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah
negara.
Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana.
Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya.
bahwa.
Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret
hitung.
teori
kependudukan
Malthus
memiliki
kelemahan-kelemahan,
diantaranya:
1. Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah
salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien.
Kenyataan dalamsetelah Malthus menunjukkan bahwa perbaikan teknologi
pertanian seperti penggunaan pupuk buatan, pemakaian pestisida, dan irigasi
yang efisien menghasilakan peningkatan produktivitas.
2. Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi
unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada
peningkatan tingkat hidup.
Sedangkan dalam ruang ketahanan pangan, untuk pertama kali hubungan antara
pangan dan penduduk teori Malthus untuk pertama kali hubungan antara pangan dan
penduduk dibicarakan secara sistematis oleh Malthus sekitar abad ke-19. Namun pada
hakekatnya masalah pangan telah ada pada masa-masa sebelumnya.Di berbagai negeri,
masa-masa makmur sering diselingi oleh kekurangan pangan atau bahkan kelaparan
masal yang merenggut banyak jiwa manusia.
Banyak faktor penyebab lemahnya ketahanan pangan nasional yang berakhir
pada ironi bangsa. Dengan SDA memadai serta luas lahan pertanian sebesar 107 juta
hektar dari total luasdaratan Indonesia sekitar 192 juta hektar, ternyata masih
menyimpan cerita-cerita pilu. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (2002), tidak
termasuk Maluku dan Papua, sekitar 43,19 juta hektar telah digunakan untuk lahan
sawah, perkebunan, pekarangan, tambak dan lading; lebih kurang 2,4 juta hektar untuk
padang rumput, sedangkan 8,9 juta hektar untuk tanaman kayu-kayuan; dan lahan yang
tidak diusahakan seluas 10,3 juta hektar (Republika, 16/6/2006).
Faktor tersebut antara lain tidak berimbangnya produksi pangan dengan populasi
penduduk. Aksioma Robert Malthus tentang deret ukur dan deret hitung agaknya dapat
dirujuk di sini. Kendati tidak berlaku pada seluruh negara, tapi bagi negara berkembang
yang sering dilanda kasus pangan, Malthus mendekati benar. Konon 10% anak-anak di
negara berkembang meninggal sebelum mereka berusia lima tahun. Kebanyakan dari
kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat penderita tidak
mendapatkan makanan yang cukup. Sering kali hal ini terjadi karena kemiskinan yang
parah.
Terancam kelaparan saat ini, diantaranya 4,35 juta tinggal di Jawa Barat.
Ancaman kelaparan ini akan semakin berat, dan jumlahnya akan bertambah banyak.
Seiring dengan mereka yang terancam kelaparan adalah penduduk yang pengeluaran per
kapita sebulannya di bawah Rp.30.000,00.
Di antara orang-orang yang terancam kelaparan, sebanyak 272.198 penduduk
Indonesia, berada dalam keadaan paling mengkhawatirkan. Dari jumlah itu, sebanyak
50.333 berasal dari Jawa Barat, diantaranya 10.430 tinggal di Kabupaten Bandung dan
15.334 orang tinggal di Kabupaten Garut. Mereka yang digolongkan terancam
jumlah
penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh suatu daerah tertentu menurut
tingkat hidup yang berlaku serta kebutuhannya akan barang-barang primer
secara minimal.
yang harus diperhatikan dan sekaligus juga merupakan harapan semua bangsa, adalah
padat penduduk optimum. Kondisi ini tidak menghendaki terjadinya :
1. Under population ialah jumlah penduduk yang kurang dan optimum.
Contoh
population
ialah
jumlah
penduduk
yang
melebihi.
Contohnya
Jumlah
Pekerja
(orang)
Total
Product
(kuintal)
Marginal
Product
(kuintal)
Average
Product
(kuintal)
15
15
15
34
19
17
48
14
16
60
12
15
62
12,4
62
10,3
60
-2
8,6
2.6.
tersebut adalah:
1.
2.
3.
4.
5.