Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
REKAYASA GENETIKA
Oleh:
HANNI TSAAQIFAH
P051150071
PENDAHULUAN
Latar Belakang
RNA, terutama mRNA merupakan materi genetik yang mengkode suatu protein
(Moeljopawiro dkk, 1992). RNA total dapat di isolasi dari sel dengan menambahkan
enzim DNase yang berfungsi untuk mendegradasi DNA. Isolat RNA yang baik
merupakan syarat untuk penelitian yang berkaitan dengan ekspresi gen. Haris et al.
(2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa analisis ekspresi dari suatu tanaman
baik identifikasi maupun pengujian pola ekspresinya merupakan tahapan penting untuk
mendapatkan informasi tentang fungsi gen.
Dalam Central dogma dikatakan bahwa informasi biologi bermula dari DNA ke
RNA kemudian ke protein. Pemakaian cDNA dalam beberapa kegiatan molekular
cenderung lebih aman dibandingkan RNA (mRNA) secara langsung. Hal ini dikarena
kestabilan dari RNA itu sendiri yang mudah sekali terdegradasi oleh RNase. Sehingga
untuk berkerja dengan RNA secara langsung menjadi kurang efisien karena
membutuhkan tingkat kehati-hatian yang cukup tinggi. Oleh karena itu, cara yang
dianggap paling efektif dan efisien ketika ingin berkerja dengan RNA, yaitu dengan
menggunakan sekuens komplemen dari mRNA tersebut yang selanjutnya dalam
prosesnya menghasilkan cDNA. Pustaka cDNA hanya mengandung sekuen yang
terekspresi dalam bentuk mRNA dalam suatu kondisi tertentu menjadikan suatu
kelebihan tersendiri. Aplikasi analisis cDNA telah dilaporkan pada penelitian Chen
(2012) dalam mengetahui ekspresi gen dari virus TMV pada tanaman tembakau.
Lebih lanjut, pada konstruksi pustaka cDNA memerlukan RNA dependent DNA
polymerase berupa RT PCR atau Reverse Transcriptase PCR, dimana merupakan teknik
yang digunakan untuk membuat cDNA (complementary DNA) dengan RNA sebagai
template-nya. Proses ini adalah kebalikan dari transkripsi DNA menjadi RNA yang
umum terjadi pada makhluk hidup, sehingga dinamakan reverse transcription
(transkripsi terbalik) (Zhang, et al., 2010). Di alam proses ini hanya terjadi pada virusvirus tertentu ketika menyisipkan materi genetiknya yang berupa RNA ke dalam genom
inangnya. Mengingat pentingnya teknik analisis ekspresi gen tersebut maka praktikum
kali ini dilakukan isolasi RNA, serta analisis ekspresi gen pada daun tembakau
transgenik yang mengandung gen Mmpma.
: 1,25 l
Formamid
: 12,5 l
Formaldehid
: 4,375 l
: 6,875 l
ekson2 aktin dari tembakau masing-masing primer yang digunakan sebanyak 0.25 l
dan ddH2O sebanyak 3.5 l. Kondisi PCR terdiridari17 siklus.
Real Time PCR
Sampel yang telah diukur dengan menggunakan nanodrop untuk mengetahui
konsentrasi cDNA sampel yang didapat kemudian di sesuaikan sehingga menjadi 50
ng/l. Campuran berisi 1l sampeldan 9l mix Real Time PCR, yang kemudian di PCR
hingga 17 siklus.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur isolasi RNA harus dilakukan dalam kondisi RNase-free. Sampel daun
tembakau yang diisolasi RNAnya harus bebas dari kontaminasi dengan ribonucleases
(RNase). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko
mengekspos sampel dari Dnases eksternal dan Rnases. Peralatan yang dipergunakan
harus terlebih dahulu diautoklaf atau ditreatment (disemprot ethanol 70%) untuk
mencegah kontaminasi RNase. Perlakuan dengan larutan 0,1% diethyl pyrocarbonate
(DEPC) yang berfungsi menginaktivasi nuklease juga dapat dilakukan.
Isolasi RNA dengan Reagen Trizol
Pada praktikum ini digunakan daun tembakau yang dihaluskan menggunakan
mortar. Secara garis besar, isolasi RNA melalui 5 tahapan yaitu: 1). Homogenisasi, 2).
Separasi, 3) Presipitasi RNA, 4). Pencucian RNA, 5). Redissolving RNA. Tahap
homogenisasi, sampel serbuk daun tembakau ditambah reagen Trizol. Proses separasi
dilakukan dengan penambahan chloroform ke dalam sampel yang telah dihomogenisasi.
Setelah disentrifuge, sampel akan terpisah menjadi 2 bagian: bagian atas adalah fase air
(bening) & bagian bawah adalah sel yang rusak (coklat tua), diantara kedua fase
tersebut terdapat padatan berwarna putih susu. Fase air mempunyai volume sebesar 70%
dari volume reagen Trizol yang digunakan. RNA berada dalam fase air tersebut.
Memasuki tahap presipitasi, fase air diambil kemudian ditambah dengan isopropanol.
Fungsi isopropanol adalah untuk membantu presipitasi RNA. Pellet RNA baru akan
terlihat, setelah dilakukan sentrifuge. Pellet RNA berwarna putih susu. Setelah itu pellet
RNA dicuci dengan menggunakan DEPC.
RNA
kemudian
dianalisis
konsentrasinya
dengan
menggunakan
A 260
A 280
Kemurnian
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0,390
0,897
0,281
0,463
0,432
0,362
0,104
0,357
0,668
0,295
0,212
0,320
0,284
0,254
0,088
0,303
0,473
0,227
1,32
1,44
1,52
1,42
1,18
1,17
1,41
1,30
Konsentrasi
(g/ml)
2184
4984
1573,6
2592,8
2419,2
2027,2
582,4
1999,2
3740,8
1652
Hasil elektroforesis RNA total menunjukkan adanya pita RNA yang semir putih
tipis pada 9 kelompok. Hasil yang semir menunjukkan bahwa RNA total yang diisolasi
mempunyai kemurnian yang masih rendah (mengacu pada tabel 1), kondisi tersebut
masih kurang bagus digunakan sebagai cetakan untuk sintesis cDNA total. Pita RNA
total pada daun tembakau kemungkinan adalah rRNA yang terdapat pada mitokondria
dan kloroplas yang berukuran 23S, 16S, dan 5S. untuk kelompok 7 migrasi RNA tidak
terlihat, kemungkinan disebabkan karena proses isolasi RNA kurang berhasil sehingga
jumlah RNA sangat rendah. Hal ini mengacu mengacu pada tabel 1, dimana kelompok 7
kuantitas RNAnya hanya 582,4 g/ml. Tentu berbeda jauh dengan kelompok lain yang
mencapai angka ribuan.
Gambar 1. Hasil visualisasi RNA total daun tembakau menggunakan elektroforesis gel
agarosa 1% (1-10: sampel kelompok 1-10)
Sintesis cDNA
Pada tahap ini hasil isolat RNA selanjutnya akan dipakai untuk pembentukan
cDNA. Dalam Central dogma dikatakan bahwa informasi biologi bermula dari DNA ke
RNA kemudian ke protein.Pada praktikum ini cDNA total telah berhasil disintesis
melalui transkripsi balik dengan menggunakan RNA total sebagai cetakan (tabel 2).
Dengan primer oligo-dT, hanya mRNA yang dapat disintesis menjadi cDNA karena
mempunyai poliA pada ujung 3 sedangkan rRNA dan tRNA tidak mempunyai
Teramplifikasinya cDNA dengan primer ActF dan ActR menunjukkan bahwa sintesis
cDNA total melalui proses transkripsi balik telah berlangsung dengan baik. Hasil dari
sintesis cDNA dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil uji cDNA menggunakan nanodrop.
Konsentrasi
cDNA
836.9
785.8
829.7
1006.8
834
778.7
796.7
815.5
818.9
10
824.2
Kelompok
Gambar 2. Grafik Real Time/Q PCR, A. grafik aktin tanaman tembakau, b. grafik
sampel cDNA Tembakau transgenik.
1
2
Sampl
e
Name
1
2
4
5
6
4
5
6
8
9
8
9
10
10
Channe
l
Ct
Fitting Ekspres
Ct Fitting
sampe sampe
i
actin actin
l
l
sampel
0
0
0
0
0
0
33.2
0
2
137
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
30.6
0
0
108
0
0
0
0
0
0
0
35.8
0
3
60
0
Berdasarkan data pada tabel 3, Untuk mengetahui apakah gen SOD terekspresi
atau tidak, maka dilakukan penghitungan ct dengan merasiokan antara ct sampel / ct
aktin, dimana hasil akhir menujukkan angka 0. Artinya pada praktikum ini ekspresi dari
gen SOD pada tanaman tembakau transggenik tidak berhasil. Hasil tersebut mengacu
pada grafik maupun data dimana cDNA pada semua sampel tidak muncul. Hasil ini
berkaitan dengan hasil isolat RNA pada tahap awal yang masih kurang murni sehingga
bis ajadi berdampak pada tahap berikutnya.
KESIMPULAN
Pada saat melakukan isolasi RNA perlu kehati-hatian karena sifat dari RNA yang
single strand sangat rentan dan mudah terdegradasi. Secara umum isolasi RNA
dilakukan dengan tahapan 1). Homogenisasi, 2). Separasi, 3) Presipitasi RNA, 4).
Pencucian RNA, 5). Redissolving RNA. Pada praktikum isolasi RNA ini digunakan
reagen trizol.
Pada praktikum ini berhasil melakukan isolasi RNA meskipun hasil yang
diperoleh semir, namun hal tersebur menunjukkan bahwa terdapat RNA dengan
kemurnian yang rendah. Hasil ini sebenarnya belum begitu baik sebagai template
sintesis cDNA. Pustaka cDNA dapat diperoleh dari mengisolasi mRNA dari suatu
jaringan tanaman sebagai hasil ekspresi dari sebuah gen target.