Anda di halaman 1dari 21

PEMBUATAN BIOETANOL

DARI KULIT PISANG


Anggota Kelompok :
1.

Viqi Akhmad Zaenuri

(5213414010)

2.

Dwiana Asmara Putri

(5213414082)

3.

Tiara Vanda

(5213414072)

Latar Belakang

Kecenderungan pemakaian bahan


bakar sangat tinggi sedangkan
sumber bahan bakar minyak bumi
semakin menipis

Konsumsi pisang di Indonesia tahun


2002 adalah 4,384,384 ton dengan
konsumsi pisang tahun bertambah
sebesar 8.27 kg/kapita/tahun
(Direktorat Tanaman Buah, 2004).

Limbah kulit pisang dapat


meningkatkan keasaman tanah dan
mencemari lingkungan

Ide

Membuat bioethanol dari limbah pisang kepok

Bioetanol

Bioetanol

Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan fermentasi gula dari sumber karbohidrat


menggunakan bantuan mikroorganisme (Anonymous, 2007)

Bioetanol diartikan juga sebagai bahan kimia yang diproduksi dari bahan
pangan yang mengandung pati, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung dan sagu.
Bioetanol meruapakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak premium (Khairani, 2007).

Kandungan Kulit Pisang


Unsur

Komposisi

Air

69,80 %

Karbohidrat

18,50 %

Lemak

2,11 %

Protein

0,32 %

Kalsium

715 mg/100 gr

Pospor

117 mg/100 gr

Besi

0,6 mg/100 gr

Vitamin B

0,12 mg/100 gr

Vitamin C

17,5 mg/100 gr
(USDA (United States Department of Agriculture), 2008)

Berdasarkan tabel, komposisi terbanyak kedua pada kulit


pisang adalah karbohidrat

Limbah kulit pisang berpotensi untuk di jadikan bioetanol

Proses Bioetanol secara umum


Secara umum produksi bioetanol ini mencakup tiga rangkaian proses, yaitu:
1.

Pembuatan pati kulit pisang

2.

Hidrolisis pati kulit pisang


C6H10O5)n + nH2O
Pati

3.

Air

HCl

n(C6H12O6)
Glukosa

Fermentasi
C6H12O6

Sacharomyces cereviceae

C2H5OH + 2CO2

Proses Bioetanol dari Kulit Pisang Kepok


1. Pembuatan Pati

2. Hidrolisis Pati
Reaksi hidrolisis pati berlangsung menurut persamaan reaksi sebagai berikut:

(C6H10O5 )n + nH2O n(C6H12O6 )


Pati

Air

Glukosa

Karena reaksi antara pati dengan air berlangsug sangat lambat, maka untuk
memperbesar kecepatan reaksinya diperlukan penambahan katalisator.
Penambahan katalisator ini berfungsi untuk memperbesar keaktifan air, sehingga
reaksi hidrolisis tersebut berjalan lebih cepat. Dalam reaksi ini menggunakan
katalis asam klorida sehingga persamaan reaksi yang terbentuk adalah:
(C6H10O5)n + nH2O
Pati

Air

HCl

n(C6H12O6)
Glukosa

3. Fermentasi
Fermentasi bioetanol dapat didefinisikan sebagai proses penguraian gula menjadi
bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzin yang dihasilkan oleh massa
sel mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah perubahan
glukosa menjadi bioetanol oleh sel-sel Sacharomyces cereviceae.
C6H12O6

Sacharomyces cereviceae

C2H5OH + 2CO2

Mikroba yang digunakan dalam


Fermentasi
Mikroba yang digunakan adalah Sacharomyces cereviceae, karena mikroba ini
lebih banyak digunakan untuk memproduksi alkohol secara komersial
dibandingkan dengan bakteri dan jamur. Hal ini disebabkan karena Sacharomycs
cereviceae dapat memproduksi alkohol dalam jumlah besar dan mempunyai
toleransi pada kadar alkohol yang tinggi. Kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 820% pada kondisi optimum. Sacharomyces cereviceae yang bersifat stabil, tidak
berbahaya atau menimbulkan racun, mudah didapat dan mudah dalam
pemeliharaan (Sudarmadji, 1989)

Variable yang mempengaruhi proses


fermentasi

Bahan Baku

Pada umumnya bahan baku yang mengandung senyawa organik terutama glukosa dan
pati dapat digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi bioetanol (Prescott
and Dunn, 1959). Pada penelitian kali digunakan kulit pisang kepok sebagai bahan
baku.

Suhu

Suhu mempengaruhi aktivitas enzim Sacharomyces cereviceae dan secara langsung


mempengaruhi hasil alcohol. Suhu yang optimum umumnya 25-35oC

pH

pH untuk fermentasi dibutuhkan keasaman 4-6, ini didasari lingkungan hidup dari
starter yang dapat tumbuh dan melakukan metabolisme pada pH tersebut (Winarno &
Fardiaz,1992).

Volume stater

Penambahan volume starter yang sesuai pada proses fermentasi adalah 5% dari volume
fermentasi. (prescott and Dunn, 1959)

Konsentrasi Sacharomyces cereviceae

Konsentrasi ragi yang diberikan pada larutan yang akan difermentasikan


optimalnya adalah 2 4% dari volume larutan (Satuhu & Supardi, 1994).

Lama fermentasi

Lama fermentasi biasanya ditentukan pada jenis bahan dan jenis yeast serta
gula. Fermentasi berhenti ditandai dengan tidak terproduksinya lagi CO2. Kadar
etanol yang dihasilkan akan semakin tinggi sampai waktu optimal dan setelah itu
kadar etanol yang dihasilkan menurun (Prescott and Dunn, 1959). Pada penelitian
ini dipakai waktu yang dipakai 3-14 hari.

Kadar Gula

Kadar gula yang optimum untuk aktivitas pertumbuhan starter adalah 10-18%.

Nutrisi Sacharomyces cereviceae

Nutrisi yang dibutuhkan selain sumber karbon, Sacharomyces cereviceae juga


memerlukan sumber nitrogen, vitamin dan mineral dalam pertumbuhannya

Analisa Bahan Baku

Hasil Analisis Kulit Pisang

Hasil Analisis Pati didalam oati Kulit


Pisang

Jenis Analisis

Presentase

Jenis Analisis

Presentase

Air

91,44

Air

93,86

Pati

2,30

Pati

3,68

Kadar glukosa hasil hidrolisis 3,13%

Pengaruh lama waktu fermentasi


terhadap kadar alkohol
Hasil Pengaruh Waktu Fermentasi Alkohol pada Suhu 27oC dan Berat Yeast
0,0624g.
Waktu
Fermentasi
(Jam)

Alkohol
Berat (gr)

(%)

48

4,750

3,874

96

4,721

7,783

144

4,680

13,541

192

4,679

13,442

Dari tabel tersebut bahwa waktu fermentasi optimum dilakukan selama 144 jam,
dengan kadar alkohol yang dihasilkan adalah 13,541%

Pengaruh berat ragi terhadap kadar


alkohol
Hasil Penelitian dengan Variabel Berat Ragi pada Suhu 27oC dan Waktu
Fermentasi 144 Jam
Berat Ragi
(gr)

Alkohol
Berat (gr)

(%)

0,0624

4,664

13,535

0,0936

4,689

12,431

0,1248

4,672

10,076

0,1560

4,691

9,827

Dari tabel tersebut, berat ragi yang digunakan untuk menghasilkan alkohol
dengan kadar alkohol 13,535% adalah sebanyak 0,0624 gram.

Kesimpulan
1.

Limbah kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bahan bakar ramah
lingkungan (Bioetnol) dengan menggunakan proses fermentasi.

2.

Waktu optimum fermentasi yang diperoleh adalah selama 144 jam, dengan
kadar alkohol 13,541% dan berat ragi yang optimal digunakan untuk fermentsi
adalah 0,0624 gr dengan kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 13,535%.

3.

Penelitian pembuatan bioetanol dari limbah kulit pisang dapat digunakan


untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar
dengan memanfatkan sumber alam Indonesia.

Thankyou for your


attention

Anda mungkin juga menyukai