(5213414010)
2.
(5213414082)
3.
Tiara Vanda
(5213414072)
Latar Belakang
Ide
Bioetanol
Bioetanol
Bioetanol diartikan juga sebagai bahan kimia yang diproduksi dari bahan
pangan yang mengandung pati, seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung dan sagu.
Bioetanol meruapakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak premium (Khairani, 2007).
Komposisi
Air
69,80 %
Karbohidrat
18,50 %
Lemak
2,11 %
Protein
0,32 %
Kalsium
715 mg/100 gr
Pospor
117 mg/100 gr
Besi
0,6 mg/100 gr
Vitamin B
0,12 mg/100 gr
Vitamin C
17,5 mg/100 gr
(USDA (United States Department of Agriculture), 2008)
2.
3.
Air
HCl
n(C6H12O6)
Glukosa
Fermentasi
C6H12O6
Sacharomyces cereviceae
C2H5OH + 2CO2
2. Hidrolisis Pati
Reaksi hidrolisis pati berlangsung menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
Air
Glukosa
Karena reaksi antara pati dengan air berlangsug sangat lambat, maka untuk
memperbesar kecepatan reaksinya diperlukan penambahan katalisator.
Penambahan katalisator ini berfungsi untuk memperbesar keaktifan air, sehingga
reaksi hidrolisis tersebut berjalan lebih cepat. Dalam reaksi ini menggunakan
katalis asam klorida sehingga persamaan reaksi yang terbentuk adalah:
(C6H10O5)n + nH2O
Pati
Air
HCl
n(C6H12O6)
Glukosa
3. Fermentasi
Fermentasi bioetanol dapat didefinisikan sebagai proses penguraian gula menjadi
bioetanol dan karbondioksida yang disebabkan enzin yang dihasilkan oleh massa
sel mikroba. Perubahan yang terjadi selama proses fermentasi adalah perubahan
glukosa menjadi bioetanol oleh sel-sel Sacharomyces cereviceae.
C6H12O6
Sacharomyces cereviceae
C2H5OH + 2CO2
Bahan Baku
Pada umumnya bahan baku yang mengandung senyawa organik terutama glukosa dan
pati dapat digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi bioetanol (Prescott
and Dunn, 1959). Pada penelitian kali digunakan kulit pisang kepok sebagai bahan
baku.
Suhu
pH
pH untuk fermentasi dibutuhkan keasaman 4-6, ini didasari lingkungan hidup dari
starter yang dapat tumbuh dan melakukan metabolisme pada pH tersebut (Winarno &
Fardiaz,1992).
Volume stater
Penambahan volume starter yang sesuai pada proses fermentasi adalah 5% dari volume
fermentasi. (prescott and Dunn, 1959)
Lama fermentasi
Lama fermentasi biasanya ditentukan pada jenis bahan dan jenis yeast serta
gula. Fermentasi berhenti ditandai dengan tidak terproduksinya lagi CO2. Kadar
etanol yang dihasilkan akan semakin tinggi sampai waktu optimal dan setelah itu
kadar etanol yang dihasilkan menurun (Prescott and Dunn, 1959). Pada penelitian
ini dipakai waktu yang dipakai 3-14 hari.
Kadar Gula
Kadar gula yang optimum untuk aktivitas pertumbuhan starter adalah 10-18%.
Jenis Analisis
Presentase
Jenis Analisis
Presentase
Air
91,44
Air
93,86
Pati
2,30
Pati
3,68
Alkohol
Berat (gr)
(%)
48
4,750
3,874
96
4,721
7,783
144
4,680
13,541
192
4,679
13,442
Dari tabel tersebut bahwa waktu fermentasi optimum dilakukan selama 144 jam,
dengan kadar alkohol yang dihasilkan adalah 13,541%
Alkohol
Berat (gr)
(%)
0,0624
4,664
13,535
0,0936
4,689
12,431
0,1248
4,672
10,076
0,1560
4,691
9,827
Dari tabel tersebut, berat ragi yang digunakan untuk menghasilkan alkohol
dengan kadar alkohol 13,535% adalah sebanyak 0,0624 gram.
Kesimpulan
1.
Limbah kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bahan bakar ramah
lingkungan (Bioetnol) dengan menggunakan proses fermentasi.
2.
Waktu optimum fermentasi yang diperoleh adalah selama 144 jam, dengan
kadar alkohol 13,541% dan berat ragi yang optimal digunakan untuk fermentsi
adalah 0,0624 gr dengan kadar alkohol yang dihasilkan sebesar 13,535%.
3.