Anda di halaman 1dari 25

MASALAH UTAMA SETIAP PEREKONOMIAN

A.

Pengertian Ekonomi
Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang

pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan
tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan
berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,
konsumsi dan atau distribusi.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi ekonomi menurut beberapa ahli:

Adam Smith
Ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara

Mill J. S
Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan penagihan

Abraham Maslow
Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan
masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala
sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tertentu dalam
suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.

Hermawan Kartajaya
Ekonomi adalah platform dimana sektor industri melekat diatasnya.

Paul A. Samuelson
Ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya
untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai
komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Bila membicarakan tentang ekonomi, secara otomatis kita juga akan

membicarakan mengenai ilmu ekonomi dimana ilmu ekonomi merupakan sebuah ilmu
kajian yang membahsa dan memperlajari tentang ekonomi itu sendiri. Secara umum,
ilmu ekonomi dibagi menjadi 2. yaitu ilmu ekonomi makro dan ilmu ekonomi mikro.
Ilmu ekonomi makro mempelajari perilaku ekonomi sebagai keseluruhan
tentang kehidupan ekonomi dan ilmu ekonomi mikro lebih memfokuskan pada

keputusan-keputusan individu baik sektor rumah tangga maupun perusahaan dalam


mengalokasina sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

B.

Masalah Utama Setiap Perekonomian


Setiap negara di dunia ini mempunyai konsepsinya sendiri-sendiri mengenai

arah perkembangan perekonomiannya. Untuk itu, merekapun telah memiliki sistem


perekonomian yang dirasa cocol dengan keadaannya masing-masing.
Sistem ekonomi yang dianut oleh sesuatu perekonomian ada dua hal yang
khusus yang pasti dihadapi. Kedua hal itu adalah:
1.

Keterbatasan Sumber-Sumber (Limits Of Resources).

1.1.

Pengertian Kelangkaan
Semua kebutuhan manusia yang semakin beragam diawali dengan jenis

kebutuhan yang sederhana, yang pada masa saat ini sangat mudah diperoleh. Sebagai
homo economicus, keinginan manusia tidak terbatas. Sifat ketidakpuasan yang menjadi
sifat dasar manusia membuatnya selalu menginginkan berbagai keperluan bagi
hidupnya supaya ia lebih makmur senantiasa, padahal apa yang diinginkan itu bukan
kebutuhan yang penting. Di sinilah kita mengenal perbedaan kata keinginan (wants) dan
kebutuhan (needs).
Kebutuhan dan keinginan manusia yang tidak terbatas itu dapat mewujud
menjadi permintaan yang terbatas (unlimited demand). Tetapi kita harus sadar bahwa
apabila seluruh kebutuhan dan keinginan manusia harus dipenuhi, maka harus
disediakan pula barang dan jasa yang tidak terbatas. Hal ini menjadi mungkin apabila
tersedia sumber daya yang tidak terbatas. Sayangnya, sumber daya yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia (antara lain tanah, tenaga kerja, modal,
dan kewirausahaan ) terbatas jumlahnya (limited resources). Sumber daya yang terbatas
disebut pula dengan faktor-faktor produksi yang terdiri: tanah (land), tenaga kerja
(labour), modal (capital), dan kewirausahaan (entrepreneur). Semua faktor produksi ini
terbatas jumlahnya, dan keterbatasan faktor-faktor produksi ini dinamakan dengan
kelangkaan (scarcity).
Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelangkaan adalah
ketidakmampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan manusia yang berupa faktorfaktor produksi (faktor-faktor yang diperlukan dalam proses produksi).

1.2.

Faktor-Faktor Penyebab Kelangkaan

a. Kelangkaan sumber daya/faktor produksi


Di atas sudah dijelaskan bahwa kelangkaan sumber daya bias mengakibatkan
kelangkaan barang dan jasa.
b.

Keterbatasan persediaan sumber daya alam.


Sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam tidak dapat
diperbaharui.

c.

Keserakahan manusia
Sifat manusia yang serakah bisa mengakibatkan kelangkaan barang dan jasa.
Contoh: Penebangan hutan secara liar dan tidak terkontrol pada akhirnya dapat
memusnahkan hutan itu sendiri. Padahal hutan berfungsi sebagai faktor
produksi alam yang bisa menghasilkan barang, seperti kertas, kayu lapis,
mebel, pensil, dan lain-lain. Hutan juga bisa menghasilkan jasa, seperti sebagai
tempat rekreasi, tempat penelitian, tempat perlindungan satwa liar, dan lainlain. Pemusnahan hutan berarti memusnahkan barang dan jasa.

d.

Pertumbuhan penduduk yang cepat


Pertumbuhan penduduk mengakibatkan pertambahan kebutuhan manusia akan
barang dan jasa. Menurut Thomas Robert Malthus, penduduk bertambah
menurut deret ukur (2, 4, 8, 16, 32, dan seterusnya), sedangkan makanan
bertambah menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya). Akibatnya
jumlah barang dan jasa, termasuk makanan, tidak seimbang dengan jumlah
penduduk.

e.

Bencana alam
Barang dan jasa pada satu saat bisa hilang atau rusak bila terkena bencana
alam. Berhektar-hektar padi bisa puso atau rusak terkena bencana banjir.
Puluhan ribu rumah, gedung, kantor, sekolah yang menyediakan barang dan
jasa bisa hancur seketika terkena gempa bumi. Ini berarti bencana alam
menyebabkan barang dan jasa bersifat langka.

f.

Lambatnya perkembangan teknologi tertentu


Seandainya ada alat atau teknologi yang bisa membuat panen padi setiap satu
bulan sekali maka bahaya kekurangan beras bisa dihindarkan. Ini adalah

contoh bahwa lambatnya perkembangan teknologi, khususnya pertanian bias


menyebabkan kelangkaan barang dan jasa.
g.

Perbedaan letak geografis


Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata disetiap daerah. Ada daerah
yang sangat subur, ada pula daerah yang kaya akan bahan tambang. Namun,
ada pula daerah yang gersang dan selalu kekurangan air. Perbedaan ini
menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi daerah
yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.

h.

Keterbatasan kemampuan produksi


Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan.
Misalnya kapasitas faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit,
lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa rusak dan aus. Selain itu,
keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang
tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat
cepat. Sementara itu, di negara berkembang perkembangan kebutuhan barang
dan jasa masih lebih cepat daripada perkembangan teknologinya.

1.3.

Masalah Ekonomi
Kelangkaan sumber daya

menyebabkan manusia harus mencari cara

bagaimana agar sumber daya yang ada dapat digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa secara cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia. Karena tidak seluruh
alat pemuas kebutuhan dapat diproduksi dengan sumber daya yang ada, maka manusia
harus memutuskan (a) apa yang harus diproduksi. Kemudian, karena barang dan jasa
yang akan diproduksi tidak mungkin dihasilkan dalam jumlah tak terbatas, maka
manusia harus menentukan (b)berapa banyak suatu barang atau jasa harus diproduksi.
Akhirnya, karena jenis barang dan jasa yang diproduksi hanya terbatas dan dalam
jumlah yang terbatas, maka manusia juga harus memutuskan (c) kepada siapa hasil
produksi tersebut diserahkan. Ketiga keputusan di atas merupakan inti dari ilmu
ekonomi atau merupakan masalah ekonomi.
Meskipun sumber daya yang ada dimuka bumi ini bersifat langka, tetapi
kadangkala suatu barang atau jasa dapat diperoleh secara gratis atau tanpa pengorbanan.
Barang seperti ini disebut barang bebas (free good). Contohnya adalah oksigen di
udara. Sistem atmosfir bumi menghasilkan oksigen dan oksigen merupakan benda

pemuas kebutuhan manusia yang dapat diperoleh tanpa membayar atau melakukan
pengorbanan ekonomi. Akan tetapi, sifat kelangkaan sumber daya kadangkala berubah
karena tempat, waktu, atau perubahan bentuk. Pasir di gurun adalah barang bebas (free
goods), tetapi pasir yang akan digunakan untuk membangun rumah merupakan barang
langka. Demikian juga oksigen yang dapat dihirup dari udara bebas tanpa harus
membayar. Jika oksigen telah dimasukkan ke dalam tabung untuk pertolongan pasien
rumah sakit, maka oksigen telah menjadi barang langka. Barang langka seringkali
disebut sebagai barang ekonomi (economic goods).
Manusia sebagai salah satu pemakai dari sumber daya yang ada di bumi ini,
sudah sebaiknya bertanggungjawab dalam pemakaiannya karena apabila kita memakai
sumber daya dengan tidak memeperhatikan kegunaannya secara utuh, maka dapat
berdampak makin berkurangnya sumber daya tersebut sehingga sulit untuk dicari
(kelangkaan sumber daya).
1.4.
1.

Pemecahan Masalah Perekonomian


Pemecahan Masalah Perekonomian Mengenai Apa yang Dapat Diproduksi
Pemecahan masalah perekonomian Mengenai apa yang dapat diproduksi (what
to product) sebagai berikut.
a.

Untuk

negara

yang

menganut

sistem

ekonomi

komando,

untuk

menyelesaikan masalah mengenai apa yang dapat diproduksi dilakukan


langsung oleh pimpinan negara atau suatu komite perencanaan yang
ditunjuk.
b.

Untuk negara yang menganut sistem kapitalis, untuk menyelesaikan


masalah mengenai apa yang dapat diproduksi diselesaikan melalui
mekanisme harga. Pada produsen dalam perekonomian kapitalis biasanya
yang menawarkan komoditi kepada para konsumen yang bersedia untuk
membayar dengan harga cukup tinggi. Harga tinggi ini bertujuan untuk
menutup biaya produksi secara penuh, ternasuk perolehan keuntungan.
Dengan adanya kesediaan konsumen untuk membayar harga tinggi, berarti
menjadi daya dorong bagi produsen untuk meningkatkan jumlah produksi.
Di sisi lain, turunnya harga akan mengakibatkan produsen menurunkan
produksi, sehingga jumlah komoditi yang ditawarkan di pasar juga
menurun.

c.

Untuk

negara

yang

menganut

sistem

ekonomi

campuran,

untuk

menyelesaikan masalah mengenai apa yang dapat diproduksi dilakukan


oleh pemerintah dengan cara memodifikasi kebijakan melalui pengenaan
pajak, pemberian subsidi, dan pembelanjaan untuk mendorong kelancaran
produksi, dan dalam beberapa hal juga melakukan pengendalian langsung,
mengganti operasi mekanisme harga sebagai cara untuk menentukan apa
yang dapat diproduksi.
2.

Pemecahan Masalah Perekonomian Mengenai Bagaimana Cara Memproduksi


Suatu Komoditi
a.

Untuk

negara

yang

menganut

sistem

ekonomi

komando,

untuk

menyelesaikan masalah bagaimana cara memproduksi dipecahkan oleh


suatu komite perencanaaan. Pemecahannnya sama sekali tidak tergantung
pada mekanisme harga.
b.

Untuk negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, mekanisme harga


secara bebas masalah bagaimana cara memproduksi. Hal demikian terjadi
karena lazimnya harga dari suatu sumber dalam memproduksi suatu barang
atau jasa didasarkan atas pertimbangan biaya produksi yang paling sedikit.
Jika harga suatu faktor produksi yang dipakaidalam memproduksi suatu
barang atau jasa yang sama meningkat, maka produsen akan beralih pada
teknik lain yang menggunakan sesedikit mungkin faktor produksi yang
mahal itu, sehingga dapat menekan biaya produksi mereka. Hal yang
sebaliknya juga terjadi, apabila harga dari suatu sumber daya menurun
dibandingkan dengan harga sumber daya lainnya.

c.

Untuk negara yang menganut sistem ekonomi campuran, operasi


mekanisme harga dalam menyelesaikan masalah bagaimana cara
memproduksi dimodifiksikan dengan kemampuan masyarakat dan
kebijakanpemerintah. Seringkali juga digantikan oleh tindakan tertentu
daripemerintah.

3.

Pemecahan Masalah Perekonomian Mengenai Untuk Siapa Barang Ddn Jasa


Diproduksi

a.

Untuk negara yang menganut sistem ekonomi komando, masalah untuk


siapa barang dan jasa diproduksi dipecahkan oleh komite perencana.

b.

Untuk negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, masala untuk siapa
barang dan jasa diproduksi dipecahkan melalui mekanisme harga. Para
produsen hanya akan memproduksi barang yang diinginkan orang tersebut.
Pemeliharaan sistem dalam suatu perekonomian kapitalis dijamin oleh
harga-harga keluaran yang biasanya cukup tinggi, sehingga produsen
mampu menutup bukan hanya pengeluaran produk sehari-harinya tetapi
juga penyusutan barang-barang modal dan perolehan keuntungannya.
Dalam arti luas, mekanisme harga juga menentukan tingkat pertumbuhan
ekonominya.

c.

Untuk negara yang menganut sistem ekonomi campuran, masalah untuk


siapa barang dan jasa diproduksi dilakukan dengan memadukan
mekanisme harga atau kebijakan pemerintah. Dengan didasarkan pada
persamaan

(equity)

dan

keadilan

(fairness),

pemerintah

biasanya

memodifikasikan operasi mekanisme harga dan mengambil dari yang kaya


(melalui perpajakan) dan mendistribusikannya kembali kepada yang miskin
(melalui subsidi atau bantuan dan tunjangan kesejahteraan). Pemerintah juga
meningkat pajak-pajak untuk dapat menyediakan fasilitas publik katau
umum, seperti hukum dan ketertiban, pertahanan, pendidikan.
1.5.
a.

Cara Mengatasi Kelangkaan


Menggali dan mengolah sumber daya alam yang secara langsung atau tidak
langsung.

b.

Menyusun skala prioritas kebutuhan


Skala prioritas kebutuhan adalah suatu daftar tentang berbagai macam kebutuhan
hidup yang disusun berdasarkan kepentingannya, dari yang paling penting dan
mendesak, dapat ditunda pemenuhannya hingga tidak perlu dipenuhi. Dalam
menyusun skala prioritas kebutuhan terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan di antaranya 2 point berikut.
1.

Urutan pemuasan kebutuhan harus didasarkan pada tingkat kepentingan dan


mendesak tidaknya kebutuhan tersebut . Langkah ini perlu dilakukan agar

kita dapat menentukan kebutuhan apa saja yang perlu segera dipenuhi dan
mana yang masih bisa ditunda pemenuhannya.
2.

Disesuaikan dengan penghasilan. Karena semua kebutuhan tetap tidak akan


terpenuhi apabila total uang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
lebih besar daripada penghasilan.

c.

Berlaku arif dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya


Berlaku arif dan bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya bisa diterapkan
dengan melakukan usaha usaha berikut.
1.

Memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan efektif serta menggali
yang belum terangkat.. Kegiatan ini perlu dilakukan agar sumber daya yang
ada tidak cepat rusak atau puna dan yang baru dapat dimanfaatkan secara
optimal. Contohnya : memperbaiki barang yang rusak.

2.

Menyelenggarakan

pendidikan

dan

pelatihan

ketrampilan

untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui kegiatan ini diarapkan


terbentuk tenaga tenaga terampil dan ahli di bidang sehingga dapat
memaksimalkan kegunaan sumber daya. Misalnya, menyelenggarakan
kursus menjahit dan pelatihan montir.
3.

Mengelola dan mendayagunakan sumber modal secara tepat guna.


Pengelolaan sumber daya modal secara tepat guna akan membuat seseorang
mampu mengatur penghasilannya dengan benar. Bagi pengusaha, ia bisa
mengefisienkan biaya operasional sehingga keuntungan yang diperole pun
maksimal.

d.

Penebangan hutaan secara berlebihan


Akibat pemanfaatan hutan secara berlebihan, hutan pun akan semakin
kehilangan fungsinya sebagai daerah resapan air. Akibatnya pada musim
kemarau, akan terjadi kelangkaan sumber mata air. Untuk mengatasi kerusakan
hutan dapat dilakukan dengan cara melakukan penanaman berbagai jenis
tumbuhan di hutan tersebut untuk mengembalikan fungsi hutan sebagai daerah
resapan air dan sumber air bersih. Bukan malah menjadikan hutan sebagai
daerah pemukiman atau bahkan memanfaatkan hutan sebagai sumber kayu
dalam pembuatan kertas karena dalam hal membuat kertas dapat dilakukan tanpa
harus merusak hutan yang ada.

e.

Melatih sumber daya manusia menjadi handal dan terampil.

f.

Adanya sumber daya modal dan teknologi

1.6.

Biaya Peluang (Opportunity Cost)


Jika dalam memenuhi kebutuhan kita senantiasa melakukan pilihan ekonomi,

berarti kita melakukan tindakan ekonomi. Tindakan ekonomi adalah kegiatan yang
dilakukan manusia untuk memperoleh barang dan jasa dalam memenuhi kebutuhan
hidup. Membuat pilihan ekonomi berarti kita berusaha mendapatkan kenikmatan yang
sebesar-besarnya dari kebutuhan yang hendak kita penuhi. Manusia melakukan pilihan
dikarenakan jumlah barang dan jasa benda pemuas kebutuhan terbatas, sedangkan jenis
dan jumlah kebutuhantidak terbatas. Memilih berarti mempertimbangkan kebutuhan
mana yang kita penuhi terlebih dahulu dan kebutuhan mana yang hendak di tunda atau
kita korbankan. Ini juga berarti ada kesempatan yang hilang terhadap kebutuhan barang
yang lain, atau dengan kata lain, untuk mendapatkan sesuatu, orang harus melepaskan
sesuatu.
Ketika Anda mengambil suatu pilihan maka ada pilihan lain yang Anda
korbankan. Pengorbanan semacam ini oleh para ahli ekonomi disebut sebagai biaya
peluang atau biaya opportunitas (opportunity cost) atau biaya implisit, ada juga biaya
eksplisit yaitu biaya sehari-hari. Jadi biaya peluang adalah bahwa suatu sumber daya
yang sudah digunakan untuk tujuan tertentu, tidak dapat sekaligus digunakan untuk
tujuan yang lain. Persoalan memilih dan mempertimbangkan antara pengorbanan dan
hasil tersebut dapat dijelaskan dengan contoh sederhana sebagai berikut, apabila waktu
Anda dipergunakan untuk sekolah, maka Anda harus melepaskan atau mengorbankan
kesempatan untuk mencari penghasilan (uang).
1.7.

Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi adalah tindakan manusia dengan mengeluarkan pengorbanan

terbuka yang paling minimal untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam
melakukan kegiatan ekonomi orang berpedoman pada prinsip ekonomi, karena
kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan alat pemenuhan kebutuhan jumlahnya
terbatas. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, orang harus bertindak berdasarkan etika
dan rasional. Tindakan ekonomi berdasarkan etika berkaitan dengan cara-cara atau
proses pencapaian tujuan yang positif. Sedangkan tindakan rasional berkaitan dengan
tindakan hemat atau efisien. Ukuran hemat dikaitkan dengan membandingkan antara

pengorbanan yang dikeluarkan dengan manfaaat yang diperoleh. Jadi, hemat atau
efisien itu merupakan dasar bertindak ekonomi.
1.8.

The Law of Diminishing Returns


1. Jumlah penduduk akan selalu bertambah dengan bertambahnya jumlah alat-alat
pemuas kebutuhan,

2. Jumlah penduduk itu dibatasi oleh tersedia/ tidaknya alat-alat pemuas


kebutuhan, dan
3. Perkembangan jumlah penduduk apat dihambat dengan dua macam checks,
yakni:
a. Positive checks, yang antara lain terdiri dari penyakit, bencana kelaparan,
penyakit sampar, malapetaka perang, dan sebagainya, dan
b. Repressive atau preventive checks yang berbentuk penundaan perkawinan
(jangan kawin dalam umur terlalu muda), dan moral restraint (pengekangan
moral). Program keluarga berencana atau family planningatau sering juga
disebut birth control, adalah salah satu bentuk moral resraint itu, dan prgram
berencana itu disebut pula sebagai Neo Malthusianisme. Di dalam
usulannya mengenai penundaaan perkawinan (pospoement of marriage) itu,
Malthus menegaskan untuk tidak melakukan perkawinan sebelum ada
kemampuan untuk menanggung beban keluarga. (Pikirkanlah kalu dari dua
checks itu yang satu adalah possitive checks, oleh karena itu mengapakah
yang lain bukan negative checks? Sebabnya adalah karena istilah checks itu
sendiri berartihambatan atau kekangan. Dengan demikian, negative checks
tentu akan berarti hambatan negatif, dan ini bukan lagi menghambat
perkembangan jumlah penduduk, melainkan justru mempersubur).
1.9.

Production Probability Curve


Konsep ini didirikan oleh Profesor besar yang disebut Paul A. Samuelson, yang

merupakan orang Amerika pertama yang menerima Hadiah Nobel Ekonomi pada tahun
1970. Dia juga seorang penasehat ekonomi kepada Presiden Amerika, John F. Kennedy
selama bertahun-tahun. Hal ini juga disebut kurva transformasi karena sementara
bergerak turun kurva, kita berada dalam efek yang mentransfer yang baik
(mengucapkan A) ke dalam suatu barang (katakanlah B yang baik) dengan tepat

menggeser sumber daya dari satu ke yang lain baik. Poin luar PPC dikatakan teknologi
tidak layak atau didapat.
Ini adalah konsep ekonomi yang penting sejauh tersedia (terbatas) sumber daya
yang terbatas dan peluang produksi (pilihan) yang bersangkutan.Tujuan setiap negara
akan menghasilkan komoditi yang dapat dijual di dalam negeri dan di pasar
internasional dengan harga yang menguntungkan.Dengan kata lain, barang-barang yang
tepat harus diproduksi dengan input faktor yang tepat pada waktu yang tepat.
Definisi
Produksi Kemungkinan Curve (PPC) adalah kurva yang menunjukkan
kemungkinan kombinasi dari dua barang ekonomi ekonomi dapat menghasilkan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia. Hal ini kadang-kadang disebut Produksi
Kemungkinan Frontier, Produksi Kemungkinan Batas dan Transformasi Curve sebagai
konsep menggambarkan kapasitas produktif potensi ekonomi.
Asumsi dari konsep - PPC
Para ekonom mengkritik konsep PPC dengan alasan yang berbeda karena
didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu seperti;
1.

Keinginan manusia tidak terbatas.

2.

Sumber daya yang terbatas tetapi yang memiliki kegunaan alternatif

3.

Dibutuhkan mempertimbangkan produksi hanya dua barang. Namun, dalam


kenyataannya ekonomi akan memproduksi barang banyak. Kehidupan di bumi
tidak mungkin hanya dengan dua barang.

4.

Ini juga mengasumsikan bahwa perekonomian telah menggunakan sumber daya


yang langka secara efisien dan sepenuhnya. Dengan kata lain, perekonomian
berada dalam kesempatan kerja penuh.

5.

PPC ditarik asalkan negara teknologi diberikan dan tetap konstan selama periode
tersebut.

6.

Sumber daya yang tersedia dalam perekonomian (yang disebut faktor-faktor


produksi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan organizer) yang tetap dan
konstan. Namun, sumber daya dapat bergeser dari satu komoditas yang lain

7.

Perekonomian tidak dapat mengubah kualitas faktor-faktor produksi. Mereka


juga diberikan dan konstan.

8.

Hal ini juga diasumsikan bahwa produksi hanya berkaitan dengan periode
pendek daripada jangka panjang.

Pentingnya dan Penerapan Konsep


Konsep ini telah mendapat pentingnya berikut:
1.

Sejak PPC menunjukkan kapasitas produktif perekonomian, memberikan


jawaban yang dapat diandalkan untuk masalah-masalah fundamental ekonomi
apa yang akan diproduksi, bagaimana memproduksi??, Dan Kepada siapa untuk
menghasilkan?

2.

Kedua, ini menggambarkan konsep biaya peluang.Di sini negara sedang


mencoba untuk menghasilkan dua barang. Jadi produksi komoditas yang dapat
ditingkatkan dengan mengurangi produksi baik lainnya. Hal ini disebabkan oleh
fakta bahwa sumber daya ekonomi yang langka. Juga peluang rasio biaya dapat
dihitung.

3.

Ketiga, mengarah pada alokasi sumber daya yang efisien ekonomi yang
langka. Lebih banyak sumber daya harus dialihkan ke komoditas yang ekonomi
menuntut lebih dari komoditas lain.

4.

Ini menggambarkan potensi produktif perekonomian. Pertumbuhan ekonomi


dapat dinilai dari pergeseran dalam PPC. Ekonomi Pertumbuhan dalam hal
kuantitatif dan kualitatif dapat diketahui dari PPC.

5.

Hal ini sangat berguna dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial masyarakat.

6.

Last but not least, PPC dapat digunakan oleh produsen untuk membuat
keputusan mereka mengenai penggunaan faktor-faktor produksi dan membantu
dalam penentuan biaya produksi.
PPC, oleh karena itu, menunjukkan pengangguran sumber daya, Kemajuan

Teknologi, pertumbuhan ekonomi dan efisiensi ekonomi.Menurut Profesor Dorfman,


PPC menjelaskan tiga efisiensi. Mereka adalah:
1.

Efisien pilihan barang yang akan diproduksi,

2.

Efisien alokasi sumber daya dalam produksi barang-barang dengan pilihan


efisien metode produksi, dan

3.

Efisien

peruntukan

barang

yang

diproduksi

di

kalangan

konsumen.

Biasanya konsep ini diterapkan untuk masing-masing negara. Juga konsep ini

dapat diterapkan untuk masing-masing perusahaan, peternakan dll untuk


mengetahui kemungkinan produksi.
2.

Masalah Kependudukan (Population Problems).

2.1

Masalah Kependudukan
Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat

dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan. Masalah kependudukan


merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum,
masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam
hal kuantitas/jumlah penduduk dan kualitas penduduknya. Data tentang kualitas dan
kuantitas penduduk tersebut dapat diketahui melalui beberapa cara, diantaranya melalui
metode sensus, registrasi, dan survei penduduk.
2.2

Masalah Kependudukan Di Indonesia


Masalah kependudukan di Indonesia saat ini menjadi sangat rawan bila tidak ada

usaha untuk mengelola ledakan penduduk dengan baik, yang merupakan bahaya besar.
Jumlah penduduk yang tidak terkendali akan mendatangkan sejumlah persoalan, seperti
pengangguran dan dampak sosial lain. Pernyataan ini mengemuka dalam Roundtable
Discussion memperingati Hari Kependudukan Sedunia 11 Juli 2004 lalu di Hotel
Borodudur Jakarta. Diskusi yang diselenggarakan Ikatan Peminat dan Ahli Demografi
(IPADI) dihadiri ketua IPADI HM Rozy Munir, Sekretaris Wakil Presiden RI Prof Dr
Prijono Tjiptoherijanto, Kepala BKKBN Dr Sumarjati Arjoso, Kepala BKKBN DKI
Jakarta Dra Kasmiyati MSc dan sejumlah pakar bidang kependudukan.
Menurut Prof Dr Prijono Tjiptoherijanto, krisis ekonomi telah mengendurkan
perhatian orang terhadap program keluarga berencana. Karena, ketika krisis alat
kontrasepsi menjadi barang mahal, banyak peserta KB yang tidak mampu lagi untuk
mendapatkan alat dan obat kontrasepsi. Alat kontrasepsi yang awalnya mudah
didapatkan sekarang harus membeli sehingga banyak di antara peserta KB mandiri yang
tidak dapat lagi menyediakan alat kontrasepsi. Untuk itu perhatian pemerintah harus
menjadi bagian dari kebijakan yang menyeluruh. Political will menjadi sangat penting
seiring dengan era otonomi daerah, tegasnya sambil mengemukakan, calon presiden
yang tampil tidak satupun yang mengedepankan visi dan misi kependudukan.
Untuk itu pihaknya mendesak organisasi profesi untuk menyampaikan pokok
pikiran berkaitan dengan kelembagaan kependudukan. Selama ini calon presiden hanya

memperdebatkan masalah kemiskinan yang merupakan akibat dari persoalan


kependudukan. Padahal, akar masalahnya berkaitan dengan kependudukan sehingga
harus mencari solusi sejak dari akar permasalahannya.
2.2.1. Permasalahan Penduduk Indonesia
1.

Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif

a.

Jumlah Penduduk Besar


Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam pelaksanaan
pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat jumlah
penduduk yang besar:
1) Penyediaan tenaga kerja dalam masalah sumber daya alam.
2) Mempertahankan keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa
lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
1) Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan
kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi
sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi
makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
2) Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan
serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah
ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta
sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.

b. Pertumbuhan Penduduk Cepat


Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih relatif cepat, walaupun
ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 1971 pertumbuhan penduduk
sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 1980 sebesar 2,32% pertahun, tahun 1980
1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 2000 sebesar 1,6%
pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah
anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap
keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan
keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan

hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga


sejahtera.
Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
1) Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
2) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera.
c. Persebaran penduduk tidak merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik persebaran antarpulau,
provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan pedesaan. Pulau Jawa dan
Madura yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia, dihuni
lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan kepadatan penduduk di
Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980 sebesar 690 jiwa tiaptiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan tahun 1998 menjadi
938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan pertanian di Jawa
semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri.
Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal
karena
kurangnya sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan
begitu saja tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat
tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi
peningkatan pertahanan keamanan negara.
2.

Masalah penduduk yang bersifat kualitatif.

a.

Tingkat Kesehatan Penduduk yang rendah


Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk
Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat kualitas kesehatan
penduduk adalah dengan melihat:
1) Angka kematian
2) Angka harapan hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang
rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat dilepaskan dari

pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka pengeluaran


untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk

yang

pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi


standar kesehatan.
b.

Tingkat Pendidikan yang Rendah


Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk mengukur kualitas
SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan produktivitas
kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya produktivitas
yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak orang
berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu
sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka
oleh pemerintah membawa dampak positif yang

signifikan

terhadap

kesejahteraan penduduk.
c.

Tingkat Kemakmuran yang Rendah


Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia yang hidup
di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk Indonesia
hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB.
Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas
SDM penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara
yang miskin sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi.
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak
penduduk Indonesia yang hidup miskin?

2.2.2. Masalah Jumlah Penduduk


Dinamika Penduduk adalah perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk dari
waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah unsur-unsur
dinamika penduduk.) Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan
penduduk total.

Pertumbuhan Penduduk Alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh


dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan alami dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut ini : Pa = L M ( Pa = Pertumbuhan penduduk alami L =
Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian ).
Pertumbuhan Penduduk Migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh
dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pm = I E ( Pm= Pertumbuhan
penduduk migrasi I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )
Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan
oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat
dihitung dengan rumus berikut ini : P = (L M) + (I E) ( P = Pertumbuhan penduduk
total L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian I = Jumlah imigrasi E = Jumlah
emigrasi ).
a.

Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat
kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung
dengan dua cara, yaitu:

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang
menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode.
Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang
menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi
atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
b. Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada
periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat
diketahui melalui tiga cara, yaitu:
Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang
menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun.
Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah
angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu
perseribu penduduk dalam kelompok yang sama.
Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang
menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang lahir
hidup.

Besar kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh faktor pendorong dan
faktor penghambat kelahiran. Sedangkan tinggi rendahnya angka kematian
penduduk dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat kematian
faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
1) Anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
2) Sifat alami manusia yang ingin melanjutkan keturunan.
3) Pernikahan usia dini (usia muda).
4) Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan
dengan anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak lakilaki akan berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
5) Adanya penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum
memiliki anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
1) Adanya program Keluarga Berencana (KB).
2) Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
3) Adanya peraturan pemerintah tentang pembatasan tunjungan anak bagi PNS.
4) Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
5) Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
6) Adanya perasaan malu bila memiliki banyak anak.
Faktor pendorong kematian (promortalitas)
1) Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
2) Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
3) Kesehatan serta pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
4) Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
5) Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
Faktor penghambat kematian (antimortalitas)
1) Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
2) Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
3) Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit
dapat diobati.

4) Adanya pemahaman agama yang kuat oleh masyarakat sehingga tidak melakukan
tindakan bunuh diri atau membunuh orang lain, karena ajaran agama melarang hal
tersebut.
c. Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat
ke tempat lain. Terdiri dari :
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi,
dan remigrasi.
Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah
negara.
Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana.
Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya.

Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari:


Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya.
Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di
desa.
Evakuasi yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya.
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya

menimbulkan dampak terhadap kehidupan social ekonomi Indonesia. Beberapa dampak


sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:
meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan
dan peluang kerja;
meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)
2.3.

Teori Penduduk Malthus


Teori Malthus
Teori Kependudukan Malthus (pertumbuhan penduduk) yang menyatakan

bahwa.
Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan ekonomi menurut deret
hitung.

Maksudnya adalah bahwa jumlah penduduk akan berkembang lebih cepat


daripada pertumbuhan ekonomi sehingga mengakibatkan upah tenaga kerja menjadi
sangat murah danhanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari (subsistensi).
Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu:
1. Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia.
2. Bahwa kebutuhan nafsu seksuil antar jenis kelamin akan tetap sifatnya
sepanjang masa.
Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada
pengekangan,kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat dari
pertambahan subsisten (pangan). Perkembangan penduduk akan mengikuti deret ukur
sedangkan perkembangan subsisten (pangan) mengikuti deret hitung dengan interval
waktu 25 tahun .
Dari postulat Malthus, terdapat pengekangan perkembangan penduduk dapat
berupa pengekangan segera dan pengekangan hakiki/mutlak. Yang dimaksud dengan
factor pengekangan adalah pangan, sedangkan pengekangan segera dapat berbentuk
pengekangan prefentif dan pengekangan positif. Pengekangan prefentif adalah factorfaktor yang bekerja mengurangi angka kelahiran. Pengekangan prefentif yang
dianjurkan Malthus adalah pengendalian diri dalam hal nafsu seksuil antar jenis seperti
penundaan perkawinan.
Pengekangan positif merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi angka
kematian; dapat berupa epidemi, penyakit-penyakit dan kemiskinan.
Namun

teori

kependudukan

Malthus

memiliki

kelemahan-kelemahan,

diantaranya:
1. Malthus terlalu menekankan keterbatasan persediaan tanah meskipun dia adalah
salah seorang pengajur industrialisasi dan penggunaan tanah secara lebih efisien.
Kenyataan dalamsetelah Malthus menunjukkan bahwa perbaikan teknologi
pertanian seperti penggunaan pupuk buatan, pemakaian pestisida, dan irigasi
yang efisien menghasilakan peningkatan produktivitas.
2. Dia kurang memperhitungkan bahwa, penemuan-penemuan baru, teknologi
unggul dan industrialisasi dapat memberikan efek yang cukup berarti pada
peningkatan tingkat hidup.

Sedangkan dalam ruang ketahanan pangan, untuk pertama kali hubungan antara
pangan dan penduduk teori Malthus untuk pertama kali hubungan antara pangan dan
penduduk dibicarakan secara sistematis oleh Malthus sekitar abad ke-19. Namun pada
hakekatnya masalah pangan telah ada pada masa-masa sebelumnya.Di berbagai negeri,
masa-masa makmur sering diselingi oleh kekurangan pangan atau bahkan kelaparan
masal yang merenggut banyak jiwa manusia.
Banyak faktor penyebab lemahnya ketahanan pangan nasional yang berakhir
pada ironi bangsa. Dengan SDA memadai serta luas lahan pertanian sebesar 107 juta
hektar dari total luasdaratan Indonesia sekitar 192 juta hektar, ternyata masih
menyimpan cerita-cerita pilu. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (2002), tidak
termasuk Maluku dan Papua, sekitar 43,19 juta hektar telah digunakan untuk lahan
sawah, perkebunan, pekarangan, tambak dan lading; lebih kurang 2,4 juta hektar untuk
padang rumput, sedangkan 8,9 juta hektar untuk tanaman kayu-kayuan; dan lahan yang
tidak diusahakan seluas 10,3 juta hektar (Republika, 16/6/2006).
Faktor tersebut antara lain tidak berimbangnya produksi pangan dengan populasi
penduduk. Aksioma Robert Malthus tentang deret ukur dan deret hitung agaknya dapat
dirujuk di sini. Kendati tidak berlaku pada seluruh negara, tapi bagi negara berkembang
yang sering dilanda kasus pangan, Malthus mendekati benar. Konon 10% anak-anak di
negara berkembang meninggal sebelum mereka berusia lima tahun. Kebanyakan dari
kematian karena lapar disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat penderita tidak
mendapatkan makanan yang cukup. Sering kali hal ini terjadi karena kemiskinan yang
parah.
Terancam kelaparan saat ini, diantaranya 4,35 juta tinggal di Jawa Barat.
Ancaman kelaparan ini akan semakin berat, dan jumlahnya akan bertambah banyak.
Seiring dengan mereka yang terancam kelaparan adalah penduduk yang pengeluaran per
kapita sebulannya di bawah Rp.30.000,00.
Di antara orang-orang yang terancam kelaparan, sebanyak 272.198 penduduk
Indonesia, berada dalam keadaan paling mengkhawatirkan. Dari jumlah itu, sebanyak
50.333 berasal dari Jawa Barat, diantaranya 10.430 tinggal di Kabupaten Bandung dan
15.334 orang tinggal di Kabupaten Garut. Mereka yang digolongkan terancam

kelaparan dengan keadaan paling mengkhawatirkan adalah penduduk dengan


pengeluaran per kapita di bawah Rp 15.000,00 per bulan sebanyak 14.108.
Keterkaitan teori Malthus dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan pangan.
Usaha dari banyak Indonesia untuk menyediakan pangan bagi penduduk adalah
dengangiat melakukan pembangunan atau modernisasi pertanian. Usaha ini dilakukan
baik melalui perluasan tanah pertanian yang ada (ekstensifikasi) maupun meningkatkan
produksi per hektarnya (intensifikasi).
Indonesia tercatat baru pada tahun 1968-1969 sebagai peserta revolusi hijau
dengan luas areal 198.000 hektar yang pada tahun 1972-1973 menjadi 1.521.000 hektar,
meskipun sesungguhnya Indonesia telah memulainya sekitar tahun 1964-1965. Pada
tahun 1973 produksi padi dengan Bimas telah mencapai 52 kuital per hektar dan dengan
Inmas 40 kuintal per hektar.
Adapun program transmigrasi setelah Indonesia merdeka dalam Pola Umum
Pelita Ktiga (Lihat GBHN, TAP MPR No. II/MPR/1978) disebutkan antara lain:
Program transmigrasiditujukan untuk meningkatkan penyebaran penduduk dan tenaga
kerja serta pembukaan dan pengembangan daerah produksi dan pertanian baru dalam
rangka pembangunan daerah khususnya di luar Jawa, yang dapat menjamin taraf hidup
para transmigran, dan taraf hidupmasyarakat sekitar.
Program Keluarga Berencana merupakan upaya pemerintah dalam mencegah
danmengatur kelahiran. Pemerintah melalui Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasionak (BKKBN) bergerak dalam penyebaran alat-alat dan pengetahuan kontrasepsi.
Setiap desa dankota Petugas Lapang KB siap membantu keluarga-keluarga yang ingin
memasuki program KB.
2.4.

Jumlah Penduduk Dan Kemakmuran


Hubungan jumlah penduduk dan tingkat kemakmuran.
1. Padat penduduk maksimum (maximum population density adalah

jumlah

penduduk maksimum yang dapat dihidupi oleh suatu daerah tertentu menurut
tingkat hidup yang berlaku serta kebutuhannya akan barang-barang primer
secara minimal.

2. Padat penduduk optimum (optimum population density) adalah jumlah


penduduk yang paling ideal, yang paling diinginkan. Tingkat optimum tercapai
bila output fisik per kapita tertinggi.
3. Kapasitas penduduk (population capacity).
Hubungan antara jumlah penduduk dan luas dan dinyatakan dengan angka
disebut kapasitas penduduk. Misal: 1000 orang per km2.
2.5.

Under - Over Population


Di antara ketiga hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat kemakmuran,

yang harus diperhatikan dan sekaligus juga merupakan harapan semua bangsa, adalah
padat penduduk optimum. Kondisi ini tidak menghendaki terjadinya :
1. Under population ialah jumlah penduduk yang kurang dan optimum.

Contoh

A.S, negara-negara maju, Singapura, dll. Dalam keadaan under population


dimana orang kurang memanfaatkan sumber daya secara efisien.
2. Over

population

ialah

jumlah

penduduk

yang

melebihi.

Contohnya

India,Indonesia, Bangladesh,dll. Berlaku The Law of Diminishing Returns.


Batas under/over population ada di optimum population.

Over Population & Law Of Deminishing


Luas tanah
(hektar)

Jumlah
Pekerja
(orang)

Total
Product
(kuintal)

Marginal
Product
(kuintal)

Average
Product
(kuintal)

15

15

15

34

19

17

48

14

16

60

12

15

62

12,4

62

10,3

60

-2

8,6

Over Population & Law Of Deminishing

2.6.

Cara Mengatasi Under - Over Population


Cara mengatasi under population :
1. Usaha-usaha untuk mempertinggi birth rate, misalnya, pemberian dorongan
ataupun bentuk-bentuk hadiah lainnya bagi setiap

orang yang memiliki

2. jumlah keluarga yang besar, dan


3. Mengundang imigran, atau membuka pintu lebar-lebar untuk imigrasi
Cara mengatasi over population :
1. Produksi ataupun pemasukan barang-barang modal yang lebih banyak demi
untuk meningkatkan produktivitas per kapita
2. Menurunkan birth rate
3. Mendorong emigrasi
2.7.

Upaya-Upaya Mengatasi Permasalahan Kependudukan


Upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah-masalah

tersebut adalah:
1.

Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program Keluarga


Berencana (KB).

2.

Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:


a. Program Transmigrasi
b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.

3.

Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:


a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD).
b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin.

4.

Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:


a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua
daerah di Indonesia.
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga
kerja.
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan
milik pemerintah.
d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja.
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembagalembaga pemerintah.

5.

Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:


Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembang- nya
usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat
lebih banyak menyerap tenaga kerja.
Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan
fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai