Anda di halaman 1dari 86

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2014

Structure of skin

KULIT

Pencerminan dari tubuh manusia :


umur, kesehatan dan latar belakang etnis

Organ yang melapisi seluruh tubuh manusia :


* 1,5 - 2 m
* 15% dari berat tubuh
* Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari zat yang larut
dalam air (cairan) ~ 70% berat tubuh manusia adalah
berbentuk cairan

KULIT
Fungsi

tubuh yaitu :

Mencegah kehilangan air

Menjaga temperatur tubuh agar tetap stabil

Melindungi dari Bakteri, Virus dan Jamur yang dapat


menyebabkan infeksi

Melindungi kerusakan organ tubuh bagian dalam

Sebagai organ perasa seperti : sakit, panas, dingin,


tekanan dan sentuhan

KULIT

3 Lapisan Kulit :
I. Epidermis, lapisan tipis terluar :
- Terbentuk dari sel lapisan dalam, ketika sampai di
permukaan akan mati dan akan berubah menjadi
protein, yaitu Keratin. Keratin yang membuat Epidermis
menjadi waterproof.
- Lapisan kulit baru terbentuk setiap 3 - 4 minggu

KULIT

3 Lapisan Kulit :
II. Dermis, terdiri dari :
- Pembuluh darah, saraf, kel.Keringat,
kel.Sebacius,kantung rambut dan serat collagen.
Collagen sangat penting untuk memperbaiki
(regenerasi) kulit dan membuatnya fleksibel

KULIT

3 Lapisan Kulit :

III. Subkutan, terdiri dari :


- Lemak, berfungsi melindungi lapisan lebih dalam dan
bertindak sebagai penyekat panas (suhu)

LUKA

Rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana secara


spesifik terdapat jaringan yang rusak / hilang.
Setiap luka dapat menciptakan masalah jika tidak
ditangani dengan baik.
Infeksi, kehilangan cairan dan bekas luka adalah
problema yang harus dihindari.
Bekas luka dapat bertahan lama hingga luka tsb. sembuh
dan dapat mempengaruhi penampilan orang tsb. selama
hidupnya.

Jenis - Jenis Luka

1. Luka Traumatik (Traumatic Wounds)


a) Luka mekanik :
lecet, luka insisi , luka tusukan , luka/cedera tembakan
(seloferadum) , laserasi , memar/luka ledakan , luka gigitan
(morcum)
b) Luka bakar : tingkat 1, 2 dan 3
c) Luka karena elektrik : kecelakaan listrik
d) Luka karena bahan kimia : Alkali, luka bakar karena asam
e) Luka radiasi : radiasi ionisasi

Luka Mekanik :

V. Scissum : L. Sayat
V. Contusum : L. Memar
V. Laceratum : L. robek
V. Punctum : L. Tusuk
V. Seloferadum : L. Tembak
V. Morcum : L. Gigitan
V. Abrasio : L. Terkikis.

Jenis Jenis Luka

2. Luka Iatrogenik (Iatrogenic Wounds)


* Insisi / potongan untuk pembedahan
* Kateterisasi
* Potongan untuk cangkokan kulit

Jenis - Jenis Luka

3. Luka Kronik
a.
b.
c.
d.

(Chronic Wounds)

Decubitus (derajat 1,2,3 dan 4)


Gangren
Venous leg ulcer
Ulcer lainnya

Type Luka Menurut Cara Penyembuhannya

Luka Primer (1)


Luka rapih (Clean Wound)
- Luka pembedahan / operasi
- Casual wounds after freshening the wound edges

Tepi luka halus (Smooth Wound Edge)

Luka Sekunder (2)


Luka terkontaminasi (Contaminated Wound)
- Infeksi
- Kontaminasi dengan mikroorganisme pathogen
- Zat-zat asing
- Luka tusukan, peluru dan gigitan / sengatan

- Luka permukaan karena benda tajam


- Tidak ada kerusakan jaringan

Tepi luka retak/terbelah (Fissured Wound Edges)


- Luka dengan kantung

Luka baru (Fresh Wound)


- Berumur kurang dari 6 jam

- Luka nekrotik
- Luka cacat

Luka lama (Older Wounds)


- Berumur lebih dari 6 jam

Type Penyembuhan Luka

1. Penyembuhan Luka Primer (Primary Healing)


- Sisi-sisi luka dapat dengan mudah disatukan dan
sedikit kehilangan jaringan
- Luka akan tertutup dalam waktu 24 - 48 jam
- Dilakukan dengan wound closure strip (Plester)
atau dijahit
- Bekas luka minimal

Type Penyembuhan Luka

2. Penyembuhan Luka Sekunder


- sisi-sisi luka tidak rata
- luka sukar sembuh
- debridement
- menimbulkan bekas luka

PROSES PENYEMBUHAN LUKA


1. Respon Vascular
( Vasokonstriksi, Vasodilatasi, perubahan permeabilitas dinding kapiler,
kebocoran cairan dan migrasi sel-sel immune ke area luka )
2. Koagulasi
( Pembentukan jaringan fibrin dan scab )
3. Inflamasi
( Pertahanan kekebalan spesifik dan non spesifik )
4. Pembentukan Jaringan Baru
( Vaskularisasi, pembentukan jaringan konektif, granulasi, fibrinolisis,
kontraksi, epithelisasi, pembentukan bekas luka, remodelling )

Konsep Managemen Luka


Dasar - Dasar Perawatan Luka
1. Ekstraksi
zat-zat asing

2. Irigasi

3. Kompres
salep

5. Pengangkatan
jaringan mati
1. Jahitan pada
luka
2. Staples

Stimulasi

LUK
A

Penutupan
3. Plester peng ganti jahitan

Coverage /
Perlindungan

4. Arus
listrik
1. Dressing

4. Penge luaran

Pember sihan

1. Larutan
makanan
2. Faktor-faktor
pertumbuhan

3. Pengkondisian dengan
bahan dressing spesial

2. Dressing
siap pakai

3. Tubular Dressing

4. Perekat
jaringan
4. Film
Dressing

5. Special
Dressing

Konsep Managemen Luka


II. PERAWATAN LUKA

Obat-obat ter tentu yang


dapat
menggantikan
kekurangan
dari zat-zat
esensial yang
dapat menunda
penyembuhan,
dengan demiki
-an akan mem
-bantu proses
penyembuhan

Pencegahan infeksi dengan


pengangkatan
zat-zat asing dan kuman

Pembersihan
Stimulasi

LUK
A
Coverage /
Perlindungan

Mengurangi
celah luka,
sehingga
memungkinkan
Penutupan kerusakan jari ngan diperbaiki
dengan lebih
cepat

Dressing memelihara luka dari faktor


- faktor yang mengganggu

Konsep Managemen Luka


METODE PEMBERSIHAN
1. Ekstraksi Zat Asing :
Diangkat dengan forceps, dilakukan anestesi
2. Irigasi :
Dialiri larutan saline, untuk menghilangkan sisa-sisa jaringan mati, kuman
dan partikel-partikel kotor
3. Pengkondisian dengan bahan dressing spesial :
Kompress kasa + antiseptik
4. Pengeluaran : Surgical

Konsep Managemen Luka


METODE PEMBERSIHAN
5. Debridement
- Dilakukan 6 - 8 jam setelah terjadi luka
- Indikasi :
Untuk lesi jaringan lunak yang tidak dapat dilakukan operasi segera,
luka bakar, luka meradang, luka sukar sembuh

Konsep Managemen Luka


Penutupan Luka

1. SUTURING ( Penjahitan Pada Luka ) :


- Umur luka tidak lebih dari 12 jam
- Luka rapih, tidak ada infeksi
- Tepi luka dialiri darah dengan baik

2. STAPLES
- Menghemat waktu
- Penutupan insisi kulit yang panjang
- Kebanyakan digunakan bentuk U

PK-rw-743a.m11

Konsep Managemen Luka


Penutupan Luka

3. WOUND CLOSURE STRIPS


- Khusus untuk luka di wajah, anak-anak, pasien yang sensitif
- Hasil kosmetik sangat baik
- Tanpa rasa sakit

4. TISSUE GLUE
- Cyanoacrylate glue : untuk luka jaringan kering
- Fibrin glue : untuk jaringan yang lebih dalam
( hati, limpa, ginjal )

Konsep Managemen Luka


COVERAGE /
PERLINDUNGAN
- Tidak ada dressing yang bisa digunakan untuk semua jenis luka
- Pemilihan dressing tergantung dari :
* Karakteristik dan tipe luka
* Phase penyembuhan luka
* Lokasi luka di bagian tubuh
1.
2.
3.
4.
4.
5.

Simple dressing : compress & adhesive plaster strip


Tubular : tube net bandage plus compress
Transparent, self adhesive film dressing.
Dressing siap pakai : self adhesif.
Special dressing : hydroactive wound dressing
New concept dressing.

Konsep Managemen Luka


STIMULASI
1. LARUTAN MAKANAN / ELEKTROLIT
- Memperbaiki lingkungan luka yang diperlukan untuk penyembuhan
- Zat makanan untuk pertumbuhan sel-sel
- Biasa digunakan untuk perawatan luka bakar

2. GROWTH FACTOR
- Disekresi oleh macrophage dan platelet sebagai mediator endogen
yang mengatur proses granulasi dan epithelisasi
- Digunakan dalam kasus ulcers

Konsep Managemen Luka


STIMULASI
3. KOMPRES SALEP
- Asam Pantothenat dan Dexpanthenol
- Mengubah / mentransfer acetyl ke dalam kulit sehingga membantu
regenerasi dan proses epithelisasi
4. ARUS LISTRIK
Kutub Anoda ditempatkan di luka dan akan menarik sel-sel darah
putih, eksudat luka akan ditarik keluar dengan demikian luka akan
bersih

Konsep Managemen Luka


DRESSING

Penggunaan dressing untuk menciptakan kondisi yang optimal


sehingga mempercepat proses penyembuhan

- Melindungi luka dari :


*
*
*
*
*

Mikro organisme
Faktor mekanik ( tekanan, shock, friksi )
Pengaruh thermal eksternal dan kehilangan panas
Dehidrasi
Kontaminasi dan faktor-faktor kimia

Modern wound care


Evidence based on wound management

Old wound care


Traditional wound care

Teknologi; wound care

Kontinyu ; mempermudah wound care


Efektif dan efisien
Mengurangi waktu
Evidence Based

Evolusi Managemen Luka


BC

1980

Traditional
Gauze
Betadine
Rivanol, dll

1980

- 2000

2000+

Advanced
Moist Wound
Healing
Chronic & Acute

Tissue Engineering
Growth Factors
Antimicrobials
Enzymatics

Normal Wound Healing

Proliferation

Re-modelling

Inflammation

5ds

30ds

100ds

Abnormal peyembuhan luka


Proliferation

Re-modelling

Inflammation

5ds

30ds

100ds

GANGGUAN PEYEMBUHAN LUKA


LOKAL LUKA
Hypoxia
Hematoma/edema
Meningkatnya bakteri
Maserasi
Benda asing
Gesekan/pergeseran
Tekanan
Teknik

Gagal penyembuhan luka


Pasien
Penyakit (DM, jantung, ginjal, etc)
Anemia
Buruknya status nutrisi
Hypoalbumin
Obat-obatan
Infeksi/Sepsis
Usia
Perokok
Stress

Diagnosa luka

Luka akut: luka bakar, insisi, laserasi, abrasi,


tusuk, tembak , kontusio
Luka kronik: venous, arterial, diabetic,
pressure ulcer, akut > kronik
Malignance cutaneous
Fistula
Atypical wound
Luka pada populasi khusus

Wounds

Fistula enterokutaneus

Infeksi pada kasus HIV

Dehisence luka operasi

Luka diabetikum

luka Cancer

luka Pressure ulcer

Sensory neuropati

Motor neuropati

Luka neuropati

Luka neuropati

Venous ulcer

Arterial ulcer

Dehiscence wound

Atipical wound

Lingkungan luka yang


lembab
% luka infeksi
mengurangi
risiko infeksi

Khasa

CSD

Foam

Film

Hutchinson J, AM J Inf Cont, 2006

PENGKAJIAN LUKA

Penyebab luka
Gambaran luka
Gambaran komprehensif pasien
Faktor kontribusi
Komunikasi tenaga provider lain
Perawatan kontinyu
Informasi perawatan luka
Komponen rencana perawatan luka
Komplikasi dari luka

PENGKAJIAN AWAL

Riwayat pasien/keluarga
Pemeriksaan pada luka
Kaji proses penyakit, patologi penyebab,
pengobatan/perawatan, pengg. obat steroid,
& penyembuhan
Exp. diabetes fokus; glukosa darah, perfusi
oksigen, vaskularisasi, tekanan darah, obat,
aktivitas & diet.

Pemeriksaan fisik

Inspeksi kondisi kulit ; ujung kaki rambut


Amati area kulit, kuku dan rambut
Evaluasi skar, kulit berubah karena tekanan,
suhu, warna kulit, pengisian kembali kapiler,
denyut nadi, adanya kalus, rambut di
ektremitas bawah (arterial ulcer),
hemosederin (insufisiensi vena) dan edema

Pengkajian kondisi luka

Tergantung seting klinik


Minimal mencakup; patologi
penyebab, tipe luka, karakteristik
luka ; lokasi, ukuran, kedalaman,
eksudat, dan tipe jaringan

Elemen pemeriksaan luka

Lokasi, penyebab dan usia luka:


lokasi dan usia luka, exp: luka dekubitus di
trokhanter, lamanya mengalami luka, tipe ;
akut atau kronik, proses penyembuhan dan
gambarkan lokasi anatomi

Ukuran dan derajat

Penting utk kemajuan & kemunduran luka.


Pengukuran teratur; keakuratan, (lima hari
atau seminggu sekali); minimal P X L dan
kedalaman , dan atau derajat luka
Dokum : foto luka awal pengkajian s/d akhir
intervensi

Tunneling, undermining dan sinus tract

Kantong; luka dekubitus luas & infeksi, abses


Luka;terowongan/kantong/rongga dan atau fistula;
dpt memperlambat proses peyembuhan.
Sinus ; setelah pembedahan, neuropati, luka
arterial, diabetic
Manajemen; menstumulasi granulasi dan kontraksi
luka

Eksudat

Kumpulan cairan dalam luka.


Berupa serum, sel debris, bakteri dan lekosit.
Kering, basah, drainase atau non drainase
Dikaji; konsistensi, jumlah (minimal, sedang dan banyak ),
warna.
Macam ; serous (jelas atau kuning pucat), serosanguinous
(serous /bercampur darah), sanguinous (banyak
darah/berdarah)
Konsistensi; cair, kental, purulent dan seperti susu

Sepsis

Bakteri anaerob & bakteri gram Kaji ; eritema, hangat, edema, purulent/
meningkatnya drainase, indurasi, dan nyeri ++
Ada infeksi lokal/sistemik; perlu hasil laboratorium
(serum darah, biopsi & kultur)
Kaji perawatan sebelumnya
Eksudat > & baunya menyengat, kenal bau dari
luka bukan karena balutan
Bau dapat indikasi untuk frekuensi GV.
Pseudomonas , dan MRSA mudah dikenal oleh
para tenaga klinik yang terlatih

Sekeliling jaringan luka

Eritema & hangat indikasi infeksi


Iritasi, erosi, papula/pustula, kemungkinan
reaksi alergi dari bahan balutan
Palpasi (edema, indurasi (keras dan lunak
pada jaringan), & abses.
Amati sekeliling luka kontinyu u/ indikasi
intervensi.

Maserasi

Pada sekeliling luka sering kali


dilupakan oleh tenaga klinik.
luka terlalu basah & tampak warna
keputihan
Dapat juga manaj. eksudat kurang baik
Tidak cocok menggunakan obat seperti
krem
Pencegahan; frekuensi ganti balutan
dan pertimbangkan macam dressing

Epitelialisasi

Regenarasi epidermis pada permukaan kulit


Epitelialisasi bermigrasi dari pinggiran luka ditutupi
dengan epitelium yang akan tampak seperti mutiara atau
perak dan mengkilat, tipis dan mudah rapuh atau rusak
Pinggiran luka bila menyatu dia akan mudah dalam
granulasi jaringan, bila tidak, mungkin akan terjadi
seperti gulungan ke dalam dan atau ada rongga.
Luka ; pinggirannya menggulung ke dalam karena
kondisi luka kering, pertumb harus mencari bagian
yang lembab
Epitelialisasi dapat muncul pada pertengahan jaringan
luka jika ada folikel rambut atau adanya pertumbuhan
sel baru
Mengukur epitelialisasi ; prosentase epitelialisasi pada
sekeliling jaringan luka

Jaringan nekrotik, slough dan eskar

Nekrotik; jaringan mati, jaringan yg tidak


memiliki pembuluh darah u/ vaskularisasi dan
media berkembang biaknya proliferasi bakteri &
penghambat proses penyembuhan.
Jaringan nekrotik ;warna kuning, coklat, abuabu, atau hitam.
Nekrotik kuning sering disebut ; slough (sel yang
sudah mati).
Eskar jaringan mati kering, warna hitam

Nyeri

aspek penting pengkajian luka


mungkin infeksi, atau trauma
salah satu tanda sekunder dari infeksi
apakah serangan nyeri terjadi terusmenerus, pada saat debridement, berjalan,
dan atau disentuh, dll

Infeksi

Kultur bila ada gejala dan tanda infeksi


Infeksi; meningkatkannya eksudat,
kesembuhan lambat, contact bleeding, bau,
abnormal jaringan luka, kemerahan, hangat,
bengkak, dan nyeri

Indurasi

Jaringan abnormal agak keras pada margin


luka k/ konsolidasi edema jaringan.
Dapat diamati dengan menyentuh areanya ;
sukar / tidak dapat kembali berwarna pink

Sensasi

Dikaji sensasi nyeri, suhu, dan atau vibrasi,


vibratory perception threshold (VPT) untuk
mengukur progressive peripheral neuropathy.
Protective sensasi dengan menggunakan
monofilament test

Gambaran klinik luka tanpa


penyembuhan

Tidak ada jaringan granulasi sehat


Adanya nekrotik dan jaringan dasar luka tidak sehat
Eksudat berlebihan dan slough
Kurang adekuat suplai oksigen
Gagal reepitelialisasi
Nyeri yang persisten
Mudah rusak/kambuh pada luka
Tanda infeksi klinik

Evaluasi fase penyembuhan


luka

Fase inflamasi akut


Fase inflamasi kronik
Tidak ada fase inflamasi
Tidak ada fase prolifersi
Fase proliferasi akut
Fase proliferasi kronik

Evidence based

Topikal th/ untuk kritikal kolonisasi dan infeksi


Sorbact ;
Aktif untuk MRSA dan pseudomonas
(Hampton., 2006)

Anda mungkin juga menyukai