Anda di halaman 1dari 13

ANEMIA GIZI ZAT BESI & GAKI

OLEH
SRI WAHYUNI

Anemia Gizi Zat Besi


Tanda-tanda Klinis :
- Lelah, lesu, lemah, letih, lunglai (5L)
- Bibir tampak pucat
- Nafas pendek
- Lidah licin
- Denyut jantung meningkat
- Susah BAB
- Nafsu makan berkurang
- Kadang-kadang pusing
- Mudah mengantuk

Lanjutan
Data Lab : - Hb di bawah normal
- Anemia mikrositik hypokrom
Data konsumsi : kurang bahan makanan
daging (hewani) dan sayuranberwarna hijau

Dampak anemia kekurangan zat besi


Pada ibu hamil : - resiko morbiditas dan
mortalitas bagi ibu dan bayi tinggi
- melahirkan bayi BBLR dan prematur
Adanya korelasi erat antara Hb dan
kesanggupan anak belajar
Adanya korelasi erat antara kadar hb dan
kesanggupan atau prestasi kerja
Gangguan fungsi Hb yang merupakan alat
transport oksigen

Fortifikasi dan suplementasi


Suplementasi : - bila prevalensi tinggi
- Sulfas ferrosus
Fortifikasi : - Formula 8 12 mg besi /L
- Serealia (tepung beras dan
tepung gandum)
- Fortifikasi dengan vehikel bila
prevalensi tinggi
Kebutuhan: - bayi dan anak relatif tinggi
- Lahir 0,5 g besi
- Dewasa meningkat menjadi 5 g

Pengobatan
Sulfas ferrosus 3 X 10 mg/kg BB/hari
Hemokromatosis :
Penyebab : - Diet sehari-hari tinggi zat besi
- trasfusi darah yang berulang
Gejala : - adanya pigmentasi kulit, hepatomegali,
kadar zat besi serum yang tinggi
Pengobatan : - mengurangi masukan zat besi
- Venaseksi pada keadaan berat
- Pemberian deferoxamin

GAKY (gangguan akibat kekurangan yodium)

1. Kretin dengan kelaianan :


- perkembangan mental terhambat
- Pendengaran terganggu dan dapat menjadi
tuli dan bisu
- Perkembangan syaraf terganggu
(neuromotor)
2. Pembesaran kelenjer gondok (glandula
thyroides)

GAMBARAN KLINIK KRETIN


1. Manifestasi kerusakan syaraf (SSP):
Retardasi mental
Gangguan pendengaran
Gangguan neuromotor
2. Hipotiroidi :
- Hambatan pertumbuhan TB dan BB
- Myxoedema
- Hormon tiroid rendah
Robert McCarrison membedakan dua tipe kretin:
-type Myxoedema dan type neurologik

Pemeriksaan Kelenjer Gondok


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Orang (sampel) yang diperiksa berdiri tegak atau duduk


menghadap pemeriksa
Pemeriksa melakukan pengamatan di daerah leher depan
bagian bawah terutama pada lokasi kelenjer gondok
Amati apakah ada pembesaran kelenjer gondok
Kalau tidak ada, suruh sampel menengadah dan menelan
ludah, perhatikan
Pemeriksa berdiri di belakang sampel dan lakukan
palpasi
Menegakkan diagnosa

Klasifikasi pembesaran kelenjer gondok


1. Grade 0 (G0): Normal
2. Grade IA (G1)
Grade IB (G2)
3. Grade II (G3)
4. Grade III (G4)

Lanjutan
Prevalensi TGR =

Grade (IA+IB+II+III)

X 100 %

Banyaknya yang diperiksa


Prevalensi VGR =

Grade (IB+II+III)
Banyaknya yang diperiksa

X 100 %

Pengobatan
Pemberian iodium prophylaktik pada ibu
hamil
Pada anak-anak diberikan dosis
terapeutik hormon thyroxin dan didukung
dosis iodium sebagai tindakan follow up
Upaya preventip ada dua cara:
1. Penyuntikan depot Lipiodol IM dosis 2 ml
2. Distribusi garam dapur yang difortifikasi
dengan iodium (KJO3) dengan dosis
30.000 mg/kg garam

SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai